Saturday, March 6, 2010

Bukan Karena Perbuatan Baik


BUKAN KARENA PERBUATAN BAIK


Ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata: "Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" Jawab Yesus: "Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah." Kata orang itu kepada-Nya: "Perintah yang mana?" Kata Yesus: "Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." Kata orang muda itu kepada-Nya: "Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?" Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya. Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." Ketika murid-murid mendengar itu, sangat gemparlah mereka dan berkata: "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?" Yesus memandang mereka dan berkata: "Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin." ( Matius 19:16-26 )


Banyak orang tidak merasa perlu percaya kepada Yesus, karena merasa sudah banyak berbuat baik dan “tidak pernah “ melakukan dosa dan kejahatan. Mereka menganggap perbuatan baik atau amal akan menyelamatkan mereka dari hukuman Allah dan membawa mereka masuk sorga.

Hal ini juga diterima dan dipahami oleh seorang muda yang kaya, yang menanyakan pada Yesus tentang perbuatan baik yang harus ia lakukan agar mendapatkan hidup yang kekal. Yesus pertama-tama memperbaiki pandangannya yang salah dengan mengajarkan bahwa hanya ada Satu yang baik yaitu Allah saja ( Bdk Markus 10:18 ). Setiap perbuatan baik yang manusia lakukan tidak dapat memenuhi tuntutan atau standar Allah. Perbuatan baik berdasarkan standar Allah adalah hidup sesuai dengan Taurat yang dirangkum dalam hukum mengasihi sesama manusia. Pemuda itu dengan angkuh tetapi juga keliru, berkata bahwa ia sudah melakukan seluruh tuntutan Taurat. Ternyata ia belum memahami esensi Taurat, yaitu hidup dalam anugerah. Buktinya ia menolak ajakan Yesus untuk menjual hartanya dan memberikan semuanya kepada orang miskin agar dapat mengikut Yesus. Taurat bagi anak muda itu sekedar alat untuk mendapatkan pembenaran, bukan otoritas Allah untuk ditaati dengan hati bersyukur.

Kisah orang muda itu dijadikan Yesus sebagai pelajaran yang berharga bagi murid-murid-Nya agar mereka jangan dikuasai oleh harta. Fokus hidup orang yang dikuasai oleh harta bukanlah Allah dan kehendak-Nya, tetapi harta itu sendiri sebagai penjamin hidup mereka ( Bdk Matius 6:24 ). Tanpa mengakui diri sebagai orang berdosa yang diperbudak harta, serta bertobat, mustahil seseorang dapat masuk kedalam Kerajaan Sorga. Sebaliknya hidup yang kekal ( kerajaan sorga) adalah kasih anugerah Allah semata yang diterima, disadari, dan direspons dengan ucapan syukur.

Perbuatan baik dan punya banyak harta tidak membuat kita menjadi anak Tuhan. Hanya kasih anugerah Allah semata yang menyelamatkan. Namun orang yang sudah diselamatkan pasti senang berbuat baik dan suka berbagi kepada sesama.


Soli Deo Gloria.


No comments:

Post a Comment