Wednesday, December 14, 2011

“Firman Tuhan Berharga Jauh Melebihi Emas Murni”


“Firman Tuhan Berharga Jauh Melebihi Emas Murni


"Itulah sebabnya aku mencintai perintah-perintah-Mu lebih dari pada emas, bahkan dari pada emas tua."( Mazmur 119:127)

Semakin lama semakin banyak orang yang lebih suka berinvestasi dalam logam emas ketimbang menabung uang di bank. Kondisi ekonomi dunia yang tidak menentu membuat nilai tukar mata uang menjadi sulit diprediksi. Ketika tiba-tiba terjadi goncangan, nilai mata uang ini bisa anjlok seketika. Belum lagi jika bank yang bersangkutan mengalami masalah serius. Pemerintah memang menjamin, tetapi bayangkan betapa repot urusannya. Selain itu menabung dalam bentuk emas dianggap akan memberikan keuntungan yang lebih jika dibandingkan kisaran bunga yang ditawarkan oleh bank. Jika menyimpan dalam bentuk emas yang sudah menjadi perhiasan saja sudah menguntungkan, bayangkan apabila investasi dilakukan dalam bentuk emas murni, emas 24 karat alias emas dengan kadar kemurnian 99.99%. Harga emas dinilai banyak orang jauh lebih stabil dibanding nilai mata tukar uang dan tidak terlalu terpengaruh oleh berbagai goncangan moneter atau ekonomi dunia. Bahkan ketika krisis ekonomi terjadi beberapa tahun yang lalu, ada negara yang pulih dengan cepat karena ternyata mereka memiliki cadangan emas yang banyak. Ini menunjukkan betapa berharganya emas di dunia.

Tidak ada satupun dari kita yang tidak setuju bahwa emas merupakan logam yang sangat tinggi harganya dan menjanjikan keuntungan besar bagi pemiliknya, bahkan seperti yang saya sebut tadi, bisa pula menyelamatkan sebuah negara dari kehancuran akibat krisis global. Tetapi dengarlah kata Daud, bahwa ada sesuatu yang ternyata jauh lebih berharga dibandingkan emas, bahkan emas murni atau emas yang sudah lama sekalipun. Apakah itu? Daud menyebutkan bahwa apa yang jauh lebih berharga dari emas itu tidak lain adalah Firman Tuhan. "Itulah sebabnya aku mencintai perintah-perintah-Mu lebih dari pada emas, bahkan dari pada emas tua." (Mazmur 119:127). Betapa berharganya, betapa bernilainya, betapa berkuasanya firman Tuhan. "I love your commandments more than gold, even more than refined gold.." itu kata Daud. Jauh lebih berharga dari emas murni sekalipun. Dalam waktu lain Daud juga mengatakan "..hukum-hukum TUHAN itu benar, adil semuanya, lebih indah dari pada emas, bahkan dari pada banyak emas tua; dan lebih manis dari pada madu, bahkan dari pada madu tetesan dari sarang lebah." (19:10-11). Disini Daud kembali menggambarkan secara puitis bahwa Firman Tuhan sangatlah berharga dan bernilai, jauh melebihi apapun yang paling berharga yang pernah ada di muka bumi ini. Perhatikan bahwa hal ini dikatakan oleh Daud, seorang Raja Israel dengan harta yang banyak. Artinya, meski Daud tahu bagaimana tinggi nilai emas itu, ia menyadari bahwa itu tetaplah tidak sebanding dengan tingginya nilai Firman Tuhan.

Mengapa Daud bisa menilai Firman Tuhan ini dengan begitu tingginya? Mari kita lihat awal dari Injil Yohanes.

    "Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya." (Yohanes 1:1-5).

Lihatlah bahwa Firman itu sudah ada sejak semula, dalam bahasa Inggrisnya dikatakan "in the beginning (before all time)" alias sebelum waktu bermula, sebelum ada apapun di jagat raya ini. Lalu diaktakan bahwa Firman itu ada bersama-sama dengan Allah, dan Firman itu adalah Allah sendiri. Artinya di dalam Firman itu ada kuasa yang sangat besar seperti halnya kuasa Tuhan yang tidak terbatas. Jika kita tidak bisa bertemu langsung dengan Tuhan seperti halnya anda bertemu dengan manusia, Firman Tuhan memungkinkan kita untuk terhubung langsung dengan Tuhan secara face to face lewat Firman-FirmanNya yang tertulis lengkap di dalam Alkitab. Mengapa? Sebab Firman itu adalah Allah. The Word was God Himself. Itu artinya dengan berhadapan dengan Firman Tuhan maka kita pun sebenarnya tengah berhadapan dengan Tuhan sendiri. Ada kuasa disana, ada perlindungan, ada pertolongan, ada solusi atau jawaban dari setiap persoalan hidup, ada peringatan, ada teguran, ada nasihat, ada tuntunan, ada kunci-kunci rahasia kehidupan, ada mukjizat, dan yang jauh lebih penting, ada janji keselamatan yang kekal bagi kita setelah meninggalkan dunia yang fana ini. Jika demikian, tidakkah Firman ini jauh lebih berharga ketimbang emas murni?

Selanjutnya Penulis Ibrani mengatakan bahwa Firman itu "hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita." (Ibrani 4:12). Lihatlah betapa besar kekuatan dari Firman Allah yang hidup ini. Saya setiap hari bersama renungan ini, itu bukan karena saya sudah sangat sempurna tanpa kesalahan atau kekurangan. Tidak. Saya pun manusia biasa yang tidak terlepas dari kekurangan dan ketidaksempurnaan. Seringkali apa yang saya tulis merupakan teguran bagi diri saya sendiri, dan setiap saya menulis, itu artinya ada sesuatu yang baru yang menjadi pelajaran bagi saya untuk lebih baik lagi kedepannya. Dalam banyak kesempatan, seringkali dari ayat yang sama saya memperoleh sesuatu yang berbeda dalam kesempatan yang berbeda. Saya mengalami sendiri betapa Alkitab telah menyediakan jawaban atas segala permasalahan yang kita hadapi. Alkitab memberi begitu banyak kunci bagaimana agar kita keluar sebagai pemenang pada akhirnya, dan alangkah sayangnya apabila kita tidak mengetahui segala yang telah dibukakan Allah hanya karena kita terlalu malas membuka Alkitab kita setiap hari. Alangkah sayangnya jika sesuatu yang jauh lebih berharga dari emas murni 24 karat malah kita sia-siakan.

God's Words are powerful and alive. It's miraculous, it's amazing. Kita sangat membutuhkan kekuatan untuk menghadapi hari-hari yang melelahkan, dan Tuhan terus berbicara kepada kita lewat FirmanNya.  Firman Tuhan selalu bagaikan setetes embun penyejuk yang menyegarkan jiwa, bahkan mampu memberi energi atau tenaga tambahan sekaligus memberi kelegaan dan ketenangan dalam situasi-situasi sulit. Tuhan menyatakan: "demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia " (Yesaya 55:11), dan itu benar adanya menurut pengalaman saya sendiri. Semoga hal yang sama bisa berlaku pula buat teman-teman sekalian. Ada banyak saudara kita yang kesulitan mendapat akses untuk bisa membaca Firman Tuhan karena banyak hal. Mungkin mereka berada di tempat terpencil atau di tempat yang tidak mengijinkan mereka untuk menghidupi keyakinannya. Jika anda tidak mendapat kesulitan hari ini untuk bisa berdiam di dalam hadiratNya, mendengar suaraNya yang lembut dan terus dipenuhi dengan curahan kasihNya lewat firman-firmanNya, bersyukurlah untuk itu dan jangan buang-buang kesempatan seperti itu. Bagi teman-teman yang sulit mendapatkan akses, saya hanya ingin mengingatkan bahwa kasih Tuhan tetap hadir dalam diri anda semua, mengasihi anda dan akan selalu memberkati anda. Sesuatu yang jauh lebih berharga dari emas murni sedang menanti anda saat ini juga, Tuhan menanti anda untuk mendengarkan suaraNya.

Firman Tuhan hidup dan berkuasa, jauh lebih berharga dari emas murni sebanyak apapun
Bajem GBKP Parindu dan GBKP Rgn Pontianak


Saturday, October 29, 2011

Kesaksian Dan Kisah Nyata Islam Masuk Kristen : “Mantan Pendiri Hizbullah Iran Islam Radikal Dr Daniel Shayesteh Keluar Dari Kegelapan”


Kesaksian Dan Kisah Nyata Islam Masuk Kristen : “Mantan  Pendiri Hizbullah Iran Islam Radikal Dr Daniel Shayesteh Keluar Dari Kegelapan”

KELUAR DARI KEGELAPAN kesaksian oleh Dr Daniel Shayesteh
(Judul buku asli Escape from Darkness featuring Dr. Daniel Shayesteh)

Daniel Shayesteh sangat dikenal sebagai ...

  • Muslim radikal
  • Aktif militan
  • Iran fundamentalis
  • Co-pendiri Hezbollah
  • Penentu kematian para tahanan

Tapi hari ini, Daniel adalah seorang Kristen yang lahir-kembali! Dalam perjalanannya di seluruh dunia Daniel mengungkapkan rasa kebencian yang diajarkan berdasarkan ajaran Alquran-Islam dan bagaimana dia menemukan kitab yang memiliki kasih cahaya terang pada kebenaran Alkitab. Perhatikan informasi ini, karena ia digambarkan sebagai saksi hidup yang secara ajaib mampu keluar dari kegelapan.

Daniel Shayesteh dilahirkan di Iran di dekat Laut Kaspia. Umur sembilan tahun dia sudah mampu membaca seluruh Alquran dalam bahasa Arab, dan sebagai seorang anak ia menjadi sangat terkenal di daerah tersebut. Setelah tumbuh ia menjadi seorang pemuda dan berkomitmen hidup matinya hanya untuk Islam dan ia juga adalah pendiri Hezbollah (kemudian dikenal sebagai Iranian Revolutionary Army). Ia menjadi inspirator kuat bagi para muslim lainnya agar membenci dan membunuh orang-orang Yahudi dan Amerika.

Setelah dia membantu menggulingkan dan mengusir Shah Iran dan membawa Ayatollah Khomeini sebagai penguasa baru, justru dia diculik dan diproses hukum mati, ini dikarenakan Ayatollah Khomeni berseberangan dengan gerakan politiknya Daniel. Saat dia ada dalam kondisi tersiksa di penjara, teman satu selnya dibunuh, dan oleh kasih karunia Allah Daniel akhirnya bisa melarikan diri ke negara Turki. Disana ia bertemu dengan sekelompok orang Iran Kristen. Dan melalui kesaksian mereka tentang kasih Kristus, Daniel mulai belajar akan kebenaran Alkitab, diawali dari kitab Kejadian, ia mulai mengenal Kristus sebagai Juruselamat.

Walaupun dibenci oleh radikal Muslim, Dr Daniel Shayesteh dalam setiap perjalanannya sedapat mungkin memberikan informasi tentang apa yang di ajarkan oleh Alquran tentang keselamatan, Adam & Hawa, dan Kristen dan bagaimana Yesus Kristus telah mengubah hidupnya dan keluarganya. Dia mengungkapkan dasar kepercayaan Islam modern dan tindakan mereka agar Kristen bisa secara efektif membantu mereka yang masih terjebak dalam tradisi yang penuh kecurangan. Berbicara sebagai orang yang dulunya dilatih Muslim dalam strategi Jihad Islam, Dr Daniel Shayesteh juga memperingati sosial implikasi dari perkembangan Islam radikal di negara-negara barat hari ini.

Pesan Dr Daniel Shayesteh serta kesaksiannya jelas menyoroti keunikan dari Yesus Kristus. Ia menjelaskan mengapa ia percaya Allah Kristen yang nyatanya memang berbeda dengan tuhan yang disembah oleh agama-agama besar lainnya di dunia. Dr Daniel Shayesteh bermaksud untuk memberikan kesaksiannya dari keyakinan sebelumnya (Islam) dan bagaimana pandangan dunia, dan perubahan hidup sejak beliau dan keluarganya menerima Yesus Kristus. Sangat dramatic perubahan hidupnya saat dia menemukan Yesus karena bila tidak mungkin dia tidak akan hidup hingga hari ini. Dia menjelaskan tentang keunikan Kristus, bahwa tidak ada satupun di antara yang lain kecuali hanya Yesus Kristus yang bisa membawanya ke jalan yang DISEBUT kebenaran dan hidup kekal.


