Sunday, October 31, 2010

Kesaksian dan kisah nyata bukti pertolongan Tuhan : "Renungan indah tentang jalan Tuhan yg tak pernah kita duga...dan selalu indah pada waktunya "


Kesaksian dan kisah nyata bukti pertolongan Tuhan : "Renungan indah tentang jalan Tuhan yg tak pernah kita duga...dan selalu indah pada waktunya "

Oleh : Andy F. Noya.

Malam itu saya gelisah. Tidak bisa tidur. Pikiran saya bekerja ekstra keras. Dari mana saya bisa mendapatkan uang sebanyak itu? Sampai jam tiga dini hari otak saya tetap tidak mampu memecahkan masalah yang saya hadapi. Tadi sore saya mendapat kabar dari rumah sakit tempat kakak saya berobat. Menurut dokter, jalan terbaik untuk menghambat penyebaran kanker payudara yang menyerang kakak saya adalah dengan memotong kedua payudaranya. Untuk itu, selain dibutuhkan persetujuan saya, juga dibutuhkan sejumlah biaya untuk proses operasi tersebut.Soal persetujuan, relatif mudah.

Sejak awal saya sudah menyiapkan mental saya menghadapi kondisi terburuk itu. Sejak awal dokter sudah menjelaskan tentang risiko kehilangan payudara tersebut. Risiko tersebut sudah saya pahami. Kakak saya juga sudah mempersiapkan diri menghadapi kondisi terburuk itu. Namun yang membuat saya tidak bisa tidur semalaman adalah soal biaya. Jumlahnya sangat besar untuk ukuran saya waktu itu. Gaji saya sebagai redaktur suratkabar tidak akan mampu menutupi biaya sebesar itu. Sebab jumlahnya berlipat-lipat dibandingkan pendapatan saya. Sementara saya harus menghidupi keluarga dengan tiga anak. Sudah beberapa tahun ini kakak saya hidup tanpa suami. Dia harus berjuang membesarkan kelima anaknya seorang diri. Dengan segala kemampuan yang terbatas, saya berusaha membantu agar kakak dapat bertahan menghadapi kehidupan yang berat. Selain sejumlah uang, saya juga mendukungnya secara moril. Dalam kehidupan sehari-hari, saya berperan sebagai pengganti ayah dari anak-anak kakak saya.

Dalam situasi seperti itu kakak saya divonis menderita kanker stadium empat. Saya baru menyadari selama ini kakak saya mencoba menyembunyikan penyakit tersebut. Mungkin juga dia berusaha melawan ketakutannya dengan mengabaikan gejala-gejala kanker yang sudah dirasakannya selama ini. Kalau memikirkan hal tersebut, saya sering menyesalinya. Seandainya kakak saya lebih jujur dan berani mengungkapkan kecurigaannya pada tanda-tanda awal kanker payudara, keadaannya mungkin menjadi lain. Tapi, nasi sudah menjadi bubur. Pada saat saya akhirnya memaksa dia memeriksakan diri ke dokter, kanker ganas di payudaranya sudah pada kondisi tidak tertolong lagi. Saya menyesali tindakan kakak saya yang "menyembunyikan" penyakitnya itu dari saya, tetapi belakangan -- setelah kakak saya tiada -- saya bisa memaklumi keputusannya. Saya bisa memahami mengapa kakak saya menghindar dari pemeriksaan dokter. Selain dia sendiri tidak siap menghadapi kenyataan, kakak saya juga tidak ingin menyusahkan saya yang selama ini sudah banyak membantunya. Namun ketika keadaan yang terbutruk terjadi, saya toh harus siap menghadapinya. Salah satu yang harus saya pikirkan adalah mencari uang dalam jumlah yang disebutkan dokter untuk biaya operasi.

Otak saya benar-benar buntu. Sampai jam tiga pagi saya tidak juga menemukan jalan keluar. Dari mana mendapatkan uang sebanyak itu? Kadang, dalam keputus-asaan, terngiang-ngiang ucapan kakak saya pada saat dokter menganjurkan operasi. "Sudahlah, tidak usah dioperasi. Toh tidak ada jaminan saya akan terus hidup," ujarnya. Tetapi, di balik ucapan itu, saya tahu kakak saya lebih merisaukan beban biaya yang harus saya pikul. Dia tahu saya tidak akan mampu menanggung biaya sebesar itu.

Pagi dini hari itu, ketika saya tak kunjung mampu menemukan jalan keluar, saya lalu berlutut dan berdoa. Di tengah kesunyian pagi, saya mendengar begitu jelas doa yang saya panjatkan. "Tuhan, sebagai manusia, akal pikiranku sudah tidak mampu memecahkan masalah ini. Karena itu, pada pagi hari ini, aku berserah dan memohon Kepada-Mu. Kiranya Tuhan, Engkau membuka jalan agar saya bisa menemukan jalan keluar dari persoalan ini." Setelah itu saya terlelap dalam kelelahan fisik dan mental

Pagi hari, dari sejak bangun, mandi, sarapan, sampai perjalanan menuju kantor otak saya kembali bekerja. Mencari pemecahan soal biaya operasi. Dari mana saya mendapatkan uang? Adakah Tuhan mendengarkan doa saya? Pikiran dan hati saya bercabang. Di satu sisi saya sudah berserah dan yakin Tuhan akan membuka jalan, namun di lain sisi rupanya iman saya tidak cukup kuat sehingga masih saja gundah.

Di tengah situasi seperti itu, handphone saya berdering. Di ujung telepon terdengar suara sahabat saya yang bekerja di sebuah perusahaan public relations. Dengan suara memohon dia meminta kesediaan saya menjadi pembicara dalam sebuah workshop di sebuah bank pemerintah. Dia mengatakan terpaksa menelepon saya karena "keadaan darurat". Pembicara yang seharusnya tampil besok, mendadak berhalangan. Dia memohon saya dapat menggantikannya.

Karena hari Sabtu saya libur, saya menyanggupi permintaan sahabat saya itu. Singkat kata, semua berjalan lancar. Acara worskshop itu sukses. Sahabat saya tak henti-henti mengucapkan terima kasih. Apalagi, katanya, para peserta puas. Bahkan pihak bank meminta agar saya bisa menjadi pembicara lagi untuk acara-acara mereka yang lain. Sebelum meninggalkan tempat workshop, teman saya memberi saya amplop berisi honor sebagai pembicara. Sungguh tak terpikirkan sebelumnya soal honor ini. Saya betul-betul hanya berniat menyelamatkan sahabat saya itu. Tapi sahabat saya memohon agar saya mau menerimanya. Di tengah perjalanan pulang hati saya masih tetap risau. Rasanya tidak enak menerima honor dari sahabat sendiri untuk pertolongan yang menurut saya sudah seharusnya saya lakukan sebagai sahabat. Tapi akhirnya saya berdamai dengan hati saya dan mencoba memahami jalan pikiran sahabat saya itu. Malam hari baru saya berani membuka amplop tersebut. Betapa terkejutnya saya melihat angka rupiah yang tercantum di selembar cek di dalam amplop itu. Jumlahnya sama persis dengan biaya operasi kakak saya! Tidak kurang dan tidak lebih satu sen pun. Sama persis!

Mata saya berkaca-kaca. TUHAN, Engkau memang luar biasa. Engkau Maha Besar. Dengan cara-MU, Engkau menyelesaikan persoalanku. Bahkan dengan cara yang tidak terduga sekalipun. Cara yang sungguh ajaib!

Esoknya cek tersebut saya serahkan langsung ke rumah sakit. Setelah operasi, saya ceritakan kejadian tersebut kepada kakak saya. Dia hanya bisa menangis dan memuji kebesaran Tuhan. Tidak cukup sampai di situ. Tuhan rupanya masih ingin menunjukkan kembali kebesaran-Nya. Tanpa sepengetahuan saya, Surya Paloh, pemilik harian Media Indonesia tempat saya bekerja, suatu malam datang menengok kakak saya di rumah sakit. Padahal selama ini saya tidak pernah bercerita soal kakak saya. Saya baru tahu kehadiran Surya Paloh dari cerita kakak saya esok harinya. Dalam kunjungannya ke rumah sakit malam itu, Surya Paloh juga memutuskan semua biaya perawatan kakak saya, berapa pun dan sampai kapan pun, akan dia tanggung. TUHAN Maha Besar!

Tuhan YESUS mengasihi Anda..


Tuesday, October 19, 2010

Ajarilah Anak Mencintai Yesus


Ajarilah Anak Mencintai Yesus


“Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan mendoakan mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. Tetapi Yesus berkata: "Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga." Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan kemudian Ia berangkat dari situ.” ( Matius 19:13-15 )


Secara umum kita selalu berpikir dan bekerja untuk memberi kesejahteraan kepada keluarga apalagi jika ada anak-anak di dalamnya. Kita menyerahkan tugas pengajaran agama Kristen kepada pelayan anak di dalam gereja. Pemahaman demikian telah mendorong kita mencukupi kebutuhan material dan intelektual anak, saja. Lalu kita melupakan kebutuhan rohani mereka yang mana hal tersebut tidak kalah penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Sebagai orang tua mari kita mengevaluasi diri untuk merenungkan fungsi dan peran kita sebagai orangtua dalam membina dan membangun kepribadian anak/anak-anak menuju masadepan.

