Sunday, November 28, 2010

Memahami Isi Hati Tuhan Melalui Jawaban Doa : “ Kesaksian Tim Misi GKI Kayu Putih “




Memahami Isi Hati Tuhan Melalui Jawaban Doa : “ Kesaksian Tim Misi GKI Kayu Putih “



Sikap Orang Percaya dalam Membangun Komunikasi dengan Tuhan Melalui Doa-doanya.

Dalam membangun komunikasi yang hidup dengan Tuhan dibutuhkan sikap iman sebagai berikut:

a. Rendah hati.


Artinya kita harus menempatkan diri sebagai pemohon dan Tuhan adalah Penjawab permohonan kita. Menyadari bahwa kita sedang mengkomunikasikan diri dengan Tuhan yang Mahakuasa tetapi yang begitu akrab untuk dihampiri sebagai Bapa di dalam Yesus Kristus, Tuhan kita.

b. Mempercayai Tuhan


Kita datang bukan kepada ilah yang asing, dan menakutkan, tetapi kepada Tuhan Penyelamat dan Penolong hidup kita. Kemahakuasaan Tuhan tidak membuat manusia menjadi ketakutan dengan kekuatan asing yang tak dikenalnya, tetapi berjumpa dengan Tuhan yang perduli dan mengasihi serta memahami kenyataan diri kita.

c. Keterbukaan hati untuk mengenal kasih sayang Tuhan melalui jawaban doa-doa kita kepada-Nya.


Terbuka untuk mengenal Tuhan dengan lebih dalam lagi melalui jawaban-jawaban doa yang kita terima. Melalui jawaban Tuhan terhadap doa-doa kita, kita pun diasah menjadi lebih peka untuk mengenali kebaikan, tuntunan, pembentukan dan hikmat Tuhan. Oleh karena itu apapun jawaban doa kita, di sana kita belajar untuk melihat makna jawaban itu dari sudut pandang Tuhan dan bukan keinginan hati atau tuntutan diri kita sendiri.

Sikap yang perlu dipersiapkan orang percaya pada saat menunggu jawaban doa yang bisa saja merupakan proses panjang yang mesti dijalani sebelum kita memahami jawaban Tuhan terhadap permohonan kita adalah:

  • Jangan pernah menjadi tawar hati.
  • Menjalani seluruh proses dengan sepenuh hati walaupun itu bukan yang kita maui.
  • Terbuka kepada rancangan-Nya melalui seluruh proses beriman kita kepada Tuhan.

Memahami Isi Hati Tuhan Melalui Jawaban doa


Pertama :

Melalui jawaban doa kita bertemu dengan rencana Allah yang hendak dijelaskan-Nya dalam hidup kita. Kadang kita sendiri terpana takjub ketika pada akhirnya kita melihat bahwa apa yang sedang kita lakukan atau orang lain lakukan merupakan bagian dari rancangan Allah yang mengenal dan mempedulikan kita.

Salah satu contoh yang sungguh menakjubkan adalah apa yang dialami oleh Tim Misi GKI Kayu Putih waktu perjalanan ke Merdey di Papua pada tgl. 18-21 Maret 2007 yang lalu. Segenap anggota tim sebenarnya sudah mempunyai tiket seminggu sebelum berangkat. Rencananya tim akan menginap semalam di Manokwari sebelum besoknya (tgl.19/3) berangkat ke Merdey dengan pesawat MAF. Tetapi 3 hari sebelum berangkat seorang anggota Tim mendapat sms dari Dr. Eka Widrian bahwa pesawat MAF baru bisa berangkat tgl. 21/3/07. Ia tertegun membacanya sebab itu berarti mereka akan berada 3 hari tanpa kerja di Manokwari. Mau merubah tanggal tidak bisa sebab tiket yang dibeli dengan harga promo tidak bisa ditukar ataupun ganti nama. Dengan perasaan bingung tim harus menerima kenyataan ini. Tetapi kemudian datang tawaran untuk melawat ke MOMI sebagai pengisi waktu luang sekaligus studi banding terhadap sekolah yang dibangun oleh Yayasan PESAT di sana. Tawaran ini agak melegakan sebab berarti tim GKI Ka-Put tidak nganggur 3 hari di Manokwari. Perjalanan Manokwari -MOMI sekitar 8 jam pulang-pergi, melewati sungai-sungai yang dalam dan gundukan batu-batu besar sampai badan rasanya terguncang-guncang di mobil Landrover yang ditumpangi.