(Dr. Daniel Shayesteh was deeply involved in the Iranian Fundamentalist Revolution (1979) as a leading Muslim political leader and teacher of Islam. In addition to English, he speaks three middle-eastern languages (Farsi, Turkish and Azerbaijani) and is an accomplished poet and classical middle-eastern musician. He is an author and studied in one of the universities in Tehran and later in Turkey and Australia. His doctorate is in international business. He is married to Mary, and they have three daughters. He is Director of the Exodus from Darkness ministry and a National Evangelist for the Christian and Missionary Alliance of Australia.)

That's all guys Yesus Loves U

Soli Deo Gloria

Wednesday, September 21, 2011

Kesaksian Dan Kisah Nyata Pelaku Kerusuhan Mei 1998 Ahmad Andryansah bin Abdul Jalil, Jemaat Islam Ditangkap Tuhan Yesus Al-Masih Dan Masuk Kristen : “Saya Telah Menerima Kasih Karunia-Nya”


Kesaksian Dan Kisah Nyata Pelaku Kerusuhan Mei 1998 Ahmad Andryansah bin Abdul Jalil, Jemaat Islam Ditangkap Tuhan Yesus Al-Masih Dan Masuk Kristen : “Saya Telah Menerima Kasih Karunia-Nya”


Sudah jamak jika kita mendengar kesaksian dari para saksi mata mau pun korban dari suatu kejadian. Tetapi kali ini saya mendapatkan sebuah kisah kesaksian yang justru dari pelaku tindakan kekerasan. Saya melihat bahwa ada suatu hal yang dapat dipetik dari cerita ini, yaitu: Jamahan kasih Allah. Ya, pelaku tindak kekerasan dijamah hatinya oleh Yesus Kristus sehingga hidupnya berubah 180 derajat.Sungguh indah, Yesus pergi meninggalkan 99 domba yang tidak tersesat untuk mencari domba yang sesat. Betapa gemuruhnya Sorga dengan nyanyian puji-pujian kepada Allah ketika si domba yang tersesat telah ditemukan. Dalam kisah ini Yesus sendirilah yang menemukan si domba tersesat.

Berikut adalah kisah kesaksian Andryansah:

Awalnya saya mengenal Isa Almasih berawal dari kejadian yang hampir tidak masuk akal. Bermula dari kerusuhan mei 1998 pada waktu itu.

Sebelum saya mengenal Isa Almasih, saya di didik oleh orang tua saya maupun para ulama baik di bangku sekolah, musholla, maupun masjid bahwa orang di luar penganut Islam adalah kafir dan Islam merupakan ajaran yg paling benar dari segala kitab yang ada di muka bumi ini, dan yang paling utama. Apabila ada di antara kami yg dapat mengenyahkan penganut di luar Islam, adalah merupakan suatu pahala yg besar, sebab menurut apa yg telah mereka ajarkan kepada saya inti nya adalah penganut di luar Islam merupakan jamaah syaithon yang harus segera di musnahkan dari muka bumi ini. Dan bahaya yg paling besar pada saat itu adalah kaum nashara (Nasrani) yang selalu berkembang di Indonesia secara perlahan-lahan yang mana pada saat itu saya selalu di cekoki pelajaran yg terdapat di dalam Quran maupun hadist. Begitulah bagaimana sikap saya yang bagaikan iblis semula sebelum mengenal Isa Almasih yang mulia di bumi maupun akhirat dengan kasih-Nya.

Dan pada suatu waktu tepatnya awal kerusuhan Mei 1998, saya bersama kawan-kawan saya (penganut Islam) mengendarai sepeda motor beramai-ramai dengan tujuan untuk menjarah toko-toko milik non muslim. Sebelum kami berangkat melakukan hal tersebut, sebenarnya saya enggan mengikuti mereka karena keluarga kami pun orang yg hidup di atas rata-rata dan hal tersebut sepertinya merupakan sesuatu yg memalukan. Dan pada saat itu saya telah menyelesaikan study di perguruan tinggi dan saya masih dalam status penggaguran dan hal inilah yg membuat saya mengikuti ajakan teman saya, terutama apalagi bila ada salah satu dari mereka berteriak mari kita hancurkan para kafir, hal inilah yg membuat semangat saya menggebu-gebu.
Sampai pada suatu saat kami telah sampai di depan toko yg bernama El-Shadai, dan kami yakin bahwa toko itu adalah toko milik kafir Nasrani. Dan akhirnya kamipun melempari toko tersebut sambil meneriakan Allahuakbar! bersama-sama dan meneriakkan “kafir, keluar lu dari dalam toko lu!”

