Saturday, July 24, 2010

Begu Ganjang : “ Okultisme (Kuasa Gelap) Di Kalangan Masyarakat Batak “



Begu Ganjang : “ Okultisme (Kuasa Gelap) Di Kalangan Masyarakat Batak “

“Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya. Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis; karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu. Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan, kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera; dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah, dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,” ( Efesus 6: 10-18 )

Praktek Okultisme belakangan ini semakin banyak dipraktekkan orang, bukan saja dari kalangan orang-orang atau masyarakat tertinggal, terasing dan terbelakang di pedesaan yang kurang berpendidikan. Tetapi juga dari kalangan masyarakat yang berlabel “ modern, intelektual (berpendidikan tinggi), dan tinggal di kota-kota besar hingga metropolitan. Sebenarnya praktek-praktek okultisme sudah berumur sangat tua, sejak manusia pertama Adam dan Hawa yang telah jatuh kedalam dosa, manusia cenderung mempercayai adanya kuasa-kuasa gelap, di luar suara Allah yakni bisikan dan suara iblis yang merupakan benih-benih awal yang membawa manusia kepada praktek-praktek kuasa gelap. Hal itu terjadi karena adanya ketidakpuasan manusia terhadap “pemerintahan” Allah atas dirinya sehingga mencari kepuasan itu dari luar diri Allah. Iblis menawarkan segala kepuasan yang dinginkan oleh manusia itu dengan cara yang sangat menarik dan menggiurkan yang sebenarnya hanyalah tipuan belaka. Manusia terperdaya oleh tipuan iblis dan melakukan apa yang dikehendakinya. Itulah Okultisme. “Okultisme adalah suatu praktek penyembahan/kepercayaan kepada kuasa gaib (kuasa gelap) yang bukan Allah Sang Pencipta, yang mampu memberikan kuasa, kekuatan, kekayaan, kebahagiaan, kesembuhan, perlindungan kepada yang mencarinya dan yang mempraktekkannya. Dalam prakteknya sepanjang jaman, manusia dapat mencari berbagai kuasa dan kekuatan dari alam semesta dan isinya seperti : “ Manusia mencari kekuatan dari benda-benda hidup, benda-benda mati, pohon, batu-batuan, angin, mahluk-mahluk halus, roh, arwah, binatang dan organ-organ tubuh yang dimilikinya ( seperti misalnya : kumis atau bulu harimau, kuku atau taring bintang buas, dll).

                                     
Sebagaimana kita pernah membaca di media massa maupun di pemberitaan televisi (TV) di negara kita Indonesia mengenai peristiwa pembakaran tiga warga Kristen oleh umat Kristen yang main hakim sendiri karena dituduh memelihara “Begu Ganjang” di desa Sitanggor Kecamatan Muara, Taput, ada berbagai komentar dan tulisan mengenai isu yang satu ini. Dibawah ini ada beberapa komentar tentang “ Begu Ganjang “ :
  1. “Begu Ganjang itu ada dan bahagian dari hasipelebeguon yang tetap hidup dalam kepercayaan orang “Kristen Batak” sama seperti “Santet” (dalam kepercayaan daerah Jawa), walaupun sudah 150 tahun Injil di tanah Batak. Dengan kata lain lapis kegelapan atau okult yang merupakan tempat suburnya kepercayaan pada begu-begu belum terkikis habis dari kehidupan orang Kristen Batak”. ( Dr. Albiner Siagian dan Fotarisman Zaluchu SKM M.Si, MPH ).

  1. “ Bahwa bagi setiap orang yang sudah menerima Kristus begu atau begu ganjang itu tidak ada seraya mengutip 1 Korintus 8 : 4 dan mengingatkan masyarakat agar jangan lagi terperangkap kepada isu “Begu Ganjang”. Begu Ganjang adalah bahagian dari kepercayaan Batak Kuno”. ( Pdt. MSP Sitorus M.Th ).

  1. “Begu Ganjang itu tidak ada itu tidak ada atau tidak eksis dan tidak pernah ada “ ( Bupati Tapanuli Utara, Torang Lumbantobing ).

  1. “ Jika benar ada begu ganjang atau setan/roh jahat, itu tidak dapat dilihat atau sulit dibuktikan. Masalah begu ganjang adalah masalah kedangkalan spiritual “( Pdt. WTP Simarmata MA).

Apa kata Alkitab soal begu ganjang ? Senjata apakah yang dipakai untuk berperang melawan begu ganjang ?