Ketika sampai di sana tim mendapati bahwa ada 51 jiwa, guru-guru dan anak-anak asrama yang sedang berada dalam pergumulan doa akan kelangsungan hidup dan karya mereka di sana, sebab donatur yang selama ini mendukung sudah selesai dengan janji imannya dan untuk bulan April belum ada lagi donatur yang baru.

Jadi kedatangan Tim GKI Ka-Put bagi mereka merupakan jawaban Tuhan atas doa-doa mereka karena waktu Tim Misi GKI Ka-Put melakukan perjalanan ke pedalaman ada beberapa donatur yang menitipkan dukungan dana dan sebagian dari dukungan dana tersebut itulah yang disampaikan oleh tim kepada mereka.

Ketika Tim Misi keluar dari MOMI rasa takjub itu masih terus membayangi diri mereka. Betapa rancangan Tuhan itu menakjubkan dan melampaui pemikiran manusia. Sesuatu yang tampaknya unplanned ternyata suatu perjumpaan yang luar biasa indah dan meneguhkan syukur kita kepada Tuhan akan kebesaran dan kasih setia-Nya. Bayangkan, bagaimana bisa sebuah Tim Misi GKI KAYU PUTIH bertemu dengan pelayanan Tim PESAT tanpa direncanakan dan justru di sana mereka menyadari bahwa Tuhan memelihara karya kasih-Nya di bumi ini dan kita yang dipercaya menjadi alat dalam karya-Nya yang besar akan terus menyaksikan betapa Maha-Besar dan Maha Setia Tuhan itu.

Kedua :

Jawaban doa menuntun kita untuk tidak memakai doa dan jawaban-Nya sebagai alat pemuas kebutuhan kita. Kita dituntun melalui doa dan jawabannya untuk makin menghargai keleluasaan Tuhan untuk memperkenalkan diri-Nya.

Doa Tuhan Yesus di Taman Getsemani merupakan sebuah doa kepercayaan sempurna. Walau dengan gentar dan takut, Yesus mempercayai bahwa kehendak Bapa-Nya adalah yang terbaik bagi hidup-Nya. Banyak kali kita membangun kehidupan doa sebagai jalan keluar dari permasalahan kita dengan cara meminjam tangan kuasa Tuhan untuk membereskan problema hidup kita. Salahkah memohon apa-apa yang menjadi kebutuhan diri kita? Tentu saja tidak, setiap orang boleh memohon apa yang ingin disampaikannya kepada Tuhannya. Tetapi melalui jawaban doa kita mengalami pembelajaran yang indah untuk mengenal siapa Tuhan,Bapa yang kepada-Nya kita datang sebagai pemohon.


Ketiga :

Kita diajar untuk mengenali dan mensyukuri sebuah hubungan kasih sayang dari seorang Bapa dengan anak-Nya. Karena itu doa adalah komunikasi aktif dan dialogis antara kita dengan Bapa kita yang di surga. Matius 7:7-11, Lukas 18:1-8 menekankan betapa sebuah upaya yang sungguh-sungguh dari seorang pemohon merupakan sikap Kristiani yang sesungguhnya dalam membangun hubungan dengan Tuhannya. Tetapi perikop ini jangan disalahartikan sebagai cara agar Tuhan menuruti kemauan kita melainkan menekankan tentang sikap proaktif dari orang percaya dalam membawa permohonannya kepada Tuhan dimana ia mesti datang dengan sebuah ketekunan serta keyakinan dan bukan datang dengan sikap pasif atau rasa ketakutan.Yohanes 15: 7 dan Yoh 15:9-16 dengan sangat jelas menyatakan bahwa doa merupakan permohonan yang akan diungkapkan secara benar dan sesuai dengan keinginan Tuhan apabila kita membangun rasa mencintai dan mentaati kehendak Tuhan.

Kita datang sebagai sahabat dan permohonan kita mengikuti petunjuk perintah-Nya yang kita renungkan, gumuli dan taati dalam kehidupan kita. Dengan hubungan seperti ini maka permintaan kita pastilah tidak mengarah kepada keinginan kita sendiri tetapi pada apa yang Tuhan ingini. Maka pengabulan doanya pun pasti dikarenakan kita sudah dituntun untuk memohon apa yang sesuai dengan isi hati Tuhan. Namun yang sulit adalah ketika kita harus belajar mencari, menemukan dan mencintai Tuhan dalam seluruh perjalanan hidup beriman kita. Tuhan kiranya selalu menolong dan memampukan kita untuk membangun hubungan doa yang akrab dan penuh penyerahan diri kepada-Nya.