Pada waktu itu ada beberapa orang yg berhamburan keluar. Salah satu dari mereka mengendarai motor untuk melarikan diri dari kami. Kami melihat pria itu mengenakan kalung salib di lehernya. Lalu teman saya yang bernama Sultan (nama samaran) berseru kepada saya, “Ndry, mari kita kejar dia!”
Saya pun bergegas untuk membonceng teman saya. Sebelum saya membonceng motor kawan saya, saya mengambil sepotong besi. Dan akhirnya kami pun mengejar pria itu. Dan yang mana pada waktu itu keadaan di jalan sangat carut marut, tetapi pria itu tetap menancap gas. Mungkin saking takutnya berusaha menyelamatkan diri dari kejaran kami. Kawan saya pun mempercepat laju motornya. Berhubung motor yang kami tunggangi adalah motor king sedangkan pria tersebut menggunakan motor bebek, maka perlahan-lahan kami dapat menyusulnya.
Pada suatu saat pria itu membelokkan motornya pada persimpangan dengan cepatnya. Dan pada saat itulah kami tidak tahu darimana mobil tersebut datang. Seingat saya, kamipun akhirnya menabrak mobil tersebut dan saya serasa terbang di udara. Sesudah itu saya tidak sadar lagi.
Pada waktu saya sadar, saya melihat banyak kerumunan di sekitar saya. Dan dengan reflek saya mencari teman saya untuk melihat kondisinya. Lalu saya pun memisahkan diri untuk mencari teman saya dari kerumunan orang tersebut.
Tetapi saya tidak tahu mengapa orang tersebut masih berkerumun di tempat saya berada tadi. Lalu saya pun melangkah ke jalan, dan saya mendapati kerumunan di sisi jalan yang lain. Saya pun berpikir itu pasti teman saya. Lalu saya pun melangkah mendekatinya.
Tiba-tiba saya berhenti sontak di tengah jalan karena saya melihat di beberapa kerumunan teman saya, saya melihat teman saya jadi dua. Dan ada banyak orang yg berwajah bengis dan hewan kurus seperti anjing yg hendak memperebutkannya. Saya mengucek mata saya sebab saya pikir saya masih belum sadar. Setelah itu saya melihat teman saya yang ada dua tersebut. Salah satunya di seret-seret oleh mereka untuk keluar dari kerumunan tersebut. Dan teman saya itu berteriak, “Ndry, Ndry, tolong saya!” Saya pun tak berani melangkah karena saya takut. Dan saya tetap diam terpaku di tengah jalan raya tersebut.
Pada waktu itu ada sinar datang dari sebelah kanan saya. Waktu saya menoleh, ternyata mobil ambulance pas di samping kanan saya dan menabrak saya. Saya pun tersontak dan menyebut Masyaallah sambil memejamkan mata. Tetapi mobil itu serasa melintasi tubuh saya. Lalu sayapun membuka mata saya dan dengan reflek saya memegang tangan saya sendiri. Lalu saya pun melihat mobil ambulance tersebut berhenti pas di tempat saya jatuh tadi. Dan yang membuat saya terdiam seribu bahasa adalah ketika saya melihat tubuh saya dimasukkan ke dalam ambulance tersebut. Hal ini yg membuat saya seperti gila. Sayapun akhirnya berlari tanpa tujuan dan saya tidak berani mendatangi kerumunan di mana saya jatuh sebelumnya karena saya takut setelah melihat kejadian teman saya.
Tidak jelas kemana saya berlari, tiba tiba saya sampai di sebuah taman dan saya duduk sambil menangis. Apakah saya sudah mati? Saya terus mencubit-cubit tangan saya, tapi saya tidak merasakan apapun. Lalu saya menangis lebih keras. Dan sayapun tersungkur menangis di atas tanah. Dan pada saat saya tersungkur, saya melihat sepasang kaki di depan mata saya. Sayapun sontak mundur ke belakang karena saya teringat langsung apa yg dialami teman saya. Tapi pada saat saya mau bangun dan melarikan diri, saya seperti lumpuh tidak bisa bergerak. Dan saya pun memberanikan diri untuk menatap siapakah yg ada di depan saya. Tapi saya tidak bisa melihat wajah-Nya karena sangat silau. Dan hal itu membuat saya pasrah dan menundukkan muka.
Lalu orang yg berpakaian putih di depan saya itu pun bertanya kepada saya, “Nak, mengapa engkau menganiaya AKU?”.Lalu saya pun menjawabnya, “Setan, pergi kau jangan ganggu saya!” Sayapun akhirnya mengucapkan ayat-ayat kursi untuk mengusirnya.Lalu Dia pun berkata lagi “Nak, mengapa engkau menganiaya Aku?” Sayapun masih melafalkan ayat kursi di bibir saya dan saya mengucapkan “Ya Allah, usirlah setan itu dari hadapanku.” Lalu Dia berkata lagi, “Nak, apakah kesalahan-Ku hingga kau menganiaya Aku?”
Lalu setelah saya sadar ayat kursi tidak ampuh untuk menghadapi-Nya, sayapun tersungkur di bawah kaki-Nya dan menangis tersedu-sedu dan akhirnya akupun menjawabnya, “Saya tidak tahu kenapa saya melakukannya. Maafkanlah saya.”
Dan saya pun meraung-raung di bawah kaki-Nya. Dan Diapun berkata, “Bangunlah. Jangan takut. Peganglah tangan-Ku.” Dan sayapun berdiri di depan-Nya sambil menundukkan muka saya (dan pada waktu itu sayapun masih berpikir bagaimana cara melarikan diri dari-Nya). Sepertinya Dia tahu pikiran saya, dan Dia berkata lagi, “Jangan takut akan Aku karena Aku lembut dan murah hati.”
Dan akhirnya saya pun memberanikan diri untuk menatap-Nya. Saya merasakan kesedihan yg ada di hati saya menjadi sirna seketika dan saya pun memberanikan diri untuk bertanya kepada-Nya, “Siapakah kamu sesungguhnya?”
Lalu Dia menjawab, “Akulah yang selalu di perdebatkan oleh banyak anak manusia. Akulah jalan yang lurus. Akulah yang telah membangkitkan orang dari kematian.” Setelah saya mendengar Dia berkata “Akulah yang telah membangkitkan orang dari kematian”, sayapun langsung tersadar bahwa Dialah Isa Almasih atau Yesus Kristus yang banyak sekali dipuja puja oleh kaum Nasrani sebagai Tuhan-nya. Lalu sayapun tersungkur di bawah kaki-Nya kembali dan pada saat itu secara tak sadar saya memperhatikan kaki-Nya yg mempunyai tanda berlobang bekas luka. Saya pun berkata “Ya Nabi Isa, ampunilah segala sesuatu yang pernah saya perbuat terhadap pengikut-Mu. Ampunilah saya.”
Dan sayapun menangis kembali karena merasa berdosa terhadap-Nya. Lalu dia pun berkata, “Mengapa kamu menganiaya mereka?” Sayapun menjawab-Nya, “Saya tidak tahu. Atau mungkin karena mereka menganggap-Mu sebagai Allah dan menduakan Allah?”
Lalu Dia pun berkata “Segala apa yang ada padaKu adalah milik Bapa-Ku yang di Sorga. Dan segala apa yang ada pada BapaKu di Sorga adalah Milik-Ku juga, karena oleh-Nya segala kekuasaan baik di bumi maupun di sorga telah diserahkan-Nya kepadaKu. Karena Aku dan Bapa adalah satu. Begitu juga kau, kau sekarang adalah milik-Ku.”
Sayapun masih menangis di bawah kaki-Nya pada saat Dia menerangkan tentang siapa diri-Nya sebenar-Nya, yaitu Dia adalah Allah itu sendiri. Lalu saya pun berkata, “Ya Isa Allahku, ampunilah segala sesuatu yang pernah saya lakukan.” Di sinilah saya pertama kali menyatakan Isa adalah Allah saya. Lalu Isa Almasih berkata, “Pulanglah dan beritakanlah tentang Aku, tentang apa yang pernah kau lihat. Aku akan menyertai kalian semua hingga zaman akhir.”
Dan pada saat itu pula sontak saya terbangun. Ternyata saya sudah berada di Rumah Sakit, tepatnya di ruang ICU kurang lebih selama 2 minggu dalam keadaan koma. Pada saat saya terbangun, saya langsung menangis dan menyebut, “Ya Isa, ya Tuhanku, ampunilah saya.”
Pada saat itu ibu dan saudara-saudara saya sedang menunggu di luar dan bergegas masuk saat mendengar suara saya. Tetapi kebanyakan dari mereka heran mengapa saya menyebut Isa sebagai Tuhan saya. Banyak di antara mereka yg menganggap saya kerasukan iblis membaca ayat kursi bersama sama. Ini membuat saya tertawa terpingkal-pingkal setiap saya mengingat mereka melakukan hal tersebut. Akhirnya sayapun dibawa pulang ke rumah setelah kondisi saya membaik. Pada saat itu merupakan kegoncangan iman yg terbesar dalam hidup saya, tentang apa yg pernah saya percayai sebelumnya, yg selalu penuh dengan kekerasan, iri, dan dengki. Dan saya mengingat tentang pertemuan saya dengan Tuhan kita Yesus Kristus, betapa baiknya Dia terhadap saya. Dia tahu saya telah menganiaya pengikut-Nya, seharusnya Dia memenggal kepala saya, tetapi Dia malah mengampuni saya dan mengembalikan roh saya menyatu kembali dengan jiwa dan tubuh saya. Padahal ibu saya pernah berkata bahwa pada saat saya di rumah sakit dokter telah mengatakan bahwa saya telah mengalami pendarahan otak dan mustahil bisa di sembuhkan. Dan sekalipun saya sembuh, saya akan mengalami kelumpuhan total. Banyak para dokter yg merasa aneh pada kejadian saya yg ajaib.
Dan apabila mereka bertanya saya hanya menjawab Isa atau Yesus Kristus lah yg menyembuhkan saya. Kadang-kadang hal ini membuat mereka yg belum menerima Yesus di dalam hatinya menganggap saya kerasukan iblis. Begitu juga saudara-saudara saya maupun bapak saya sendiri. Sehingga sering bapak saya mengundang para kiai maupun dai untuk mengkotbahi saya.Lalu saya bertanya kepada mereka, “Sudahkah kalian pernah merasakan kematian?” Merekapun jawab, “Belum.”Lalu sayapun bilang kepada mereka, “Percayalah kepada Isa, karena Isa lah yang menyelamatkan saya dari kematian.”
Akhirnya banyak dari antara mereka yg pergi dengan hati yg dongkol.Untungnya bapak saya merupakan muslim yg liberal. Akhirnya sayapun menceritakan tentang semua kejadian yg pernah saya alami pada waktu itu. (mungkin bapak saya mendengarkannya dengan cara masuk kuping kiri, keluar kuping kanan). Akhirnya bapak saya berkata, seandainya apa yg saya alami itu memang benar, maka bapak akan mengucap syukur kepada Nabi Isa yg telah menyelamatkan saya. Dan sayapun selalu berdebat dengan bapak saya. Sampai akhirnya saya berkata kepada bapak saya, “Sungguh apa yang semua saya alami adalah benar karena saya melihatnya dengan kepala dan mata saya sendiri.”
Dan bapak sayapun bilang, “Bagaimana mungkin kamu melihatNya, orang pada saat itu bapak bersama ibumu selalu menunggui kamu di rumah sakit? Kapan kamu keluar dan bertemu denganNya? Tahukah kamu Ndry, semua itu karena ridho Allah, titik!”
Pada waktu itu saya pun bingung menjawab pertanyaan yg dilontarkan bapak kepada saya. Ibu saya pun menangis dan memeluk saya ketika melihat kami berdebat dengan keras dan menyuruh saya diam dan meninggalkannya. Tanpa sebab saya berkata kepada bapak, “Ya benar, Isa Almasih adalah Tuhan saya sekarang ini. Pelangi adalah saksi apa yg pernah saya katakan.”
Lalu bapak saya tertawa menyindir kepada saya, “Di musim kemarau begini mana mungkin ada pelangi?” Dan sayapun akhirnya pergi meninggalkan tempat saya berdebat dengan ayah saya itu dan menuju pintu rumah untuk pergi keluar. Pada saat saya di luar rumah sayapun menangis dan berbicara sendiri, “Ya Isa Tuhanku, mengapa begitu keraskah hati bapak saya seperti batu?” Lalu saya pun mendongak ke atas langit, dan anehnya saya melihat pelangi. Lalu saya menangis dengan penuh suka cita, dan sayapun lari kembali ke dalam rumah untuk menemui bapak saya. Dan saya memanggilnya untuk menunjukkannya.
Setelah bapak saya melihat pelangi tersebut diapun diam seribu bahasa. Dan setelah kejadian itu bapakku seperti mengalami kegoncangan iman, seperti yg pernah saya alami sebelumnya.
Sayapun mulai mencari lebih dalam tentang siapa Isa Almasih sebenarnya melalui Al-Quran maupun hadist, dan saya menemukan hal-hal yg membuat saya terharu. Misalnya ayat surat-surat di bawah ini:
(Maryam, 19:19) Hanya Isa Anak Maryam yang langsung masuk Syurga kerana Dia suci.
(Al Imran, 3:45) Bahkan Dia (Isa Almasih) terkemuka di dunia dan di akhirat.
(Al Fatihah, 1:6) “Indinash shiraathal mustaqiim” Artinya: Tunjukilah kami jalan yang lurus
(Az Zukhruf, 43:61) “Wa innahu la’ilmu lis saa’ati fa laa tamtarunna bihaa wa tabi’unni haadzaa shiraathum mustaqiim.” Artinya: Dan sesungguhnya Isa itu benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat kerana itu janganlah kamu ragu tentang hari kiamat itu dan ikutlah Aku. Inilah jalan yang lurus.
(Az Zukhruf, 43:63) “Wa lammaa jaa-a ‘Isa bil bayyinaati qaala qad ji’tukum bil hikmati wa li ubayina lakum ba’dhal ladzii tathtalifuuna fiihi fat taqullaaha wa athii’u.” Artinya: Dan tatkala Isa datang membawa keterangan. Dia berkata sesungguhnya Aku datang membawa hikmat dan untuk menjelaskan kepadamu sebagian yang apa kamu perselisihkan tentangnya, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaKu.
(An Nisa, 4:171) “Inamal Masihu ‘isabnu Maryama rasullahi wa kalimatuhu.” Artinya: Sesungguhnya Isa Al Masih putra Maryam itu utusan Allah dan FirmanNya.
(Hadis Anas bin Malik hal.72) “Isa faa innahu Rohullah wa kalimatuhu.” Artinya: Isa itu sesungguhNya Roh Allah dan FirmanNya.
(Maryam, 19:17) ”arsalnaa ilaihaa ruuhanaa fa tamatstsala lahaa basyaran sawiyya.” Artinya: Kami mengutus Roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya menjadi Manusia yang sempurna.
(Hadis Ibnu Majah) “Laa mahdia illa isabnu Maryama.” Artinya: Tidak ada Imam MAHDI selain Isa putra Maryam.
(Al Anbiyaa, 21:91) “Wallatii ahshanat farjahaa fa nafakhnaa fiihaa mir ruuhinaa Wa ja’alnaahaa wabnahaa ayatal lil ‘aalamiin” Artinya: Ingatlah kisah seorang perempuan yang memelihara kehormatannya (Maryam) lalu Kami tiupkan kepadanya Roh Kami (Roh Allah) dan Kami jadikan dia dan Anaknya tanda (kuasa Allah) bagi semesta alam.
(Maryam, 19:33) “Wa salaamu ‘alayya yauma wulittu, wa yauma amuutu, wa yauma ub’atsu hayaa.” Artinya: Dan sejahtera atasNya pada hari Dia dilahirkan, pada hari Dia wafat, dan pada hari Dia dibangkitkan hidup kembali.”
(Al Imran, 3:55) “Idz qaalallahu yaa Isa, innii mutawafiika, wa raafi’uka ilayya, wa muthahhiruka minal ladzinaa kafaruu, wa jaa’ilul ladzina tabauka fauqal ladzina kafaruu ilaa yaumil qiyamati.” Artinya: Ingatlah tatkala Allah berfirman; Hai Isa, sesungguhnya Aku akan mewafatkanMu, dan mengangkatMu kepadaKu, dan akan menyucikan Engkau dari orang-orang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikutiMu di atas mereka yang kafir hingga hari kiamat.”
(Al Baqarah, 2:253) “Wa aatainaa ‘isabna Maryam bayyinaati wa ayyadnaahu bi ruuhil qudusi.” Artinya: Dan Kami berikan kepada Isa putra Maryam, beberapa mujizat serta Kami perkuat Dia dengan Roh Kudus.
(An Nisa, 4:156) “Wa bi kufrihim wa qaulihim ‘alaa Maryama buhtaanan ‘azhiimaa.” Artinya: Dan kerana kekafiran mereka (terhadap Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zinah).
(Al Imran, 3:45) “Idz qalatil malaikatu yaa Maryama innallaaha yubasyiruki bi kalimatim minhus muhul masihu ‘isabnu Maryama wajihan fiddun-yaa wal akhirati wa minal muqarrabiin.” Artinya: Ketika malaikat berkata, hai Maryam sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan Kalimah daripadaNya namanya Al Masih putra Maryam, terkemuka di dunia dan di akhirat dan orang yang paling dekat pada Allah.
Dan sayapun akhirnya menelusuri dan mencari segala hal tentang Isa Almasih Tuhan kita. Akhirnya sayapun berpikir bahwa saya harus mendapatkan Injil itu sendiri untuk memahami siapa Isa Almasih itu sesungguhnya. Ada keinginan yang sangat kuat di hati saya untuk mendapatkannya (Injil). Lalu saya pun teringat akan toko yang pernah kami (saya bersama kawan saya dulu) rusakkan, yaitu toko buku El-Shadai, lalu sayapun pergi kesana.
Pada saat saya sampai di toko tersebut, toko itu masih kelihatan rapi, baik kaca-kacanya yg dulu kami lempari dengan batu hingga pecah, telah rapi terenovasi kembali. Lalu sayapun menghampiri toko tersebut dan akhirnya saya berbicara dengan salah satu penjaganya, “Mbak, apakah Anda menjual Injil?” “Ya.” jawabnya. Lalu penjaga itu pun mencarikan Injil tersebut. Lalu dia pun menyerahkan kepada saya Kitab Perjanjian Baru. Lalu saya bertanya lagi kepadanya, “Apakah ini Injil Isa Almasih punya?”
Mbak penjaga itupun berkata sambil tertawa kecil, “Iya, Perjanjian Baru itu adalah Injil.” Lalu mbak itu pun berkata kepada saya, “Apakah kamu non Kristen?”
Sayapun bingung menjawabnya. Karena agak takut oleh sebab sebelumnya, seandainya mbak itu tahu apabila saya muslim mungkin dia akan benci kepada saya, pikir saya dalam hati. Akhirnya dengan berat hati sayapun menjawabnya, “Ya, saya muslim.” sambil saya menundukkan muka.
Lalu mbak itu pun berkata, “Ah itu tak masalah bagi kami.” sambil tersenyum. Hal ini yang membuat saya heran kenapa mereka yg begitu ramah bisa kami benci tanpa sebab sebelumnya? Lalu sayapun bertanya kepada dia, “Mbak, adakah buku-buku tentang kisah nabi-nabi menurut Kristen?”
Lalu mbak itupun mencarikannya. Sesudah itu sayapun mananyakan harga totalnya untuk membayar buku-buku tersebut. Dan sebelumnya saya pun berta nya kepadanya, “Mbak, apakah ada di antara pegawai toko ini yang celaka pada saat kerusuhan sebelumnya?” Mbak itupun menjawab saya, “Pada waktu kejadian tersebut toko ini telah kami tutup lebih awal kira-kira jam sepuluh pagi.” Lalu saya bertanya lagi, “Apakah ada yg menempati toko ini sebagai tempat tinggal?”
“Ah tidak mas,” jawabnya, “hanya satpam yg menjaga toko-toko di sekitar kami. Itupun juga mereka hanya menjaga di luaran saja untuk keamanan sekitarnya.”
Hal ini yang membuat saya sangat bingung dalam hati. Seingat saya waktu kami merusak dan menjebol toko ini pada waktu petang hari masih ada beberapa orang yg di dalamnya, sedangkan mbak itu bilang toko telah tutup sejak jam 10 pagi dan tidak ada satupun penghuni yg menempatinya. Lalu siapakah di antara mreka yg kami kejar pada waktu itu? Hal ini yang membuat saya heran hingga sekarang. Seandainya apabila saya menemui pria yg kami kejar-kejar dulu, mungkin saya akan berlutut untuk meminta maaf kepadanya.
Dan akhirnya sayapun kembali kerumah, dan sayapun mulai membaca Injil satu persatu di kamar saya. Saya sangat terenyuh, sedih, dan bangga pada saat saya membaca kisah Injil, betapa mulianya segala sesuatu yang pernah diperbuat oleh Isa Almasih / Yesus Kristus. Begitu pun juga ucapan-ucapanNya yang bagaikan pisau belati langsung menusuk hati mengajarkan tentang kasih yang tulus, kerendahan hati, maupun keselamatan. Hal ini yang belum pernah saya peroleh sebelumnya semenjak saya hidup di muka bumi yang mana sebelumnya saya menganggap diri kami sebagai Muslim adalah yg tertinggi dari golongan lain kafir yang mana para golongan kafir itu harus tunduk kepada kami, yaitu para penganut Islam, sebab ada di Quran yg mengatakan, “hanya penganut Islam lah yang masuk Sorga” dan hal ini sangat tidak masuk akal.
Bagaimana mungkin nabi-nabi sebelum Muhammad bisa disebut Islam, karena mereka pun tidak pernah sekalipun mengucapkan kalimat syahadat? Dan juga pada saat saya mengalami kejadian yg aneh di mana roh saya berpisah dengan tubuh saya pada waktu kecelakaan dan mengalami koma, kenapa yg menemui saya justeru Isa Almasih / Yesus Kristus? Dan akhirnya sayapun menyerahkan diri saya sepenuhnya untuk menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan saya dan Juruselamat saya. Pada tanggal 27 Oktober 2000 saya pun dibaptis dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus. Halleluya. Saya telah menerima kasih karunia-Nya. Baik susah maupun senang.