Tuhan Yesus berekata : “ Biarlah anak-anak itu datang kepada-Ku, janganlah menghalang-halangi mereka” ( Matius 19:14). Memang kita tidak pernah menghalangi anak untuk bertemu dengan Tuhan Yesus. Itu benar ! Akan tetapi pemahaman itu tidak disertai dengan perilaku hidup sehari-hari. Bagaimana mungkin seorang anak mengikuti ibadah sekolah Minggu, jika orangtua tidak mengantarnya ke Gereja atau ke tempat kegiatan sekolah Minggu di sektor ? Kita rindu anak-anak diberkati Tuhan Yesus. Kerinduan itu telah dinyatakan ketika kita mengantar anak-anak untuk menerima tanda perjanjian : Baptisan. Di depan banyak saksi kita mengucapkan janji : Bersedia menjadi teladan dan membimbing anak-anak sampai mereka mengakui Kristus Yesus selaku Tuhan dan Juruselamatnya. Padahal, dalam realisasinya, kita kurang berinisyiatif mendorong anak-anak menghadiri kegiatan ibadah. Oleh karena itu, sebagai orang tua marilah kita mengubah sikap kita sehingga kita dapat menjadi fasilitator serta motivator, supaya anak-anak kita selalu mencintai Yesus dengan mengikuti ibadah-ibadah.


Doa : Bapa , ajar dan bimbinglah kami sebagai orang tua untuk mendidik anak-anak kami untuk selalu mencintai Yesus dan rindu untuk mengikuti ibadah-ibadah. Dalam Kristus kami berdoa. Amin


Thursday, October 14, 2010

BAPTISAN ANAK



Refleksi Teologis

BAPTISAN ANAK

“Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus. Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita." ( Kisah Rasul 2:38-39 )

A. Kata Pengantar

Haruskah anak-anak kecil dibaptis ? Atau, haruskah orang-orang tua yang beriman menunda pelayanan baptisan anak sampai mereka sendiri mulai bisa percaya ? Tentang hal ini ada beberapa perbedaan pendapat. Bahkan ini terjadi di kalangan orang-orang Kristen yang mengasihi Tuhan Yesus dengan sepenuh hati dan mau hidup menurut ketetapan Firman-Nya.
Ada yang berpendapat bahwa baptisan anak adalah sesuatu hal yang tidak baik. Misalnya dari golongan Injili, Gereja Baptis atau Penthakosta/ Kharismatik. Tetapi ada juga yang berkeyakinan bahwa baptisan anak adalah perintah Allah. Menurut pendapat mereka yang mendasarkan diri pada Alkitab, semua anak-anak orang percaya harus menerima tanda baptisan.
Pendapat manakah yang benar ? Dalam artikel ini penulis akan meneliti apa yang difirmankan Tuhan tentang permasalahan ini. Firman Allah, bukan sejarah gereja, harus menentukan apa yang benar. Bukan berarti sejarah gereja tidak penting, melainkan Firman Allah sajalah yang meyakinkan dan memutuskan kebenaran permasalahan ini. Jadi, Firman Tuhan merupakan titik tolak bagi kita.
Dewasa ini merajalela ajaran baru yang mengatakan bahwa baptisan bayi (anak-anak) yang dilaksanakan di dalam gereja-gereja Protestan tidak syah (valid) dan tidak Alkitabiah. Mereka mengajarkan bahwa baptisan yang syah (valid) dan menurut Alkitab adalah ketika seorang telah menjadi dewasa dan harus “diselamkan” ke dalam sungai, kolam, danau, bak air, dll.Oleh karena itu, kita perlu memberi penjelasan yang bersifat teologis dan alkitabiah tentang arti, makna, hakekat dan kedudukan baptisan yang dilaksanakan oleh gereja-gereja Protestan sebagai institusi (lembaga Kristus). Tujuannya untuk meneguhkan iman semua warga gereja tentang nilai dan berkat yang dia terima melalui baptisan, dan dengan demikian tak seorangpun dari mereka jatuh kepada tipuan dan rayuan sesat yang meminta mereka menerima kembali baptisan berulang-ulang, hanya oleh karena ketidaktahuannya tentang makna baptisan ini. Baptisan adalah salah satu sakramen yang kita imani dan yakini di dalam Alkitab yang adalah Firman Allah. Sakramen adalah tanda dan meterai yang kudus serta kasatmata, yang telah ditetapkan oleh Allah. Melalui penerimaan sakramen, diterangkan-Nya dan dimeteraikan-Nya kepada kita secara lebih jelas lagi janji Injil, yaitu bahwa Dia menganugerahkan kepada kita pengampunan semua dosa dan hidup yang kekal, hanya berdasarkan rahmat, karena kurban Kristus yang satu- satunya, yang telah terjadi di kayu salib.

B. Etimologi Baptisan

Kata Baptisan berasal dari kata Yunani, yaitu bapto, atau baptizo yang memiliki arti membersihkan atau membenamkan atau mencelupkan yang artinya :
  1. to dip : mandi, masuk ke dalam air,mencedok air
  2. immerce : membenamkan, mencelupkan
  3. to cleance or purify by washing = membersihkan atau memurnikan melalui pembasuhan
Dari makna kata baptisan tersebut jelaslah kepada kita bahwa pembersihan dalah makna yang penting dari sakramen baptisan. Alkitab menggunakan sitilah baptis” baik secara literal maupun secara figuratif. Sebagaimana yang dinyatakan dalam makna kiasan (metafora) di dalam Kis 1:5, dimana dinyatakan kelimpahan dari anugerah yaitu Roh Kudus. Dan juga di dalam Luk 12:50, dimana makna baptisan disini menyatakan penderitaan Kristus dalam kematian-Nya.
Sebaliknya di dalam Perjanjian Baru, pada pihak lain akar kata dari asal mula kata baptisan (etimologi baptisan) diambil kata baptizo, tidak menuntut selam, misalnya pembaptisan Roh juga digambarkan sebagai “pencurahan” (Kis 2:33, bd Yes 36:25,26). Dalam istilah gerejawi, bagaimanapun juga, ketika istilah baptis, baptisan digunakan tanpa kata yang bersyarat, adalah bermaksud menunjuk kepada sakrament pembersihan yang mana olehnya jiwa disucikan dari dosa dan pada saat yang sama air tersebut dicurahkan (dituangkan) kepada tubuh. Banyak istilah lain dari baptisan telah digunakan sebagai deskripsi sinonim untuk baptisan baik di dalam Alkitab dan umat Kristen mula-mula seperti permandian kelahiran kembali, pencerahan, tanda materai dari Allah, air Allah untuk hidup yang kekal, sakramen Trinitas, dan sebagainya. Di dalam bahasa Inggris, istilah Kristen adalah biasa digunakan untuk baptis. Maksudnya kata Kristen menunjuk hanya kepada akibat dari baptisan, yaitu menjadikan seseorang menjadi umat Kristen.

C. Defenisi Baptisan

Katekismus gereja Roma (Ad parochos, De bapt.,2,2,5) mendefenisikan baptisan sebagai berikut : “ Baptisan adalah sakramen kelahiran kembali oleh air di dalam firman.”(per aquam in verbo). St. Thomas Aquinas memberikan istilah ini : “Baptisan adalah penyucian luar daripada tubuh, yang diselenggarakan dengan ketentuan firman”.
Secara umum para teolog kemudian membedakan defenisi sakramen ini secara formal yaitu antara fisik dan metafisik.Oleh para teolog sebelumnya, mereka mengerti formula sakramen ini mengungkapkan tindakan penyucian dan upacara doa Tritunggal. Kemudian oleh para teolog memberikan defenisi baptisan adalah : Sakramen kelahiran kembali” , atau pernyataan Kristus yang mana kita lahir kembali kepada kehidupan rohani. Istilah “regenerasi” atau kelahiran kembali membedakan baptisan dari setiap sakramen lainnya, karena meskipun penebusan dosa memperbaharui manusia secara rohani (spiritual), agaknya ini lebih dimaksudkan kepada suatu kesadaran membawa kembali dari kematian daripada suatu kelahiran kembali secara jasmani (rebirth).
Baptisan menjadikan kita sebagai orang Kristen; dan itu diartikan bahwa kita sudah dilahirkan dari air dan Roh Kudus kepada hidup oleh anugerah. Sedangkan baptisan disisi lain ditentukan untuk memberikan anugerah kepada manusia suatu hidup rohani yang mula-mula, untuk mengubah mereka dari status seteru (musuh) Allah, menjadi status pengangkatan sebagai anak-anak Allah.
Pengertian baptisan menurut katekismus Roma, adalah kombinasi dari pengertian phisik dan metaphisik. Sakramen “kelahiran kembali” (regenerasi) adalah esensi metaphisik dari sakramen, sedangkan esensi phisiknya diungkapkan oleh bagian kedua dari defenisi baptisan yaitu pencucian dengan air (unsurnya) disertai dengan doa Trinitas Kudus (formulanya). Dengan demikian baptisan adalah : peristiwa sakral (suci) yang mana kita dilahirkan kembali dari air dan Roh yaitu kita menerima suatu kehidupan baru dan rohani dan menerima martabat pengangkatan sebagai anak-anak Allah dan ahli waris kerajaan sorga”.
Tuhan Yesus Kristus telah menetapkan permandian lahiriah (baptisan Kudus) ini disertai janji yaitu : sebagaimana tubuh kita pasti dibasuh secara lahiriah oleh air, yang biasa dipakai untuk menghilangkan kotoran tubuh, sepasti itu pula kita telah dibasuh dengan “darah dan Roh-Nya “ dari kecemaran jiwa kita, yaitu mendapat pengampunan semua dosa kita dari Allah, berdasarkan rahmat, karena darah Kristus yang telah ditumpahkan-Nya bagi kita pada kayu salib, dan pembaruan oleh Roh Kudus serta pengudusan oleh-Nya menjadi anggota tubuh Kristus .(Bdk Kis 2:38, Mat 28:19, 1 Pet 3:21, Rm 6:3-4).

