Thursday, December 31, 2009

Pemilihan Allah Menjadi Sumber Kekuatan Dan Penghiburan Kita


Refleksi Teologis


Pemilihan Allah Menjadi Sumber Kekuatan Dan Penghiburan Kita


“Dengan jalan demikian seluruh Israel akan diselamatkan, seperti ada tertulis: "Dari Sion akan datang Penebus, Ia akan menyingkirkan segala kefasikan dari pada Yakub.Dan inilah perjanjian-Ku dengan mereka, apabila Aku menghapuskan dosa mereka." Mengenai Injil mereka adalah seteru Allah oleh karena kamu, tetapi mengenai pilihan mereka adalah kekasih Allah oleh karena nenek moyang” ( Roma 11 : 26-28 )


Pemilihan Allah dapat menjadi sumber kekuatan dan penghiburan. Kalau pemilihan kita berdasarkan perbuatan amal, kita bisa saja kehilangan status kita sebagai orang pilihan Allah begitu perbuatan itu menjadi berkurang. Kita mau tidak mau akan hidup dalam ketegangan dan ketidakpastian karena hasil yang defenitif ( Hasil yang pasti) tidak dapat diketahui. Sebaliknya kalau pemilihan Allah oleh karena kasih karunia-Nya, hal itu berarti kasih karunia itu menjadi jaminan. Dia akan memelihara kita, dan kita tidak mungkin lepas dari tangan-Nya ( Bdk Efesus 2:8-9, Yoh 15:16).

  • “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu” ( Yoh 15:16).

  • “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri” ( Efesus 2:8-9 )

  • “Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman” ( Yoh 6:44)

  • Lalu Ia berkata: "Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorang pun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya." ( Yohanes 6:65)

Soli Deo Gloria


Doa : Bapa kami yang bertahta di dalam kerajaan sorga. Ya Allah Abraham, Ishak dan Yakub. Ya Allah Israel, Allah yang kami sembah dan kami kenal di dalam nama Tuhan Yesus. Kami bersyukur buat kasih karunia-Mu yang berkenan memilih kami di dalam Kristus menjadi umat pilihan-Mu sebelum dunia ini dijadikan.Berikanlah kami kekuatan dan pertolongan agar kami tetap setia untuk melayani dan menyembah-Mu. Dan peliharalah iman percaya kami ya Bapa yang baik. Ajarlah dan bimbinglah kami supaya kami tidak menyombongkan kedudukan kami sebagai umat pilihan-Mu, karena itu semua hanyalah berkat kasih karunia-Mu dan oleh karena jasa Kristus semata dan bukan ada jasa-jasa dari pihak kami.Dan berkati serta lindungilah kiranya umat-Mu Israel keturunan asli Abraham, Ishak dan Yakub yang adalah kekasih-kekasih-Mu dimanapun mereka berada di dunia ini ya Bapa, oleh karena kasih karunia-Mu dan oleh karena kasih setia-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus kami datang berdoa dan bersyukur kepada-Mu. Amin.


Thursday, December 17, 2009

Benarkah Kelahiran Tuhan Yesus Tanggal 25 Desember ? Apakah Natal Itu Kafir ?


BENARKAH KELAHIRAN TUHAN YESUS TANGGAL 25 DESEMBER ? APAKAH NATAL ITU KAFIR ?


“Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud” ( Lukas 2:10-11 ).


Bagaimana dengan perayaan Natal, perayaan mengenang kelahiran Yesus di Betlehem ( Mat 1:18, Mat 2:12 , Luk 2:1-20 ), yang umumnya dirayakan umat Kristen pada tanggal 25 Desember setiap tahun ? Ada yang menganggap perayaan ini sebagai perayaan kafir sebab :


Yesus tidak dilahirkan pada bulan Desember, tetapi bulan Tishri ( September-Oktober ), dan tanggal 25 Desember adalah hari peringatan Dewa Matahari ( Saturnalia ).


Pada bulan apakah Yesus dilahirkan ? Benarkah seperti yang dikatakan tradisi gereja yang menyebutkan Yesus dilahirkan pada tanggal 25 Desember ? Kelihatannya tanggal dan bulan ini memang tidak tepat, soalnya pada bulan Desember-Januari, di Yudea, iklimnya cukup dingin dengan beberapa tempat bersalju sehingga agaknya tidak mungkin para gembala bisa berada di Padang Efrata dalam keadaan musim demikian ( Bdk Luk 2:8). Demikian juga Kaisar Agustus tentunya tidak akan mengeluarkan kebijakan sensus dan menyuruh penduduk Yudea melakukan perjalanan jauh dalam suasana musim dingin yang mencekam.

Ada pendapat lain yang mengemukakan bahwa Yesus mungkin dilahirkan pada sekitar bulan Tishri ( September- Oktober ), yaitu pada saat hari raya Pondok Daun pada saat iklimnya menunjang. Argumentasi bulan Tishri dikemukakan karena masa penugasan Zakharia masuk ke Bait Allah adalah sekitar bulan Siwan ( Mei-Juni). Dengan memperhitungkan lama kandungan Elizabeth dan Maria, diperkirakan kelahiran Yesus terjadi pada sekitar Hari Raya Pondok Daun ( September- Oktober ).

