Thursday, October 15, 2009

Allah Mengasihi Semua Orang Yang Mengamalkan Kebenaran Dan Yang Percaya Kepada-Nya


ALLAH MENGASIHI SEMUA ORANG YANG MENGAMALKAN KEBENARAN DAN YANG PERCAYA KEPADA-NYA


“Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya: "Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang. Setiap orang dari bangsa mana pun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya. Itulah firman yang Ia suruh sampaikan kepada orang-orang Israel, yaitu firman yang memberitakan damai sejahtera oleh Yesus Kristus, yang adalah Tuhan dari semua orang. Kamu tahu tentang segala sesuatu yang terjadi di seluruh tanah Yudea, mulai dari Galilea, sesudah baptisan yang diberitakan oleh Yohanes, yaitu tentang Yesus dari Nazaret: bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia.Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu yang diperbuat-Nya di tanah Yudea maupun di Yerusalem; dan mereka telah membunuh Dia dan menggantung Dia pada kayu salib. Yesus itu telah dibangkitkan Allah pada hari yang ketiga, dan Allah berkenan, bahwa Ia menampakkan diri, bukan kepada seluruh bangsa, tetapi kepada saksi-saksi, yang sebelumnya telah ditunjuk oleh Allah, yaitu kepada kami yang telah makan dan minum bersama-sama dengan Dia, setelah Ia bangkit dari antara orang mati.Dan Ia telah menugaskan kami memberitakan kepada seluruh bangsa dan bersaksi, bahwa Dialah yang ditentukan Allah menjadi Hakim atas orang-orang hidup dan orang-orang mati.Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa percaya kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena nama-Nya." ( Kisah Para Rasul 10:34-43 )


Sikap rasialis adalah masalah manusia dari dulu. Sikap ini menghasilkan ketidakadilan, pertikaian, bahkan peperangan. Orang Yahudi pernah mengalami penderitaan dahsyat karena perlakuan rasialis dari bangsa Jerman. Namun banyak orang Yahudi pada masa Perjanjian Baru pun bersikap rasialis. Mereka merasa satu-satunya umat Allah yang berhak atas semua janji-Nya.Bangsa-bangsa lain tak lebih daripada binatang yang tak layak mendapat anugerah Allah.

Sikap rasialis umat Yahudi disebabkan kekeliruan mereka memahami konsep umat pilihan. Bagi mereka, umat pilihan adalah semata-mata hak istimewa. Memang benar bahwa Alkitab menyaksikan dari kitab Kejadian sampai kitab Wahyu bahwa bangsa Israel keturunan asli Abraham, Ishak dan Yakub adalah umat pilihan Allah, dan mereka memiliki status istimewa itu.Tetapi mereka lupa panggilan istimewa adalah untuk tugas dan kewajiban mulia, membawa bangsa-bangsa lain kepada Allah. Kotbah Rasul Petrus kepada Kornelius dengan tegas menyatakan bahwa Allah tidak membedakan orang. Allah berkenan atas setiap orang dari bangsa manapun yang datang dengan tulus mencari-Nya termasuk Kornelius yang adalah seorang kafir. Rahasia perkenan Allah atas semua orang ini terletak pada diri Yesus Kristus ( Kis 10:36-38). Firman Tuhan berkata :

  • “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia” ( Yoh 3:16-17 )

Tuhan Yesus yang datang ke dunia ini mengerjakan karya keselamatan untuk membuat orang berkenan kepada Allah. Melalui kematian-Nya di atas kayu salib dan kebangkitan-Nya dari antara orang mati, Tuhan Yesus telah menyediakan jalan keselamatan untuk semua orang, semua bangsa di dunia ini.

Rasul Petrus, sebagai seorang Yahudi belajar mengatasi sikap rasialis dan menerima Kornelius, seorang kafir sebagai sesama manusia yang dikasihi Allah ( Kis 10:34). Bahkan Petrus menyadari bahwa panggilannya mengikut Yesus adalah untuk memberitakan keselamatan bagi semua orang ( Kis 10 :42 ). Merenungkan hal ini apa respons kita, yang pada dasarnya bukan orang Yahudi melainkan sama seperti Kornelius yang termasuk dalam bilangan bangsa kafir ? Kita patut bersyukur kepada Allah yang oleh karena anugerah-Nya dan perbuatan-Nya melalui karya Kristus kita bisa datang kepada Allah dan oleh karena kasih karunia-Nya kita layak disebut sebagai umat-Nya dan diterima kedalam umat-Nya. Maka seharusnyalah kita, yang telah menerima anugerah kebenaran dan kelimpahan kasih karunia Allah oleh Yesus Kristus, hidup dengan menikmati seluruh kekayaan berkat itu. Tugas kita sekarang adalah memberitakan anugerah itu kepada semua orang dengan hikmat dan pimpinan Allah baik lintas ras, suku, bangsa, juga status sosial dan berdoa agar pemberitaan kabar baik ( Injil ) sampai kepada bangsa, suku-suku yang belum mendengar berita keselamatan itu. Kiranya Roh Kudus menolong kita dalam mewujudkan kemuliaan Allah dalam pekerjaan, pelayanan dan kehidupan kita.


Soli Deo Gloria.

No comments:

Post a Comment