D. Formula dan Unsur Baptisan

D.1. Formula Baptisan

Formula satu-satunya dan diharuskan dari baptisan yang valid (syah) adalah : “ Aku membaptismu(atau orang ini dibaptis) dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.” Ini adalah formula baptisan yang diberikan oleh Kristus kepada murid-murid-Nya ( Mat 28 : 19). Di dalam pelayanan sakramen baptisan kudus tentunya penting menggunakan kata “baptis”, jikalau tidak upacara baptisan tersebut tidak valid (syah). Hal ini adalah yang tetap dilakukan oleh gereja-gereja baik Latin dan Yunani untuk membuat pemakaian kata baptis sebagai bentuk formula baptisan. St. Ambrose (De Myst, IV) menyatakan : “Kalau seorang telah dibaptis tidak di dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dia tidak akan mendapat pengampunan dari dosa-dosanya.” St. Cyprian, menolak validitas dari baptisan yang diberikan hanya dalam nama Kristus saja, dimana ia menegaskan bahwa pemberian nama dari seluruh Pribadi Allah Tritunggal diperintahkan oleh Tuhan. ( in plena et adunata Trinitate ). Dan bapak-bapak gereja percaya bahwa para rasul membaptis orang percaya dengan formula nama Allah Tritunggal (Bapa dan Anak dan Roh Kudus) karena itu diperintahkan langsung oleh Tuhan Yesus Kristus sebagai kepala gereja sebelum Dia terangkat kesorga (Bdk.Mat 28 :19, Mark 16 : 16-20). Pernyataan yang sama banyak dinyatakan oleh penulis-penulis primitif, seperti St.Jerome (IV,in Matt), Origen (de Princ., i,ii), St.Athanasius (Or.iv,Contr.Ar), St.Augustine (De Bapt.,vi,25).

D.2. Unsur Baptisan

Dalam sakramen baptisan unsur alami yang digunakan adalah air yang benar. Beberapa dari bapak-bapak gereja mula-mula, seperti Tertullian (De Bapt.,i) dan St. Augustine menyebutkan adalah bidat-bidat yang menolak air secara keseluruhan sebagai unsur pokok dari baptisan”. Alkitab adalah begitu positif di dalam pernyataannya yaitu menggunakan air alami dan benar untuk baptisan. St. Augustine secara positif menyatakan bahwa tidak ada baptisan tanpa air (Tr.XV in Joan). Tidakkah kita melihat apa yang dikatakan Kristus begitu jelas dalam Injil Yoh 3:5 ?
Unsur alamiah dalam baptisan adalah air. Para teolog mengatakan kepada kita secara konsekuen bahwa biasanya orang akan menyatakan bahwa air adalah unsur yang sah (valid) untuk baptisan, apakah air dari air laut, air minum, air sumur,air sungai, jernih atau keruh, segar atau asin, panas atau dingin. Air yang diperoleh dari es yang mencair adalah valid (sah).

E. Baptisan Mengganti Sunat

Apa yang diwujudkan pada Perjanjian Lama oleh tanda sunat, pada masa kini diwujudkan oleh tanda baptisan. Ada kesejajaran. Baptisan pun merupakan tanda perjanjian, tanda materai janji Allah akan pengampunan dosa. Sunat adalah tanda bahwa orang selalu terikat dengan Allah (“ Aku akan menjadi Allahmu”). Demikianlah halnya dengan baptisan (Mat 28:19). Dengan kata lain, menjadi manusia Allah Tritunggal, karena terikat dengan Bapa, Anak dan Roh Kudus.
Dalam Kejadian 17 menunjukkan bahwa sunat pertama-tama mewujudkan tanda rohani. Kedua, mempunyai arti kebangsaan. Bahwa sunat bersifat kebangsaan, yang mencirikan keanggotaan bangsa Israel, tidak dapat disangkal. Umat Israel pemilik sunat tersebut disamakan dengan bangsa Israel (PL). Dalam Kej 17 : 10,11,13,14 sunat disamakan dengan perjanjian yang dibuat oleh Abraham (Bnd Kis 7:8). Artinya, sunat menandai gerakan yang penuh kasih karunia dari Allah menuju manusia. Selanjutnya Perjanjian Lama berbicara tentang sunat sebagai materai”( Rm 4:11) atas pemberian kebenaran Allah. Karena itu sunat menjadi tanda kasih karunia dimana Allah memilih dan menandai orang-orang milik-Nya. Abraham adalah pokok zaitun yang asli yang ditanam TUHAN YAHWEH. Sebagai bapak orang beriman, Abraham dipilih Allah dan memberikan tanda perjanjian” dengan keturunannya yaitu sunat”. Keturunan Abraham adalah bangsa Israel, umat pilihan Allah. Perjanjian sunat bekerja atas dasar kesatuan rohani antar anggota rumah tangga dan kepalanya( Bdk.Kel 38:8, Im 10:14, Im 12:2-6,Ul 13:6). Yang artinya atas dasar kesatuan rohani antar anggota rumah tangga dan kepalanya ini, maka seisi rumah baik laki-laki maupun perempuan menjadi anggota dari perjanjian tersebut dan menjadi umat Israel yaitu umat pilihan Allah, keturunan Abraham (Bil 18:19). “ Perjanjian itu diadakan antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun” (Kej 17:7). Allah memisahkan bangsa Israel umat pilihan-Nya dari bangsa lain supaya anak laki-laki Israel tidak mengambil wanita kafir menjadi istrinya dan juga anak perempuan Israel haruslah kawin dengan seorang dari salah satu kaum yang termasuk suku ayahnya yaitu suku Israel (Bdk.Bil 36:8). Dalam perjanjian sunat, hanya anak laki-laki keturunan Abraham yang disunat yang akan menjadi kepala dalam rumah tangganya sebagai milik pusaka TUHAN. Sunat Israel adalah pertanda kedudukan di hadirat Allah, dan bahwa kasih karunia Allah mendahului perbuatan manusia”. Dalam masa Perjanjian Lama, pergaulan dengan Allah dan pengampunan dosa serta hidup yang kekal hanya bisa diwujudkan oleh orang yang “bukan hanya bersunat, tetapi juga mengikuti jejak iman Abraham, bapa leluhur kita, pada masa ia sebelum disunat”( Bdk. Rom 4:12, Yoh 4:1-26, Yoh 8:56). Perjanjian Allah dengan Abraham tidak dihentikan, tetapi tanda perjanjian itu yakni sunat,yang diberikan Allah dalam Kejadian 17 ,itulah yang dihentikan.
Dalam suratnya kepada jemaat di Galatia, Paulus melawan kaum penyesat,bidat-bidat (Bdk. Gal 2:4,8 16-21). Mereka menuntut sunat bagi orang Kristen. Bukan dalam pengertian arti sunat, melainkan tanda lahiriah yang mereka alami, yakni sunat (Bdk. Rm 2:28,29). Apa yang diwujudkan pada Perjanjian Lama oleh tanda sunat,pada masa kini diwujudkan oleh tanda baptisan sebagai materai dari kebenaran berdasarkan Iman. Ada kesejajaran. Baptisan pun tanda perjanjian, tanda materai janji Allah akan pengampunan dosa. Jika kita memperhatikan cara Rasul Paulus membandingkan sunat dan baptisan, maka jelas bahwa bagi orang Kristen, baptisan telah ditetapkan untuk menggantikan sunat.( Bdk. Rm 6:1-14, Kolose 2 : 11-12 ). Dalam baptisan baik baptisan bayi (anak-anak) orang percaya maupun baptisan dewasa (orang kafir yang bertobat dan percaya oleh penginjilan) jelaslah terlihat bahwa :” Bukan kita yang yang memilih Tuhan, melainkan Tuhanlah yang memilih kita“(Bdk.Yoh 15:16). Dalam karya pelepasan-Nya, Allah senantiasa berjalan di depan manusia. Sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita, Ia telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus ( Eff 2:1-10).
Dibawah ini saya akan mencatumkan perbandingan antara sunat dan baptisan sbb: 

Perjanjian Lama :
  • Sebelum Kristus
  • Sunat
  • Sifat sementara : Hukum Taurat 
  • Anak-anak Allah ( Bapa )
  • Hamba-hamba Taurat 
  • Belum akil balig 
  • Terbatas pada Israel ( Yahudi )
  • Posisi khusus untuk tanah Kanaan 
Perjanjian Baru : 

 • Sesudah kelahiran Kristus
• Baptisan
• Sifat tak sementara : Injil yang kekal (kelepasan)
• Anak-anak Allah (Bapa)
• Akil balig, dewasa
• Baik “Yahudi dan Yunani”
• Gereja tersebar di seluruh dunia 


Maka ,setiap orang yang dibaptis menerima kebenaran dan kehidupan kekal berdasarkan iman, karena ia bersama dengan Kristus. Jadi, hanya oleh iman saja seseorang dapat memperoleh apa yang ditandakan dan dimateraikan melalui baptisan berkenaan dengan dikuburkan dan dibangkitkan bersama dengan Kristus, yaitu janji-janji Allah : kemenangan atas maut,kemenangan atas iblis,pengampunan dosa,kemurahan Allah, Kristus seutuhnya, karunia Roh Kudus dan pemberian-pemberian-Nya yaitu kekuatan untuk menekan manusia lama, kebahagiaan yang kekal dan kesukaan yang kekal.