Sekalipun kemungkinan kelahiran Yesus pada bulan Desember adalah jauh mengingat musimnya dan ada yang memperkirakan sekitar bulan September-Oktober, kita tidak akan tahu secara pasti pada bulan apa Yesus lahir di dunia dan yang perlu dikenang oleh umat Kristen bukan perayaannya pada hari tertentu, melainkan makna kelahiran Juruselamatnya.

Umat Kristen pada abad pertama tidak merayakan Natal seperti umat Kristen sekarang. Mereka lebih terpukau untuk merayakan hari kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus yang dikenal sebagai hari Paskah, dan belum memikirkan hari kelahiran-Nya. Sebenarnya, hari Epifani (manifestasi ) yang dirayakan oleh Gereja Timur (Ortodoks) pada tanggal 6 Januari dimaksudkan untuk merayakan hari pembaptisan Yesus di Sungai Yordan. Perayaan Epifani juga masih dirayakan saat ini dengan memberkati air baptisan di gereja Timur dan Sungai Yordan. Hal ini sudah dilakukan sejak abad ke 3.

Di Gereja Barat ( Katolik ), hari Epifani itu dirayakan juga untuk mengingat kunjungan orang Majus untuk menyembah bayi Yesus. Sejak abad ke-4, perayaan ini dilakukan untuk mengenang peristiwa yang terjadi sekitar manifestasi kelahiran Yesus di Betlehem. Dalam kaitan dengan perayaan pembaptisan Yesus itu, pada malam tanggal 5 Januari sekaligus dirayakan peringatan kelahiran Yesus. Data tertulis yang mencatat perayaan kelahiran Yesus itu sudah ada pada abad ke-4.

Pada tahun 274, hari kelahiran Dewa Matahari mulai dirayakan di Roma khususnya pada tanggal 25 Desember sebagai penutup festival Saturnalia ( 17-24 Desember) di mana matahari mulai kembali menampakkan sinarnya dengan kuat pada akhir salju tanggal itu. Menghadapi perayaan kafir yang sangat kuat ini, umat Kristen umumnya meninggalkannya dan tidak lagi mengikuti upacara tersebut. Namun dengan adanya proselitasi ( Pengkristenan ) orang Roma secara massal sejak Kaisar Konstantin menjadi Kristen, banyak orang Roma yang tetap merayakan hari Dewa Matahari itu sekalipun telah mengikuti agama Kristen. Kenyataan ini mendorong para pemimpin gereja kala itu berusaha mengalihkan penyembahan Dewa Matahari itu dan menggantinya menjadi perayaan Matahari Kebenaran, yang kemudian menggantinya menjadi “Perayaan Natal”.

Sejak tahun 336, secara resmi perayaan Natal dilakukan pada tanggal 25 Desember sebagai pengganti tanggal 5-6 Januari. Ketentuan ini diresmikan oleh Kaisar Konstantin yang kala itu menjadi lambang Raja Kristen. Perayaan Natal kemudian dirayakan di Anthiokia ( Tahun 375 ), Konstantinopel ( tahun 380), dan Aleksandria, Mesir ( tahun 430), yang kemudian menyebar ke tempat-tempat lain.

Dari data sejarah tersebut kita dapat mengetahui bahwa Natal bukanlah perayaan Dewa Matahari. Namun, untuk mengalihkan orang Roma dari perayaan Dewa Matahari ke arah Tuhan Yesus Kristus, tradisi perayaan Natal tanggal 5-6 Januari digeser ke sini, agar umat Kristen tidak lagi mengikuti tradisi kafir dengan merayakan hari Dewa Matahari.

Sekalipun kala itu masih ada umat Kristen yang mendua hati dengan masih merayakan hari Dewa Matahari, namun umat Kristen yang bertobat tidak lagi mengartikan hari itu sebagai hari Dewa Matahari, tetapi sebagai peringatan kelahiran Tuhan Yesus Kristus .


PENUTUP


Merayakan hari Natal sebagai perayaan Kristen baik sekali untuk mengenang kelahiran Immanuel, Allah yang inkarnasi menjadi manusia Yesus, agar sekeluarga dapat menghormati-Nya dan menganut ajaran-Nya dengan sepenuh hati karena Tuhan Yesus yang menjadi Juruselamat manusia telah hadir di bumi dan mendatangkan sukacita dan damai sejahtera bagi manusia, sesuai berita sukacita Natal sebagai berikut :

“ Kemuliaan bagi Allah di tempat yang maha tinggi dan damai sejahtera di bumi diantara manusia yang berkenan kepada-Nya…Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka…” ( Luk 2:14,20)


Soli Deo Gloria

Sunday, November 15, 2009

Pernikahan Dan Keluarga Kristen : " Cerai ! Bolehkah ? "


PERNIKAHAN DAN KELUARGA KRISTEN : “ CERAI ! BOLEHKAH ? “


“Dan sekarang tentang hal-hal yang kamu tuliskan kepadaku. Adalah baik bagi laki-laki, kalau ia tidak kawin, tetapi mengingat bahaya percabulan, baiklah setiap laki-laki mempunyai isterinya sendiri dan setiap perempuan mempunyai suaminya sendiri. Hendaklah suami memenuhi kewajibannya terhadap isterinya, demikian pula isteri terhadap suaminya. Isteri tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi suaminya, demikian pula suami tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi isterinya. Janganlah kamu saling menjauhi, kecuali dengan persetujuan bersama untuk sementara waktu, supaya kamu mendapat kesempatan untuk berdoa. Sesudah itu hendaklah kamu kembali hidup bersama-sama, supaya Iblis jangan menggodai kamu, karena kamu tidak tahan bertarak “ ( 1 Korintus 7:1-5 )


Apa jalan keluar terbaik bagi pasangan suami istri yang konfliknya sudah memuncak ? Firman Tuhan dalam Matius 19:6 “….mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia “ ( Mat 19:6).

