Saturday, August 21, 2010

Alkitab Memberi Jawaban Untuk Berbagai Problem Manusia


Alkitab Memberi Jawaban

Untuk Berbagai Problem Manusia


“Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.” ( Mazmur 119 : 105 )


Apakah arti hidup tanpa harapan ? Sia-sia, di atas kesia-siaan. Sebab harapan adalah penawar kedukaan atau derita yang tidak kunjung berhenti dari masa ke masa. Dalam dunia yang banyak malapetaka ini, manusia mencari sumber kelepasan yang boleh memberi pengharapan hidup. Dengan berbagai problem yang melanda dunia ini, perasaan “ tanpa harapan hidup” sering berkecamuk dalam benak manusia. Bayangkan bila Anda adalah salah satu pengamat korban bencana alam di Leyte, Filipina Tengah, saat baru berlalunya angin topan yang menelan nyawa 8000 jiwa dalam semalam tersebut. Atau Anda berada di tengah-tengah korban kelaparan di Etiopia atau Somalia, yang ribuan orang mati setiap hari, karena kurangnya makanan.

Dunia yang kita tempati sekarang ini adalah dunia yang mempunyai banyak malapetaka. Bila kita melihat korban angin topan, banjir dan gempa tsunami yang menimpa Banda Aceh, serta memandang mayat yang bergelimpangan dan bertebaran di sana sini, pertanyaan timbul, “Apakah ada harapan hidup di dunia ini ?” Melihat bencana alam yang memakan banyak jiwa, manusia tidak berdaya untuk mencari jalan keluar. Kepandaian manusia tidak akan pernah sanggup menangkal bencana. Harapan hanyalah kepada kuasa Ilahi.

Dan anehnya, banyak juga orang-orang yang mempunyai kecukupan makanan, ada tempat tinggal, namun merasa “tidak ada harapan hidup “ yang akhirnya justru mengakhiri hidupnya sendiri dengan bunuh diri. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa persentase bunuh diri ini di kalangan orang muda makin meningkat.

· Di negara Belanda misalnya, tiap tahun sekitar 6800 pelajar berusia 14-21 tahun berusaha bunuh diri. Penelitian Dr. R. Diekstra dari Universitas Leiden yang telah diberi tugas oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk meneliti kasus bunuh diri cenderung meningkat sampai 400 %.

· Di Denmark dan Jepang, misalnya, satu dari tiga pria berusia 25-34 tahun bunuh diri, sedangkan wanitanya, satu dari empat orang. Eropah Tengah dan Barat Laut, Amerika Serikat, Kanada dan Australia adalah yang terbesar.

· Di Hungaria dan Jerman, rata-rata dua nyawa terbang sia-sia tiap jam.

Peneliti meramalkan dalam tahun-tahun mendatang lonjakan bunuh diri akan mencapai 25-30 % jika tidak ada langkah penanggulangan. Apakah yang menyebabkan mereka bunuh diri ? Depresi !. “Usaha bunuh diri lahir dari keputusasaan, kesedihan yang dalam, kesulitan dan perasaan sengsara. Mereka merasa sendirian dalam menghadapi suatu persoalan, dan memutuskan untuk bunuh diri (mati )”, demikian Erik Jan De Wilde dalam disertasinya di Universitas Utrecht.


Apa Sajakah Problem Manusia Yang Dapat Membuat Ia Putus Asa ?


Problem manusia lebih dari sekedar malapateka atau bencana alam. Lihatlah keadaan di sekeliling Anda ! Begitu banyak manusia yang mempunyai berbagai problem fisik, emosi, dan rohani. Betapa sering Anda bertemu dengan seseorang yang mempunyai penderitaan fisik, entah mempunyai tubuh yang pincang, tunanetra, tunarunggu, bagian tubuh lain yang cacat, kesehatan yang lemah atau mempunyai penyakit yang tidak tersembuhkan.

Orang-orang lain mempunyai problem emosi seperti dukacita, depresi, takut, benci, khawatir, konflik, atau merasakan tekanan lingkungan yang berat. Sebagian mempunyai masalah fisik dan mental yang menyebabkan keterbatasan, ketidakpuasan hidup serta mengalami kegagalan atas keinginan yang dirindukan. Hampir semua orang mempunyai problem sosial, apakah itu problem dalam hubungan satu sama lain di rumah tangga, salah pengertian dalam keluarga, teman kerja, organisasi sosial, di gereja, atau masyarakat. Kekuatiran, kesepian, dan perasaan diri yang gagal sering nyata dalam kehidupan banyak manusia.