F. Apakah Baptisan Anak Berlawanan Dengan Markus 16:16 ?

Para penentang baptisan anak-anak biasanya menunjuk kepada Markus 16:16 yang berbunyi : “ Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.” Dari ayat ini, bukankah jelas-demikianlah menurut mereka-bahwa harus percaya dulu baru kemudian dibaptis ?
Jika kita mau menyelidiki nas ini secara seksama, maka kita harus menilai kondisi pada saat Yesus mengungkapkan kalimat ini. Kondisinya sebagai berikut : Tuhan Yesus telah mengutus kesebelas murid-Nya untuk mengabarkan Injil Kerajaan Sorga. Dia yang adalah Tuhan dan Raja, berkata : “ Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada seluruh mahluk”. (Markus 16:15 ). Selanjutnya Dia berkata : “ Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan….”
Para murid harus memberitakan Yesus Kristus. Hanya jika orang percaya kepada Yesus, maka mereka boleh melayankan baptisan. Bagaimana mungkin seseorang yang tidak percaya bisa menerima tanda dan materai, bahwa ia telah diangkat ke dalam perjanjian Allah dan bahwa ia telah dipersatukan dengan Kristus, yakni berbagian dalam kematian dann kebangkitan-Nya ? Bagaimana mungkin seorang yang tidak percaya dapat menerima tanda dan materai pengampunan dosa ? Memang tidak bisa.
Dengan demikian baptisan anak tidaklah salah. Nas ini sama sekali tidak ditujukan kepada baptisan anak-anak, sebab Tuhan Yesus berbicara tentang baptisan berkenaan dengan pemberitaan Injil. Pemberitaan Injil memang tidak ditujukan kepada anak-anak kecil yang belum mengerti, tetapi kepada orang-orang dewasa yang bisa mengerti isi pemberitaan itu. Orang-orang tersebut hanya boleh menerima tanda dan meterai perjanjian Allah jika mereka sungguh-sungguh percaya dan berjanji untuk hidup saleh dalam perjanjian itu.
Jadi Rasul Petrus tidak berlawanan dengan Markus 16:16, ketika ia berkata tidak lama setelah Tuhan Yesus terangkat ke sorga : “ Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu…” (Kis 2 :39 ). Rasul Paulus pun tidak salah ketika ia membaptiskan Lidia yang beriman itu bersama-sama dengan seisi rumahnya, seluruh keluarganya ( Kis 16:15). Lidia memang harus percaya sebelum dibaptis. Demikian halnya dengan kepala penjara di Filipi. Karena setelah ia bertobat, ia bersama-sama keluarganya dibaptiskan ( Kis 16:33). Kis 16 :31 menyatakan, “ Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu…”. Dan lagi, Paulus menceritakan bahwa ia telah membaptiskan keluarga Stefanas ( 1 Kor 1:16 ).

G. Anak-anak Dibaptiskan Agar Memperoleh Karunia Roh Kudus.

Pada masa Perjanjian Lama Allah tidak memberikan janji-Nya hanya kepada orang dewasa saja, karena anak-anak Israel pun menerima janji Allah dan karenanya menerima tanda perjanjian. Jika janji Allah pada masa kini tidak berlaku bagi anak-anak kecil, maka kita harus menyimpulkan adanya satu perubahan besar dalam sifat perjanjian. Jika ada perubahan sebesar itu, maka Allah pasti telah menyatakan adanya perubahan itu dengan jelas, bukan ?
Jika seseorang menolak baptisan anak berdasarkan anggapan bahwa pada masa kini Allah tidak memberikan janji-janji-Nya kepada anak-anak kecil, maka dia harus menunjukkan secara jelas bagian Alkitab yang menyebutkan tentang perubahan tersebut. Keharusan tersebut membuktikan hal ini bukan bagi pihak yang menerima baptisan anak, melainkan kepada pihak yang menolaknya. Karena orang Kristen yang menerima baptisan anak-anak bertitik tolak dari kenyataan bahwa Tuhan masih tetap mengadakan perjanjian-Nya dengan orang-orang percaya dan anak-anak mereka.
Apakah Perjanjian Baru menyatakan secara jelas bahwa anak-anak orang percaya termasuk jemaat Kristus dan bahwa janji pengampunan dosa berlaku juga bagi mereka ? Mari kita melihat Kisah Para Rasul 2:39. Di situ Rasul Petrus berkata kepada orang-orang Yahudi (ayat 22 ), yaitu umat perjanjian Allah yang hidup pada masa itu: “ Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita. Janji apakah yang dimaksudkannya ? Bagian ini secara jelas ( Kis 2:38) menunjuk kepada janji pengampunan dosa dan karunia Roh Kudus.
Rasul Paulus pun memandang anak-anak orang percaya sebagai anggota-anggota jemaat Kristus. Misalnya dalam Efesus 1:1 dikatakan, “…kepada orang-orang kudus di Efesus, orang-orang percaya dalam Kristus Yesus”. Selanjutnya dia juga berbicara secara khusus kepada anak-anak, “ Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikan”. ( Efesus 6:1). Hal ini terjadi hanya oleh karena Allah telah mengikatkan diri-Nya kepada mereka dan memberikan janji pengampunan dosa serta Roh Kudus kepada mereka. Jadi, anak-anak ini telah diangkat ke dalam perjanjian oleh karena kasih karunia-Nya.
Dengan demikian kita melihat bahwa baptisan anak-anak bisa diterima sebagai perintah Tuhan Allah dalam firman-Nya. Perintah ini memang tidak tersurat dalam salah satu nas, melainkan tersirat dalam perjanjian Allah dengan bangsa-Nya (dengan umat-Nya). Dan dengan demikian, dapat dikatakan bahwa baptisan anak-anak merupakan hal yang sangat penting. Sebab semua hal yang diperintahkan Allah merupakan hal yang penting bagi kita. Ada beberapa hal penting berkenaan dengan ajaran Alkitab mengenai baptisan anak ini sebagai berikut :
  1. Dalam baptisan anak-anak ini jelas terlihat bahwa bukan kita yang memilih Tuhan, melainkan Tuhanlah yang telah memilih kita. Dalam karya pelepasan-Nya, Allah senantiasa berjalan di depan manusia. Sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita, Ia telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus ( Bdk Efesus 2:1-10 ). Jadi, baptisan bukan satu tanda dan meterai kepercayaan kita, melainkan tanda meterai janji-janji Allah.
  2. Tentang anak-anak orang percaya yang menerima tanda perjanjian ini, menekankan pertanggungjawaban orang tua untuk mendidik anak-anak mereka untuk “takut akan Tuhan”. Pendidikan yang baik akan mendorong anak-anak sehingga semakin mereka bertumbuh, semakin membalas kasih Allah dengan kasih dan kepercayaan mereka.
  3. Tanda baptisan memperlihatkan bahwa anak-anak telah menerima segala janji Allah, sekaligus harus memenuhi tuntutan perjanjian itu. Jika setelah mereka beranjak dewasa dan kemudian tidak percaya, maka mereka sendiri telah memutuskan perjanjian itu. Sebagai orang yang mengingkari perjanjian, mereka akan menerima hukuman yang lebih berat.
  4. Seseorang yang telah dibaptis sejak kecil boleh melihat kasih Allah yang memberikan janji-janji-Nya itu. Jika dalam pertumbuhannya dia mulai percaya, tetapi ada pergumulan dengan dosa-dosanya dan keragu-raguannya, maka dia mendapat topangan yang kuat oleh karena baptisan anak yang diterimanya. Karena Tuhan Allah telah berfirman kepadanya pada waktu masih kecil : “ Engkaulah anak-Ku ; Aku senantiasa akan membasuh dosa-dosamu dalam darah Kristus”. Oleh sebab itulah setiap orang percaya dapat mengangkat kepalanya.