Satu satunya Alkitab di dunia ini yang memuat istilah begu ganjang adalah Alkitab berbahasa Simalungun. Dalam Ulangan 18 : 11 versi bahasa Simalungun disebutkan “ barang halak si parbegu ganjang “.
  • “barang sibahen uti-utian, barang sibahen pangidahan, barang siparsungkun bani begu-begu, barang siparbegu ganjang.” (5 Musa 18:11 )
  • “seorang pemantera, ataupun seorang yang bertanya kepada arwah atau kepada roh peramal atau yang meminta petunjuk kepada orang-orang mati”. ( Ulangan 18:11 )
  • “ or charms, and don't let them consult the spirits of the dead”. ( Deuteronomy 18 :11 )
Istilah the dead dalam bahasa Inggris lalu diterjemahkan menjadi begu ganjang dan bukan begu saja. Hal ini bisa jadi adanya upaya kontekstualisasi yang terjadi saat penterjemahannya.
Dari sudut Okultisme atau kuasa kegelapan begu ganjang itu adalah salah satu manifestasi kehadiran dan pekerjaan Iblis di tanah Batak, lebih khusus lagi di tanah Simalungun, yang sudah berekspansi ke seluruh kabupaten di Sumut dan bahkan sampai ke Aceh. Masih banyak bentuk manifestasi kehadiran dan pekerjaan Iblis yang lain baik di Sumut maupun di Indonesia seperti percaya pada kuasa Iblis lewat perdukunan, memiliki benda-benda yang dianggap keramat, memiliki penjaga badan baik yang diminum, dimakan atau dikenakan di cincin, disimpan di dompet, untuk penjaga rumah, pelaris usaha, penjaga jabatan, santet, dsb. Bedanya isu begu ganjang dengan yang lainnya itu terletak pada dampak sosialnya.
  • Yang pertama : Menimbulkan Chaos (kekacauan) di tengah-tengah masyarakat dan pemiliknya
  • Yang kedua : Hanya menimbulkan Chaos (kekacauan atau kutuk) di rumah tangga pemakainya dan keturunannya. ( Bdk. Keluaran 20:1-6 ).
Akibat yang ditimbulkan oleh isu begu ganjang ini telah memakan banyak korban yang bermatian sehingga telah menjadi sorotan publik.
Isu begu ganjang bukanlah soal yang baru khususnya di Sumatera Utara. Isu ini sudah ada sejak lama di tanah Batak atau Simalungun khususnya. Sebelum masuknya kekristenan ke tanah Batak begu ganjang sudah dikenal. Masuknya Kekristenan yang ditandai oleh berdirinya banyak gereja tidak serta merta meniadakan orang-orang yang masih percaya dan menggunakan jasa kuasa gelap lewat dukun-dukun termasuk di dalamnya memanfaatkan jasa begu ganjang untuk perlindungan, untuk mencari kekayaan, atau untuk balas dendam.
Penulis sendiri selama pelayanan di kota Pematang Siantar telah melihat sendiri dengan jelas bagaimana setelah kami melakukan doa puasa dan peperangan, ternyata tempat kami mengadakan kebaktian adalah rumah seorang hamas (sintua) di gereja GKPS yang telah lama mati, tetapi masih menyimpan dan memiliki banyak sekali jimat-jimat yang berbahasa Arab, penjaga badan, penjaga rumah, keris, ikat pinggang yang sudah diisi mantera oleh dukun, minyak wangi sinyong nyong yang sudah dimanterai dukun, batu-batuan dsb, yang banyaknya satu karung kami bakar di halaman rumahnya di dalam nama Tuhan Yesus. Ternyata bapak teman satu persekutuan doa penulis ini, semasih dia hidup adalah seorang sintua (hamas) di gereja GKPS dan juga seorang supir dan mandor bus Sepadan. Dia banyak memiliki jimat dan ilmu kebal untuk melindunginya dari orang-orang yang ingin berbuat jahat. Dan menurut kesaksian teman penulis ini anak si hamas tersebut ( R.Br.Saragih ) yang sudah bertobat mengatakan : “ Ketika bapaknya mati, sangat menderita sekali dan sebelum dia mati, banyak sekali jarum-jarum yang keluar dari tubuhnya (susuk/ilmu kebal) dan mereka sendiri tidak tahu mengapa terjadi seperti itu.” Dan setelah penulis bersama tim doa mengadakan kebaktian di rumahnya, penulis melayaninya dan Roh Kudus bekerja, dan mereka mau menyerahkan semua jimat, berhala, minyak, ikat pingang, keris, milik orang tuanya untuk dibakar dan dimusnahkan. Penulis sendiri mengalami serangan balik dari kuasa gelap tersebut. Tetapi puji Tuhan, perlindungan Tuhan dan kuasa darah Yesus dan Firman Allah membuat penulis tetap kuat dan berdiri melawan kuasa kegelapan tersebut. Mengingat pelayanan yang pernah penulis alami, jelas sekali bahwa okultisme/kuasa gelap masih banyak di praktekkan oleh orang-orang yang belum bertobat sekalipun dia seorang Kristen ( hamas/sintua/majelis Gereja ). Iblis banyak sekali menipu umat Tuhan sehingga banyak yang terjerat dengan praktek perdukunan (okultisme).
Gereja boleh saja banyak, tetapi pengajaran dan pencerahan dan peperangan tentang begu ganjang sangat minim, kecuali oleh gereja-gereja dengan corak Injili dan Gereja-gereja dengan iman yang Alkitabiah. Ditambah lagi persepsi hamba-hamba Tuhan tentang yang satu ini tidak sama. Ada yang mengatakan itu ada dan perlu diperangi. Dan ada juga yang mengatakan itu tidak ada dan mengapa menghabiskan energi untuk memeranginya?.
Kalau kita membaca Alkitab dalam teologi Rasul Paulus kepada jemaat Efesus dalam Efesus 6:10-18 jelas sekali mengatakan kepada kita bahwa “Begu Ganjang” adalah golongan roh teritorial yang dijelaskan Paulus sebagai : “ pemerintah-pemerintah”, “penguasa-penguasa”, “penghulu-penghulu dunia”, “roh-roh jahat di udara “. Jadi ada penguasa/penghulu kuasa kegelapan di setiap daerah teritorial, di setiap negara, suku dan bangsa di dunia ini. Mereka memiliki hirarki/pangkat di dalam kerajaan Iblis di dunia ini yang panglimanya adalah Iblis. Demikian juga bila kita membaca dalam Perjanjian Lama dalam Kitab Daniel, kita juga melihat jelas sekali ada roh teritorial ( Pemimpin Kerajaan Persia dan Pemimpin Orang Yunani) yang menghalang-halangi malaikat yang lebih rendah posisinya yang tidak disebut namanya yang diutus Allah untuk melayani Daniel, berperang melawan pemimpin dari Persia selama 21 hari untuk membawa pesan Tuhan Allah kepada Daniel dan ia tidak dapat mengalahkannya sampai Mikhael datang untuk membantunya. Apabila kita mengartikan cerita ini menurut arti sebenarnya, maka kita mulai melihat tingkat kekuasaan yang dahsyat dari para penguasa dunia kegelapan ini yang beroperasi di dunia ini ( Daniel 10:10-21).
  • “ Pemimpin kerajaan orang Persia berdiri dua puluh satu hari lamanya menentang aku; tetapi kemudian Mikhael, salah seorang dari pemimpin-pemimpin terkemuka, datang menolong aku, dan aku meninggalkan dia di sana berhadapan dengan raja-raja orang Persia. Lalu aku datang untuk membuat engkau mengerti apa yang akan terjadi pada bangsamu pada hari-hari yang terakhir; sebab penglihatan ini juga mengenai hari-hari itu." ( Daniel 10:13-14)
Dr. C. Peter Wagner dalam Ceramah Pertumbuhan Gereja dalam bukunya tentang “Roh-Roh Teritorial” mengatakan :
  • “Roh-roh teritorial dan kekuasaan mereka atas wilayah-wilayah geografis tertentu, dalam sejarah Israel, sering dianggap remeh.Yosua menegur umat Israel karena mereka beribadah kepada ilah-ilah seberang sungai dan ilah-ilah di Mesir ( Yosua 24:14). Bahkan di Kanaan, umat Israel tidak menyucikan tanah itu sebagaimana diperintahkan Allah, melainkan sebaliknya mereka “melupakan Tuhan Allah mereka, dan beribadah kepada Baal dan Asyera” ( Hak 3:7)”
Bagaimana tindakan kita sebagai umat Tuhan, sebagai jemaat gereja, sebagai hamba Tuhan, sebagai anak Tuhan melihat dan mendengar isu begu ganjang ini ? Senjata apakah yang akan kita pakai untuk berperang melawan begu ganjang (kuasa gelap) ini ? Rasul Paulus telah menuliskan kepada kita melalui jemaat di Efesus bahwa kita harus menggunakan selengkap senjata Allah yang diberikan oleh Tuhan Allah kepada kita. Karena hanya pendeta-pendeta,hamba-hamba Tuhan, anak-anak Tuhan yang mendalami soal okultisme yang memahami, mampu mencerahkan dan membukakan rahasia kemenangan atas begu ganjang dan memberikan pelayanan pastoral dan konseling kepada pemilik begu ganjang untuk bertobat. Secara iman Kristen yang menarik untuk dipertanyakan adalah mengapa ada umat yang bisa kena serangan sementara ada banyak umat yang tidak kena serangan si begu gajang ini ? Bisa jadi ada dua yang merupakan penyebabnya yaitu :
  • Pertama : Adanya pertanda celah, pintu masuk, atau antena bagi begu ganjang untuk menyerang umat yang kena serang. Dalam Bilangan 23:23 dikatakan : “ Tidak ada tenung atau mantera yang mempan bagi Israel”. Bisa jadi adanya keterlibatan dengan kuasa kegelapan lewat berdukun merupakan celah bagi begu ganjang untuk menyerang. Dosa-dosa yang kita lakukan adalah merupakan celah bagi iblis dan kuasa gelap untuk menyerang dan mengacaukan hidup kita. Dalam penelitian dan kesaksiannya sebagai seorang pendeta dan juga seorang konselor Kristen dalam masalah okultisme, Pdt. Jaharianson Saragih S.Th, M.Sc, Ph.D mengatakan bahwa : “ Sekitar 80% responden yang mengaku umat Kristen masih memiliki pintu masuk, celah atau antena dengan dunia kegelapan lewat berdukun ya wajar saja kalau karena itu begu ganjang bebas menyerang.Sebagai seorang konselor Kristen dengan pendekatan psikospiritual termasuk menggunakan analisa okult atas klien yang bermasalah dari lebih 300 klien faktor penyebab gangguan apakah itu kesehatan, ekonomi dan kutuk-kutuk yang lain 90% karena faktor percaya dan minta tolong pada setan lewat dukun-dukun ( Bdk. Keluaran 20:1-6, Ulangan 19 : 9-14, Ulangan 28:15-46). Inilah yang menyebabkan adanya pintu masuk, celah atau antena bagi kuasa jahat menyerang orang Kristen, termasuk serangan dari begu ganjang. Sebagaimana kita ketahui bahwa begu ganjang hanyalah salah satu manifestasi dari kehadiran iblis dan kuasa gelap di dunia, khususnya di tanah Batak”.