Tuhan Yesus selalu menyertai saya.

Amin

Solo, Indonesia, 3 Mei 2006

Nama asli saya Ahmad Andryansah bin Abdul Jalil dan saya akhirnya mengganti nama saya menjadi Christian Andryansah, dan saya menghapus nama Ahmad karena nama tersebut selalu mengingatkan saya akan kekejian.

Sumber – Buletin Kampung Baru Februari 2007





Thursday, September 15, 2011

Kesaksian Dan Kisah Nyata Guru Besar Pengajar Islam Universitas Al-Azhar Kairo Mesir Dr. Mustafa (Mark A Gabriel, PhD) Masuk Kristen : “Saya Menemukan Tuhan Maha Kuasa,Penguasa Surga Yang Saya Cari Selama Ini”


Kesaksian Dan Kisah Nyata Guru Besar Pengajar Islam Universitas Al-Azhar Kairo Mesir Dr. Mustafa (Mark A Gabriel, PhD) Masuk Kristen : “Saya Menemukan Tuhan Maha Kuasa,Penguasa Surga Yang Saya Cari Selama Ini”

Keputusan Pribadi Mark Gabriel

Sepanjang malam pikiran saya seperti laser, terkonsentrasi untuk membaca Alkitab sampul hitam yang ada di depan saya. Saya tidak menyadari waktu, sampai saya mendengar suara-suara dari speaker masjid memanggil sholat subuh!
Saya terkejut melihat jam di tempat tidur di samping saya, telah menunjukan pukul 4 pagi. Saya mendengar anggota keluarga berjalan-jalan Di sekitar rumah, bersiap-siap untuk pergi ke masjid. Tapi pagi ini saya tidak memiliki hasrat untuk berdoa. Saya merasa damai luar biasa dan saya hanya ingin beristirahat.
Setelah pengalaman saya di penjara, saya bergumul setiap malam untuk bisa tidur. Saya sering menghabiskan berjam-jam membalikkan badan terus menerus, hingga tertidur kelelahan. Tapi pagi ini saya menaruh kepala di bantal dan beberapa saat kemudian saya sudah tidur, tidak Saya bahkan tidak menyadari bahwa bahkan sakit kepala saya telah hilang sepenuhnya.
Tiga jam kemudian, pada jam 7 pagi, saya bangun dengan rasa segar sekali. saya siap untuk mengambil keputusan saya. Saya menemukan Tuhan Maha Kuasa, Penguasa surga yang saya cari selama ini. Tanpa keraguan sedikitpun di pikiran saya, saya berdoa kepada Tuhan dari Alkitab dan memberi hidup saya kepada-Nya. Kemudian saya kembali pada Alkitab.
Saya telah selesai membaca keempat injil, Kisah para Rasul dan Roma. Saya tidak tahu apa yang akan saya baca lagi, sehingga Saya membiarkan Alkitab apoteker itu terbuka. Kali ini saya sampai di Mazmur 91. Saya membaca semuanya, kemudian membacanya lagi. Itu seperti pesan pribadi untuk saya dan situasi yang saya alami!

 MAZMUR 91

Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi danbermalam dalam naungan Yang Mahakuasa akan berkata kepada TUHAN: ‘Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku,Allahku, yang kupercayai.’Sungguh, Dialah yang akan melepaskan engkau dari jerat penangkap burung,dari penyakit sampar yang busuk.Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau,di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung,kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok.Engkau tak usah takut terhadap kedahsyatan malam,terhadap panah yang terbang di waktu siang,terhadap penyakit sampar yang berjalan di dalam gelap,terhadap penyakit menular yang mengamuk di waktu petang.Walau seribu orang rebah di sisimu,dan sepuluh ribu di sebelah kananmu,tetapi itu tidak akan menimpamu.Engkau hanya menontonnya dengan matamu sendiri dan melihat pembalasan terhadap orang-orang fasik.Sebab TUHAN ialah tempat perlindunganmu,Yang Mahatinggi telah kaubuat tempat perteduhanmu,malapetaka tidak akan menimpa kamu,dan tulah tidak akan mendekat kepada kemahmu;sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamuuntuk menjaga engkau di segala jalanmu.Mereka akan menatang engkau di atas tangannya,supaya kakimu jangan terantuk kepada batu.Singa dan ular tedung akan kaulangkahi,engkau akan menginjak anak singa dan ular naga.‘Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya,Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku.Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab,Aku akan menyertai dia dalam kesesakan,Aku akan meluputkannya dan memuliakannya.Dengan panjang umur akan Kukenyangkan dia,dan akan Kuperlihatkan kepadanya keselamatan dari pada-Ku.’
Ayat ini mengatakan bahwa Allah mengetahui bahaya yang akan saya hadapi karena keputusan saya. Keluarga saya, saudara-saudara saya, ayah saya, dan kaum saya sendiri, ketika mereka mengetahui kemurtadan saya, mereka akan mencoba membunuh saya sebelum orang lain.
Di Mazmur ini saya mendengar Tuhan berkata: ‘Aku akan melindungimu.’
‘ok,’ Aku berkata, ‘Mazmur ini adalah janji Tuhan dan ini adalah senjata yang saya bawa selama pertempuran’. Saya mengingat seluruh pasal ini sebelum meninggalkan kamar saya.

MEMBERITAHU APOTEKER

Sekitar jam 11 siang saya kembali ke apotek dengan obat di satu tangan dan Alkitab di tangan yang lain. Saya tiba di kasir dan mengembalikan obat kepada apoteker.
Dia bertanya pada saya : ‘kamu membaca Alkitab?’
saya menjawab: ‘Ya, dan saya memutuskan untuk menjadi seorang Kristen. ’Dia melompat dan mulai memuji Tuhan dengan nyaring, kemudian datang dari balik loket dan memeluk saya.
‘Mari masuk, duduklah’ katanya, dia menuntun saya melalui pintu ayun yang menuju belakang apotek. Dengan senyum di wajah, ia pergi untuk mengambil kursi.
Ketika saya duduk, ia berkata, ‘Tunggu sebentar’ dan mulai menelepon seseorang. Pada saat itu saya menjadi sangat gelisah, Saya berfikir saya akan diserahkan pada polisi rahasia. Mungkin itu semua perangkap.
Tetapi ia hanya memanggil suaminya, seorang dokter hewan yang bekerja untuk negara. ‘Anda harus datang di sini sekarang’, ujar perempuan itu.
setelah setengah jam kemudian, suaminya tiba, apoteker itu berkata pada saya : ‘Kami ingin mendengar apa yang anda alami tadi malam.’ Sementara saya berbicara, apoteker terus mengajukan pertanyaan-pertanyaan, tetapi suaminya hanya memperhatikan saya- diam dan penuh perhatian.
Pada akhirnya saya berkata : ‘saya ingin mensyairkan sesuatu untuk Anda.’ Lalu saya mulai memperkatakan semua isi Mazmur 91. Aku melihat air mata mengalir dari mata suaminya.
Perempuan itu berkata ‘sudah jam duabelas, saya akan menutup apotek dan kami ingin membawa anda untuk makan siang. Setelah makan siang kami akan membawa kamu ke gereja. ‘
Selagi kami makan siang ia terus mengajukan pertanyaan tentang apa yang saya alami dengan Alkitab pada malam itu. Saya bertanya apakah ia menginginkan Alkitabnya kembali. ‘Tidak’ jawab perempuan itu ‘aku ingin kau memilikinya.‘
Kemudian mereka mulai memberi saya peringatan tentang bagaimana saya harus bersikap. ‘Jangan bercerita pada banyak orang apa yang anda alami.’ Mereka memperingatkan. ‘Jangan pergi ke gereja terbuka. Terlalu banyak orang akan melihat anda. Anda dapat datang ke rumah kami untuk belajar pendalaman Alkitab.’ Namun, mereka gembira karena mereka akan memperkenalkan saya dengan pendeta mereka.
Setelah berbicara beberapa saat pada pendeta di kantornya, maka ia datang dengan suatu kesimpulan yang mengagetkan kami semua. Dengan kata lain ia berkata : ‘Hai anakku, kamu dapat pulang. Kami tidak perlu menambahkan anggota lain untuk sidang kami. dan jika Anda akan pergi, kita tidak kehilangan salah seorang dari anggota kami. Kami tidak tertarik ‘
Dia takut Islam radikal akan menyerang gereja ketika mendengar bahwa seorang Muslim telah murtad menghadiri kebaktian mereka. Ketika kami meninggalkan kantornya, saya berkata kepadanya : ‘Dengar, saya tidak khawatir tentang apa yang telah anda lakukan sekarang; Juruselamat saya akan membantu saya dan akan menjaga saya. Walaupun kamu menolak saya, Ia tetap setia menemani saya ke mana saja. Tetapi anda memerlukan bantuan.’
Apoteker dan suaminya menjadi sangat kecewa dan malu. Mereka tidak berhenti untuk minta maaf atas apa yang terjadi. Saya juga kecewa, tetapi saya juga dapat melihat bahwa sikap pendeta yang tidak selaras dengan apa yang saya baca di dalam Alkitab. Saya mulai belajar prinsip penting, bahwa kita harus memisahkan pemimpin dari pengikutnya, ini merupakan prinsip yang harus saya terapkan baik untuk Islam maupun untuk Kekristenan.