H. Kesimpulan dan Penutup

Haruskah anak-anak kecil juga dibaptis ?
Jawab : Ya, harus. Mereka termasuk dalam perjanjian Allah dan dalam jemaat-Nya. Sama seperti orang-orang dewasa. Lagi pula, melalui darah Kristus dijanjikan kepada mereka, tidak kurang daripada orang dewasa menerima janji kelepasan dari dosa-dosa dan menerima karunia Roh Kudus yang bekerja menciptakan iman. Maka mereka pun perlu dimasukkan dalam Gereja Kristen dan dibedakan dari anak-anak orang tidak percaya, melalui Baptisan, sebagai tanda perjanjian itu, sebagaimana dalam Perjanjian Lama dilakukan melalui sunat, yang dalam Perjanjian Baru diganti dengan Baptisan.

DAFTAR PUSTAKA :

  1. “Pengajaran Agama Kristen : Katekismus Heidelberg” oleh : Zakharias Ursinus & Caspar Olevianus. ( PT. BPK Gunung Mulia Jl. Kwitang 22 Jakarta 1420 ).
  2. “Baptisan Anak” oleh : Drs. J.J. Schreuder. Penerbit LITINDO ( Momentum Christian Literature ).
  3. “ Baptisan Ulang Itu Dosa “ oleh : Pdt. Rudolf H. Pasaribu, S.Th. Penerbit PT. Atalya Rileni Sudeco Jakarta 2002.
  4. “Tafsiran Alkitab : Surat Roma” oleh Pdt. DR.Th. Van Den End. Cetakan ke-6- Jakarta : Gunung Mulia, 2008.
  5. “The New Bible Dictionary” Published by Inter-Varisty Press Leicester LEI 7GP, England ( Esiklopedia Alkitab Masa Kini)- Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF.

Wednesday, October 6, 2010

Kesaksian Dan Kisah Nyata : “ Kisah Pertobatan Seorang Dukun dan Paranormal Yang Memiliki Ilmu Kebatinan (Kadigdayan Gaib) Dari Keluarga Keraton Jawa



Kesaksian Dan Kisah Nyata : “ Kisah Pertobatan Seorang Dukun
dan Paranormal Yang Memiliki Ilmu Kebatinan (Kadigdayan Gaib) Dari Keluarga Keraton Jawa“



Ilmu hitam dan ilmu putih vs Kebenaran
(Kisah nyata: DR. dr. RM. Tedjo Oedono Oepomo)

Dr tedjo.
Aku dilahirkan di dalam lingkungan keluarga keraton. Dan keluargaku adalah trah keluarga dukun keraton. Sejak kecil aku sangat mengagumi ilmu-ilmu kadigdayan gaib yang dimiliki oleh para sesepuh keluarga. Kakekku memiliki ilmu yang sangat tinggi. Ia bisa menghilang. Bahkan hadir di empat tempat yang berbeda dalam waktu yang bersamaan. Beliau juga mampu menyembuhkan berbagai penyakit dengan tenaga gaibnya.

Keluarga Dukun Keraton

Di lingkungan keraton, sejak usia sekolah dasar aku mendapatkan guru-guru khusus. Mereka mengajarkan tentang berbagai ilmu agama dan falsafah Jawa. Salah satunya adalah ilmu kebatinan. Aku sangat tertarik dan tekun mempelajari ilmu-ilmu ini. Selain kekagumanku pada misteri keajaibannya, melalui ilmu-ilmu ini aku juga ingin hidup mendekatkan diri pada Tuhan yang Maha Kuasa.

Ilmu-ilmu Perdukunan

Di dalam ilmu perdukunan dan kebatinan dikenal adanya empat tingkatan. Yaitu tingkat kasantosan, kadigdayan, kawijayan dan kasampurnan. Kasantosan berarti menguasai berbagai ilmu dasar seperti mendapatkan dan memelihara jimat-jimat, ilmu kekebalan dan gendam. Kadigdayan, selain menguasai ilmu dasar, juga menguasai ilmu yang lebih tinggi lagi. Seperti ilmu santet, ilmu terawang. Berikutnya adalah kawijayan. Di tingkat ini seseorang akan memiliki kemampuan rogoh sukma dan transfer roh-roh. Sedang kasampurnan adalah tingkatan tertinggi dalam ilmu perdukunan. Orang itu menyatu dengan roh yang dia ikuti dan ini kekuatannya sangat tinggi sebanding dengan roh yang dia ikuti itu.


Untuk mendapatkan ilmu-ilmu ini, tidaklah mudah jalan dan caranya. Berbagai-bagai syarat dan ritual harus dijalani dengan berbagai resikonya. Banyak yang gugur sebagai murid perdukunan dan tidak sedikit yang menjadi gila. Karena sulitnya itu, aku menganggap inilah jalan “Tuhan” yang sejati.

Menjadi Murid dan Guru

Minatku belajar okultisme atau ilmu perdukunan makin bergairah dan aku termasuk seorang anak yang dianggap sangat berbakat. Hal ini tidak mengherankan. Karena sejak dalam kandungan aku telah di “doa” kan oleh kedua orang tuaku dan para sesepuh keluarga. Dengan harapan, aku kelak menjadi orang yang memiliki kadigdayan atau memiliki kemampuan yang tinggi dalam ilmu kabatinan. Berbagai ilmu telah aku kuasai sejak masa kecilku, diantaranya ilmu santet, ilmu pellet, ilmu terawang, ilmu gendam, telepati atau ilmu sirep, kekebalan dan lain-lain. Oleh sebab itu, aku menjadi anak yang sangat popular, disegani dan ditakuti di lingkunganku pada waktu itu. Inilah yang menjadi akar dari adanya rasa kesombongan dalam diri seseorang yang belajar ilmu kebatinan. Diakui atau tidak diakui, ia akan merasa lebih super daripada manusia-manusia lainnya, demikian juga keadaanku pada waktu itu.
Selain menjadi murid, aku juga seorang guru. Aku mengajarkan ilmu kebatinan ini kepada murid-muridku sendiri. Dan murid-mu itu rata-rata umurnya lebih tua dari aku bahkan ada orang-orang yang sudah lanjut usia. Waktu itu aku masih duduk di kelas 5 SD, namun secara ilmu aku dianggap lebih tua. Dan ini terus berlangsung sampai aku dewasa dan kuliah di fakultas kedokteran.

Mempraktekkan Ilmu

Bagi seseorang yang telah mendapatkan ilmu, mempraktekkan ilmunya adalah sesuatu kebanggaan dan kepuasan tersendiri. Waktu kecil aku telah mempraktekkan ilmu santetku. Suatu hari aku dikecewakan dan dicaci maki oleh seseorang penjahit pakaian. Karena tidak terima atas perlakuannya ini, maka aku santet orang itu. Yaitu dengan menempatkan seekor kodok dalam baskom yang berair. Melalui mulut kodok itu aku masukan satu balon udara kedalam perutnya dengan ujung balon menjulur keluar. Aku meditasi dengan membaca mantra-mantra sambil memandang foto orang itu, balon aku tiup, maka perut kodok itu menjadi menggelembung. Kemudian aku ikat dan aku lepaskan kodok itu di baskom tadi. Di rumahnya, penjahit itu tiba-tiba perutnya menggelembung dan merasakan kesakitan. Dia telah kena ilmu santetku. Dia keluar masuk rumah sakit sampai uangnya habis tapi penyakitnya tidak ditemukan dan tidak sembuh-sembuh. Kemudian dia pergi ke seorang dukun.
Dukun itu memberitahu si penjahit agar datang ke rumah seorang anak yang pernah dia caci maki untuk minta maaf. Karena anak kecil itu adalah seorang dukun. Ketika penjahit itu datang dan minta maaf. Mudah saja bagiku menyembuhkan orang itu, aku cabut balon itu dari katak dan orang itupun sembuh. Itulah keasyikannya. Ilmu lain yang juga aku praktekkan adalah ilmu gendam. Jika aku ingin makan durian, aku tidak perlu membelinya. Aku datangi saja penjual duren. Kemudian aku tepuk orang itu, maka dia akan memberikan duren-duren yang aku minta tanpa membayar. Nanti kalau aku sudah pergi, penjual itu akan kebingungan karena beberapa durennya tidak ada. Kemudian dia sadar bahwa dia telah kena tipu dengan menggunakan ilmu gendam, istilah umumnya adalah ilmu tepuk.

Aku juga punya ilmu untuk menebak nomor buntutan. Tinggal siapa yang membayar lebih banyak. Bandarnya atau pembelinya. Karena bagiku mudah saja menebak nomor yang akan keluar. Dari sini aku bisa mendapatkan uang banyak sekali. Maka sejak kecil aku menjadi tidak menghormati dan meremehkan orang tua, karena sudah bias mencari uang sendiri. Bahkan biasa mengambil uang yang disimpan orang tua di almari besi yang terkunci. Karena aku punya tuyul-tuyul. Tinggal memerintahkan tuyul itu untuk mengambil uang. Dari sini seharusnya sudah dapat aku sadari, sebenarnya siapa yang aku ikuti. Namun karena terpesona dengan kemampuan-kemampuan gaib itu, maka hati menjadi tertutup dan tidak mau menanyakan lagi siapa sebenarnya di balik ilmu-ilmu itu.