  • Kedua : Tidak menggunakan perlengkapan senjata Allah, senjata Roh Kudus yang Allah berikan yaitu kuat kuasa Tuhan sebagaimana Rasul Paulus katakan dalam Efesus 6 :10-20. Tuhan Yesus berkata kepada murid-murid-Nya : “ Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu.” ( Lukas 10:19 ).


Bentuk praktek- praktek perdukunan :

1. Meminta Kesembuhan. Bagi mereka yang menggunakan jasa perdukunan selalu berlaku prinsip : “ Marbisuk songon ulok, lidang ( marroba) songon darapati !” Sambil berobat ke dokter, tidak salah berobat juga ke dukun, toh kedua-duanya bisa menyembuhkan kata mereka. Biasanya dukun memberi mereka makanan yang diramu menjadi obat, baik dimakan atau diminum. Orang Batak menyebutnya dengan : “tambar”. Kadang-kadang dilakukan juga mandi ramuan, mandi bunga kembang atau jeruk purut, jamu-jamu khusus, mengoleskan minyak atau cairan khusus yang dimasukkan dalam botol atau guri-guri kecil, dll.

2. Meminta Kekebalan Tubuh. Kepada mereka diberi dukun berbagai jenis jimat, yakni : benda-benda yang telah diisi dengan kuasa atau tenaga superpower. Menurut keyakinan pengguna jasa kekebalan ini mereka akan mendapatkan kekuatan untuk tahan pukul, tahan tembak, tahan tikam, tahan guna-guna (santet), tahan racun, dll. Biasanya dipakaikan pada tubuh : ada yang dililitkan pada pinggang, dimasukkan di dalam ikat pinggang, pada gigi yang sengaja dilobangi amat kecil, pada batu cincin, pada pergelangan tangan, dililitkan pada leher seperti kalung (anak kecil), bahkan ditanam pada daging tubuh manusia, seperti susuk, dll.

3. Meminta “ Penjaga Rumah “ . Yakni, menjaga rumah dari para penjahat, seperti pencuri, maling, perampok, dll. Demikian juga untuk menjaga seluruh penghuni rumah dari ancaman penyakit menular, penyakit akibat serangan begu, roh-roh jahat, serangan okultisme dari dukun yang lain, dan sebagainya. Saat ini juga muncul ajaran di berbagai daerah bahwa untuk “menghambat kedatangan gempa” dan untuk menjaga diri dan keluarga agar terhindar dari malapetaka yang segera akan datang itu penduduk dikawasan tersebut rame-rame membakar dan menanam lemang. Disamping itu ada cara yang kedua yaitu menanam bubur di halaman rumah. Beras sebanyak tiga genggam dimasak dan dijadikan bubur, setelah itu sedikit dari bubur itu dimakan penghuni rumah dan selebihnya harus ditanam percis di depan halaman rumah. Tujuannya untuk menahan kedatangan gempa, dan apabila gelombang tsunami dari laut, akan tertahan di depan rumah oleh lemang atau bubur yang sudah ditanam. Ini merupakan manifestasi okultisme baru yang ditimbulkan oleh rasa takut akibat gempa dan bencana alam. Untuk penjaga rumah, biasanya orang tersebut mendapat petunjuk dari dukun, orang pintar atau “guru” untuk menempatkan jimat/penangkal tersebut di tempat-tempat paling atas, seperti pintu masuk rumah, di bungkulan rumah, atau mungkin juga ditanam di pekarangan rumah, di sumur, taman bunga, dll.