Penutup


Besar harapan kami bahwa melalui tulisan dan kesaksian ini kita kembali diingatkan untuk membangun hubungan yang indah dengan Tuhan melalui permohonan doa kita dan respon iman kita terhadap jawaban doa dari Tuhan. Kita diajak untuk lebih menyadari bahwa doa merupakan sebuah pembelajaran bagi orang percaya untuk secara aktif dan terbuka belajar lebih mengenal Dia yang sudah mengenal kita dengan sempurna. Mari berjalan dan bertumbuh terus dalam iman kepada-Nya. Sebab setiap pembelajaran pertumbuhan iman melalui doa dan jawabannya, kita akan makin memiliki sukacita sebagai anak-anak yang dikasihi Bapa di surga, yang tidak akan memberikan batu kalau anak-Nya meminta roti dan tak akan memberikan ular bagi yang meminta ikan sebab Dia tahu apa yang kita perlukan dan yang baik bagi hidup kita.


Amin.


Soli Deo Gloria

Monday, November 22, 2010

Ia Yang Lebih Utama Dalam Segala Sesuatu


Ia Yang Lebih Utama Dalam Segala Sesuatu


“Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia. Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu”. ( Kolose 1:15-18 )


Surat Rasul Paulus ditujukan kepada jemaat di Kolose yang pada waktu itu berada dalam situasi yang membingungkan, dengan kehadiran guru-guru palsu dengan berbagai ajarannya yang menyesatkan. Surat ini ditulis untuk mengarahkan dan memberi pegangan bagi anggota jemaat dari berbagai cobaan yang dihadapi. Oleh sebab itu, jemaat patut memahami dan mengerti dengan benar hakekat dan kuasa Tuhan Yesus.

Jika Yesus Kristus dikatakan sebagai “gambar Allah”, maka yang patut ditekankan disini bahwa “gambar” itu adalah bayangan-peta-persamaan. Ia merupakan pernyataan sekaligus hakekat dari Allah itu sendiri. Sebab Allah telah menyatakan diri-Nya dalam Yesus Kristus. Ia yang sulung berarti terlebih dahulu ada dari segala ciptaan dan Ia dipisahkan dari segala ciptaan. Segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Manusia dapat mengenal Allah melalui Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat dunia. Kepercayaan dan penyembahan terhadap kuasa-kuasa duniawi, kuasa kegelapan adalah sia-sia belaka. Hal itu membawa manusia dalam kegelapan dosa dan kebinasaan. Tetapi Allah dalam karya pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib, menyelamatkan manusia dan dunia ini.

Jemaat yang hidup di dalam Kristus adalah mereka yang taat dan setia kepada-Nya. Bagaikan “tubuh”, jemaat tidak dapat berjalan sendiri tanpa kepalanya yaitu Yesus Kristus. Ada hubungan yang begitu dekat antara Gereja dan Yesus Kristus sebagai kepala-Nya. Ketaatan dan kesetiaan umat itu penting, supaya umat Tuhan tidak mudah terpengaruh dan goyah terhadap berbagai godaan ajaran sesat. Jemaat harus tetap teguh berpegang kepada Firman Tuhan dan mengutamakan-Nya.


Doa : Kuatkanlah hati kami ya Roh Kudus, agar kami mampu menghadapi kebingungan dan kesesatan yang ada disekitar kami. Dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa..Amin.


Tuhan Adalah Roh


TUHAN ADALAH ROH

“ Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran." Jawab perempuan itu kepada-Nya: "Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami." ( Yohanes 4:23-25 )


Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus !


Allah adalah Roh. Allah bukan manusia. Ia tidak tampak oleh mata jasmaniah. Ia hanya dapat dilihat dengan iman. Ia hanya dapat didekati melalui kehidupan spiritual yang benar. Yohanes mencatat ucapan Yesus, ketika perempuan Samaria meminta pendapat Yesus tentang diri-Nya. Yesus berkata : “ Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian “ ( Yohanes 4:23 ). Ucapan Yesus itu menunjuk pada realitas spiritual. Hubungan Allah dengan manusia itu diletakkan Yesus dalam alur berpikir tentang spiritualitas. Mengapa hal itu dikaitkan dengan roh manusia ? Alkitab memberikan dua kesaksian utama :

  1. Allah menghembuskan nafas (roh) ke dalam lubang hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi mahluk yang hidup ( Kejadian 2:7 ).
  2. Manusia hidup bukan dari roti saja; tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN ( Bdk. Ul 8:3; Mat 4:4; Luk 4:4 ).

Kedua pernyataan Alkitab itu menunjuk pada makna kehidupan spiritualitas. Makanan dan minuman adalah materi pembangun tubuh biologis. Akan tetapi tubuh yang sehat tidak dapat menjamin pemiliknya mampu bertahan terhadap berbagai permasalahan kehidupan. Kekuatan jasmaniah tidak akan sanggup mempertahankan kehidupan pemiliknya. Manusia tergantung dari ketahanan spiritual, ketangguhan mental dan kemantapan iman. Jika seseorang memiliki iman yang mantap, spiritualitas yang tinggi dan mental yang tangguh, maka meskipun masalah menyerang bertubi-tubi ia pasti sanggup bertahan dan mampu mengatasinya.

Kemampuan spiritual itu hanya dapat bertumbuh, jikalau orang percaya membangun dan membina hubungan dengan Allah. Dalam proses menyatu (manunggal) dengan Allah hanya oleh iman melalui Kristus; maka Allah mengalirkan kekuatan Roh-Nya, sehingga manusia mengalami kuasa Allah. Ketika manusia mengalami kuasa Roh Kudus, ia memiliki kemampuan spiritual untuk mengatasi dan menghadapi masalah yang sedang mengancam.

Perempuan Samaria dikejutkan oleh pernyataan Yesus Kristus. Orang Samaria sama seperti orang Yahudi, mereka menyembah Allah berdasarkan tradisi yang diwariskan secara turun temurun. Ibadah penyembahan bagi orang-orang itu merupakan suatu tradisi. Padahal yang dimaksudkan Yesus “menyembah dalam roh” berarti menerima Yesus Kristus selaku TUHAN dan Perantara manusia di hadapan Allah. Yesus Kristus adalah Firman Allah yang inkarnasi menjadi manusia yang dikandung dari Roh Kudus. Karena Firman Allah adalah Allah sendiri, maka Yesus Kristus adalah Allah yang inkarnasi menjadi manusia. ( Bdk. Yoh 1:1, Yoh 1:14, Mat 1:18-20).

  • “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah” ( Yohanes 1:1 )

  • “ Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran” ( Yohanes 1:14 )

  • “Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus” ( Matius 1:18-20 )

Yesus hendak menekankan, bahwa Ibadah umat Perjanjian Baru terpusat ( berkiblat) pada diri-Nya. Yesus Kristus adalah pusat ibadah Gereja. Dahulu, dalam Perjanjian Lama ibadah umat Allah berpusat pada sistem persembahan korban dan Bait Allah. Tetapi setelah kehadiran Yesus Kristus, tidak ada lagi imam-imam perantara, sebab Yesus Kristus adalah Imam Agung yang mempersembahkan diri-Nya sendiri selaku korban penghapus dosa. Tidak ada lagi anak domba yang tidak bercacat cela, sebab Yesus Kristus sendirilah Anak Domba Allah yang membasuh dosa manusia. Kematian-Nya telah merobek “tirai” Bait Allah yang memisahkan manusia. Semua yang berbeda disatukan. Semua yang “jauh” dijadikan “dekat” di dalam Tuhan. Kristus Yesus adalah Allah yang inkarnasi menjadi manusia yang mempersatukan manusia dengan manusia dan manusia dengan Allah.


Saudara Yang Dikasihi Tuhan Yesus !


Tradisi memang baik dalam usaha mengembangkan Gereja. Tetapi orang Kristen suka memakai tradisi untuk mempertahankan kepentingannya. Yesus tidak menentang tradisi yang baik dan benar. Yesus mau mengatakan, bahwa tradisi itu baik, motivasi manusialah yang dapat memanfaatkan tradisi untuk kepentingan sendiri.Tradisi dapat dipolitisir untuk mencapai tujuan. Tradisi pun dapat menghalangi suatu prosesi penyembahan yang benar terhadap Allah.