Betapa sering juga kita dapatkan mereka yang mempunyai dilema rohani, misalnya : keragu-raguan, skeptisisme dan tidak percaya, lemah iman, lemah dalam berbakti, lemah dalam penurutan, mudah tergoda, mempunyai dosa yang belum diakui, merasa belum diampuni, belum bertobat, tidak berserah dalam kehidupan, legalisme, atau tidak pernah berdoa. Semua problem kehidupan ini mempunyai unsur masa lalu, sekarang dan masa depan yang mempengaruhi pikiran manusia. Bila kita menghadapi berbagai problem tersebut, ada dua reaksi yang boleh timbul, apakah kita hadapi problem tersebut atau kita lari dari problem itu ? Dari waktu kewaktu kita sering mendengar orang yang lari dari problem dengan jalan memuaskan diri dengan alkohol atau narkoba (seperti obat bius, ecstacy, heroin, ganja, morphin, dsb), memuaskan nafsu sex bahkan dengan bunuh diri.

Dewasa ini kita dapatkan kenaikan angka persentase dalam bunuh diri yang menunjukkan keputusasaan bagi mereka yang tidak berpengharapan. Kesepian, tekanan hidup, patah hati, dan keputusasaan lainnya sering telah menjadi penyebab menghabiskan hidupnya sendiri. Penelitian menunjukkan bahwa hal yang menyebabkan orang bunuh diri ialah : “ Perasaan tidak adanya harapan hidup atau sia-sianya kehidupan di dunia ini yang penuh dengan derita.” Salah satu negara yang mempunyai persentase bunuh diri yang tinggi adalah Negara Rusia. Penderitaan hidup banyak membuat mereka nekad untuk bunuh diri. Rata-rata wanita Rusia misalnya, mereka telah menggugurkan kandungan untuk 7 kali, saat mereka mencapai usia 45 tahun. Banyak yang lari dari problem dengan minum alkohol, yang menyebabkan penggunaan alkohol di Rusia adalah yang tertinggi di dunia. Namun walaupun orang lari dari problem, problem tersebut tetap ada ke mana saja kita pergi. Hal yang sangat penting ialah kita patut mengetahui bagaimana untuk mengatasi problem. Bagaimana problem hidup dapat di atasi ? Alkitab memiliki jawabannya.


Alkitab Memberikan Jawaban !


Ternyata Alkitab memberikan jawaban dalam mengatasi berbagai masalah dunia, baik masalah fisik, emosi, mental, sosial maupun rohani, sebab dengan membaca Alkitab, kita berhubungan dengan Allah sebagai sumber kehidupan. Manusia tidak bisa hidup tanpa Allah. Oleh sebab Allah adalah “Sumber “ dari : kesehatan, kebahagiaan, sukacita, kesucian dan kekudusan, kehidupan, berkat jasmani dan rohani, kasih karunia. Maka berpisah dari Allah menyebabkan berpisahnya manusia dari kesehatan, kebahagiaan, sukacita, kehidupan, berkat jasmani dan rohani. Tidak heran orang jadi bunuh diri akibatnya.

Namun sementara, begitu banyak orang bergumul mengatasi masalahnya dengan kuasa sendiri dan kekuatan sendiri, Alkitab memberikan janji dan pengharapan. Tuhan Allah yang tidak pernah berdusta telah memberikan janji dan pengharapan yang membuat manusia dapat mengatasi masalah hidupnya.

Bagi mereka yang mempunyai problem fisik, Alkitab memberikan hiburan untuk menerima apa yang ada. “ Janganlah takut !”

  • “Tetapi sekarang, beginilah firman TUHAN yang menciptakan engkau, hai Yakub, yang membentuk engkau, hai Israel: "Janganlah takut, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku. Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau. Sebab Akulah TUHAN, Allahmu, Yang Mahakudus, Allah Israel, Juruselamatmu. Aku menebus engkau dengan Mesir, dan memberikan Etiopia dan Syeba sebagai gantimu.” ( Yesaya 43:1-3 )

Menerima apa yang ada….Salah satu doa Fransiskus dari Assissi yang berdasarkan Alkitab ialah :

“ Tuhan, tolonglah aku untuk mengubah apa yang dapat kuubah. Berikanlah kepadaku kerelaan untuk menerima apa yang tidak dapat kuubah. Karuniakanlah kepadaku kebijaksananan untuk membedakan keduanya”.