Kalau begitu tidak perlu menikah, hidup bersama saja tanpa ikatan perkawinan, tanpa komitmen. Gaya hidup seperti ini tidak sesuai dengan firman Tuhan. Di mata Tuhan adalah dosa. Rasul Paulus berkata, daripada jatuh dalam dosa, lebih baik menikah ( Bdk 1 Kor 7:2 ).

Ingatkah dulu waktu anda belum punya pacar, setiap hari khawatir kapan mendapat pacar ? Waktu anda sedang pacaran, anda selalu mennatikan kabar dari dia dan hati anda selalu berbunga-bunga. Anda selalu menantikan saat bertemu si dia.

Lalu setelah menikah, masakan anda berkata : “ Ia sudah terlalu menyakiti hatiku. Aku tak tahan lagi hidup bersama dia. Aku mau cerai saja ! “

Siapa yang berhak memutuskan ikatan perkawinan ? Suami ? Atau istri ? Tidak ada! Tak ada satupun manusia yang berhak memutuskan ikatan perjanjian perkawinan. Rasul Paulus dalam 1 Kor 7:5 dengan tegas menulis, “ Janganlah kamu saling menjauhi,….” Tentunya hal ini berlaku untuk pasangan yang diberkati di gereja yaitu bagi suami dan istri yang sudah mengucapkan janji pernikahan di hadapan Allah dan di hadapan jemaat.

Pernikahan kudus adalah ikatan perjanjian ( covenant ) seperti perjanjian Allah dengan umat-Nya. Salah satu penyataan Allah kepada umat Israel adalah “ Janganlah takut, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku “ ( Yes 43:1 ).

Hanya oleh karena anugerah-Nya pasangan suami istri (pasutri) dapat saling memberi diri, saling menerima apa adanya, saling mengampuni, dan saling menguduskan. Kalau anda sedang mengalami konflik dengan pasangan hidup anda, berdoalah ! Mintalah kasih setia Allah memenuhi kembali hati anda. Ingatlah Tuhan Yesus sudah memberi diri-Nya untuk anda dan pasangan hidup anda. Anda dan dia adalah satu di dalam Tuhan. Hai pasutri Kristen, janganlah sedetikpun berpikir untuk cerai. Tidak ada kata “cerai” dalam kamus pernikahan Kristen !

Pernikahan diciptakan sebagai hubungan yang permanen ( Bdk Kej 2;24, Mat 19:4). Alkitab juga berkata bahwa perceraian adalah dosa dan dibenci Tuhan ( Mal 2:16 ).

Cobalah kita baca dan renungkan ayat Firman Tuhan dibawah ini :


“Sebab Aku membenci perceraian, firman TUHAN, Allah Israel -- juga orang yang menutupi pakaiannya dengan kekerasan, firman TUHAN semesta alam. Maka jagalah dirimu dan janganlah berkhianat!” ( Maleakhi 2:16 )


Perceraian tidak berasal dari Allah dan tidak pernah direstui Allah baik melalui para nabi maupun melalui para rasul. Perceraian terjadi oleh buatan manusia dan karena kedegilan hati manusia. Umat Israel yang seharusnya menjadi teladan bagi bangsa-bangsa lain justru gagal dan meniru kebiasaan buruk dari bangsa kafir untuk mempraktekkan perceraian di tengah-tengah umat Israel. Tuhan Yesus sendiri melarang perceraian dan pernikahan kembali setelah perceraian.

Membuat pernikahan menjadi lebih baik itu berarti menjauhkan diri dari pemikiran perceraian dari setiap pasangan Kristen. Perceraian bukan jalan yang terbaik dalam pemecahan permasalahan suami istri, melainkan penyelesaian dengan cinta kasih dari Kristus, dengan perdamaian dan usaha keras dari pasutri untuk menjaga pernikahan. Suami-istri harus berusaha menyelamatkan pernikahan dengan sedalam-dalam dan sesempurnanya. Pernikahan yang tetap berdasarkan Firman Allah akan tetap diberkati Allah. Kasih, kesetiaan dan ketaatan terhadap Firman Allah akan melindungi pernikahan Kristen dari segala pengaruh buruk dan kehancuran dari dunia yang berdosa dimana orang percaya diutus. Oleh sebab itu keluarga Kristen harus menolak perceraian dan pernikahan kembali.


