Thursday, July 2, 2009

Hanya Allah Yang Sanggup


HANYA ALLAH YANG SANGGUP


“Pada tahun yang kedua pemerintahan Nebukadnezar bermimpilah Nebukadnezar; karena itu hatinya gelisah dan ia tidak dapat tidur. Lalu raja menyuruh memanggil orang-orang berilmu, ahli jampi, ahli sihir dan para Kasdim, untuk menerangkan kepadanya tentang mimpinya itu; maka datanglah mereka dan berdiri di hadapan raja. Kata raja kepada mereka: "Aku bermimpi, dan hatiku gelisah, karena ingin mengetahui mimpi itu." Lalu berkatalah para Kasdim itu kepada raja (dalam bahasa Aram): "Ya raja, kekallah hidupmu! Ceriterakanlah kepada hamba-hambamu mimpi itu, maka kami akan memberitahukan maknanya." Tetapi raja menjawab para Kasdim itu: "Aku telah mengambil keputusan, yakni jika kamu tidak memberitahukan kepadaku mimpi itu dengan maknanya, maka kamu akan dipenggal-penggal dan rumah-rumahmu akan dirobohkan menjadi timbunan puing; tetapi jika kamu dapat memberitahukan mimpi itu dengan maknanya, maka kamu akan menerima hadiah, pemberian-pemberian dan kehormatan yang besar dari padaku. Oleh sebab itu beritahukanlah kepadaku mimpi itu dengan maknanya!" Mereka menjawab pula: "Silakan tuanku raja menceriterakan mimpi itu kepada hamba-hambanya ini, maka kami akan memberitahukan maknanya." Jawab raja: "Aku tahu benar-benar, bahwa kamu mencoba mengulur-ulur waktu, karena kamu melihat, bahwa aku telah mengambil keputusan, yakni jika kamu tidak dapat memberitahukan kepadaku mimpi itu, maka kamu akan kena hukuman yang sama; dan aku tahu bahwa kamu telah bermufakat untuk mengatakan kepadaku hal-hal yang bohong dan busuk, sampai keadaan berubah. Oleh sebab itu ceriterakanlah kepadaku mimpi itu, supaya aku tahu, bahwa kamu dapat memberitahukan maknanya juga kepadaku." Para Kasdim itu menjawab raja: "Tidak ada seorang pun di muka bumi yang dapat memberitahukan apa yang diminta tuanku raja! Dan tidak pernah seorang raja, bagaimanapun agungnya dan besar kuasanya, telah meminta hal sedemikian dari seorang berilmu atau seorang ahli jampi atau seorang Kasdim. Apa yang diminta tuanku raja adalah terlalu berat, dan tidak ada seorang pun yang dapat memberitahukannya kepada tuanku raja, selain dari dewa-dewa yang tidak berdiam di antara manusia." Maka raja menjadi sangat geram dan murka karena hal itu, lalu dititahkannyalah untuk melenyapkan semua orang bijaksana di Babel. Ketika titah dikeluarkan supaya orang-orang bijaksana dibunuh, maka Daniel dan teman-temannya pun terancam akan dibunuh. Lalu berkatalah Daniel dengan cerdik dan bijaksana kepada Ariokh, pemimpin pengawal raja yang telah pergi untuk membunuh orang-orang bijaksana di Babel itu, katanya kepada Ariokh, pembesar raja itu: "Mengapa titah yang begitu keras ini dikeluarkan oleh raja?" Lalu Ariokh memberitahukan hal itu kepada Daniel. Maka Daniel menghadap raja dan meminta kepadanya, supaya ia diberi waktu untuk memberitahukan makna itu kepada raja. Kemudian pulanglah Daniel dan memberitahukan hal itu kepada Hananya, Misael dan Azarya, teman-temannya, dengan maksud supaya mereka memohon kasih sayang kepada Allah semesta langit mengenai rahasia itu, supaya Daniel dan teman-temannya jangan dilenyapkan bersama-sama orang-orang bijaksana yang lain di Babel. Maka rahasia itu disingkapkan kepada Daniel dalam suatu penglihatan malam. Lalu Daniel memuji Allah semesta langit. Berkatalah Daniel: "Terpujilah nama Allah dari selama-lamanya sampai selama-lamanya, sebab dari pada Dialah hikmat dan kekuatan! Dia mengubah saat dan waktu, Dia memecat raja dan mengangkat raja, Dia memberi hikmat kepada orang bijaksana dan pengetahuan kepada orang yang berpengertian; Dialah yang menyingkapkan hal-hal yang tidak terduga dan yang tersembunyi, Dia tahu apa yang ada di dalam gelap, dan terang ada pada-Nya. Ya Allah nenek moyangku, kupuji dan kumuliakan Engkau, sebab Engkau mengaruniakan kepadaku hikmat dan kekuatan, dan telah memberitahukan kepadaku sekarang apa yang kami mohon kepada-Mu: Engkau telah memberitahukan kepada kami hal yang dipersoalkan raja." ( Daniel 2:1-23 )


Ada orang yang beranggapan bahwa doa adalah pelarian. Seharusnya orang bukan berdoa, melainkan berjuang. Apa pendapat anda terhadap anggapan demikian ? Ancaman hukuman mati untuk para cendikiawan karena tidak mampu menceritakan dan menafsirkan mimpi Nebukadnezar, jelas meresahkan hati Daniel. Ia harus melakukan sesuatu ! Jika tidak, maka bukan hanya dia, tetapi ketiga temannya dan seluruh cendikiawan di Babel terancam hukuman mati. Maka ia tidak tinggal diam. Ia mencari tahu penyebab raja mengeluarkan perintah hukuman mati itu. Setelah memahami masalahnya, Daniel tahu bahwa ada satu jalan keluar. Apa yang tidak mungkin dilakukan oleh orang berilmu, ahli jampi, ahli sihir, dan para Kasdim ( Daniel 2 : 2) adalah mungkin dilakukan oleh Allah Israel. Allah Israel adalah Allah Yang Maha Tahu. Daniel percaya bahwa mimpi Raja Nebukadnezar berasal dari Allah, dan karena itu hanya dapat ditafsirkan oleh Allah juga. Dalam situasi sulit yang tidak dapat diatasi dengan pikiran manusia, iman keempat hamba-Nya ini bertumbuh semakin kuat. Tidak ada jalan lain, Daniel dan ketiga rekannya memohon belaskasihan Allah. Doa mereka kemudian terjawab. Allah menyingkapkan isi mimpi raja dan tafsiran maknanya kepada Daniel (Daniel 2: 19). Tentu saja Daniel segera memuji-muji Allah atas hikmat-Nya ( Daniel 2:20-23).

Krisis itu memperlihatkan perhatian Allah pada umat-Nya. Meski mereka berada di pembuangan, Allah tidak meninggalkan mereka. Disisi lain, peristiwa itu memperlihatkan bahwa dewa sesembahan Babel beserta para penyembahnya tidak mempunyai kemampuan dan pengetahuan atas masalah yang tidak terlihat. Namun apa yang tak mungkin bagi manusia dan diluar pemikiran manusia, adalah mungkin bagi Allah. Bahkan dalam cara yang tak pernah diperkirakan siapapun. Hanya Allah yang sanggup menyingkapkan segala rahasia dan misteri. Maka tak ada respons lain bagi kita selain bergantung pada-Nya dalam setiap masalah, yang tak terpecahkan sekalipun.


No comments:

Post a Comment