SEORANG KRISTEN RAHASIA

Selama setahun kemudian, saya tinggal sebagai ‘Orang Kristen Rahasia’ di Mesir. Saya tidak memberitahu keluarga atas apa yang telah saya lakukan, tetapi saya kadang mampir ke apotek ketika saya ingin berbicara. Saya menanyainya begitu banyak pertanyaan tentang Alkitab dan kekristenan, tetapi saya tidak pernah meminta obat untuk sakit kepala lagi. Sakit kepala saya sudah hilang.
Saya mengalami banyak kesulitan dalam mencari gereja yang memperbolehkan saya untuk menghadiri kebaktian. Saya sudah mendatangi tiga pendeta yang mengatakan kepada saya bahwa saya tidak diterima di gereja mereka. Pada akhirnya saya naik taksi untuk pergi ke biara yang jauh di gurun, di luar Kairo. Tempatnya sungguh terpencil sehingga saya berfikir mereka tidak perlu takut pada polisi rahasia dari kota. Seorang biarawan bicara dengan saya di luar tembok biara dan juga menyampaikan hal yang sama : ‘Kami tidak dapat membantu.’ Tetapi saya diberi nama seorang pendeta yang mungkin dapat membantu. Pada hari berikutnya saya tiba di gereja tersebut. Pendetanya awalnya sangat keras, ia mencoba untuk memastikan bahwa saya jujur. Ia menerima saya, dan saya datang ke gereja itu dengan berhati-hati selama setahun sampai saya meninggalkan Mesir. Saya mengunakan kata berhati-hati, karena saya dengan hati-hati untuk tidak menarik perhatian kepada saya.

Saya naik bus ke gereja, alih-alih membawa mobil untuk menghindari diikuti oleh Muslim radikal. Saya tidak cerita pada anggota gereja tentang kisah saya. Gereja besar di Mesir biasanya menempatkan polisi orang Mesir untuk menjaga keamanan di pintu masuk. Sampai polisi terbiasa melihat saya, saya bersembunyi antara sekelompok orang untuk masuk dan keluar dari gereja, saya harus yakin bahwa saya tidak akan dihentikan dan ditanyai siapa saya.
Sepanjang hari, saya terus bekerja dengan ayah saya, sebagai direktur penjualan pakaian di perusahaannya.

MENINGGALKAN MESIR

Tinggal menunggu waktu sebelum pada akhirnya keluarga saya mengetahuinya. Suatu hari, tanpa terencana, saya mengatakan yang sebenarnya pada ayah saya; segera ayah saya mengambil dari bahunya pistol revolver dan menembakan lima peluru pada saya. Dalam beberapa hari, saya meninggalkan rumah dan Mesir untuk selamanya. Itu adalah awal dari sebuah perjalanan panjang, saya dibawa dari Mesir ke Afrika Selatan dan pada akhirnya Amerika Serikat, dimana saya menulis buku ini.
Saya membawa Alkitab apoteker bersama saya dan memilikinya hingga hari ini. perempuan itu membayar harga untuk menolong saya. Setelah saya meninggalkan Mesir, Muslim Radikal membakar apoteknya, mencoba untuk membunuh dia. Beberapa Kristen Koptik di Mesir memberitahu saya ia dan suaminya meninggalkan negara dan berimigrasi ke Kanada.

KEHIDUPAN SAYA HARI INI

Dalam sebelas tahun terakhir ini saya telah hidup sebagai seorang Kristen, mendedikasikan hidup saya untuk memberikan Muslim dan semua orang kesempatan untuk mengenal Yesus, sama seperti saya.
Tidak seorangpun yang harus dipaksa untuk menerima suatu kepercayaan, tetapi setiap orang harus memiliki akses ke semua informasi yang mereka mau dan harus diberi kesempatan untuk membuat keputusan tanpa rasa takut apa yang akan orang lain akan lakukan padanya.
Saya berdoa agar kata-kata saya dapat memberikan cahaya yang akan memimpin anda pada kedamaian, sukacita dan ampunan dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

Mark A Gabriel PhD

Sunday, September 11, 2011

“Roh Kudus Menolong Orang Mengerti Arti Hidup Dan Berkat”


“Roh Kudus Menolong Orang Mengerti Arti Hidup Dan Berkat”

“Ketika dalam istana Firaun terdengar kabar, bahwa saudara-saudara Yusuf datang, hal itu diterima dengan baik oleh Firaun dan pegawai-pegawainya.Lalu berkatalah Firaun kepada Yusuf: "Katakanlah kepada saudara-saudaramu: Buatlah begini: muatilah binatang-binatangmu dan pergilah ke tanah Kanaan,jemputlah ayahmu dan seisi rumahmu dan datanglah mendapatkan aku, maka aku akan memberikan kepadamu apa yang paling baik di tanah Mesir, sehingga kamu akan mengecap kesuburan tanah ini.
Selanjutnya engkau mendapat perintah mengatakan kepada mereka: Buatlah begini: bawalah kereta dari tanah Mesir untuk anak-anakmu dan isteri-isterimu, jemputlah ayahmu dari sana dan datanglah ke mari.Janganlah kamu merasa sayang meninggalkan barang-barangmu, sebab apa yang paling baik di seluruh tanah Mesir ini adalah milikmu."Demikianlah dilakukan oleh anak-anak Israel itu. Yusuf memberikan kereta kepada mereka menurut perintah Firaun; juga diberikan kepada mereka bekal di jalan.
Kepada mereka masing-masing diberikannya sepotong pesalin dan kepada Benyamin diberikannya tiga ratus uang perak dan lima potong pesalin.Di samping itu kepada ayahnya dikirimkannya sepuluh ekor keledai jantan, dimuati dengan apa yang paling baik di Mesir, lagipula sepuluh ekor keledai betina, dimuati dengan gandum dan roti dan makanan untuk ayahnya dalam perjalanan.Kemudian ia melepas saudara-saudaranya serta berkata kepada mereka: "Janganlah berbantah-bantah di jalan."Demikianlah mereka pergi dari tanah Mesir dan sampai di tanah Kanaan, kepada Yakub, ayah mereka.Mereka menceritakan kepadanya: "Yusuf masih hidup, bahkan dialah yang menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir." Tetapi hati Yakub tetap dingin, sebab ia tidak dapat mempercayai mereka.Tetapi ketika mereka menyampaikan kepadanya segala perkataan yang diucapkan Yusuf, dan ketika dilihatnya kereta yang dikirim oleh Yusuf untuk menjemputnya, maka bangkitlah kembali semangat Yakub, ayah mereka itu.Kata Yakub: "Cukuplah itu; anakku Yusuf masih hidup; aku mau pergi melihatnya, sebelum aku mati." ( Kejadian 45:16-28)

Firaun dan seluruh orang Mesir merasakan berkat yang dilakukan Yusuf bagi negri mereka.Kehidupan Yusuf sangat bersinar dan sinarnya itu membuat sesama diberkati.Karena itulah mereka ikut berbahagia dan ikut menyambut keluarga Yusuf.Di sini kita melihat bahwa kedatangan keluarga Yakub ke Mesir ada dalam kehendak Allah.Semuanya itu bukan kebetulan dan semuanya terbuka untuk mereka.Tanah telah disiapkan,masyarakat dan pemerintahpun menyambut dengan sukacita. Nampak disini bahwa kala Yusuf menabur berkat,ia menikmati berkat. Ketika ia menabur benih berkat,ia menuai berkat yang berlimpah.Karena itu jangan hanya mengejar berkat,tetapi bertindaklah dalam pimpinan Tuhan.Berkat disediakan Tuhan pada waktu tidur bagi orang yang percaya kepada-Nya, seperti yang kita lihat dalam peristiwa Yusuf dan keluarganya ini.           
Ada orang Kristen yang berpikir tidak perlu hadir dalam ibadah-ibadah,cukup memberi Persembahan Persepuluhan dan persembahan lainnya,itu sudah cukup.Pikiran ini memberi kesan seolah gereja hanya menampung berkat.Mereka lupa bahwa justru dalam bergereja kita sedang menyiapkan diri untuk menerima berkat yang Tuhan sediakan bagi kita.
Bukan Yakub yang memohon kepada Firaun untuk diberi tempat tinggal,tetapi Firaun yang menyarankan Yakub dan keluarga pindah ke Mesir.Di sini kita melihat bahwa anak Tuhan tidak mengemis berkat,tetapi berkat sudah disiapkan Allah untuk mereka.Oleh karena itu panggilan hidup setia kepada Allah seharusnya kita jawab dengan sungguh,agar kehidupan yang terberkati menjadi milik kita.Sebagai orang yang telah dikuasai Roh Allah,seharusnya kita menjadi orang yang selalu berusaha untuk siap menerima berkat dan menjadi saluran berkat bagi orang lain.

Soli Deo Gloria

Wednesday, August 17, 2011

“Tuhan Yesus Sang Pemurni Logam”


“Tuhan Yesus Sang Pemurni Logam”


“Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam.Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu.Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada TUHAN.” ( Maleakhi 3:1-3)

Seorang tukang logam membakar logamnya tujuannya adalah untuk melelehkan logam.Logam itu dimurnikan dengan api dan kemudian dicampur dengan larutan flux untuk menghilangkan kotoran-kotoran.Apabila emas yang hendak dimurnikan dari 18 karat menjadi emas London murni 99,9 %,maka emas tersebut dimurnikan dengan api dan larutan flux sehingga kotorannya hilang dan yang tinggal emas yang murni. Api itu selain menghaguskan juga melelehkan. Logam tersebut harus dilelehkan supaya mudah dibentuk oleh tukang logam. Dalam kehidupan kita, api dari Allah akan melelehkan segala kesombongan, kekerasan hati, ketegaran hati, serta kepercayaan diri yang terlalu tinggi tanpa kita sadari itu akan menggeser kedudukan Allah dalam hidup kita (Maleakhi 3:3). Sifat keangkuhan atau sombongan, itu akan membawa kita kepada kejatuhan.

Pertanyaan yang timbul dalam hati kita adalah: “Sampai kapan pemurnian berlangsung?”. Batas waktu pemurnian adalah sampai tukang logam itu dapat melihat dengan jelas gambar dirinya pada logam itu. Jadi selama dia belum bisa melihat gambar dirinya dengan jelas, maka dia tidak akan berhenti membakarnya. Demikian juga dengan diri kita selaku anak-anak Tuhan, kita akan terus dimurnikan sampai Tuhan Yesus Sang Pemurni logam itu bisa melihat dengan jelas gambar diri-Nya pada kehidupan orang percaya. Batas waktu pemurnian tidak ada yang tahu!. Tergantung berapa banyak kotoran yang ada di dalam diri kita dan keterbukaan hati kita terhadap proses yang sedang berlangsung.

Ketahuilah bahwa Sang Pemurni, yaitu Tuhan Yesus sendiri terus menunggu dan tidak membiarkan kita begitu saja.TuhanYesus merindukan supaya melalui pemurnian dalam segi karakter, kita tidak mudah putus asa melainkan tetap mengandalkan kekuatan kuasa-Nya. Tuhan tahu dengan jelas berapa besar api yang harus dipergunakan. Dalam proses pemurnian diri kita, kita tidak akan pernah ditinggalkan oleh Allah. Allah terus mengawasi dengan cermat dan mengetahui dengan jelas batas kekuatan kita. Api pemurnian, tidak akan pernah terlalu besar atau terlalu kecil, senantiasa sesuai dengan kemampuan kita masing-masing.

Ketika api Allah bekerja untuk memurnikan kehidupan rohani kita, maka sebaiknya tujuan dan motivasi dalam hidup kita sebaiknya patut memberikan respon yang baik untuk mengizinkan Tuhan bekerja dengan cara-Nya agar kelak kita akan tampil seperti logam emas yang bersih dipandangan Allah. Sebagaimana dikatakan dalam Ayub 23:10 berkata: “Karena Ia tahu jalan hidupku, seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas”.

Soli Deo Gloria

Wednesday, July 27, 2011

Kesaksian Dan Kisah Nyata Mantan Terroris Dan Militan Islam PLO Palestina Walid Shoebat Masuk Kristen : “Islam Menghasilkan Kekerasan”


Kesaksian Dan Kisah Nyata Mantan Terroris Dan Militan Islam PLO Palestina Walid Shoebat Masuk Kristen : “Islam Menghasilkan Kekerasan”
“Walid Shoebat: Mengapa Saya Meninggalkan Jihad ?”