Friday, November 6, 2009

Serahkanlah Perkaramu Dan Kuatirmu Kepada Tuhan


SERAHKANLAH PERKARAMU DAN KUATIRMU KEPADA TUHAN


“Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Jangan memusnahkan. Miktam dari Daud, ketika Saul menyuruh orang mengawasi rumahnya untuk membunuh dia. Lepaskanlah aku dari pada musuhku, ya Allahku; bentengilah aku terhadap orang-orang yang bangkit melawan aku. Lepaskanlah aku dari pada orang-orang yang melakukan kejahatan dan selamatkanlah aku dari pada penumpah-penumpah darah. Sebab sesungguhnya, mereka menghadang nyawaku; orang-orang perkasa menyerbu aku, padahal aku tidak melakukan pelanggaran, aku tidak berdosa, ya TUHAN, aku tidak bersalah, merekalah yang lari dan bersiap-siap. Marilah mendapatkan aku, dan lihatlah! Engkau, TUHAN, Allah semesta alam, adalah Allah Israel. Bangunlah untuk menghukum segala bangsa; janganlah mengasihani mereka yang melakukan kejahatan dengan berkhianat! Pada waktu senja mereka datang kembali, mereka melolong seperti anjing dan mengelilingi kota. Sesungguhnya, mereka menyindir dengan mulutnya; cemooh ada di bibir mereka, sebab -- siapakah yang mendengarnya? Tetapi Engkau, TUHAN, menertawakan mereka, Engkau mengolok-olok segala bangsa. Ya kekuatanku, aku mau berpegang pada-Mu, sebab Allah adalah kota bentengku. Allahku dengan kasih setia-Nya akan menyongsong aku; Allah akan membuat aku memandang rendah seteru-seteruku. Janganlah membunuh mereka, supaya bangsaku tidak lupa, halaulah mereka kian ke mari dengan kuasa-Mu, dan jatuhkanlah mereka, ya Tuhan, perisai kami! Karena dosa mulut mereka adalah perkataan bibirnya, biarlah mereka tertangkap dalam kecongkakannya. Oleh karena sumpah serapah dan dusta yang mereka ceritakan, habisilah mereka dalam geram, habisilah, sehingga mereka tidak ada lagi, supaya mereka sadar bahwa Allah memerintah di antara keturunan Yakub, sampai ke ujung bumi.Pada waktu senja mereka datang kembali, mereka melolong seperti anjing dan mengelilingi kota. Mereka mengembara mencari makan; apabila mereka tidak kenyang, maka mereka mengaum. Tetapi aku mau menyanyikan kekuatan-Mu, pada waktu pagi aku mau bersorak-sorai karena kasih setia-Mu; sebab Engkau telah menjadi kota bentengku, tempat pelarianku pada waktu kesesakanku. Ya kekuatanku, bagi-Mu aku mau bermazmur; sebab Allah adalah kota bentengku, Allahku dengan kasih setia-Nya” ( Mazmur 59 : 1-18 )


Bagaimana cara kita memandang masalah ? Seberapa sering kita menyerahkan masalah kita kepada Tuhan ? Apakah kita percaya bahwa Tuhan Yesus lebih besar dari masalah kita ? Daud menghadapi masalah yang sangat berat. Ia dikejar-kejar dan nyawanya terancam. Yang memburu dia adalah Saul, raja Israel. Ironisnya ia sama sekali tidak melakukan perbuatan yang membuat dia layak diperlakukan sebagai buronan dengan ancaman hukuman mati ( Mazmur 59 : 4-5a ). Lalu kenapa Saul begitu bernafsu menghabisi nyawanya ? Karena Saul merasa kedudukannya terancam akibat keberhasilan Daud dalam perang. Daud tidak dianggap sebagai pahlawan bangsa, tetapi justru sebagai rival yang mengancam tahta. Ia khawatir jabatannya beralih ke tangan Daud. Maka satu-satunya cara untuk mengatasi hal itu, Daud harus disingkirkan.

Bagaimana Daud menanggapi ancaman maut dari Saul ? Ia berseru kepada Allah dan memohon kelepasan dari penyerangannya, orang yang bermaksud membunuh dia ( Mazmur 59: 2-3, 5b-8 ). Ia mengibaratkan orang itu seumpama anjing yang memanfaatkan senja untuk menyerang orang ( Mazmur 59: 7-8, ayat 15-16). Bagaimana Daud memandang masalahnya dari sudut pandang Tuhan ? Ia tahu bahwa Tuhan menertawakan orang itu ( Mazmur 59:9). Artinya Tuhan memandang remeh tindakan orang itu. Maka tidak ada keraguan bagi Daud untuk menyerahkan perkaranya kepada Tuhan ( Mazmur 59:10-14). Ia berharap Tuhan memakai mereka sebagai pelajaran agar orang tahu bagaimana Allah menghukum orang yang melawan Dia dan yang diurapi-Nya ( Mazmur 59:12 ).

Masalah berat dengan ancaman nyawa tidak membuat Daud panik dan melupakan Tuhan. Meski berhadapan dengan penguasa yang bisa saja membinasakan dirinya, Daud tahu bahwa semua itu tidak berarti apa-apa bagi Tuhan.