4. Menggunakan Pelaris. Pelaris digunakan untuk barang-barang dagangan. Pelaris biasanya digunakan oleh mereka yang memiliki usaha dagang ( Batak : partiga-tiga). Tujuannya, agar barang dagangan mereka laris atau laku terjual, banyak konsumennya. Biasanya dipakai oleh mereka yang memiliki saingan dengan penjual yang lain, yang berdekatan dengan mereka. Si pengguna pelaris ini yakin bahwa pembeli dapat dipikat dengan pelaris ini.

5. Menggunakan pitonggam. Biasanya digunakan oleh mereka yang ingin memiliki kuasa atau wibawa. Jika ia berbicara, orang yang mendengarnya kelihatan mendengar dengan tekun. Apa yang diucapkan dan diperintahkannya selalu dilakukan bawahannya dengan “membeo”. Sebenarnya ada pitonggam yang dibawa lahir atau alamiah. Maksudnya tanpa menggunakan okultisme (jasa dukun) mereka secara alamiah telah memiliki wibawa, baik dalam cara berbicara, memimpin pertemuan atau mungkin juga dari pandangan wajahnya sendiri. Namun ada pitonggam yang dicari-cari dengan menggunakan jasa perdukunan. Pitonggam yang demikian bisa bermanfaat untuk membuat orang lain “tidak berkutik” di hadapannya, bahkan bisa menyebabkan orang yang berhadapan dengannya menjadi terbodoh-bodoh, seperti dibius atau dihipnotis.

6. Pemanis ( Batak : “parmanison” atau “dorma” ). Hampir sama dengan “pelaris’ sebagaimana disebutkan diatas. Jika pelaris digunakan untuk memikat hati para pembeli barang dagangan, maka pemanis digunakan oleh seseorang yang membutuhkan simpatik orang lain. Pemanis umumnya digunakan untuk memikat hati lawan jenis. Saat mereka yang memiliki pemanis (dorma) ini berbicara kepada lawan jenis, ada-ada saja yang membuat para pendengarnya merasa simpatik dan “jatuh hati”. Itu sebabnya, mereka yang memiliki pemanis ini sangat mudah merayu dan menaklukkan seseorang lawan jenisnya. Namun ada akibatnya yang fatal, yakni bahwa kesimpatikan tadi sebenarnya tidak murni atau terpaksa. Tidak jarang orang yang dipinang lewat jalur parmanison selalu mengalami penyesalan. Rumah tangganya selalu bertengkar, berselisih, tertekan bathin, makan hati dan tidak bahagia.

7. Penggunaan dampol tongosan ( Indonesia : “Pijat Kiriman” ). Apabila seseorang sakit tidak perlu dibawa ke dukunnya, cukup memberi informasi tentang yang sakit, selanjutnya dukun akan memberi “terapi” pengobatan dari tempat jauh. Pada saat dukun ditempat yang nun jauh itu memijat-mijat “tongosan” ini, ketika itu juga si sakit akan merasakan dipijat, dan sakit, ada kontak antara dukun dengannya. Bisa saja dirasakan sangat sakit, sehingga menjerit kesakitan. Jika terjadi demikian, itu pertanda bahwa sang dukun sedang “mengerjain” pasiennya dari tempat lain. Atau sang dukun sedang “mengirim terapi” pemijatan untuk kesembuhan pasiennya.

8. Pengunaan Jimat. Ini memiliki banyak ragam dan bentuk. Segala macam dapat dibuat orang menjadi jimat dan itu semua dianjurkan oleh dukun kemana orang tersebut meminta jasa dukun dalam bentuk “jimat”. Contoh-contoh jimat dalam praktek okultisme (perdukunan) sebagai berikut :
1. Jimat Kuno berupa keris, uang kuno, mas kuno, tombak simpanan(hujur homitan), pakaian peninggalan, dll
2. Jimat yang dipakaikan ke tubuh misalnya : ikat pinggang yang berisi daya/kuasa, cincin, berlian, permata yang diisi kuasa, gigi palsu, pakaian sakti, bonang tiga warna (bonang manolu), anti plasik, benda-benda penjaga daging, dll
3. Jimat yang berbentuk tulisan misalnya : kertas kuno, kain-kain yang bertuliskan huruf : Latin, Jawa, Arab, Batak Kuno, dll
4. Jimat yang terdiri dari air misalnya : air-air yang diperoleh dari tempat-tempat tertentu (tempat keramat), seperti dari kuburan orang-orang sakti, dll
5. Jimat yang terbuat dari minyak-minyak urapan misalnya : minyak yang diperoleh dari dukun, guru, orang-orang kudus seperti Pendeta, Pastor, dll
6. Jimat Modern berupa kalung dari perhiasan emas, perak, cincin yang diisikan dengan obat.
7. Dan lain sebagainya.

Praktek-praktek perdukunan seperti inilah yang merupakan pintu masuk bagi Iblis, roh-roh jahat, begu ganjang untuk merusak,mengacaukan dan menjamah hidup kita orang Kristen sehingga mengalami penderitaan,kekacauan, depressi, sakit-penyakit dan sebagainya. Dan apabila kita pernah terlibat dan mempraktekkan dosa-dosa okultisme tersebut, satu-satunya jalan kepada kita adalah kita harus bertobat dan mengakui semua dosa kita kepada Tuhan Allah dan memohon pengampunan-Nya serta memutuskan dan menolak semua keterlibatan kita dengan jasa perdukunan (dukun/paranormal) yang merupakan kaki tangan Iblis dan kuasa kegelapan di dunia ini.Mintalah bimbingan hamba Tuhan yang mendalami okultisme melalui pastoral dan konseling.Dan hiduplah setia dan tekun dalam doa dan saat teduh ( Bdk . Kis 2:42-47).

Apakah itu perlengkapan senjata Allah ?

