Wednesday, March 11, 2009

Dibenarkan Karena Iman


DIBENARKAN KARENA IMAN



“ Karena itulah kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia, sehingga janji itu berlaku bagi semua keturunan Abraham, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab Abraham adalah bapa kita semua, -- seperti ada tertulis: "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa" -- di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada. Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu." Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup. Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan. Karena itu hal ini diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran. Kata-kata ini, yaitu "hal ini diperhitungkan kepadanya," tidak ditulis untuk Abraham saja, tetapi ditulis juga untuk kita; sebab kepada kita pun Allah memperhitungkannya, karena kita percaya kepada Dia, yang telah membangkitkan Yesus, Tuhan kita, dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita”. ( Roma 4 : 16-25)


Salah satu pelajaran penting iman Kristen adalah konsep dibenarkan oleh iman.Ini membuat Kristen unik diantara agama-agama. Semua agama menegaskan pentingnya berbuat baik, melakukan amal, dan mematuhi hukum untuk mendapatkan keselamatan karena konsep “ DIBENARKAN OLEH PERBUATAN”. Alkitab saja yang mengajarkan “ dibenarkan karena iman”.

Konsep dibenarkan oleh iman sudah muncul di Perjanjian Lama (PL) dan mendasari kehidupan umat dalam beriman. Abraham adalah orang yang dibenarkan karena iman. Ia percaya kepada janji Allah tentang memiliki keturunan yang akan menjadi bangsa yang besar. Abraham percaya dan Tuhan menyatakan dia sebagai orang yang benar ( Kej 15:6). Taurat juga mengajarkan konsep ini. Umat Israel diminta untuk melakukan ritual persembahan kurban untuk pengampunan dosa mereka. Inti ritual itu bukan pada ketaatan tetapi pada kepercayaan bahwa inilah cara untuk mengampuni umat-Nya. Inilah iman/percaya yang membenarkan.

Saat Habakuk bergumul dengan Allah mengenai bangsa jahat, yaitu Kasdim, yang Tuhan pakai untuk menghakimi umat Tuhan, Tuhan menjanjikan keadilan-Nya akan dinyatakan, musuh yang jahat pasti dihukum. Umat Tuhan harus tetap percaya karena melalui percaya itu mereka diselamatkan ( Hab 2:4).

Konsep dibenarkan oleh iman mencapai puncaknya di Perjanjian Baru ( PB). Tidak seorangpun yang mampu hidup benar di hadapan Tuhan ( Roma 3:10) karena semua manusia sudah berbuat dosa ( Roma 3:23). Status mereka adalah orang berdosa atau terhukum. Namun Kristus sudah mati bagi orang berdosa. Maka orang yang percaya pada karya Kristus itu sudah diampuni dosanya. Ia menjadi orang yang dibenarkan. Secara legal, kebenaran Kristus sudah diberlakukan kepada orang yang percaya. Dia bukan lagi orang berdosa, tetapi “orang benar “. Status ini memberi kepastian bagi orang percaya bahwa ia sudah diselamatkan dan Tuhan menjamin keselamatannya. Saat ia gagal atau jatuh, ia berani mengakuinya dan meminta pengampunan-Nya lagi. Dengan berani, ia menjalani hidupnya di dalam ketaatan akan firman-Nya.


Doa : “ Bapa.., kami bersyukur buat penebusan yang Engkau telah karuniakan melalui putra-Mu Tuhan Yesus Kristus yang disalibkan mati dan dibangkitkan bagi kami. Ajar kami bahwa pengampunan-Mu dan kasih-Mu sempurna dia atas kayu salib.Kiranya kasih karunia-Mu menolong kami untuk dapat hidup seturut firman-Mu”.Di dalam nama Tuhan Yesus kami bersyukur kepada-Mu. Amin

No comments:

Post a Comment