Mazmur Daud ini kiranya menguatkan kita tatkala kita menghadapi orang-orang yang memusuhi kita. Kita dapat berdoa dan meminta Tuhan campur tangan dalam setiap masalah dan pergumulan hidup kita. Percayalah bahwa Allah tidak akan tinggal diam. Dia tidak akan membiarkan kejahatan berjaya dan tidak akan membiarkan sesuatu apapun yang dapat memisahkan kita dari kasih setia-Nya ( Bdk. Roma 8: 31-39 ).


Soli Deo Gloria

Saturday, October 17, 2009

Bagaimana Menaklukkan Keinginan Seks ? Apakah Seks Itu Dosa ?


BAGAIMANA MENAKLUKKAN KEINGINAN SEKS ?

APAKAH SEKS ITU DOSA ?


“Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apa pun. Makanan adalah untuk perut dan perut untuk makanan: tetapi kedua-duanya akan dibinasakan Allah. Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh. Allah, yang membangkitkan Tuhan, akan membangkitkan kita juga oleh kuasa-Nya. Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus? Akan kuambilkah anggota Kristus untuk menyerahkannya kepada percabulan? Sekali-kali tidak! Atau tidak tahukah kamu, bahwa siapa yang mengikatkan dirinya pada perempuan cabul, menjadi satu tubuh dengan dia? Sebab, demikianlah kata nas: "Keduanya akan menjadi satu daging." Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia. Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri. Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, -- dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu! ( 1 Korintus 6:12-20 )


Siapakah penakluk gunung tertinggi di dunia ? Pemanjat tebing yang perkasa tentunya ! Siapakah penakluk dunia ? Pasti, raja yang bijaksana dan perkasa. Siapa penakluk mereka yang perkasa ? Perempuan cantik yang mungil, seksi dan genit. Ada raja perkasa di jaman kerajaan Romawi tewas di tangan wanita berparas elok hanya dengan sebilah belati kecil di kamar tidur raja, bukan di medan perang. Presiden direktur, bapak yang baik, dan suami yang baik-baik, akhirnya ditaklukkan oleh gadis muda belia dengan pikiran sederhana, tetapi mempunyai kekuatan seks.

Baru-baru ini saya menonton di acara TV dalam suatu wawancara dan dialog interaktif dimana dua orang wanita cantik mengungkapkan secara terus terang bahwa mereka berprofesi sebagai pekerja seks komersial oleh karena masalah ekonomi dan mereka susah meninggalkannya karena seks itu enak dan nikmat ! Benar ! Siapapun dia manusia (wanita dan pria ), kalaulah dia masih manusia normal dan memiliki keinginan seks, pasti berkata seks itu nikmat dan enak.

Apakah Tuhan menciptakan seks untuk mengacaukan rumah tangga manusia ? atau untuk menghancurkan dunia ? Jawabannya adalah “ Tidak “. Dalam kitab Kejadian 1 dan 2 mencatat bahwa Allah menciptakan laki-laki dan perempuan sungguh amat baik. Allah sendiri mengatakan ..” Tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja..” ( Kej 2:18 ). Sesungguhnya laki-laki dan perempuan memiliki keinginan yang datang dari dirinya sendiri, khususnya keinginan seks. Setiap orang bergumul dengan keinginan ini. Kalau keinginan ini tidak ditaklukkan akan melahirkan dosa yang merusak relasi kita dengan Allah ( Bdk. Yak 1:14-15 ).

Bagaimana menaklukkan keinginan seks ? Tentunya dengan kekuatan sendiri adalah tidak mungkin. Karena Alkitab berkata bahwa kita manusia adalah terdiri dari darah dan daging. Dan kita adalah daging saja. Keinginan daging dan keinginan Roh masih berperang di dalam tubuh kita ini. Dengan pertolongan Roh Kudus dan Firman Tuhan kita dapat menaklukkan keinginan seks. Ingatlah, seks adalah anugerah Tuhan, pemberian Allah. Dan seks itu bukan dosa. Tetapi penyalahgunaan seks diluar pernikahan adalah dosa. Dan Alkitab, Firman Allah menyebutnya percabulan (perjinahan). Seks bukan milik pribadi untuk memuaskan egoisme sebab tubuh kita (seks) sudah ditebus oleh Tuhan Yesus Kristus ( 1 Kor 6:20 ). Keindahan seks tidak bisa didapat dengan merebutnya dari seseorang. Justru kenikmatan seks dialami saat seseorang melepaskan haknya yaitu memberi diri untuk pasangan hidupnya dalam pernikahan yang diberkati Allah ( Bdk 1 Kor 9:12,15). Keduanya menikmati kebesaran Tuhan dalam karya penciptaan, dalam persekutuan dengan-Nya dan dalam karya prokreasi ( Bdk Kej 1:26-28 ).

“Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." ( Kej 1:26-28 )

Dengan demikian suami istri berdua dapat mengucapkan terimakasih kepada Tuhan saat menikmati seks. Hal ini tidak dapat dilakukan oleh para pelaku “ sex after lunch” yang hanya memuaskan keinginan seks sesaat. Maka taklukkanlah keinginan seks “liar” semacam itu sekarang juga ! Sebelum ditaklukkan olehnya, dan sebelum kehancuran datang menyerbu diri kita, pasangan hidup kita, dan keluarga kita.