Kekuatan untuk dapat menggunakan perlengkapan senjata Allah supaya dapat melawan Iblis dan semua kuasa kegelapan, ialah hidup di dalam Tuhan dan di dalam kekuatan kuasa-Nya. Itulah kekuatan Allah sendiri, yaitu senjata Roh Kudus, kekuatan sorgawi, kekuatan dari tempat Yang Maha Tinggi, kekuatan rohani, kekuatan yang kekal, dan merupakan kekuatan yang tidak bisa dilawan oleh kekuatan apapun yang ada di dalam dunia ini. Hanya orang yang di dalam Tuhan yang memiliki kekuatan ini, karena dia di dalam Tuhan dan Tuhan ada di dalam dia. Inilah kekuatan yang paling ditakuti oleh Iblis dan semua roh jahat yang ada di dalam dunia ini.
Kita diperintahkan untuk mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah. Senjata itu sudah ada dan siap untuk dipakai, bukan dibuat sendiri. Senjata ini bukan produksi dalam negri, bukan produksi luar negri, tetapi berasal dari sorga, dari Tuhan Yang Kekal. Allah telah menyiapkannya bagi orang beriman agar supaya dikenakan untuk melawan semua kuasa kegelapan yang mengacaukan hidup manusia. Dengan menggunakan perlengkapan senjata Allah ini, kita bersama Tuhan sanggup untuk mengalahkan semua kuasa kegelapan.
Kuasa kegelapan menggunakan metode-metode yang paling hebat dengan sistim yang paling rapi, maka orang beriman ditantang untuk menghadapinya dengan pengetahuan Firman Allah yang menyeluruh, yang luas, sehingga kuasa-kuasa jahat ini bisa dicegat dan dikalahkan dengan sebaik-baiknya. Jangan masuk medan perang rohani, tanpa perlengkapan senjata Allah. Hal semacam ini sangat berbahaya dan mematikan. Karena orang-orang beriman berhadapan dengan musuh-musuh yang mematikan. Musuh-musuh kita bukanlah darah dan daging, melainkan roh-roh gelap ( Bdk. Efesus 6:12 ).
Rasul Paulus ketika berada di penjara oleh bimbingan Roh Tuhan (Roh Kudus) ,ia menuliskan suratnya kepada jemaat Efesus tentang perlengkapan senjata Allah. Orang-orang Kristen yang sudah dilahir barukan oleh Roh Kudus mau tidak mau,suka atau tidak suka akan terlibat dalam peperangan rohani (spiritual battle). Dan Rasul Paulus mendapat hikmat dari Roh Kudus untuk melihat perlengkapan perang serdadu (tentara) Romawi. Mengapa mereka bisa selalu menang dalam pertempuran (dalam peperangan)? Rasul Paulus menuliskan ada 7 (tujuh) perlengkapan senjata Allah untuk mengalahkan semua kuasa kegelapan yaitu sebagai berikut :
  1. Berikatpinggangkan kebenaran ( Efesus 6:14 ).
  2. Berbajuzirahkan keadilan (Efesus 6:14 ).
  3. Kerelaan untuk memberitakan Injil Damai Sejahtera ( Efesus 6:15).
  4. Perisai Iman ( Efesus 6:16).
  5. Ketopong Keselamatan ( Efesus 6:17 ).
  6. Pedang Roh yaitu Firman Allah ( Efesus 6:17 ).
  7. Berdoa setiap waktu di dalam Roh dan juga berdoa untuk orang-orang Kudus ( Efesus 6:18 ).

Penjelasan :

  • Berikatpinggangkan Kebenaran. Istilah kebenaran ( Bahasa Yunani : aletheia ) diilustrasikan sebagai ikat pinggang. Ini adalah perlengkapan seragam militer seorang serdadu Romawi yang masuk dalam medan perang. Baju seragam perang harus ada ikat pinggangnya sehingga serdadu itu tidak kedodoran. Dua tangan memegang perisai dan pedang. Kalau tidak ada ikat pinggang, maka dia menjadi repot dengan diri sendiri dan tidak bisa berkonsentrasi untuk melawan musuh, dan kalau demikian keadaannya tentu hal ini sangat menyulitkan dia dalam medan pertempuran dan dia bisa mati konyol. Kebenaran adalah perlengkapan senjata yang sangat penting sehingga kita dapat bebas berperang melawan kuasa-kuasa kegelapan ( Iblis, begu, begu ganjang). Oleh kasih karunia dan anugerah Allah, kita yang hidup tidak benar dapat hidup dengan benar, jujur, tulus, dan dalam kebenaran. Apabila kita hidup dengan benar, dengan jujur, dengan tulus, menjauhi dusta, tipu daya dan kebohongan, maka kita dapat melawan dan menang atas bapa pendusta, yaitu Iblis bersama dengan roh-roh jahat pengikutnya.

  • Berbajuzirahkan Keadilan. Kalau kita mengamati istilah ini, hal ini sangat menarik, karena istilah keadilan (Bahasa Yunani : dikaiosune ) secara khusus bersangkut paut dengan proses hukum. Apabila seorang terdakwa terbukti kejahatannya, maka ia harus dan pasti dihukum. Bagaimana caranya supaya ia bisa bebas? Harus ada seorang pembela atau advokat yang mau membela si terdakwa dan kalau perlu mau dihukum ganti si terdakwa dalam penghakiman dan penghukuman. Apabila si pembela mau mati mengganti si penjahat yang seharusnya dihukum, maka hakim yang adil pasti menjatuhkan hukuman atas si pembela yang rela mengganti si terdakwa. Dengan proses penggantian ini, maka si terdakwa bebas dari hukuman. Si terdakwa dibenarkan oleh hakim, karena ada yang rela menggantikan si terdakwa. Proses ini namanya pembenaran dan si terdakwa tadi yang seharusnya menerima hukuman, berubah menjadi seorang yang dibenarkan dan ia menerima kebenaran. Inilah yang Tuhan Yesus perbuat bagi kita orang berdosa yang terdakwa berat di hadapan pengadilan Allah Yang Mahasuci. Kristus datang sebagai Penebus dosa-dosa kita dan Pembela kita di hadapan Mahkamah Pengadilan Allah (Bdk. Roma 8:31-39). Dia dihukum secara memalukan, digantung di tiang gantungan, di salib, sebagai ganti kita yang seharusnya di hukum mati dalam api neraka. Dengan percaya kepada Kristus, bertobat dan memberi diri dibaptis, serta mengikut Dia, kita yang dulunya orang yang berdosa, menjadi orang benar karena kita telah menerima anugerah Allah ini ( karena dibenarkan Allah di dalam Kristus). Kebenaran Kristus menjadi milik kita. Sebagaimana Rasul Paulus katakan : “ Karena kamu semua yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus “ ( Galatia 3:27 ). Pengalaman rohani ini adalah dasar yang luar biasa kuatnya, dan inilah senjata kedua untuk melawan Iblis dan semua kuasa kegelapan. Kuasa kegelapan tidak bisa melawan orang yang percaya dan menerima kebenaran atau keadilan Allah. Keadilan diilustrasikan sebagai baju zirah. Ini adalah perlengkapan yang dipakai oleh seorang serdadu Romawi, untuk melindungi dada khususnya, sehingga terlindung dari bahaya yang dari depan khususnya.