Jika tradisi Yahudi dipakai, maka keselamatan tidak dapat mencapai berbagai suku bangsa, sebab menurut tradisi Perjanjian Lama, keselamatan hanya diperuntukkan bagi orang Israel saja. Melalui kehadiran Kristus Yesus, Allah membuat terobosan baru. Kristus Yesus menjadi jalan masuk bagi semua orang dari berbagai suku bangsa kepada Allah. Melalui Kristus Yesus setiap orang dapat datang kepada Allah, sekalipun tanpa perantara.

Sekarang ketika Kristus Yesus datang ke dalam dunia, seluruh tradisi yang menunjuk pada Kristus telah dipenuhi-Nya. Dengan demikian semua orang dapat sampai kepada Bapa. Kita bersyukur atas karya Kristus yang agung dan mulia itu. Amin.


Doa : Bapa, kami bersyukur bahwa Engkau telah mengaruniakan kepada kami Yesus Kristus sebagai Tuhan, Perantara dan Juruselamat kami. Di dalam Kristus kami berdoa dan bersyukur kepada-Mu...Amin.


Sunday, November 7, 2010

Anak Manusia Dalam Awan-Awan Kemuliaan Sorgawi


Anak Manusia Dalam Awan-Awan Kemuliaan Sorgawi


“ Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia.Di mana ada bangkai, di situ burung nazar berkerumun." "Segera sesudah siksaan pada masa itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit dan kuasa-kuasa langit akan goncang. Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. ( Matius 24:27-30 )


Agaknya tidak seorangpun mengartikan kilat sebagai sesuatu yang menyenangkan. Sebaliknya kita pasti melihatnya sebagai sesuatu yang mengerikan, berbahaya, dan bisa menimbulkan ancaman serius. Energi yang dipancarkan oleh kilat dapat menghasilkan tegangan listrik sampai ratusan ribu volt.

Tuhan Yesus memakai kilat untuk menggambarkan kedatangan-Nya dengan dua pengertian yang paradoks. Untuk memahami, mari simak kisah ini. Seorang hamba Tuhan bersaksi tentang pelayanannya di daerah terpencil. Acap kali ia harus berjalan melalui daerah sepi, gelap, dan mungkin berbahaya, atau paling tidak menimbulkan rasa takut. Suatu kali dalam kegelapan luar biasa Tuhan menjawab doanya dengan kilat. Sepanjang perjalanan gelap melalui tempat sepi, cahaya kilat yang sambung menyambung memancar menerangi perjalanan si hamba Tuhan hingga ia tiba ke tujuan dengan selamat. Sebaliknya, sambaran kilat di wilayah pemukiman yang terkenal dengan kilatnya di musim hujan telah membuat banyak penghuni menderita kerusakan televisi, telepon, atau komputer.

Yesus datang kelak bukan lagi sebagai Anak Manusia bersahaja, tetapi dalam gambaran visi Daniel yaitu Anak Manusia dalam awan-awan kemuliaan sorgawi. Yesus datang dalam kemuliaan Bapa-Nya dan dengan para malaikat-Nya. Yesus menggambarkan dirinya sebagai Terang Dunia. Ia datang untuk mengenyahkan kegelapan. Siapapun yang membuka hidup kepada-Nya akan diubah oleh kasih dan kuasa penebusan-Nya. Ini kontras dari si jahat dan para pengikutnya yang keadaan dan sifatnya yang tepat digambarkan dengan kegelapan. Ketika Ia datang lagi kelak, seluruh kasih, kuasa, dan kemuliaan-Nya akan terlihat penuh. Saat itu pancaran kilat kemuliaan-Nya akan sedemikian dahsyat sehingga membawa kesukaan bagi umat milik-Nya. Kepenuhan terang-Nya akan mengenyahkan tuntas dengan sempurna semua yang gelap dan jahat. Sebaliknya, kemuliaan-Nya akan membuat mereka yang tidak menerima-Nya menerima penghakiman yang mengerikan.

Kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya kelak bukan lagi mengawali, tetapi mengakhiri. Yaitu dengan dampak untuk merampungkan keselamatan bagi mereka yang percaya kepada-Nya, dan menghukum mereka yang menolak-Nya. Jika ingin bersuka dalam terang kedatangan-Nya, mari berpihaklah kepada-Nya sekarang.


Soli Deo Gloria