Soli Deo Gloria

Thursday, October 15, 2009

Allah Mengasihi Semua Orang Yang Mengamalkan Kebenaran Dan Yang Percaya Kepada-Nya


ALLAH MENGASIHI SEMUA ORANG YANG MENGAMALKAN KEBENARAN DAN YANG PERCAYA KEPADA-NYA


“Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya: "Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang. Setiap orang dari bangsa mana pun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya. Itulah firman yang Ia suruh sampaikan kepada orang-orang Israel, yaitu firman yang memberitakan damai sejahtera oleh Yesus Kristus, yang adalah Tuhan dari semua orang. Kamu tahu tentang segala sesuatu yang terjadi di seluruh tanah Yudea, mulai dari Galilea, sesudah baptisan yang diberitakan oleh Yohanes, yaitu tentang Yesus dari Nazaret: bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia.Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu yang diperbuat-Nya di tanah Yudea maupun di Yerusalem; dan mereka telah membunuh Dia dan menggantung Dia pada kayu salib. Yesus itu telah dibangkitkan Allah pada hari yang ketiga, dan Allah berkenan, bahwa Ia menampakkan diri, bukan kepada seluruh bangsa, tetapi kepada saksi-saksi, yang sebelumnya telah ditunjuk oleh Allah, yaitu kepada kami yang telah makan dan minum bersama-sama dengan Dia, setelah Ia bangkit dari antara orang mati.Dan Ia telah menugaskan kami memberitakan kepada seluruh bangsa dan bersaksi, bahwa Dialah yang ditentukan Allah menjadi Hakim atas orang-orang hidup dan orang-orang mati.Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa percaya kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena nama-Nya." ( Kisah Para Rasul 10:34-43 )


Sikap rasialis adalah masalah manusia dari dulu. Sikap ini menghasilkan ketidakadilan, pertikaian, bahkan peperangan. Orang Yahudi pernah mengalami penderitaan dahsyat karena perlakuan rasialis dari bangsa Jerman. Namun banyak orang Yahudi pada masa Perjanjian Baru pun bersikap rasialis. Mereka merasa satu-satunya umat Allah yang berhak atas semua janji-Nya.Bangsa-bangsa lain tak lebih daripada binatang yang tak layak mendapat anugerah Allah.

Sikap rasialis umat Yahudi disebabkan kekeliruan mereka memahami konsep umat pilihan. Bagi mereka, umat pilihan adalah semata-mata hak istimewa. Memang benar bahwa Alkitab menyaksikan dari kitab Kejadian sampai kitab Wahyu bahwa bangsa Israel keturunan asli Abraham, Ishak dan Yakub adalah umat pilihan Allah, dan mereka memiliki status istimewa itu.Tetapi mereka lupa panggilan istimewa adalah untuk tugas dan kewajiban mulia, membawa bangsa-bangsa lain kepada Allah. Kotbah Rasul Petrus kepada Kornelius dengan tegas menyatakan bahwa Allah tidak membedakan orang. Allah berkenan atas setiap orang dari bangsa manapun yang datang dengan tulus mencari-Nya termasuk Kornelius yang adalah seorang kafir. Rahasia perkenan Allah atas semua orang ini terletak pada diri Yesus Kristus ( Kis 10:36-38). Firman Tuhan berkata :

  • “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia” ( Yoh 3:16-17 )

Tuhan Yesus yang datang ke dunia ini mengerjakan karya keselamatan untuk membuat orang berkenan kepada Allah. Melalui kematian-Nya di atas kayu salib dan kebangkitan-Nya dari antara orang mati, Tuhan Yesus telah menyediakan jalan keselamatan untuk semua orang, semua bangsa di dunia ini.

Rasul Petrus, sebagai seorang Yahudi belajar mengatasi sikap rasialis dan menerima Kornelius, seorang kafir sebagai sesama manusia yang dikasihi Allah ( Kis 10:34). Bahkan Petrus menyadari bahwa panggilannya mengikut Yesus adalah untuk memberitakan keselamatan bagi semua orang ( Kis 10 :42 ). Merenungkan hal ini apa respons kita, yang pada dasarnya bukan orang Yahudi melainkan sama seperti Kornelius yang termasuk dalam bilangan bangsa kafir ? Kita patut bersyukur kepada Allah yang oleh karena anugerah-Nya dan perbuatan-Nya melalui karya Kristus kita bisa datang kepada Allah dan oleh karena kasih karunia-Nya kita layak disebut sebagai umat-Nya dan diterima kedalam umat-Nya. Maka seharusnyalah kita, yang telah menerima anugerah kebenaran dan kelimpahan kasih karunia Allah oleh Yesus Kristus, hidup dengan menikmati seluruh kekayaan berkat itu. Tugas kita sekarang adalah memberitakan anugerah itu kepada semua orang dengan hikmat dan pimpinan Allah baik lintas ras, suku, bangsa, juga status sosial dan berdoa agar pemberitaan kabar baik ( Injil ) sampai kepada bangsa, suku-suku yang belum mendengar berita keselamatan itu. Kiranya Roh Kudus menolong kita dalam mewujudkan kemuliaan Allah dalam pekerjaan, pelayanan dan kehidupan kita.


Soli Deo Gloria.