Kesaksian Walid Shoebat..
“Saya teringat pada satu kesempatan di Betlehem ketika para penonton yang penuh sesak di sebuah bioskop bertepuk-tangan dengan sukacita saat menonton film 21 Hari di Munich. Saat kami melihat orang-orang Palestina …membunuh atlet-atlet Israel, kami…berteriak,’Allahu Akbar!’Sebuah slogan sukacita”.
Salah-satu kekuatan yang paling dahsyat di dunia adalah kesaksian yang mengubah hidup. Sebagaimana Parvin dan Homa Darabi, Walid Shoebat juga mengalami jahatnya terorisme karena ia pernah menjalaninya – pada kenyataannya, ia mempraktekkannya. Sewaktu remaja, ia membom sebuah bank di Tanah Suci dan turut serta memukuli seorang tentara Israel. Ketika istrinya yang beragama Katolik menantangnya untuk mempelajari Alkitab, hatinya yang keras kemudian menjadi lembut saat ia belajar tentang anugerah, rekonsiliasi, dan kasih yang diberikan melalui pengorbanan Yesus Kristus. Sekarang Walid menyerukan perlunya toleransi beragama dan kebebasan pribadi. Dan ia berusaha keras, berjalan dari seorang teroris menjadi seorang yang anti teroris.
Kisah Walid Shoebat dengan tajam menunjukkan pada kita apa yang akan terjadi di lingkungan kita jika kita tidak menghentikan terorisme Islam. Ia meninggalkan Islam dengan alasan yang jelas: Islam menghasilkan kekerasan. Ia takut jika kita yang hidup di dunia Barat dan negara-negara non-Muslim lainnya tidak bersatu sekarang, kita akan menghadapi kekerasan Islam yang lebih dahsyat di kemudian hari. Saat itu terjadi, itu tidak terjadi di suatu tempat di seberang lautan – itu akan terjadi di dalam komunitas kita sendiri.
Mengapa Saya Meninggalkan Islam ?
Saya lahir dan dibesarkan di Beit Sahour, Betlehem, di Tepi Barat, dalam sebuah keluarga berada. Kakek dari pihak ayah saya adalah seorang mukhtar, atau kepala suku, di desa itu. Ia adalah sahabat dari Haj-Ameen Al-Husseini, Mufti Agung Yerusalem dan sahabat dekat Adolf Hitler. Kakek dari pihak ibu saya, F.W.Georgeson, di sisi lain, adalah sahabat dekat Winston Churchill, dan pendukung keras terbentuknya negara Israel, walau saya tidak terlalu menyadari akan hal ini sampai bertahun-tahun kemudian dalam hidup saya. Saya dilahirkan pada salah satu hari raya penting Islam, yaitu hari kelahiran Nabi Muhammad. Ini adalah suatu kehormatan besar untuk ayah saya. Untuk merayakan hari itu, ia menamai saya Walid, yang berasal dari kata bahasa Arab mauled, yang artinya “kelahiran”. Itu adalah cara ayah saya untuk mengingat kenyataan bahwa putranya dilahirkan pada hari yang sama dengan kelahiran nabi terakhir dan terbesar dari semua nabi.
Ayah saya adalah seorang Muslim Palestina yang mengajar bahasa Inggris dan studi Islam di Tanah Suci. Ibu saya adalah seorang Amerika yang menikahi ayah saya pada tahun 1956 ketika ayah saya sedang studi di Amerika. Karena mereka takut akan pengaruh dari gaya hidup Amerika terhadap anak-anak mereka, saat ibu saya sedang mengandung saya, orang-tua saya pindah ke Betlehem, yang pada waktu itu adalah bagian dari Yordania. Itu terjadi pada tahun 1960.Tak lama setelah orang-tua saya tiba di Betlehem, saya dilahirkan. Ketika ayah saya berganti pekerjaan, kami pindah ke Arab Saudi dan kemudian kembali ke Tanah Suci – kali ini ke dataran terendah di muka bumi: Yerikho.Saya dibesarkan dan belajar bagaimana membenci namun diselamatkan melalui teladan mengasihi yang ditunjukkan oleh ibu saya yang adalah orang Amerika, yang paham soal belas kasih, keadilan, dan kebebasan.
Saya tidak pernah melupakan lagu pertama yang saya pelajari di sekolah.Judulnya adalah : “Orang-orang Arab Kekasih Kami dan Orang-orang Yahudi Anjing-anjing Kami”. Waktu itu saya baru berumur 7 tahun. Saya ingat waktu itu saya bertanya-tanya siapakah orang Yahudi itu, namun bersama dengan teman-teman sekelas saya, saya mengulangi kata-kata itu tanpa benar-benar memahami apa arti yang sebenarnya.
Saya dibesarkan di Tanah Suci, saya mengalami beberapa pertempuran antara Arab dan Yahudi. Pertempuran pertama, ketika kami masih tinggal di Yerikho, adalah Pertempuran Enam Hari, ketika orang Yahudi menaklukkan Yerusalem tua dan sisa “Palestina”. Sulit sekali menggambarkan betapa hal ini sangat mengecewakan dan mempermalukan orang Arab dan kaum Muslim di seluruh dunia.
Konsul Amerika di Yerusalem datang ke desa kami tidak lama sebelum perang itu terjadi untuk mengevakuasi semua orang Amerika di wilayah itu. Oleh karena ibu saya adalah orang Amerika, mereka menawarkan bantuan kepada kami, tapi ayah saya menolak bantuan apapun dari mereka, karena ia mencintai negerinya. Saya masih ingat banyak hal selama perang itu – suara ledakan bom yang berlangsung berhari-hari dan bermalam-malam selama 6 hari, penjarahan toko-toko dan rumah-rumah oleh orang-orang Arab di Yerikho, orang-orang mengungsi menyeberangi Sungai Yordan karena takut terhadap orang Israel.
Perang itu dinamai demikian karena hanya berlangsung dalam 6 hari. Orang Israel memperoleh kemenangan atas pasukan multi-nasional Arab yang menyerang dari banyak front. Hanya pada hari ke-7 peperangan ini, Rabbi Shalom Goren, ketua rohaniwan pasukan Pertahanan Israel, mengeluarkan pernyataan yang bergema dishofar, mengumumkan kontrol Yahudi atas Tembok Barat dan kota tua Yerusalem. Banyak orang Yahudi menghubungkan peristiwa ini paralel dengan kejadian yang dicatat dalam Alkitab ketika Yosua dan bangsa Israel menaklukkan Yerikho. Yosua dan orang Israel mengelilingi tembok Yerikho selama 6 hari, dan pada hari yang ke-7, mereka mengelilingi tembok itu 7 kali. Para imam membunyikan shofar bersamaan dengan orang-orang Israel berteriak dengan satu suara. Tembok pun roboh dan orang Israel menguasai kota itu.
Seusai perang, bagi ayah saya di Yerikho, seakan-akan tembok itu telah roboh langsung menimpanya. Selama perang, ia duduk lengket dengan radio mendengarkan stasiun radio Yordan. Ia selalu berkata bahwa orang-orang Arab akan memenangkan perang itu – tapi ia mendengarkan stasiun radio yang salah. Stasiun radio Israel mengabarkan kebenaran mengenai kemenangan telak mereka. Namun ayah saya memilih untuk mempercayai orang Arab yang mengklaim bahwa orang-orang Israel – selalu – berbohong, mengumumkan propaganda palsu. Banyak diantara kita sekarang yang tentunya masih ingat menteri informasi Saddam, yang dikenal dengan “Baghdad Bob”, dan semua klaim liar dan laporan palsu yang diteriakkannya beberapa hari setelah kejatuhan Baghdad? Dalam dunia Islam, nampaknya ada hal-hal yang tidak pernah berubah.
Kemudian, pindah kembali ke Betlehem, dan ayah saya memasukkan kami ke sebuah sekolah Anglikan-Lutheran agar dapat menguasai pelajaran-pelajaran bahasa Inggris. Saudara saya laki-laki dan perempuan, dan saya sendiri adalah satu-satunya orang Muslim di sekolah itu. Kami bertiga dibenci. Terutama bukan karena kami orang Muslim, tetapi karena kami setengah Amerika. Walaupun itu adalah sekolah Kristen, sekolah itu masih memiliki jejak kekristenan yang berwarna Islam yang mempengaruhi banyak orang Kristen Palestina hingga saat ini. Agar dapat diterima – dan kadangkala hanya supaya bisa tetap hidup – banyak orang Kristen di negara-negara yang didominasi Islam mengadopsi sikap benci yang dimiliki orang Muslim di sekeliling mereka terhadap Israel, Amerika dan dunia Barat. Karena kami separoh Amerika, guru-guru seringkali memukuli kami sementara murid-murid Kristen menertawakan hal itu.
Akhirnya, ayah saya memindahkan saya ke sekolah pemerintah dimana saya mulai bertumbuh kuat dalam Islam. Saya diajari bahwa suatu hari penggenapan sebuah nubuat kuno oleh Nabi Muhammad akan terjadi. Nubuat ini menceritakan suatu peperangan dimana Tanah Suci akan kembali ditaklukkan Islam dan eliminasi orang Yahudi akan terjadi dalam sebuah pembantaian massal. Nubuat ini ditemukan dalam banyak buku suci tradisi Islam yang dikenal dengan Sahih Hadith. Tradisi ini berbunyi sebagai berikut, dan merupakan pola pikir semua pengikut Islam radikal”
“[Muhammad berkata:] Saat terakhir tidak akan datang kecuali orang Muslim memerangi orang Yahudi dan orang Muslim akan membunuh mereka hingga orang Yahudi menyembunyikan diri di balik batu atau pohon dan berkata: Muslim, atau hamba Allah, ada orang Yahudi di belakang saya; datang dan bunuhlah dia; tetapi pohon Gharqad tidak akan berkata, karena itu adalah pohon orang Yahudi”. (Sahih Muslim Buku 041, Nomor 6985). Jika ditanya dimana pembantaian itu akan dilaksanakan, tradisi mengatakan bahwa itu akan terjadi di “Yerusalem dan daerah sekelilingnya”.
Selama masa remaja saya, seperti ayah, saya selalu menyesuaikan diri dengan Islam dan apa saja yang diajarkan guru-guru Muslim kepada kami. Saya, seperti halnya teman-teman sekelas saya pada umumnya, sangat terinspirasi oleh visi Muhammad yang gelap dan penuh darah. Saya menyerahkan hidup saya untuk jihad, atau perang suci, untuk memenuhi penggenapan nubuat ini. Saya ingin menjadi bagian dari tercapainya rencana Muhammad, ketika Islam akan memperoleh kemenangan terakhir atas orang Yahudi dan akhirnya – tanpa halangan lagi – memerintah dunia. Ini adalah ideologi para mentor saya, dan ketika saya telah meninggalkan paham fanatik ini, jutaan orang di Timur Tengah masih mempercayainya, dan mereka masih berjuang untuk menjadikannya sebuah realita.
Selama masa remaja saya, sering ada kerusuhan di sekolah menentang apa yang kami sebut sebagai pendudukan Israel. Sedapat-dapatnya saya berperan sebagai penghasut dan penggerak. Saya bersumpah untuk memerangi musuh Yahudi, percaya bahwa dengan melakukannya saya sedang melakukan kehendak Tuhan di atas bumi. Saya tetap setia pada sumpah saya saat saya memerangi tentara Israel dalam setiap kerusuhan. Saya menggunakan berbagai alat yang ada untuk menghasilkan kerusakan dan sakit yang sebesar-besarnya. Saya berunjuk rasa di sekolah, di jalanan, dan bahkan di Temple Mount di Yerusalem. Selama sekolah menengah, saya adalah pemimpin aktivis yang memperjuangkan Islam. Saya akan mempersiapkan pidato-pidato, slogan-slogan, dan menulis grafiti anti Israel sebagai usaha untuk memprovokasi murid-murid lain untuk melempari tentara-tentara Israel yang bersenjata dengan batu. Gema bergemuruh teriakan-teriakan kami masih jelas dalam ingatan saya:
Tidak ada damai atau negosiasi dengan musuh!
Darah dan jiwa kami kurbankan untuk Arafat!
Darah dan jiwa kami kurbankan untuk Palestina!
Matilah Zionis!
