Tuesday, February 3, 2009

Lagu Pujian : Besar Setia-Mu ( Great Is Thy Faithfulness)



Great Is Thy Faithfulness
( Besar setia-Mu)

Words: Thomas O. Chisholm (1877–1957 ), 1923.
Music: “Faithfulness,” William M. Runyan, 1923

Great is Thy faithfulness, O God my Father
There is no shadow of turning with Thee.
Thou changest not, Thy compassions, they fail not
As Thou hast been Thou forever wilt be.

Refrain:
Great is Thy faithfulness! Great is Thy faithfulness!
Morning by morning new mercies I see;
All I have needed Thy hand hath provided
Great is Thy Faithfulness, Lord unto me.

Summer and winter and spring-time and harvest,
Sun, moon and stars in their courses above
join with all nature in manifold witness
To Thy great faithfulness, mercy and love.

Pardon for sin and a peace that endureth,
Thy own dear presence to cheer and to guide,
Strength for today and bright hope for tomorrow,
Blessings all mine, with ten thousand beside!



Pensiun di daerah Florida, Bob Lyte, seorang bekas misionaris, menyanyikan lagu ini dengan sepenuh hati sebagai tema kehidupannya. Syair lagu ini diinspirasikan dari kalimat kunci dari Kitab Nabi Yeremia, Ratapan. Setelah sebuah doa dengan permohonan yang tak putus akan kehancuran dan kesedihan yang mendalam, Yeremia memberikan alasan akan pengharapan: Allah adalah setia dan cinta kasih-Nya selalu baru setiap hari.
Bob Lyte mengingat hari ketika lagu pujian Chisholm dan perkataan Yeremia begitu melekat dalam pikiran dan kesadarannya. Saat itu tahun 1945, tahun ketika dia dan istrinya, Louise, dan seorang bayi laki-laki mereka meninggalkan New York untuk perjalanan misi mereka yang pertama.
Keluarga Lyte terbang ke Colombia, tetapi mereka tidak dapat membawa banyak barang, karena setiap penumpang hanya diijinkan membawa barang seberat 60 pound. Dan sebagian besar dari bawaan itu adalah popok bayi serta perlengkapan bayi lainnya. Bagi orang tua tersebut hanya tersisakan sedikit tempat untuk pakaian dan keperluan rumah tangga; termasuk banyak barang yang tidak tersedia di negara-negara dunia ketiga. Bob dan Louise memaketkan semua barang, kecuali perlengkapan-perlengkapan yang penting untuk dikirimkan melalui laut. Mereka diberitahu bahwa kotak-kotak ataupun paket mereka akan tiba di depan rumah mereka sekitar 3 minggu.
Di Medellin, keluarga Lyte pindah ke sebuah apartemen misi yang berisi hanya perabotan dasar. Tetapi berminggu-minggu, kemudian bulan, lewat, dan Bob mulai berpikir mungkin kapal yang membawa perlengkapan mereka berlayar ke Calcutta. Dia teringat, ”Anak kami hidup nyaman dengan banyak popok dan perlengkan bayi. Semantara orang tuanya – kami, kekurangan; pakaian kami mulai menjadi rusak, sobek dan menjijikan. Kami menantikan paket kami yang berisi semua perlengkapan yang berguna tetapi entah di mana kabarnya, hanya Tuhan yang tahu.
Bob dan Louise berdoa memohon belas kasihan Tuhan, dan akhirnya, 6 bulan kemudian, paket yang diharapkan tiba dengan sebuah kereta kuda. Walaupun kelihatannya hancur, tapi paket tersebut berhasil selamat melalui perjalanan laut yang panjang, pemeriksaan bea cukai, dan perjalanan kereta api dari pesisir laut sampai ke Andes.
Pagi saat kuda-kuda kelelahan itu berhenti di tengah jalan- Tuhan yang mengaturnya – seseorang, sesama misionaris di apartemen yang bersebelahan memainkan lagu ‘Great is Thy Faithfulness’ dengan vibraharp miliknya. Bob ingat saat itu: “Jiwaku bangkit mendengarkan lagu tersebut sembari aku berpikir betapa baik dan setianya Tuhan selama ini. Sepintas, saya melihat bahwa kotak-kotak karton itu hanya berisi beberapa barang tidak berharga, tetapi Dia membawanya kepada kami dalam berkat-Nya.”
Bob melihat kesetian Allah tidak hanya dalam 'menyediakan' harta benda kepunyaan mereka yang telah lama dinantikan, tetapi juga dalam waktu yang tepat ketika tetangga mereka sedang memainkan lagu tersebut. “Ini lebih dari sekedar suatu kebetulan,” dia mengatakan bahwa suara lagu tersebut bergema melalu tembok-tembok yang tipis. Ini adalah peringatan yang jarang dari Allah – tetapi cukup untuk diingat sepanjang hidup – bahwa Dia adalah Jehovah-jireh, Allah yang melihat dan Allah yang pemeliharaan-Nya akan terlihat. Kejadian ini berlanjut dengan berbagai kejadian yang berulang, berkat-berkat setiap hari, kecil maupun besar, yang menguatkan pelajaran ini kepada seorang anak muda.
Dan kemudian ada hari-hari, minggu-minggu, ketika Bob dapat saja menuliskan sebuah permohonan yang berisi ratapan-ratapan; ketika itulah dia memilih untuk mengikuti jejak Yeremia – bersandar pada rekoleksi dari pengetahuan dan pengertian yang telah diperoleh dahulu, “Ini yang aku ingat dalam pikiranku, karena itu aku memiliki pengharapan.”
Ketika Anda menghadapi sebuah pagi yang baru, hitung ulang kesetiaan Tuhan. Pikirkan kembali belas kasihan-Nya. Ingat kembali keajaiban-keajaiban-Nya, baik yang besar ataupun yang kecil di dalam hidupmu. Suatu campur tangan yang telah diatur sedemikian rupa. Alasan untuk pengharapanmu. (Ratapan 3:22-23)
Tuhan, ketika pengharapan dan imanku luntur, ingatkan aku pada saat-saat tertentu ketika aku dengan rendah hati teringat akan kesetiaan cinta dan penyediaan-Mu.

No comments:

Post a Comment