Alkitab memberikan pengharapan, seorang yang mengalami cacat, tidak akan selamanya memiliki cacat tersebut. Apa yang digambarkan di surga dalam Wahyu 21,22 menunjukkan bahwa Tuhan akan menghapuskan air mata. Ada satu masa yang saat itu tidak ada lagi penyakit, derita dan kematian. Alkitab pun memberikan cara hidup sehat agar kita dapat mengurangi kemungkinan mendapat penyakit. Dalam 1 Korintus 10:31 dikatakan, “…Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah”. Ini menunjukkan perlu memilih makanan atau minuman yang akan menyehatkan tubuh. Alkitab dapat memecahkan problem fisik manusia.

Sebagian orang mempunyai problem sosial, karena perasaan kesepian yang senantiasa melanda hidupnya. Sebagian menghadapi problem pikiran sebab penuh dengan kekuatiran akan hari esok, atau ketidakpuasan dalam kehidupan. Betapa sering problem tersebut menimbulkan keputusasaan. Apa yang harus diperbuat bila kita berada dalam keadaan yang penuh dengan keputusasaan ? Dr. Wilber Alexander dari Universitas Loma Linda menganjurkan sebagai berikut :


  1. Menerima fakta bahwa dalam dunia ini selamanya ada masalah apakah itu besar ataupun kecil, dan Kekristenan tidak pernah menjamin bahwa kita akan bebas dari problem.

  1. Mengerti dan percaya bahwa Tuhan tidak pernah dengan sewenang-wenang menumpukkan problem dalam kehidupan untuk memaksakan kasih dan penurutan.

  1. Mengetahui bahwa bukanlah kehendak Tuhan agar setiap orang dikalahkan oleh problem. Yesaya 43:1-2 mengatakan : “ Janganlah takut, sebab Aku telah menebus engkau. Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-ku. Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan, apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau.” Janji ini diberikan oleh Allah yang tidak pernah berdusta. Apapun problem, krisis dalam kehidupan, Tuhan tidak akan melalaikan kita. Bahkan saat kita jatuh dalam kekecewaan dan kekalahan, tangan-Nya yang kekal yang penuh kasih selalu diulurkan kepada kita.

  1. Setiap orang Kristen yang cerdas harus mengerti bahwa mengikut Kristus membuat hatinya lebih peka kepada kesukaran dan mencoba untuk mengalaminya dalam kehidupan. Untuk mempunyai kapasitas untuk mencintai dan untuk menjadi bahagia, memiliki implikasi adanya kapasitas yang lebih mendalam untuk menderita bagi Dia.


  1. Setiap orang Kristen harus belajar dan berdoa hingga ia dapat mengerti disiplin dari kehidupan hingga ia dapat melihat bagaimana Tuhan menggunakan pencobaan dan kesukaran dalam menyucikan dan menguatkan pengalaman Kekristenan. Ia perlu mengetahui dan percaya bahwa Tuhan tidak pernah mengizinkan pencobaan yang melebihi kemampuannya. Bila kita menyadari ini, adalah mungkin untuk menerima dan mengatasi setiap problem yang datang. Perlu juga kita mengerti bahwa Iblis/Setan mencoba menggunakan pencobaan untuk mengecewakan orang Kristen. Ia coba untuk menggoyangkan keyakinan kita kepada Tuhan, dan mempertanyakan kasih-Nya. Setan berharap untuk mengecewakan jiwa kita dari genggaman kita kepada Tuhan.

