Thursday, October 1, 2009

Menghadapi Yang Sesat Dan Yang Menyesatkan


MENGHADAPI YANG SESAT DAN YANG MENYESATKAN


“ Akan tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus. Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal. Tunjukkanlah belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu, selamatkanlah mereka dengan jalan merampas mereka dari api. Tetapi tunjukkanlah belas kasihan yang disertai ketakutan kepada orang-orang lain juga, dan bencilah pakaian mereka yang dicemarkan oleh keinginan-keinginan dosa” ( Yudas 1: 20-23 )


Bagaimana sikap anda terhadap para penyesat, yang membuat orang meragukan imannya kepada Kristus ? Gemas ? Marah ? Atau mungkin ingin melakukan sesuatu untuk “melenyapkan “ ( kesesatan ) mereka ? Kita yang hidup di jaman era post modern ini kesesatan dan ajaran sesat yang ingin menghancurkan iman Kristen sudah mengelilingi kita. Munculnya ajaran sesat dan bidat-bidat seperti : Mormon, Saksi Yehovah, Children of God, Mohammadens, Christian Science, Gereja Unifikasi, New Age Movement, dsb mengindikasikan bahwa kesesatan telah merambah keseluruh penjuru dunia.

Setelah menguraikan segala sesuatu tentang para pengajar sesat, Yudas tidak menyuruh pembaca suratnya untuk bersikap keras terhadap mereka. Yudas lebih berkonsentrasi untuk memberikan petunjuk. Memang orang Kristen tidak boleh berlaku pasif menghadapi kesesatan. Harus aktif bertindak. Saya kagum melihat keberanian para orang percaya dan para pendeta Kristen di Durban Afrika Selatan yang membuat surat terbuka kepada Sheik Ahmed Deedat seorang ulama Islam yang anti Kristen untuk memintanya supaya bertobat karena menghujat penyaliban Yesus dan menyerang ke-Kristenan dalam kotbah-kotbahnya dan menerbitkan bukunya : The Real Truth : “Meruntuhkan Pilar-Pilar Iman Kristiani”, tepatnya pada Hari Jumat Agung ( Hari Raya Paskah ) di Sidney Australia. Kita mengetahui bahwa akhir hidup ulama ini sangat menderita dimana dia kena stroke, lumpuh, mengalami kebisuan dan tak bisa bicara lagi selama 9 tahun di tempat tidurnya sebelum kematiannya yang tidak mau bertobat atas kesesatannya.

Hal-hal apa saja yang harus dilakukan oleh umat Kristen dalam menghadapi kesesatan dan guru-guru palsu ini ? Ada dua panggilan yang dikumandangkan Yudas, yaitu panggilan untuk berdiri teguh dan panggilan untuk menyelamatkan orang lain.

Umat Kristen harus membangun diri mereka dalam iman yang kudus ( Yudas 1:20). Bagaimana caranya ? Dengan bersekutu dengan Allah, dan umat-Nya serta bertekun dalam firman Tuhan. Rasul Paulus katakan bahwa iman itu timbul dari pendengaran akan pendengaran Firman Allah. Dan kita umat Kristen (gereja Kristen) di bangun diatas dasar Firman Allah (Alkitab) , pengakuan iman para rasul dan sakramen. Orang Kristen juga harus berdoa dalam Roh Kudus. Kita harus berdoa dengan kemampuan yang diberikan Roh Kudus, yaitu dengan memohon Roh Kudus untuk mengilhami, menuntun, menguasai, memelihara, dan menolong kita untuk berjuang dalam doa kita. Berdoa dalam Roh termasuk berdoa dengan akal budi (pikiran) dan berdoa dengan roh kita. Selain itu orang Kristen harus menjaga diri mereka agar tetap di dalam kasih karunia Allah sampai kesudahan zaman ( Yudas 1:21 ). Kasih karunia mengingatkan kita orang Kristen bahwa keselamatan bukanlah masalah amal dan perbuatan baik, melainkan bahwa hanya di dalam Kristuslah orang dapat mengharapkan keselamatan.

Lalu bagaimana tindakan orang percaya terhadap orang yang bimbang imannya ? Dengan menunjukkan belas kasihan ( Yudas 1:22 ). Mungkin pengajaran dari guru-guru palsu dan sesat ini menyebabkan pemahaman mereka akan kebenaran iman Kristen jadi goyah. Sebab itu para pembaca surat Yudas harus menghadapi mereka dengan sabar dan penuh kasih. Bukan menuduh dan memojokkan umat yang telah sesat, tetapi mengajak dan meluruskan kembali pengajarannya yang telah sesat dan menyimpang. Namun hendaknya itu dilakukan bukan dengan maksud menyingkirkan, melainkan disertai penggembalaan yang penuh kasih. Terutama jika mereka punya kerinduan untuk kembali ke jalan yang benar. Keselamatan memang anugerah Allah dan perbuatan Allah, tetapi kita orang percaya yaitu umat Kristen (gereja Kristen) harus jadi alat Allah dalam menyelamatkan orang lain.


Soli Deo Gloria

No comments:

Post a Comment