Keluar Dari Ilmu Hitam

Dengan seringnya mempraktekan ilmu gendam dan beberapa ilmu lainnya, lama-lama timbul kesadaran dalam diri. Aku ini dari keluarga terhormat dan bapak ku adalah seorang professor di perguruan tinggi terkenal dan tokoh masyarakat. Sebagai anaknya perasaanku menjadi tidak enak dengan perbuatan-perbuatan ku itu. Kemudian aku keluar dari perguruan ilmu hitam masuk ke perguruan ilmu putih.
Di dalam perguruan ilmu putih ini, aku harus mengalami pelepasan terhadap ilmu-ilmu hitam yang aku miliki. Inilah keanehannya, aku belajar pada sumber yang sama, tetapi harus kelepasan ketika mengmbil jurusan berbeda. Sebenarnya sumber dari dua ilmu ini adalah sama, yaitu dunia roh-roh. Maka pada keadaan tertentu seseorang itu bisa menyandang ilmu hitam sekaligus ilmu putih. Dia bisa menyembuhkan seseorang tapi juga bisa mencelakai seseorang dengan ilmu santetnya. Perbedaan yang nyata adalah pelajaran di perguruan ilmu putih ini adalah hal-hal kebaikan, kesabaran dan ketekunan. Juga hal-hal untuk saling mengasihi, mengasuh dan mengasah diantara para murid perguruan sangat dijunjung tinggi. Disini tidak ada pertunjukan untuk pamer kekuatan, atau pamer kadigdayan. Semua dipakai untuk kebaikan, untuk kesembuhan sesamanya. Sehingga kami merasa makin mantap bahwa inilah jalan Tuhan itu. Di tempat ini aku merasa menemukan yang kucari selama ini, yaitu mendekatkan diri pada Tuhan yang sejati dan Tuhan yang benar. Karena jalannya memang benar-benar sulit. Untuk naik satu tingkat saja, butuh perjuangan yang sangat keras dan waktu yang lama, dengan berbagai syarat dan ritual. Di perguruan ini, aku sampai pada tingkat kawijayan. Ditingkat ini aku bisa bercakap-cakap dengan roh-roh yang aku panggil. Juga menguasai ilmu transfer roh. Yaitu bisa membuat orang gila menjadi waras atau orang waras dijadikan gila dengan cara mengirim dan mengambil roh dari seseorang. Aku juga menguasai ilmu terawang roh. Bisa menebak keadaan seseorang dengan memandang orang itu. Juga ilmu rogoh sukmo. Dengan duduk semedi ke kamar, aku bisa melihat keadaan dan keramaian kota. Dan berbagai ilmu aku dapatkan, sehingga aku merasa benar-benar diatas manusia normal. Maka sering disebut sebagai paranormal.

Dan akupun dicalonkan menjadi pengganti kepala dukun. Disini aku semakin merasa menjadi manusia super dan memandang remeh agama dan Tuhan. Pendapatku waktu itu, apa itu agama? Hanya omong ini omong itu saja, tapi tak ada apa-apanya. Sedangkan di perdukunan kami bisa mendapatkan apa yang kami inginkan dengan kuasa gaib dan itu nyata. Aku menganggap Tuhannya agama-agama itu tuhan yang palsu. Sedang tuhan yang aku ikuti itu tuhan yang sejati!

Peristiwa di Atas Gunung


Suatu hari kami sepakat berlima untuk mengadakan semedi di atas gunung “Selo Kemloso”. Gunung yang terletak di antara Gunung Merapi, Gunung Turgo dan Gunung Plawangan di Jawa Tengah. Beberapa hari kami telah berhasil semedi dan dialog dengan roh-roh yang kami inginkan. Kami merasa senang sekali tapi juga merasakan perut lapar. Kemudian malam itu kami berlima kembali sepakat berdoa mohon kepada “Tuhan” yang maha kuasa itu, untuk mendapatkan makanan dan minuman. Ajaib sekali, tiba-tiba di depan kami tersaji lima piring nasi lengkap dengan lauk pauk dan minumannya. Wah kami merasa senang luar biasa. Berarti tidak perlu masak, bisa menikmati makanan yang lezat.

Kemudian pagi harinya kami turun dari gunung untuk pulang kembali ke kota. Ketika kami tiba di sebuah kampong di lereng gunung, kami melewati sebuah rumah. Sepertinya tadi malam baru saja diadakan pesta perkawinan. Pagi itu, mereka telah selesai menghitung piring-piring untuk dikembalikan. Mereka bingung mencari piring dan gelas yang hilang masing-masing sebanyak lima buah. Sudah dicari-cari tapi tidak juga ketemu. Betapa kagetnya kami, ternyata piring dan gelas yang hilang itu persis dengan piring dan gelas yang kami pakai untuk makan di atas gunung dan jumlahnya lima buah. Hari itu, perasaanku benar-benar terpukul. Bagaimana bisa “tuhan” yang aku sembah dan aku ikuti dengan susah payah, ternyata “mencuri” makanan. Berarti “tuhan” ku itu pencuri. Hatiku benar-benar hancur. Keinginan untuk mendekatkan diri pada Tuhan yang benar dan sejati, ternyata salah alamat.
Beberapa peristiwa beruntun sangat mengguncang hatiku. Salah satu guruku yang berilmu tinggi telah menceburkan diri ke dalam sumur dan mati. Dan itu sebagai tumbal bagi ilmu yang dia punyai. Kematian paman ini mulai menggores kesadaranku akan jalan yang aku tempuh selama ini. Teman seperguruan kakekku yang juga berilmu sangat tinggi, menjelang kematiannya sekujur tubuhnya membusuk dan bentuknya seperti monster. Berbagai penyakit yang pernah ia sembuhkan seakan semua ikut menempel ke dalam tubuhnya. Mengerikan sekali, satu bulan lebih didoakan baru bisa meninggal dunia. Aku melihat nasib kakekku yang seperti itu, aku sendiri menjadi sangat ngeri dan takut. Seorang yang sakti luar biasa, akhir hidupnya kok sangat mengenaskan. Sedangkan mereka adalah orang-orang yang sangat aku kagumi sejak masa kecil.
Maka aku menemui guruku. Tiba di padepokan aku melihat mimik wajah guru nampak sangat sedih. Dan beliau mengatakan bahwa hari Jumat minggu depan ia akan meninggal dunia. Luar biasa bisa tahu hari kematiannya. Tetapi mengapa beliau sangat bersedih? Beliau mengungkapkan kesedihannya, karena tidak tahu bagaimana nasibnya setelah kematiannya. Inipun membuat aku semakin terpukul. Guru saja tidak tahu nasibnya setelah kematiannya, apalagi aku. Dan waktu aku Tanya kepada roh-roh yang selama ini mengaku sebagai utusan Tuhan, mereka tidak mau menjawab apa yang terjadi setelah kematian. Aku merasa benar-benar tertipu.

Ditaklukan Oleh Penjual Bakmi

Tujuan hidupku tiba-tiba gelap gulita. Kekagumanku pada para sesepuh yang berilmu tinggi rontok karena akhir hidup mereka. Dan “tuhan” yang aku ikuti ternyata mencuri makanan. Ilmu yang aku miliki dengan roh-roh gaibnya tidak mampu memberi jawaban tentang kehidupan setelah kematian. Jalan terang yang aku inginkan ternyata ujungnya menuju maut. Aku benar-benar frustasi, kubuang jimat-jimat, dan aku putuskan, jika Tuhan yang sejati itu sulit dicari, maka aku akan menjadi orang atheis, tidak percaya pada Tuhan lagi. Ditengah kebingungan dan kegalauan hati, aku tumpahkan dengan naik sepeda mengelilingi kota tanpa tujuan yang pasti. Dua hari dua malam aku bersepeda untuk menumpahkan segala kekecewaan hatiku. Sampai di suatu tempat, aku berhenti di warung bakmi pinggir jalan untuk makan bakmi rebus. Waktu penjual itu menghidangkan bakmi, dia bertanya “Bapak sedang mencari kebenaran ya?”
Aku sangat terkejut dengan pertanyaan penjual bakmi ini. Biasanya akulah yang tahu dan bisa menebak persoalan orang lain, tetapi mengapa penjual bakmi ini malah bisa mengetahui keadaan hatiku? Dan ketika aku terawang dia, ilmuku tidak bisa menembus untuk “melihat” keadaan dia. Dilihat secara nalar, penjual bakmi ini tidak ada keistimewaan apa-apa. Dia hanyalah seorang tua setengah baya, kurus dan keturunan cina. Ternyata dia seorang Kristen.
Waktu itu aku tidak tahu kalau orang Kristen yang sungguh-sungguh di dalam Tuhan, dalam dirinya ada Roh Allah. Sehingga tidak tembus di terawang dan juga tidak mempan disantet. Dia memberiku sebuah kitab Injil untuk dibaca. Dia bilang dari buku ini aku bisa menemukan apa yang aku cari. Karena aku merasa kalah, maka aku terima apa yang dia berikan.