  • Kerelaan Untuk Memberitakan Injil Damai Sejahtera. Untuk dapat mengalahkan kuasa-kuasa kegelapan, orang beriman harus memakai senjata Allah ini, yaitu kerelaan untuk memberitakan Injil Damai Sejahtera. Kerelaan memberitakan Injil Damai Sejahtera ini diilustrasikan sebagai kasut. Kasut adalah perlengkapan seorang serdadu (tentara) Romawi, sehingga ia dapat dengan aman bergerak, berjalan, dan berlari dengan leluasa. Kita tidak boleh diam. Kuasa kegelapan harus disesak, dilawan dan diusir dengan cara terus-menerus, siap rela memberitakan Injil Damai Sejahtera. Tentunya dengan hikmat dan pimpinan Allah. Orang beriman yang telah diubah hatinya, akan terbeban, dan tidak bisa diam untuk memberitakan Injil, karena dia sendiri sudah mengalami damai sejahtera itu. Iblis dikalahkan karena orang beriman memberitakan “kabar sukacita” (Injil) yang mendatangkan damai sejahtera besar dan kekal, lalu tawanan Iblis dilepaskan dari kekacauan, kegelisahan, ketakutan, tekanan, beban berat dari hidup yang buruk. Karena mendengar Injil Damai Sejahtera, maka tawanan Iblis beramai-ramai menerima Kristus. Inilah senjata kita yang ke tiga. Rasul Paulus menuliskan dua hal mengenai Injil sebagai berikut :
    1. Injil adalah “ kabar baik” tentang kemuliaan dan rahmat Allah yang inti isi beritanya adalah “ pertobatan,pengampunan dosa dan hidup yang kekal di dalam Tuhan Yesus Kristus”.Allah telah menyerahkan Yesus karena pelanggaran kita, dan membangkitkan Dia karena pembenaran kita ( Roma 4:25).Dengan demikian Tuhan telah mengalahkan kuasa dosa dan maut, dan membukakkan kita jalan menuju kehidupan baru (Roma 8:1-4). Karena itu, kita memperoleh pengampunan dosa ( Kol 1:13), kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah ( Roma 5:1), dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah ( Roma 5:2)
    1. Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan. Injil mengandung kekuatan Ilahi. Sebab Injil adalah Firman Allah. Kalau yang berbicara ialah Allah Yang Maha Kuasa, Firman-Nya mempunyai kekuatan. Firman itu berkumandang lalu terciptalah apa yang sebelumnya tidak ada ( Kej 1:3). Firman yang keluar dari mulut Tuhan Allah tidak akan kembali kepada-Nya dengan sia-sia, tetapi akan melaksanakan apa yang dikehendaki-Nya ( Yer 23:29, Yes 55:11, Bdk Roma 4:21). Firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya ( Yes 40:8). Sebab Tuhan sendiri yang menjamin pelaksanaannya.

  • Perisai Iman. Untuk mengalahkan kuasa kegelapan kita harus memakai iman, kepercayaan, keyakinan pada Tuhan. Kita harus meminta pertolongan Roh Kudus ( Bdk 1 Kor 12:9 ) dan oleh Firman Tuhan ( Roma 10:17), beriman dan percaya pada Tuhan, hidup dari karunia Allah dan setia pada Tuhan. Inilah senjata yang keempat yang ditakuti kuasa kegelapan. Senjata yang keempat yaitu iman harus dipakai dalam segala keadaan, ketika menghadapi bermacam-macam tantangan dari kuasa kegelapan. Orang benar hidup oleh sebab iman ( Bdk Roma 10:17 ). Setiap saat dan dalam segala keadaan, kita harus hidup dengan senjata ini, yaitu iman.Tuhan Panglima Perang kita, memerintahkan supaya kita langsung mempergunakan senjata ini yaitu : iman. Pergunakanlah atau ambillah, menunjuk kepada perintah tegas dari Sang Komandan, supaya kita sungguh-sungguh mempergunakannya dalam peperangan rohani. Iman diilustrasikan sebagai perisai. Perisai adalah perlengkapan perang serdadu Romawi untuk menangkis anak panah musuh yang datang melayang secara mendadak. Dengan adanya perisai maka serdadu itu terlindung dan dapat menangkis anak panah musuh. Iman sangat melindungi kita terhadap serangan kuasa kegelapan yang mendadak. Dengan iman kita dapat memadamkan tembakan anak panah berapi dari si jahat. Anak panah dari kuasa kegelapan berupa : kekuatiran, kebimbangan, keragu-raguan, ketakutan yang menyerang kita secara luar biasa, dan serangan itu hanya bisa dipadamkan dengan iman, yaitu kepercayaan kepada Tuhan dan kepada semua Firman-Nya. Kita percaya dan beriman bahwa Allah sangat mengasihi kita, memelihara, melindungi, menjamin, menjawab doa, menguatkan, menjaga dan mengawal kita ( Bdk Mazmur 23 ). Memang hanya orang beriman yang dapat mengalahkan semua kuasa kegelapan. Pengalaman ketika penulis sedang mengalami ketakutan akan ancaman musuh yaitu iblis pernah berkata kepada penulis dalam satu penglihatan dan dia berkata : “ Aku akan membunuhmu“ ! sahutnya. Penulis sempat takut tetapi Roh Tuhan memberikan penulis damai sejahtera dan keberanian dan penulis berkata: “ Pergi kau Iblis di dalam nama Tuhan Yesus, aku tidak takut bahaya sebab Tuhan Yesus menjaga dan melindungiku. Dia gembalaku yang baik. Tidak ada sesuatupun yang terjadi dalam hidupku tanpa seijin dan sepengetahuan-Nya....“. Dan Iblis itu pergi meninggalkan penulis. Iblis itu tinggi besar, tetapi memakai jubah hitam gelap. Penulis sebenarnya orang penakut, tetapi karena ada Tuhan Yesus Gembala Yang Agung penulis menjadi pemberani melawan Iblis dan kuasa kegelapan.