Impian saya adalah untuk mati sebagai sahid, seorang martir untuk Islam. Pada saat berunjuk rasa saya akan membuka baju saya berharap untuk ditembak, tetapi karena orang Israel tidak pernah menembaki tubuh, saya tidak pernah berhasil. Ketika gambar-gambar sekolah diambil, saya dengan sengaja berpose dengan wajah yang cemberut mengantisipasi bahwa pada koran berikut wajah sayalah yang akan dimuat sebagai martir berikutnya. Banyak kali saya hampir terbunuh waktu unjuk rasa siswa dan kerusuhan dengan tentara Israel. Jantung saya berdebam; tak ada yang dapat menyingkirkan keinginan saya –kebencian dan kemarahan saya – selain dari mujizat. Saya adalah salah seorang dari orang-orang muda yang mungkin anda lihat di CNN melempar batu dan bom molotov pada hari-hari Intifada atau “kebangkitan”. Pada waktu itu, saya akan membenci label itu; tapi sebenarnya saya adalah seorang teroris muda. Pencucian otak dengan paham Islam-Nazi oleh para guru dan imam – dalam keseluruhan budaya saya – mencapai pengaruh yang dicita-citakannya.
Apa yang saya ketahui sekarang adalah bahwa saya tidak hanya meneror orang lain, tetapi dalam banyak hal, saya sedang meneror diri saya sendiri dengan apa yang saya percayai. Perjuangan utama saya adalah untuk mendapatkan nilai yang cukup – untuk membangun catatan teror yang hebat – agar disukai Allah. Saya hidup dengan takut akan penghakiman dan neraka dan berpikir bahwa hanya dengan bersikap jahat seperti itu saya mempunyai kesempatan untuk masuk janna(surga, atau nirwana). Saya tidak pernah yakin bahwa semua “perbuatan baik” saya dapat melebihi perbuatan-perbuatan jahat saya jika ditimbang pada Hari Penghakiman. Saya tidak hanya digerakkan oleh kemarahan dan kebencian, tetapi juga oleh rasa tidak aman dan ketakutan secara spiritual. Saya percaya pada apa yang telah diajarkan pada saya: cara yang paling pasti untuk meredakan kemarahan Allah terhadap dosa-dosa saya adalah dengan mati memerangi orang Yahudi. Mungkin, jika saya berhasil, saya akan diberi pahala tempat khusus di Surga dimana wanita-wanita cantik bermata besar akan memenuhi hasrat saya yang terdalam.
Sulit untuk menggambarkan sampai pada tahap seperti apa pencucian otak yang dialami orang seperti saya, yang dibesarkan di bawah sistem pendidikan Palestina. Semua pihak berotoritas menyuarakan pesan yang sama: pesan Islam –jihad atau kebencian terhadap orang Yahudi – dan hal-hal yang seharusnya tidak berkuasa atas pikiran orang muda.
Saya teringat satu kejadian di Sekolah Menengah Dar-Jaser di Betlehem saat sedang studi tentang Islam, ketika salah seorang teman kelas saya bertanya kepada guru apakah seorang Muslim diijinkan memperkosa wanita Yahudi setelah mengalahkan mereka. Jawabannya adalah, ”Wanita yang ditangkap dalam pertempuran tidak mempunyai pilihan dalam hal ini, mereka adalah gundik-gundik dan mereka harus menaati tuannya. Berhubungan seks dengan budak tawanan bukanlah “sebuah pilihan bagi para budak”. Ini bukanlah pendapat guru itu semata-mata, tetapi jelas sekali diajarkan di dalam Qur’an:
“Dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak yang kamu miliki (Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas kamu”. Surah 4:24
Dan juga dikatakan dalam Qur’an:
“Hai Nabi, sesungguhnya kami telah menghalalkan bagimu istri-istrimu yang telah kamu berikan mas kawinnya dan hamba sahaya yang kamu miliki yang kamu peroleh dalam peperangan yang dikaruniakan Allah untukmu, dan (demikian pula) anak-anak perempuan dari saudara laki-laki bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara perempuan bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara laki-laki ibumu dan anak-anak perempuan dari saudara perempuan ibumu yang turut hijrah bersama kamu dan perempuan mukmin yang menyerahkan dirinya kepada Nabi kalau Nabi mau mengawininya, sebagai pengkhususan bagimu, bukan untuk semua orang Mukmin”. Surah 33:50.
Kami tidak mempermasalahkan soal Muhammad mengambil keuntungan dari hak istimewa ini saat ia menikahi sekitar 14 istri dan mempunyai beberapa budak wanita yang dikumpulkannya sebagai rampasan beberapa perang yang dimenangkannya. Kami tidak benar-benar tahu berapa banyak istri yang dimilikinya dan pertanyaan itu senantiasa merupakan hal yang kami perdebatkan.Salah seorang dari istri-istrinya diambil dari anak angkatnya sendiri, yaitu Zayd. Setelah Zayd menikahi wanita itu, Muhammad tertarik padanya. Zayd memberikannya kepada Muhammad, tetapi Muhammad tidak menerima pemberian Zayd itu hingga turunlah wahyu dari Allah. Istri-istri Muhammad yang lainnya adalah para tawanan Yahudi yang dipaksa menjadi budak setelah Muhammad memenggal kepala para suami dan keluarga mereka. Inilah hal-hal yang kami pelajari dalam studi kami mengenai Islam di sekolah menengah. Inilah orang yang harus kami teladani dalam segala hal. Inilah nabi kami, dan dari dia dan perkataannyalah kami belajar untuk membenci orang Yahudi.
Saya teringat pada satu kesempatan di Betlehem ketika para penonton yang penuh sesak di sebuah bioskop bertepuk tangan dengan sukacita saat mereka menyaksikan film 21 Hari di Munich. Saat kami menyaksikan orang-orang Palestina melempar granat ke dalam helikopter dan membunuh para atlet Israel, kami semua – ratusan penonton – berteriak, “Allahu akbar!” sebuah slogan sukacita.
Dalam suatu usaha untuk mengubah hati orang Palestina, stasiun televisi Israel menayangkan film dokumentasi mengenai Holocaust. Saya duduk dan menonton, menyoraki orang Jerman sambil makan pop corn. Hati saya begitu keras, mustahil bagi saya untuk mengubah sikap saya terhadap orang Yahudi, kecuali melalui “pencangkokan hati”.
Oleh karena kemurahan Tuhan, saya memiliki sesuatu yang hanya dimiliki oleh sedikit dari teman-teman sekelas saya. Saya mempunyai seorang ibu yang berbelas kasih dan memiliki suara yang lembut – dengan sabar berusaha menggapai saya di tengah-tengah hiruk pikuk suara kebencian yang menulikan di sekitar saya. Ia berusaha mengajari saya di rumah tentang apa yang disebutnya dengan “rencana yang lebih baik”. Namun demikian, pada waktu itu apa yang diajarkannya hanya berdampak sedikit pada saya, karena tekad saya sudah teguh – saya akan hidup atau mati memerangi orang Yahudi. Tetapi seorang ibu tidak pernah menyerah.
Saya tidak menyadarinya waktu itu, tetapi ibu saya telah dipengaruhi oleh sepasang misionaris Amerika. Ia bahkan telah dengan diam-diam meminta mereka untuk membaptisnya. Namun, ketika ia menolak untuk dibaptis di kolam yang penuh dengan ganggang hijau, pendeta misionaris itu harus meminta YMCA di Yerusalem untuk mengosongkan kolam yang dikhususkan untuk pria, dan kemudian ibu saya dibaptis disana. Tak seorang pun anggota keluarga kami mengetahuinya.
Seringkali ibu mengajak saya mengunjungi berbagai museum di Israel. Ini berdampak positif pada saya dan saya jatuh cinta pada arkeologi. Saya terpesona pada arkeologi. Dalam banyak argumentasi saya dengan ibu, secara langsung saya katakan padanya bahwa orang Yahudi dan orang Kristen telah berubah dan memalsukan Alkitab. Ia menanggapinya dengan membawa saya ke Museum Gulungan Kitab di Yerusalem dimana ibu menunjukkan pada saya gulungan kuno kitab Yesaya – masih utuh. Ibu saya berhasil menyampaikan argumennya tanpa berkata-kata. Walaupun ibu berusaha mencapai saya dengan sabar dan lembut, saya tidak tergoyahkan. Saya akan menyiksanya dengan hinaan. Saya menyebutnya seorang “kafir” yang mengklaim bahwa Yesus adalah Anak Tuhan dan saya menyebut ibu “seorang penjajah terkutuk Amerika”. Saya menunjukkan padanya gambar-gambar di suratkabar tentang semua remaja Palestina yang telah menjadi “martir” sebagai akibat dari perselisihan dengan tentara Israel dan saya menuntut ibu untuk memberikan jawaban. Saya membencinya dan meminta ayah untuk menceraikannya dan menikahi seorang wanita Muslim yang baik.
Di samping semua hal ini, ibulah – ketika saya dijebloskan ke Penjara Muscovite di Yerusalem – yang pergi ke konsulat Amerika di Yerusalem dan berusaha untuk mengeluarkan saya. Penjara Muscovite dulunya adalah kamp Rusia yang digunakan sebagai penjara pusat di Yerusalem bagi mereka yang kepergok menghasut orang untuk melakukan kekerasan terhadap Israel. Ibuku yang kekasih sangat kuatir akan arah hidup yang saya ambil sehingga rambutnya mulai rontok. Kekuatirannya bukannya tanpa alasan. Selama saya di penjara saya menjadi anggota kelompok teror Fatah milik Yasser Arafat. Tak lama kemudian, saya direkrut oleh seorang pembuat bom yang sangat terkenal dari Yerusalem yang bernama Mahmoud Al-Mughrabi.
Sudah tiba saatnya bagi saya untuk melakukan yang lebih besar daripada sekadar protes dan membuat kerusuhan. Al-Mughrabi dan saya berencana untuk bertemu di Jalan Bab-El-Wad di Klub Bela Diri Judo-Star yang dikelola ayahnya di dekat Temple Mount di Yerusalem. Ia memberi saya bahan peledak yang rumit yang telah dirakitnya sendiri. Saya harus menggunakan bom – bahan peledak yang disembunyikan dalam seketul roti – untuk meledakkan cabang Bank Leumi di Betlehem. Mahmoud menolong saya menyelundupkan bom itu, seperti halnya Wakf Muslim – polisi agama di Temple Mount. Dari Temple Mount, saya berjalan keluar menuju podium dengan bahan peledak dan pengatur waktunya di tangan saya. Kami berjalan di sepanjang Dinding Ratapan dan menghindari semua titik pemeriksaan. Dari sana, saya berjalan ke stasiun bis dan naik bis ke Betlehem. Saya sudah sangat siap untuk menyerahkan hidup saya jika memang harus demikian. Saya berdiri di depan bank itu dan tangan saya sudah benar-benar siap untuk meledakkan bom di pintu depan, ketika saya melihat beberapa anak Palestina berjalan di dekat bank.
Pada saat terakhir, saya malah melemparkan bom itu ke atap bank. Dan saya berlari. Ketika saya sampai di Church of the Nativity (gereja yang dibangun di tempat Yesus dilahirkan-Red), saya mendengar ledakan. Saya sangat ketakutan dan sangat depresi sehingga saya tidak dapat tidur berhari-hari. Saya hanyalah seorang remaja berusia 16 tahun. Saya bertanya-tanya apakah saya telah membunuh orang hari itu. Itulah kali pertama saya mengalami bagaimana rasanya memiliki tangan yang berlumuran darah. Saya tidak menikmati apa yang telah saya perbuat, tetapi saya merasa harus melakukannya karena itu adalah tugas saya.
