Tuesday, September 15, 2009

Manusia Hina Sebagai Mahluk Mulia


MANUSIA HINA SEBAGAI MAHLUK MULIA

( MAZMUR 8)


8:1 Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Gitit. Mazmur Daud.


8:2 Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi! Keagungan-Mu yang mengatasi langit dinyanyikan.


8:3 Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu telah Kauletakkan dasar kekuatan karena lawan-Mu, untuk membungkamkan musuh dan pendendam.


8:4 Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan:


8:5 apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?


8:6 Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat.


8:7 Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya:


8:8 kambing domba dan lembu sapi sekalian, juga binatang-binatang di padang;


8:9 burung-burung di udara dan ikan-ikan di laut, dan apa yang melintasi arus lautan.


8:10 Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi!


Mazmur ini mengungkapkan kehormatan luar biasa yang telah diberikan Allah kepada umat manusia. Ditegaskannya bahwa kita sebagai manusia diciptakan Allah untuk suatu maksud mulia, bukan sekedar hewan, hasil evolusi alam atau secara kebetulan. Demikian berharganya kita bagi Allah sehingga kita menjadi tujuan khusus perhatian dan perkenan-Nya. Ia telah menghormati kita dengan memilih kita untuk memerintah atas alam ciptaan-Nya. Namun kesadaran akan kedudukan terhormat ini bukan merupakan alasan untuk memuji diri sendiri, tetapi alasan untuk bersyukur dan memuliakan Sang Pencipta. Manusia adalah ciptaan Allah, Allah adalah Tuhannya, dan manusia wajib menghormati serta memuji Allah. Dalam Firdaus manusia memang hidup dalam persahabatan dengan Allah ( Kej 3:8a). Ketika manusia berdosa, hal itu tidak bisa tidak menyakiti hati Tuhan. Persahabatan itu berbalik menjadi permusuhan. Tetapi Tuhan sendiri bertindak, supaya perbuatan berdosa manusia ciptaan-Nya ditebus (Roma 3:25). Tindakan itu mahal sekali bagi diri-Nya. Maka Dia hanya berbuat demikian karena Dia tetap mengasihi manusia, meskipun manusia itu telah berdosa. Karena itu, pembenaran kita berarti persahabatan yang semula telah dipulihkan kembali. Bukan karena perbuatan kita, melainkan karena perbuatan Allah di dalam Yesus Kristus.

Melalui penebusan yang dikerjakan Allah di dalam Kristus Yesus Tuhan, Allah memuliakan dan memberkati kita. Kita diangkat menjadi anak-anak Allah. Sehingga kita menjadi ahli waris kerajaan sorga bersama-sama dengan Kristus Sang Firman Allah Yang Hidup.


“Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia. Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya”

( 1 Yoh 3:1-2 )


Soli Deo Gloria

No comments:

Post a Comment