  • Ketopong Keselamatan. Ini berbicara tentang kepastian keselamatan, keyakinan akan hidup kekal yang utuh, bahwa kalaupun nanti mati pasti masuk sorga rumah Bapa Yang Mulia. Keyakinan ini, yaitu kepastian keselamatan hanya terdapat di dalam Kristus. Iblis gampang sekali menghancurkan orang yang tidak mempunyai kepastian keselamatan, sedangkan orang beriman yang mempunyai kepastian keselamatan ini sangat sulit diombang-ambingkan apalagi dikacaukan dan dibinasakan oleh Iblis, karena dia tahu dia pasti selamat. Keselamatan yang dari Tuhan ini bersifat sangat besar, abadi dan kekal,sempurna, tidak akan berakhir, tidak dapat dihitung, sangat luas dan selama-lamanya. ( Bdk . Ibr 2:3, Ibr 5:9, Ibr 7:25, Yes 51:6, Mzm 71:15, Yes 45:17). Keselamatan ini, diilustrasikan sebagai ketopong. Ketopong adalah perlengkapan serdadu Romawi kuno untuk melindungi kepala, sehingga selamat terhadap anak panah atau senjata mematikan dari pihak musuh. Kepala kita, pikiran, otak, angan-angan, rencana, cita-cita, cara berpikir, filsafat kita harus dilindungi Tuhan secara khusus, sehingga semuanya ini hanya berpikir sesuai dengan kehendak dan pikiran Tuhan. Iblis dan kuasa gelap bisa memberikan pikiran-pikiranya kepada kita. Sehingga kita perlu menaklukkannya dengan pikiran Kristus. Kuasa kegelapan sangat takut kepada orang yang pikirannya di dalam perlindungan Tuhan Allah dengan keselamatan yang dari pada Tuhan. Otak kita, pikiran kita harus dibawah perlindungan keselamatan dari Tuhan, sehingga kita berpikir seperi Tuhan Yesus berpikir. Hal itu berarti bahwa pikiran kita dipenuhi dengan keselamatan dan dengan demikian kita merindukan keselamatan orang lain juga.

  • Pedang Roh Yaitu Firman Allah. Senjata yang keenam yaitu Firman Allah, diilustrasikan sebagai pedang. Istilah makaira, diterjemahkan pedang, yaitu sejenis pedang pendek yang dipakai untuk pertempuran jarak dekat, oleh seorang serdadu romawi. Ini adalah senjata penting untuk perkelahian pada waktu perang antara dua orang secara langsung. Dalam peperangan melawan kuasa kegelapan kita harus mengenal suara Roh Tuhan yang memberikan Firman Tuhan yang khusus, dan menjadi pedang bagi kita untuk melawan Iblis secara langsung, dalam jarak dekat. Kita harus peka terhadap suara Tuhan yang berbicara kepada kita waktu peperangan secara langsung dengan kuasa kegelapan. Senjata ini disebut sebagai pedang Roh. Roh Tuhan yang akan berperang bagi kita dan membatu kita dalam peperangan rohani/spiritual battle. ( Zakaria 4 :6 ). Karena orang beriman setia membaca Kitab Suci, saat teduh (renungan pagi dan malam), maka pada saat peperangan rohani, Roh Tuhan mengingatkan Firman Allah yang pernah kita baca, menjadi reema, diberikan oleh Roh Kudus sebagai pedang-Nya lalu kita dapat melawan Iblis. Kewaspadaan rohani, pergaulan dengan Tuhan serta kepekaan terhadap suara Tuhan sangat dibutuhkan dalam peperangan rohani. Kuasa kegelapan sangat ngeri terhadap orang beriman yang peka terhadap suara Tuhan, yang hidup dalam Tuhan, yang setia membaca Alkitab dan yang bergaul akrab dengan Tuhan.Dalam peperangan rohani melawan penguasa-penguasa kerajaan angkasa dan roh-roh gelap, Firman Allah (Alkitab) memberitahukan kepada kita bahwa ada kuasa di dalam nama Tuhan Yesus untuk mengusir setan-setan (roh-roh jahat,jin,tuyul,begu ganjang,iblis ). Dan juga ada kuasa di dalam darah Tuhan Yesus (darah Anak Domba Allah) untuk mengalahkan satan,iblis,naga (setan,roh-roh jahat,jin,tuyul,begu ganjang) . Firman-Nya berkata : “ Lalu Yesus berkata kepada mereka : Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka,mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh." ( Markus 16:17-18). Dan dalam Wahyu Yohanes Firman-Nya berkata : Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba,  dan oleh perkataan kesaksian mereka.  Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut.” (Wahyu 12:11)
  • Berdoa setiap waktu di dalam Roh dan juga berdoa untuk orang-orang kudus. Senjata yang ke tujuh adalah : doa (berdoa). Rasul Paulus mengilustrasikan berdoa sebagai senjata Allah. Jadi apabila serdadu Romawi berada dalam kancah peperangan mereka harus dapat menyusun strategi dan menambah kekuatan phisik mereka dengan mengambil waktu berjaga-jaga. Sehingga mereka dapat menyusun kekuatan kembali dan dapat mendengar perintah dan petunjuk komandan untuk menyerang atau bertahan. Kita harus melindungi diri kita dan keluarga kita supaya berjaga-jaga dengan doa dan firman Tuhan serta mengingatkan mereka supaya tidak lalai, tetapi berdoa terus. Tuhan Yesus mengingatkan kita supaya bertekun senantiasa dalam doa. Rasul Yakobus menuliskan bahwa “ ....doa orang benar bila dengan yakin didoakan sangat besar kuasanya“ ( Yakobus 5 :16). Berarti ada kuasa di dalam doa. Ketika Nabi Elia berdoa supaya hujan turun maka hujan pun turun. Dan ketika dia berdoa supaya hujan tidak turun, maka hujanpun tidak turun.(Bdk 1 Raja-raja 17, 1 Raja-raja 18).Dan begitu juga ketika bangsa Israel berperang melawan musuh-musuhnya, ketika Musa menaikkan tongkat dan tangannya ke langit, maka menanglah bangsa Israel. Dan ketika Musa menurunkan tangannya karena kelelahan, maka kalahlah bangsa Israel, sehingga tangannya harus ditopang oleh Harun. Doa adalah perlengkapan senjata Allah yang mempunyai kuasa di alam rohani. Dengan berdoa maka kita sedang meminta Allah untuk berperang bagi kita.Dengan kata lain kalau kita berdoa, maka Tuhanlah yang bekerja. Dalam doa yang diajarkan Tuhan Yesus yaitu : “ Doa Bapa Kami“ kita melihat adanya permohonan dan permintaan kiranya Tuhan Allah menopang dan melepaskan kita dari si jahat (Iblis)....“..janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat...“. Musuh kita turun temurun yaitu : tabiat daging kita sendiri, dunia yang jahat ini dan Iblis senantiasa ingin menjatuhkan dan membinasakan kita. Dengan berdoa berarti kita mengandalkan Tuhan dan bukan kekuatan kita sendiri. Dan doa-doa syafaat kita untuk orang-orang kudus, hamba Tuhan perlu kita naikkan karena mereka terlibat dalam peperangan rohani, sehingga kita bisa bersatu di dalam doa. Ketika kita pergi pelayanan ke tempat persekutuan doa, ke kantor bekerja, pergi berbelanja ke pasar, pindah rumah ke suatu daerah, kita perlu berdoa dan mendoakan kesejahteraan kota dimana kita ditempatkan (berdomisili).