  1. Apapun problem terbesar yang kita hadapi sekarang ini kita harus menggunakan waktu untuk menganalisanya sebaik mungkin sesuai dengan kesanggupan kita. Pertolongan manusia dapat digunakan bila itu yang diperlukan. Tuhan sering menggunakan orang lain untuk menolong, namun kekuatan yang sebenarnya, maupun kedewasaan yang sebenarnya, diperoleh bila seseorang secara pribadi sanggup untuk memastikan dirinya sendiri apakah problem yang sebenarnya dan kemudian menemukan sumber-sumber untuk mengatasinya sendiri. Kekristenan mengajak kita untuk berpikir secara positif dan bersyukur dalam segala hal. Yesus berkata, : …”janganlah khawatir akan hidupmu…..” ( Matius 6:25 ). Rasul Paulus berkata : “ Bersukacitalah kamu senantiasa….” ( Filipi 4:6 )…”Mengucap syukurlah dalam segala hal…” ( 1 Tesalonika 5: 16-18 ). Pandangan yang positif menyebabkan kita bebas dari kekuatiran walaupun ada problem yang kita hadapi. Satu semboyan dari sebuah pengobatan sebuah rumah sakit mengatakan : “ Saya menangis karena tidak memiliki sepatu, sampai saya menemukan seorang yang tidak memiliki kaki “. Bandingkanlah keadaan anda dengan mereka yang keadaannya jauh lebih menderita.

  1. Melalui segala problem, ingatlah bahwa Tuhan senantiasa hadir. Sama seperti Tuhan yang hadir di tengah dapur api saat tiga orang Ibrani dilemparkan ke dalamnya, demikian juga Dia akan datang untuk menyertai kita dengan Roh Suci-Nya. Alkitab berisikan banyak sekali janji yang menunjukkan bahwa Ia siap untuk menolong, jika kita rela, dan Ia tidak pernah lebih dekat, daripada saat kita sangat membutuhkan-Nya. Tuhan mengenal kita, dengan segala kekuatan dan kelemahan kita. Dia menghendaki agar kita datang dan melemparkan segala beban kita kepada-Nya, dan Ia akan memeliharakan kita. ( Mazmur 23 )

Berabad-abad dari Kekristenan telah memberikan konfirmasi kepada kebenaran kehadiran Tuhan dalam segala problem bila Ia diminta dan diizinkan untuk menolong.

  • “Karena itu, untuk lebih meyakinkan mereka yang berhak menerima janji itu akan kepastian putusan-Nya, Allah telah mengikat diri-Nya dengan sumpah,” ( Ibrani 6:17 )

Alkitab mengajar kita agar tidak perlu takut kepada kehidupan. Kita mempunyai Allah yang ajaib yang dapat memperbaiki segala pecahan kehidupan sesuai dengan rencana-Nya yang semula.

  • “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” ( Roma 8:28 )

Prinsip dalam mengatasi masalah kehidupan tersebut terdapat dalam Alkitab. Dengan menggunakan Alkitab sebagai penuntun, masalah dapat diatasi dengan baik. Karena itu marilah kita gunakan Alkitab sebagai penuntun hidup kita, tidak perduli derita apapun yang harus kita lalui.


Soli Deo Gloria


Friday, August 13, 2010

Siapakah Yang Sama Dengan Allah Kita ?


Siapakah Yang Sama Dengan Allah Kita ?


“Dewa Bel sudah ditundukkan, dewa Nebo sudah direbahkan, patung-patungnya sudah diangkut di atas binatang, di atas hewan; yang pernah kamu arak, sekarang telah dimuatkan sebagai beban pada binatang yang lelah, yang tidak dapat menyelamatkan bebannya itu. Dewa-dewa itu bersama-sama direbahkan dan ditundukkan dan mereka sendiri harus pergi sebagai tawanan. "Dengarkanlah Aku, hai kaum keturunan Yakub, hai semua orang yang masih tinggal dari keturunan Israel, hai orang-orang yang Kudukung sejak dari kandungan, hai orang-orang yang Kujunjung sejak dari rahim. Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu. Kepada siapakah kamu hendak menyamakan Aku, hendak membandingkan dan mengumpamakan Aku, sehingga kami sama? Orang mengeluarkan emas dari dalam kantongnya dan menimbang perak dengan dacing, mereka mengupah tukang emas untuk membuat allah dari bahan itu, lalu mereka menyembahnya, juga sujud kepadanya! Mereka mengangkatnya ke atas bahu dan memikulnya, lalu menaruhnya di tempatnya; di situ ia berdiri dan tidak dapat beralih dari tempatnya. Sekalipun orang berseru kepadanya, ia tidak menjawab dan ia tidak menyelamatkan mereka dari kesesakannya. Ingatlah hal itu dan jadilah malu, pertimbangkanlah dalam hati, hai orang-orang pemberontak! Ingatlah hal-hal yang dahulu dari sejak purbakala, bahwasanya Akulah Allah dan tidak ada yang lain, Akulah Allah dan tidak ada yang seperti Aku, yang memberitahukan dari mulanya hal yang kemudian dan dari zaman purbakala apa yang belum terlaksana, yang berkata: Keputusan-Ku akan sampai, dan segala kehendak-Ku akan Kulaksanakan, yang memanggil burung buas dari timur, dan orang yang melaksanakan putusan-Ku dari negeri yang jauh. Aku telah mengatakannya, maka Aku hendak melangsungkannya, Aku telah merencanakannya, maka Aku hendak melaksanakannya. Dengarkanlah Aku hai orang-orang yang congkak, orang-orang yang jauh dari kebenaran: Keselamatan yang dari pada-Ku tidak jauh lagi, sebab Aku telah mendekatkannya dan kelepasan yang Kuberikan tidak bertangguh lagi; Aku akan memberikan kelepasan di Sion dan keagungan-Ku kepada Israel." ( Yesaya 46: 1-13 )