Tersingkap

Aku baca dan teliti kitab itu dengan seksama. Sebelumnya aku tidak pernah dan tidak boleh membaca buku Injil. Karena dianggap itu bukunya orang kafir, kitab palsu. Sekarang alasan itu malah membuat aku makin penasaran, mengapa kok tidak boleh membacanya. Setelah aku baca buku Injil itu, aku menemukan satu nama yang luar biasa, yaitu nama Yesus Kristus. Pribadi ini berkata “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup” (Yohanes 14:16a). Selama ini yang aku terima hanyalah petunjuk jalan atau yang menunjukan ada jalan kepada Allah yang sejati. Dan ketika aku ikuti ternyata tidak bisa menemukan jalan itu. Disuruh ini itu, tirakat ini itu, melakukan ini itu tapi jalan ini bukan makin terang malah makin gelap dan akhirnya tanpa jawaban yang pasti.Tetapi pribadi Yesus berkata: Akulah Jalan! Akulah Kebenaran! Akulah Hidup! Bagiku ini suatu pernyataan yang luar biasa. Dia tidak menunjuk pada sesuatu. Tetapi Dia menunjukan diri-Nya? Itulah jalan dan kebenaran dan Hidup kekal.
Siapakah pribadi ini yang berani mengatakan seperti itu? Belum pernah aku membaca atau mendengar seorang tokoh dunia sehebat apapun yang berani mengatakan seperti itu. Siapa pribadi ini, yang oleh orang Kristen dianggap sebagai Tuhannya? Dulu aku hanya mendengar tentang Yesus yang banyak melakukan mujizat. Maka aku menyebutnya sebagai dukun Israel. Tapi kali ini aku membaca langsung kisahNya. Makin aku baca makin penasaran dibuatnya. Bahkan tentang kematian, Yesus memberi jawaban yang pasti: “Akulah kebangkitan dan hidup; barang siapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepadaKu, tidak akan mati selama-lamanya? .” (Yohanes 11:25,26).
Jaminan kehidupan kekal bagi orang yang percaya kepada-Nya. Guruku tidak bisa menjawab, roh-roh yang aku ikuti tidak memberikan jawaban. Kakekku dan pamanku selain tidak punya jawaban juga akhir hidupnya sangat mengenaskan. Tetapi dari buku Injil ini, menyingkap dan memberi jawaban apa yang menjadi kebutuhan dan pertanyaan manusia yang mencari Tuhan yang hidup dan yang sejati. Dan buku Injil mengungkapkan bahwa Yesus adalah Tuhan. Firman Allah yang menjelma menjadi manusia. Hidup di bumi sebagai manusia Allah untuk menyatakan kasih Allah akan dunia ini, menyatakan kuasanya, bahkan rela mati di kayu salib untuk menebus dosa manusia. Bukan mati untuk dikubur selamanya.
Tetapi tiga hari bangkit kembali dan naik ke surga. Dan dari surga mengkaruniakan Roh Kudus yaitu Roh Yesus Kristus itu sendiri kepada setiap orang yang mau percaya kepada-Nya. Luar biasa, inilah yang disebut tingkat kasampurnan dalam ilmu perdukunan, yaitu menyatunya roh manusia dengan roh “Tuhan”.
Dengan Roh itu manusia menjadi ciptaan baru, menjadi memiliki hayat kekal Allah, memiliki hidup yang kekal, luar biasa. Ini benar-benar kasampurnan atau sempurna, menyatunya roh manusia dengan Roh Allah. Dan jalan-Nya begitu mudah, yaitu hanya percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan juru selamatnya. Bagiku ini suatu yang sangat mustika. Dua bulan aku mendalami buku Injil dan membandingkannya dengan buku-buku kebatinan lainnya. Dalam kepercayaan Jawa diyakini akan datangnya Sang Ratu Adil. Dan jika seseorang menjadi pengikut ratu adil, dia akan dikatakan menjadi orang yang “Sakti tanpa aji” artinya sakti tanpa harus membawa atau mempunya ajian atau jimat-jimat. Jika seseorang masih mengandalkan jimat, atau memegang jimat-jimat berarti orang itu belum ketemu dengan Sang Ratu Adil yang sesungguhnya.
Di buku Injil dikatakan seseorang yang percaya kepada Yesus Kristus, akan menerima Roh Kudus yaitu Roh Allah “Barang siapa mengaku bahwa Yesus adalah anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah”. (1 Yohanes 4:15).
Maka orang Kristen yang sungguh-sungguh di dalam Tuhan, dalam dirinya ada Roh Allah. Dia tidak membutuhkan jimat untuk menangkal santet dan tenung. Karena dalam diri orang Kristen yang sungguh-sungguh di dalam Tuhan, dalam dirinya ada Roh Allah. Dan tidak ada orang yang mampu melawan Allah. Maka dapat dikatakan orang yang percaya Yesus menjadi orang yang sakti tanpa aji. Berarti Yesus inilah yang dimaksud sebagai Sang Ratu Adil dalam kepercayaan Jawa. Secara teori buku Injil memang lebih meyakinkan aku. Dan aku menerima kebenaran ini, tapi tetap sebagai teori.

Bertanya Kepada Roh Bima

Seperti yang dikatakan oleh penjual bakmi, aku akan menemukan kebenaran jika aku membaca buku Injil. Tetapi aku tidak bisa begitu saja menerima kebenaran dari buku itu. Meskipun itulah yang aku cari. Dan aku juga tidak mau lagi bertanya kepada manusia. Karena aku merasa diapusi terus atau tertipu terus oleh orang-orang.
Dan satu hal yang aku dapatkan di perguruan ilmu putih, roh-roh putih kalau ditanya maka dia akan menjawab. Hanya kalau ditanya tentang akhir kehidupan manusia atau kehidupan setelah kematian, roh putih tidak pernah mau menjawab, atau mengatakan keadaan yang sesungguhnya.
Waktu itu aku masih percaya bahwa roh putih tidak akan berbohong. Karena sudah mencapai tingkat ilmu kawijayan, maka aku bisa berdialog dengan roh-roh. Aku semedi untuk berkontak dengan roh yang menamakan dirinya roh Bima. Bima adalah nama tokoh dalam wayang Jawa. Dalam ilmu kebatinan, roh-roh ini mempunyai nama tokoh tertentu sesuai dengan kekuatan roh itu. Biasanya nama tokoh sejarah ataupun tokoh pewayangan. Roh Bima inilah yang selama ini aku ikuti dan yang memberikan kekuatan gaib padaku. Dua hal aku tanyakan pada roh Bima ini. Satu, apakah isi kitab Injil itu benar adanya? Dan yang kedua, siapa Yesus Kristus itu? Jawaban yang aku dapat dari Roh Bima adalah: Isi kitab Injil Benar Adanya. Jawaban ini sesuai dengan yang tertulis di surat Efesus 1:13 “karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu? .” Jadi Injil adalah firman kebenaran. Yesus Kristus Adalah Roh Yang Paling Kuat Di Dunia dan Di Akherat.
Jawaban ini seperti yang tertulis di surat 1 Yohanes 4:4 b”Sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia.” Dan ini sesuai dengan dikatakan Yesus seperti yang tertulis di Injil Matius 28:18 “Yesus mendekati mereka dan berkata: Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi.” Jawaban ini membuatku tidak bisa berdalih lagi. Mau tidak mau aku harus percaya pada Injil dan juga pada Yesus Kristus. Karena berdasarkan pengalamanku selama ini roh putih tidak pernah membohongiku. Dan juga ketika aku membaca Injil dengan seksama, aku mendapatkan kebenaran-kebenaran yang selama ini tersembunyi bagiku.
Injil adalah kebenaran dari Allah. Yesus Kristus adalah Tuhan. Yesus adalah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada orang yang bisa sampai pada Allah yang benar dan sejati (Bapa) tanpa melalui nama Yesus Kristus. “Kata Yesus kepadanya: Akulah jalan dan kebenaran dan hidup, tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku.” Yohanes 14: 6, hanya nama Yesus Kristus inilah yang diberikan kepada manusia yang oleh-Nya, manusia dapat diselamatkan “dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia (Yesus), sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan” , (Kisah Para Rasul 4:12)

Lumpuh

Setelah mendapatkan jawaban dari roh itu. Maka aku menjadi mantap dan pasti. Nama Yesus itulah yang harus aku ikuti! Maka aku minta kepada roh Bima untuk aku dapat berkontak dengan Roh Yesus Kristus. Biasanya jika aku ingin kontak dengan roh-roh yang aku inginkan, maka roh Bima akan melayani dengan baik. Jika aku ingin bertemu dengan roh Nyai Roro Kidul pun akan dikabulkan. Dengan semedi di Pantai Selatan, maka roh Nyai Roro Kidul akan muncul, sehingga aku bisa melihat dan berkontak dengan roh itu. Namun permintaanku untuk dapat kontak dengan Roh Yesus Kristus ditolak mentah-mentah, bahkan dihalang-halangi.

Sekarang aku bisa mengerti mengapa roh Bima menolak untuk aku bisa kontak dengan Roh Yesus Kristus. Memang roh itu tidak berbohong dalam memberi jawaban atas pertanyaanku. Tetapi jika berkaitan dengan keselamatan dan kehidupan kekal dia menolak bahkan menghalangi seseorang untuk mendapatkan keselamatan. Inilah tipu daya atau dusta iblis. Dia memberikan kesaktian tetapi dia menjauhkan manusia dari keselamatan kekal. Seperti yang tertulis di Injil Yohanes 8:44 “Iblislah yang menjadi bapamu?.ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab didalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.” Karena roh Bima ini menghalang-halangi aku untuk bisa berkontak dengan Roh Yesus Kristus yang adalah jalan kebenaran dan kehidupan ini, aku menjadi makin penasaran. Berarti roh ini bukan roh utusan Tuhan, sebagaimana dia mengaku selama ini. Melalui buku Injil yang aku baca, aku menjadi paham bahwa roh yang aku selama ini adalah roh-roh gelap, roh setan. Dan seperti yang aku baca dalam kitab Injil tentang mengusir setan-setan: “tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku.” – Markus 16:17.