Saturday, October 10, 2009

Kuasa Gelap Di Balik Praktek Spiritisme


KUASA GELAP DI BALIK PRAKTEK SPIRITISME


“Kamu harus memelihara hari-hari sabat-Ku dan menghormati tempat kudus-Ku; Akulah TUHAN. Janganlah kamu berpaling kepada arwah atau kepada roh-roh peramal; janganlah kamu mencari mereka dan dengan demikian menjadi najis karena mereka; Akulah TUHAN, Allahmu “ ( Imamat 19:30-31)


Spiritisme ialah praktek okultisme (kuasa gelap) yang didasarkan kepada keyakinan bahwa orang mati dapat berhubungan dengan orang hidup atau sebaliknya. Spiritisme adalah spekulasi yang sangat berbahaya, karena didasarkan kepada satu keyakinan atau kepercayaan yang sangat ditentang oleh Kitab Suci, karena Kitab Suci menegaskan bahwa orang yang sudah mati tidak mungkin lagi datang dan berhubungan dengan orang yang masih hidup atau sebaliknya. Prof. Blanke dari Zurikh, memperkirakan jumlah pengikut spiritisme yang berasal dari macam-macam latar belakang agama, sekitar 70.000.000 orang pada tahun 1972. Dan Alkitab menyaksikan bahwa di akhir jaman praktek spiritisme ( okultisme ),perdukunan, sihir , ilmu klenik, ilmu gendam, hipnotis,ilmu hitam, guna-guna, ilmu ramal yang dibungkus secara modern seperti New Age Movement akan semakin meningkat ( Bdk Why 9 : 20-21).


A. Praktek Spiritisme ( Okultisme ) mencakup kelompok-kelompok sebagai berikut :


  • Astral- projection
  • Ouija Board
  • Mengangkat meja ( meja-meja terangkat sendiri )
  • Berbicara dalam keadaan kesurupan
  • Jailangkung
  • Visi /mimpi (penampakan roh-roh tertentu)
  • Telepati Intelektual
  • Penampakan Hantu
  • Materialisasi
  • Clairvoyance
  • Paranormal (dukun/orang pintar )
  • Kartu Tarot, membaca garis telapak tangan.
  • Astrologi
  • Hipnotis amatir
  • Kesembuhan magnetisme
  • Daya tarik magic
  • Sugesti-sugesti pikiran
  • Magic hitam dan magic putih
  • Roh roh seksual
  • Penyembuhan Gaib melalui tenaga dalam/hawa murni
  • Penyembuhan Gaib melalui Reiki dan meditasi Yoga

B. Bentuk-bentuk spiritisme :

· Melalui benda-benda yaitu :

1. Main jailangkung

2. Kuda Kepang

3. Kapur yang menulis sendiri

4. Gelas yang bergerak sendiri

5. Meja/kursi/pisau yang berjalan sendiri tanpa dipegang.

· Melalui bunyi-bunyian :

1. Roh itu berbicara kepada seseorang yang dalam keadaan tidak sadar, membuat hal-hal yang abnormal.

2. Wanita bersuara laki-laki atau sebaliknya

3. Roh-roh diundang berbicara melalui medium yang kesurupan melalui tari-tarian dan musik adat.

· Melalui dukun-dukun :

1. Nama dukun ( Di Sangir namanya Doro, di Timor, Ambon, dan Irian, namanya Suanggi )

2. Bahasa dukun ( Di Minahasa memakai bahasa gunung, di Jawa memakai bahasa Kawi, di Maluku dengan bahasa Tanah, dsb )

3. Tempat praktek dukun ( Di kuburan, di tempat tempat keramat, dirumah-rumah khusus (tanah Karo), di Baileo keramat (Maluku ) ) .

· Secara langsung : Roh itu menyatakan diri secara langsung dalam rupa nenek atau kakek atau saudara yang sudah meninggal. Iblis bisa menyatakan diri dalam bermacam-macam bentuk, karena mereka tidak mempunyai daging dan tulang ( Bdk. Luk 24:39, 2 Kor 11:14 ).

· Melalui adat istiadat lama/kafir :

1. Mengunjungi kuburan dengan tujuan minta berkat atau berbicara kepada arwah dari orang yang sudah mati atau minta pertolongan dan perlindungan kepada mereka.

2. Memindahkan tulang orang mati dengan upacara adat lama yang demonis secara besar-besaran untuk menghormati orang yang sudah mati.

3. Menabur bunga di laut, di danau atau di sungai dengan upacara okultisme untuk menolak bala.

4. Menyiapkan sajen/sesajen dengan mengharapkan pertolongan roh-roh tertentu.

5. Berbakti dan menyembah nenek moyang yang sudah mati.

6. Berbakti di tempat-tempat yang dianggap keramat.

7. Mengunjungi tempat-tempat keramat untuk meminta “berkat dan rezeki”.

8. Berbakti kepada orang suci yang dianggap keramat dan sakti.

9. Mengadakan upacara khusus untuk memberi nama kepada bayi sesuai dengan nama roh yang menjaganya.

Semua praktek okultisme khususnya spiritisme, dikerjakan manusia karena tidak mengerti letak tempat orang yang sudah mati, seperti berita Alkitab, sehingga sadar atau tidak sadar manusia melayani dan dilayani Iblis. Berikut ini beberapa studi kasus dan kesaksian akibat keterlibatan dengan praktek spiritisme (okultisme) :