Berdasarkan pengalaman iman, kita yakini bahwa tidak ada yang dapat disejajarkan dengan Allah kita. Dialah sumber pertolongan dan keselamatan. Walaupun demikian tetapi dalam kenyataannya ada jemaat yang tanpa pikir panjang dengan mudah langsung menerima atau berusaha mencari pertolongan kepada berhala-berhala atau kuasa-kuasa yang diyakini dapat menolong dirinya.

Nabi Yesaya dengan tegas memperhadapkan dewa-dewa dan Tuhan dalam medan sejarah. Dilukiskan disitu nasib dewa-dewa seperti dewa Bel ( Yesaya 46:1 ), yang dohormati sebagai dewa tertinggi yang berarti “tuhan”. Dewa Nebo adalah dewa pengetahuan. Semua dewa-dewa Babel ini pada hari raya, khusus pada tahun baru, patung-patung dewa tersebut dibawa berarak dalam pawai yang meriah dari kuil yang satu ke kuil yang lain. Tetapi sekarang dewa-dewa tersebut tidak dapat menolong dan melindungi Babel dari kebinasaan. Kehancuran Babel diikuti kehancuran dewa-dewanya.

Sebaliknya Tuhan dilukiskan tetap mendukung dan menjunjung umat-Nya sejak dari kandungan. Bahkan sampai putih rambutpun Dia tetap menggendong, menanggung, memikul, dan menyelamatkan umat-Nya ( Yesaya 46:4 ). Itu artinya pemeliharaan Tuhan kepada umat-Nya dialami sejak dari dalam kandungan sampai masa tua. Kasih setia Tuhan tidak pernah berkesudahan. Berbeda dengan berhala-berhala yang tidak dapat memberikan keselamatan pada manusia.

Dengan demikian, Tuhan Allah kita tidak dapat disamakan dengan dewa-dewa atau berhala-berhala lain yang pada akhirnya tidak dapat menolong dan menyelamatkan kita ( Yesaya 46:5 ). Dewa Nebo sudah direbahkan, patung-patungnya sudah diangkut di atas binatang, diatas hewan, yang pernah diarak, sekarang telah dimuatkan sebagai beban pada binatang yang lelah. Dewa itu sudah direbahkan dan ditundukkan ( Yesaya 46:1,2). Ketika bangsa Babel, ditundukkan oleh bangsa lain, yaitu Medi Parsi, dewa Nebo dan dewa-dewa yang lain tidak bisa berbuat apa-apa untuk menyelamatkan mereka. Di dalam Tuhan Yesus kita mengalami kuasa Allah yang memberi pertolongan dan menyelamatkan hidup kita. Kalau begitu untuk apa lagi kita melirik bahkan tergiur dengan pertolongan yang datang dari kuasa-kuasa yang tidak jelas asal uslunya dan yang tidak dapat menyelamatkan. Tinggal sekarang apakah kita tetap setia dalam iman kepada Tuhan Yesus ?


Doa : Tuhan Yesus ajar dan bimbinglah kami supaya kami tetap setia mengikuti Engkau dan tidak berpaling pada kukuatan lain, kepada berhala-berhala yang tidak dapat menolong dan menyelamatkan. Amin