Maka aku lakukan saja, aku mencoba berdoa mengusir roh Bima dalam nama Tuhan Yesus. Saya katakan “Seperti yang ditulis dalam buku Injil, aku usir roh Bima dalam nama TUhan Yesus Kristus! Aku usir roh Bima dalam nama Tuhan Yesus Kristus! Amin!
Ajaib sekali, aku merasakan roh Bima itu meninggalkan tubuhku. Seperti hembusan angin segar datang dan menyapu debu-debu dalam diriku. Roh Bima itu pergi dan tidak pernah kembali lagi. Aku mendapatkan damai sejahtera yang luar biasa yang belum pernah aku rasakan.
Selama berada dalam perguruan kebatinan aku belum pernah mendapatkan damai sejahtera yang seperti itu, bahkan sebaliknya lebih banyak kecemasan dan ketakutan dalam batin. Jika dibandingkan seperti bumi dengan langit. “sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah?” – Roma 8: 15.

Dalam dunia ilmu kebatinan, manakala kita mendapatkan ilmu tertentu, kita merasa senang. Tapi dibalik itu, akan begitu banyak hal yang menakutkan yang membuat hati tidak tenang. Ada banyak pantangan-pantangan yang tidak boleh kita langgar. Jika kita melanggar maka kita akan celaka atau mati. Inilah roh perbudakan. Belum lagi adanya ancaman lawan dari perguruan yang lain. Kita setiap saat bisa diserang oleh orang lain yang ilmunya lebih tinggi dari kita, dan kita bisa celaka. Seperti pengalamanku bersama seorang teman, ketika mendapat tugas dari guru kami untuk mengambil pusaka di daerah Madiun.Di dalam bis ditengah perjalanan tiba-tiba teman sebelahku muntah darah dan mati. Itu berarti kami mendapat serangan dan temanku kena. Kamipun batal pergi ke Madiun. Hal ini menimbulkan beban dan kecemasan dalam kehidupan sehari-hari. Itulah yang kami dapat dari ilmu kebatinan, yaitu kecemasan dan ketakutan. Saat roh Bima meninggalkan tubuh, aku seperti mendapat-kan aliran roh yang baru. Saat itu aku belum tahu bahwa itulah Roh Kudus, Roh Yesus Kristus sendiri. Namun pada waktu yang bersamaan aku juga merasakan bahwa semua kekuatan ilmu-ilmuku telah lumpuh total. Aku tidak lagi mempunyai kemampuan paranormal, tidak lagi kebal, ilmu terawang, ilmu santet dan ilmu-ilmu yang lain telah hilang semua. Aku menjadi manusia biasa lagi.
Beberapa waktu aku merasakan suatu kegalauan dalam pikiranku. Namun pengalaman damai sejahtera itu tidak mudah dilupakan. Bahkan menjadikan kegairahan baru untuk terus dan tetap mengikuti jalan Tuhan yang hidup dan yang sejati. Yaitu Yesus Kristus Tuhan. Aku mantap mengikuti nama itu. Sesungguhnya kebutuhan manusia yang utama dan terutama adalah keselamatan jiwanya dan bukan kesaktian. Apa gunanya seseorang memperoleh kesaktian yang luar biasa dalam dunia ini, namun tidak mendapatkan keselamatan hidup di alam kekekalan. Seperti tertulis di Injil Matius 16: 26 “apa gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?”

Okultisme dan Iman Kristen

Setelah mengikuti jalan Tuhan, aku mendapatkan terang dari firman Tuhan. Di dunia ini hanya ada dua sumber kekuatan gaib, yaitu dari Tuhan atau dari Setan! Tidak ada sumber yang lain. Apapun istilahnya: ilmu hitam, putih atau abu-abu hanya ada dua sumber, dari Tuhan yang benar atau dari setan! Kenali siapa yang anda ikuti! “demikian kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah, dan setiap roh yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah.” – 1 Yohanes 4: 2, 3a.
Ada kuasa di dalam doa orang percaya/orang benar.Ada kuasa di dalam nama Tuhan Yesus.Ada kuasa di dalam darah Tuhan Yesus untuk menghancurkan pekerjaan iblis dan kuasa kegelapan.Pergunakan seluruh perlengkapan senjata Allah.

Hanya di dalam Tuhan Yesus, kita ada pada tingkat kasampurnan atau sempurna. Karena siapa saja yang percaya kepada Yesus, maka Roh Allah akan menyatu dalam dirinya. Menerima Roh Allah berarti lahir menjadi anak-anak Allah. “tetapi semua orang yang menerima-Nya (Yesus Kristus) diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama Yesus Kristus: orang-orang yang diperanakan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani, melainkan dari Allah” – Yohanes 1:12, 13. “kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: ya Abba, ya Bapa!” – Roma 8: 15b “tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu Roh dengan Dia” – 1 Korintus 6:17

Roh Yesus Kristus itulah Roh yang paling kuat. Tidak mempan santet dan tidak ada yang mampu mengalahkan. Itu juga diakui oleh orang-orang yang berada dalam ilmu perdukunan. Mereka tidak mampu melawan Roh Kudus yang berada di dalam diri orang Kristen yang betul-betul hidup di dalam Tuhan. “kamu berasal dari Allah, anak-anak Ku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar daripada roh yang ada di dalam dunia.”
Di dalam dunia ini ada roh-roh yang ingin disembah oleh manusia. Dialah roh-roh gelap, yang menipu manusia dalam berbagai bentuk dan istilah. Ilmu hitam, ilmu putih, arwah orang mati dll. Semua itu sebenarnya hanyalah manifestasi dari iblis untuk menipu manusia supaya takluk dan takut pada roh-roh dunia ini. Dan ujungnya menuju maut yaitu kematian kekal di neraka. Itulah tujuan iblis menyesatkan manusia. Sungguh mengerikan. “pencuri (iblis) datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan” – Yohanes 10: 10a.
“kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis; karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging (manusia), tetapi melawan? penghulu- penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat diudara” – Efesus 6:11, 12.
“ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut.” – Amsal 14: 12.
Orang yang percaya Tuhan Yesus, diberi kuasa untuk mengusir setan dengan segala atributnya dan menjadi orang-orang yang bebas dari belenggu kuasa gelap. Hanya nama Yesus yang berkuasa di surga dan di bumi.
“Yesus mendekati mereka dan berkata: kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi.” – Matius 28:18
“Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku,” – Markus 16:17a
Bagi saudara-saudara yang selama ini berhubungan dengan kuasa-kuasa gelap, aku menasehati dengan segala kerendahan hati, bertobatlah dan tinggalkan jalanmu itu. Kamu sedang ditipu! Percaya dan terimalah Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamatmu. Ia akan membebaskanmu dari kegelapan, mengampuni dosa-dosamu dan memberikanmu hayat kekal-Nya, untuk kehidupan kekal.
“Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: Akulah terang dunia; barangsiapa mengikuti Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.” – Yohanes 6:12
“Aku (Yesus) datang supaya kamu mempunyai hidup kekal dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” – Yohanes 10: 10b
“Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan mensucikan kita dari segala kejahatan.” – 1 Yohanes 1:9
“dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tanganKu.” – Yohanes 10:28
Bagi orang-orang Kristen yang setengah-setengah, anda adalah makanan empuk untuk dipermainkan oleh Iblis. Jadilah kuat oleh firman Tuhan. “Tunduklah kepada Allah dan lawanlah Iblis, maka Ia akan lari daripadamu.” – Yakobus 4:7
“sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh,” – 1 Petrus 5:8, 9a.
Jawab Petrus kepada mereka: “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.” – Kisah Para Rasul 2:38.
“sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan. ” – Roma 10:9-10.
Demikianlah kesaksianku. Masih banyak perkara yang tidak kutuliskan disini. Namun yang pasti hanya di dalam pribadi Yesus Kristus, kita dapat mencapai tujuan iman kita. Yaitu keselamatan jiwa di dunia dan di akherat Amin.
DR. dr. RM. Tedjo Oedono Oepomo (Dokter ahli THT yang juga mantan paranormal Yogyakarta).Saat ini beliau juga berprofesi sebagai dosen Fakultas Kedokteran UGM, Bagian THT.

Catatan : Kepada semua pembaca “ Blog Sahabat Gembala” kita melihat dan diyakinkan bahwa kuasa gelap (kuasa Iblis) itu bukanlah cerita isapan jempol belaka. Tetapi memang benar-benar ada. Melalui kesaksian ini kita melihat bahwa dibalik praktek perdukunan, ilmu kebatinan dan paranormal ada kuasa-kuasa gelap (kuasa iblis) yang menungangi dan memperdaya manusia menjadi pengikut-pengikut aliran satanisme (aliran setan /ilmu hitam ).