Kita bersyukur kepada Allah Bapa kita, yang telah mengaruniakan kepada kita Tuhan Yesus Kristus, Alkitab Firman Allah, Roh-Nya yang Kudus, para malaikat-Nya serta hamba-hamba-Nya yang benar. Sehingga dengan demikian kita bisa mengalahkan semua kuasa kegelapan (begu ganjang, santet, guna-guna, iblis, roh-roh jahat), dan terlepas dari belenggu okultisme. Kita tidak perlu takut kepada begu ganjang karena Alkitab menyaksikan bahwa dia ( begu ganjang/iblis) telah dikalahkan dan dilucuti oleh Allah diatas kayu salib. Rasul Paulus mengatakan bahwa oleh kematian dan kebangkitan Kristus, kita terpelihara di dalam kasih karunia Allah. Dan kita adalah orang-orang yang lebih dari pada pemenang oleh Dia yang telah mengasihi kita.
  • “Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.” ( Roma 8 :37 ).
  • “ Semoga Allah, sumber damai sejahtera, segera akan menghancurkan Iblis di bawah kakimu. Kasih karunia Yesus, Tuhan kita, menyertai kamu!” ( Roma 16:20 ).

Soli Deo Gloria

Daftar Pustaka :

  1. “Antara Kuasa Gelap Dan Kuasa Terang ( Okultisme Ditinjau Dari Segi Iman Kristen)” Oleh : Pondsius & Susanna Takaliuang – YPPII Batu, Jawa Timur 2000.
  2. “Buku Penuntun Menghadapi Bahaya Laten Okkultisme Di Kalangan Masyarakat Batak” Oleh : Pdt. Rudolf M. Pasaribu, S. Th - Jakarta 2005
  3. “Rahasia Mengalahkan Begu Ganjang “ Oleh : Pdt. Jaharianson Saragih, S,Th. M.Sc. Ph.D. ( Artikel Surat Kabar SIB Kamis 3 Juni 2010 ). Penulis adalah Direktur Paska Sarjana STT Abdi Sabda Medan. Konselor dan Praktisi Pelayanan Pelepasan bersama Tim Okult STT Abdi Sabda.
  4. “Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid A-L ( The New Bible Dictionary)” Published by Inter-Varsity Press, Leicester LEI 7GP, England @ 1988 Inter-Varsity Press.
  5. “Adu Kuasa Dengan Penghulu Kegelapan ( Menuju Pemahaman Lebih Dalam Mengenai Kekuatan-Kekuatan Supernatural Dalam Peperangan Rohani)” Oleh : DR. C. Peter Wagner- Regal Books California USA-1990.

Tuesday, July 20, 2010

Berpeganglah Pada Firman Tuhan


Berpeganglah Pada Firman Tuhan


“Bagianku ialah TUHAN, aku telah berjanji untuk berpegang pada firman-firman-Mu. Aku memohon belas kasihan-Mu dengan segenap hati, kasihanilah aku sesuai dengan janji-Mu. Aku memikirkan jalan-jalan hidupku, dan melangkahkan kakiku menuju peringatan-peringatan-Mu. Aku bersegera dan tidak berlambat-lambat untuk berpegang pada perintah-perintah-Mu. Tali-tali orang-orang fasik membelit aku, tetapi Taurat-Mu tidak kulupakan. Tengah malam aku bangun untuk bersyukur kepada-Mu atas hukum-hukum-Mu yang adil. Aku bersekutu dengan semua orang yang takut kepada-Mu, dan dengan orang-orang yang berpegang pada titah-titah-Mu. Bumi penuh dengan kasih setia-Mu, ya TUHAN, ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku”. ( Mazmur 119:57-64 )


Ada oleh-oleh cerita dari orang-orang yang baru kembali dari ziarah ke Yerusalem, yaitu bahwa ketika ingin naik ke puncak gunung Sinai, orang harus berpegang pada “tongkat Musa” (replika). Kalau seseorang tidak berpegang pada tongkat Musa (replika) maka sudah pasti ia tidak akan bisa naik sampai ke puncak Sinai. Dari cerita ini jelas bahwa ada semacam paham yang berkembang bahwa replika tongkat Musa mengandung kekuatan (kuasa) yang dapat memberi semangat dan daya dorong bagi mereka yang memegang saat naik ke gunung Sinai.

Paham ini mirip dengan cerita di daerah tertentu di Indonesia yaitu bahwa ketika seorang anak ingin keluar dari kampung untuk pergi merantau maka ayah atau opanya biasa memperlengkapinya dengan pegangan melalaui “ mandi air kembang” atau “tali kain” di pinggang atau “ gelang akar bahar” di tangannya. Pemandian air kembang atau benda-benda yang dipakai itu adalah sebagai pegangan baginya karena dipahami berisi kekuatan atau kuasa yang dapat melindungi dari rencana jahat dan dapat membuat hidup berhasil di tanah rantau.

Pada masa hidupnya, Pemazmur tidak mau mengambil bagian dalam kekuatan atau kuasa seperti yang ditawarkan melalui paham-paham tersebut di atas. Pegangan berupa benda atau mantera-mantera yang terkait dengan dunia dan alam gaib tidak akan mampu menyelamatkan. Hanya Tuhan dan Firman-Nya yang menjadi pegangan dan andalannya. Karena itu, Ia berkata : “ Bagianku ialah TUHAN, aku telah berjanji untuk berpegang pada firman-firman-Mu”.

Mari lepaskan semua pegangan yang mungkin masih ada, baik benda atau “opo-opo”, “jimat”, “penjaga badan”, “ajian pelaris”, “ajian penjaga rumah”, “fu-fu, “mantera” atau “susuk” dan bersegeralah jangan berlambat-lambat untuk menjadikan Tuhan bagian hidup kita serta berpegang pada Firman-Nya. Itulah yang akan menyelamatkan dan membuat hidup kita berhasil.


Soli Deo Gloria