· Seorang wanita tua tinggal di rumah yang dipakai untuk mengadakan pertemuan-pertemuan untuk memanggil roh-roh tertentu. Antara jam 00:00 s/d 01:00 pagi, ada bunyi dahsyat dalam rumah itu. Meubel dalam rumah itu bergerak sendiri dan terlempar ke udara. Pada suatu malam 40 buah gelas dihancurkan walaupun disimpan dalam gudang yang terkunci. Wanita itu bertindak dan tidak lagi sering mengunjungi pertemuan itu. Tetapi pada suatu malam, pada jam yang sama. Ia merasa dirinya dipegang di kerongkongannya dan dicekik. Bilamana ia berseru dan memanggil nama Yesus, serangan itu dengan segera berhenti.

· Seorang wanita Kristen, sekali waktu mengunjungi seorang spiritist untuk menerima penyembuhan secara gaib. Segera sesudah itu, ia kehilangan kepastian keselamatannya. Ia mulai mengalami tekanan (depressi) dan timbul pikiran-pikiran untuk membunuh diri, dan ia juga kehilangan kuasa untuk menahan hawa nafsu, dan mulai tertarik lagi kepada alkhohol, rokok dan kehidupan seksualnya tidak lagi wajar.

· Seorang wanita sering pergi ke tempat pertemuan memanggil roh-roh, bertahun tahun lamanya sampai ia sendiri sudah dapat berhubungan dengan roh-roh tanpa perantara dukun-dukun. Anaknya sering mengalami tekanan dan didatangi pikiran untuk membunuh diri.

· Di dalam pelayanan. seorang wanita mengikuti kebaktian. Ia begitu ditawan oleh Firman Allah, sehingga kadang-kadang ia bertepuk tangan, karena gembiranya. Setelah diadakan tantangan untuk meninggalkan hidup lama, ia mengangkat tangan bersama suaminya. Ibu ini mengalami siksaan ketakutan bertahun-tahun dalam hidupnya. Dalam pelayanan pribadi (pastoral dan konseling) ia mengaku bahwa ia disuruh oleh keluarganya ke kuburan seorang pahlawan, yang dianggap keramat untuk meminta “berkat”, karena dia mempunyai lidah yang aneh. Menurut keluarganya wanita ini, ketika dia masih gadis, dapat menjadi dukun besar yang mendatangkan banyak keuntungan. Sesudah pulang dari kuburan itu ia terus merasa tersiksa oleh ketakutan. Setelah diadakan pelayanan pribadi dan pengakuan dosa yaitu penyangkalan akan kuasa-kuasa gelap yang mengikatnya, Tuhan membebaskan dia dari ketakutan dan bersama suaminya menjadi pengunjung gereja dan kemudian menjadi majelis gereja yang setia.

· Seorang anak mengikuti ayahnya ke tempat-tempat keramat, melayani berhala-berhala. Ayahnya memanggil dukun-dukun dan mempraktekkan spiritisme, khususnya memanggil arwah orang-orang yang sudah mati. Apabila ayahnya marah, sangat menakutkan dan dengan tidak segan-segan dia menghancurkan semua barang di dalam rumah. Dalam keadaan terikat itulah, anaknya hidup dalam kebiasaan onani, mencuri, disiksa oleh ketakutan, serta tidur di gereja pada waktu mendengar kotbah. Kemudian oleh karena rahmat-Nya yang besar Tuhan melepaskan dia dari kutuk, dari cengkraman Iblis dan dari hidup lama, dan kemudian menjadi hamba Tuhan.


Praktek spiritisme membuka pintu untuk roh-roh setan masuk kedalam hidup kita, sehingga mendatangkan bencana, sial, penderitaan dan kekacauan serta kebinasaan. Adalah bijaksana kalau bertobat dari paraktek ini dan meninggalkannya serta berbalik dan hidup dengan Tuhan Yesus. Kita tidak berhubungan dengan orang yang sudah mati, yang rohnya tidak bisa lagi kedunia ini, tetapi kita bersekutu dan hidup dengan Tuhan Yang Hidup yang Roh-Nya tinggal bersama kita dan menyertai kita. Ketika kita sudah dilahirbarukan oleh Roh Kudus, Roh Allah tinggal di dalam hati kita ( didalam diri kita). Rasul Paulus katakan bahwa tubuh kita adalah Bait Allah yaitu tempat kehadiran Roh Allah. Jadi marilah kita menyucikan diri kita dari pencemaran jasmani dan rohani. Jikalau selama ini kita telah berdosa dan terlibat dengan dosa perjinahan rohani ini yaitu “spiritisme” (okultisme) yang menajiskan Bait Allah, marilah kita datang kepada Tuhan Yesus dan mengaku atas segala dosa kita dan meminta kepada Bapa agar dosa-dosa kita dibersihkan dan dibasuh dengan darah Tuhan Yesus ( Bdk 1 Yoh 1:7-9 ).Karena Tuhan Yesus adalah pengantara kita kepada Bapa dan Dia adalah pendamaian untuk segala dosa kita ( Bdk 1 Yoh 2 : 1-2 ).


Soli Deo Gloria