Kisah yang akan saya ceritakan pada anda berikut ini juga merupakan pergumulan. Itulah kali pertama saya berusaha untuk membunuh seorang Yahudi. Seperti jutaan belalang, batu-batu beterbangan dimana-mana saat kami bertikai dengan tentara Israel. Sekelompok orang dari pihak kami telah menyalakan api dengan cara membakar ban untuk digunakan sebagai blokade. Seorang tentara terluka kena lemparan batu. Ia mengejar anak yang telah melemparinya. Namun kami berhasil menangkap tentara itu. Bagaikan segerombolan binatang liar, kami menyerangnya dengan apa saja yang ada di tangan kami. Saya memegang pentungan dan saya menggunakan pentungan itu untuk memukuli kepalanya sampai pentungan itu patah. Seorang remaja lain memegang tongkat dengan paku-paku yang mencuat keluar. Ia terus memukuli kepala tentara yang masih muda itu hingga ia berlumuran darah. Kami hampir saja membunuhnya. Ajaibnya, seakan-akan dengan didorong ledakan adrenalin yang terakhir, dia lari sekencangnya menyeberangi blokade ban-ban berapi dan berhasil lolos ke seberang dimana para tentara Israel menggotong dan menyelamatkannya. Saya tidak tahu dari mana ia mendapatkan kekuatan itu. Tapi sekarang saya merasa senang karena ia berhasil melarikan diri. Sekarang, setelah bertahun-tahun berlalu, sulit sekali bagi saya mengekspresikan bagaimana saya sangat menyesal dan pedih jika mengingat bahwa saya pernah melakukan hal-hal seperti itu. Sekarang saya bukan orang yang sama seperti waktu itu.
Setelah saya menyelesaikan sekolah menengah atas, orang-tua saya mengirim saya ke Amerika untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi. Saya masuk di sekolah yang kemudian dikenal dengan Loop College, yang terletak di jantung kota Chicago. Ketika saya tiba disana, saya langsung terlibat dengan banyak acara sosial politik yang anti Israel. Saya masih benar-benar percaya bahwa akan datang harinya dimana seluruh dunia akan tunduk kepada Islam dan kemudian dunia akan menyadari betapa dunia sangat berhutang kepada orang-orang Palestina yang telah mengalami banyak kehilangan oleh karena mereka adalah barisan terdepan dalam perang Islam melawan Israel.
Loop College dipenuhi oleh berbagai organisasi Islam. Ketika saya berjalan ke kantin, rasanya seperti masuk ke sebuah kafe Arab di Timur tengah. Berbagai kelompok Islam beroperasi di luar jam sekolah pada waktu itu, tiap kelompok bersaing untuk merekrut siswa lain. Dengan segera saya mengabdikan tenaga saya untuk melayani sebagai seorang aktifis PLO – Organisasi Pembebasan Palestina. Secara resmi saya harus bekerja sebagai penerjemah dan konselor bagi siswa-siswa Arab melalui sebuah program Amerika yang disebut CETA (Comprehensive Employment and Training Act) dimana saya dibayar dengan bantuan dari pemerintah Amerika Serikat. Namun, sebenarnya, apa yang saya lakukan, meliputi menerjemahkan iklan-iklan untuk acara-acara yang bertujuan memenangkan simpati orang Amerika atas perjuangan Palestina. Kenyataannya, “memenangkan simpati” adalah ekspresi yang palsu. Kami berusaha untuk mencuci otak orang-orang Amerika – semua yang kami pandang sangat mudah tertipu. Dalam bahasa Arab, iklan-iklan untuk acara-acara semacam itu dengan terang-terang menggunakan jihadist, sebuah deskripsi anti semitis seperti: “Akan ada sungai darah…Datang dan dukunglah kami untuk mengirim siswa-siswa ke Selatan Libanon untuk memerangi orang Israel…” Di lain pihak, dalam versi bahasa Inggris, kami akan menggunakan deskripsi yang halus dan tidak merusak, seperti: “pesta budaya Timur tengah, datanglah dan bergabung dengan kami, kami akan menyajikan domba gratis dan baklava…” Waktu itu tahun 1970.
Kemudian terjadilah Septembar Hitam.September Hitam adalah bulan yang dikenal di seluruh Timur Tengah sebagai saat ketika Raja Hussein dari Yordania bergerak menggagalkan sebuah usaha PLO di Yordania meruntuhkan kekuasaannya sebagai Raja. Banyak orang Palestina terbunuh dalam konflik yang berlangsung hampir setahun lamanya itu hingga bulan Juli 1971. Hasil akhir dari semua ini adalah pengusiran PLO dan ribuan orang Palestina dari Yordania masuk ke Lebanon.
Tentu saja, konflik itu berkembang dan mempengaruhi berbagai organisasi siswa Arab di Loop College. Saya sangat kecewa dan frustrasi menyaksikan hal ini, karena saya menyadari bahwa tanpa persatuan, tujuan jihad di Amerika tidak akan berhasil. Pada saat itulah saya bergabung dengan Al-Ikhwan – Persaudaraan Muslim.
Persaudaraan Muslim adalah organisasi yang membawahi sejumlah oraganisasi teroris lainnya di seluruh dunia. Saya tidak sendirian saat bergabung dengan Persaudaraan ini; ada ratusan siswa Muslim lain dari seluruh penjuru Amerika yang juga bergabung ketika itu. Saya percaya bahwa bekerja sebagai seorang aktifis untuk Persaudaraan Muslim adalah cara yang terbaik untuk membawa kesatuan diantara orang Muslim; bukan Muslim Palestina atau Muslim Yordania, melainkan satuummah Muslim – satu komunitas Muslim universal – di bawah satu payung Islam. Hingga akhirnya, seorang sheikhYordania bernama Jamal Said datang ke Amerika untuk merekrut siswa-siswa. Pertemuan perekrutan itu diadakan di gudang bawah tanah atau dengan menyewa kamar hotel. Para siswa Muslim berkumpul dari seluruh penjuru Amerika untuk menghadiri pertemuan itu dan mendengarkan Sheikh Jamal Said. Jamal memiliki status dan reputasi yang legendaris. Dia adalah sahabat Abdullah Azzam, yang terkenal di seluruh Timur tengah sebagai mentor dari Osama Bin Laden.
Orang seringkali bertanya pada saya apakah menurut saya ada kelompok-kelompok sel teroris yang beroperasi di Amerika.Tidak diragukan lagi bahwa kelompok-kelompok itu memang ada. Sementara banyak mahasiswa Amerika di tahun 70-an bereksperimen dengan narkoba, memprotes pemerintah mereka, dan berpartisipasi dalam melahirkan gerakan “anak bunga”, mereka tidak memperkirakan adanya revolusi bawah tanah lainnya yang dilahirkan oleh para siswa Muslim radikal di seluruh negeri itu. Di dalam Islam, diajarkan bahwa jika seorang Muslim memasuki sebuah negara untuk menaklukkannya bagi Allah, ada beberapa tahapan sebelum mencapai “invasi” itu jika anda menginginkannya. Itu adalah tahap-tahap awal dari gerakan paling subversif yang akan dialami oleh negara itu. Itulah kelahiran gerakan jihadis di Amerika.
Akhirnya saya pindah ke California, dimana saya bertemu dengan istri saya, seorang Katolik dari Meksiko. Saya ingin mentobatkannya kepada Islam. Saya mengatakan padanya bahwa orang Yahudi telah memalsukan Alkitab dan ia meminta saya untuk menunjukkan beberapa contoh pemalsuan itu. Ia menantang saya: ia menantang saya untuk mempelajari Alkitab itu sendiri supaya saya sendiri melihat apakah semua yang telah diajarkan kepada saya mengenai Alkitab dan orang Yahudi itu benar atau tidak. Itu membuat saya memulai sebuah perjalanan yang mengubah hidup saya secara radikal. Pada saat itu saya harus pergi membeli Alkitab dan saya mulai membacanya dan ada banyak sekali kata “Israel” di dalamnya. Kata yang paling saya benci itu ada dimana-mana di dalam kitab itu. Saya berpikir, bagaimana ini harus dijelaskan ? Saya mulai berpikir bahwa orang-orang Yahudi sesungguhnya tidak menyakiti kami tetapi kami membenci mereka dan menuduh mereka melakukan hal-hal yang mengerikan ini.
Ini adalah sebuah perjalanan, yang dalam beberapa waktu lamanya hingga saya menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan saya, lebih merupakan sebuah obsesi. Saya akan begadang sampai larut malam dan membaca dengan tekun kitab suci orang Yahudi dan Kristen ini. Saya membaca Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Saya mempelajari sejarah Yahudi. Saya berdoa dan menggumuli hal-hal yang saya temukan. Banyak hal dalam kepercayaan saya yang membentuk dasar-dasar cara berpikir saya yang Islami mulai bertumbangan. Karena dikonfrontasi dengan konflik yang jelas terlihat antara cara saya memandang dunia ini dan agama saya semenjak remaja dan kebenaran Alkitab yang menusuk, lalu saya berdoa mohon bimbingan Tuhan. Pada pertengahan tahun 1990, saya pergi ke reuni keluarga di selatan California, disana terjadi pertengkaran setelah saya membela tokoh Alkitab Rahel, yang disebut oleh paman saya sebagai “pelacur Yahudi”.
“Kamu layak dimusuhi”, kata paman saya, dan mereka melemparkan saya keluar dari rumah.
Saya sadar mereka tidak tahu apa-apa soal sejarah; apa yang mereka ketahui hanyalah propaganda yang dulu selalu diajarkan pada saya.
Pertobatan saya membawa saya untuk meninggalkan kekerasan dan menjadi orang Kristen, tetapi untuk itu ada harga yang harus saya bayar: keluarga saya tidak mau mengakui saya lagi dan saudara saya sendiri mengancam akan membunuh saya karena telah meninggalkan Islam. Sekarang saya berharap bahwa dengan mengatakan kebenaran saya akan membuka mata orang banyak.
Sekarang, saya adalah pendiri Yayasan Walid Shoebat. Misi hidup saya dan cita-cita saya adalah membawa kebenaran tentang orang Yahudi dan Israel ke seluruh dunia, sambil mengijinkan Kristus untuk menyembuhkan jiwa saya melalui pertobatan dan mengupayakan rekonsiliasi. Saya telah berketetapan untuk dengan tidak berlelah berbicara tentang Israel kepada ratusan ribu orang di dunia. Saya bersyukur kepada Tuhan karena Ia memberikan saya kesempatan untuk meminta pengampunan dan berekonsiliasi dengan orang Yahudi dimana pun di seluruh penjuru dunia. Kepada siapa pun yang mau mendengarkan, saya akan menceritakan kisah saya. Sebagai tambahan, walau ada banyak ancaman terhadap hidup saya – termasuk imbalan 10 juta Dollar untuk menangkap dan membunuh saya – saya terus berbicara menentang kebohongan-kebohongan Islam-Nazi yang dulu mengindoktrinasi saya. Jika mereka menangkap saya, saya akan terus bersuara.
Ya, hari ini saya mengatakan pada dunia, Saya mengasihi orang Yahudi! Dan saya sangat percaya bahwa orang Yahudi adalah umat pilihan Tuhan yang bertujuan untuk memberi terang kepada orang-orang Arab dan juga seluruh dunia – jika mereka mengijinkan orang Yahudi menerangi mereka.
Mengetahui kebenaran ini telah mengubah cara berpikir saya dari menjadi seorang pengikut Muhammad dan yang mengidolakan Adolf Hitler menjadi seorang yang percaya kepada Yesus Kristus, dari mempercayai kebohongan menjadi mengenal kebenaran, dari sakit secara spiritual menjadi dipulihkan, dari hidup dalam gelap menjadi melihat terang, dari terkutuk menjadi diselamatkan, dari keraguan kepada iman, dari benci menjadi kasih, dari perbuatan-perbuatan jahat kepada anugerah Tuhan di dalam Kristus.
Inilah saya hari ini. Terpujilah Tuhan! Saya berharap dengan membaca kesaksian saya dan yang lainnya dalam buku ini anda mulai menyadari bahwa ada peperangan antara yang baik dan yang jahat, dan antara damai dengan terorisme, perselisihan antara kebebasan dan neo-fasisme. Sebagaimana yang saya katakan saya berbicara di Universitas Columbia: Hari ini saya berjuang untuk hak semua orang; saya berjuang untuk orang kulit hitam agar dibebaskan dari perbudakan, bagi orang Muslim agar bebas untuk bertobat kepada kekristenan, bagi orang-orang Yahudi yang menolak untuk menjadi Kristen, dan bagi orang-orang atheis untuk mendapatkan haknya menjadi orang atheis. Dan saya akan mati untuk hak kebebasan berbicara bagi semua orang di Amerika Serikat.
Walid Shoebat
Pendiri Yayasan Walid Shoebat
Pengarang Mengapa Saya Meninggalkan Jihad dan Mengapa Kami Ingin Membunuh Anda.