Roh Kudus Menuntun Kita Untuk
Menjadi Berkat Bagi Sesama
“Kemudian pergilah Yusuf memberitahukan kepada Firaun: "Ayahku dan saudara-saudaraku beserta kambing dombanya, lembu sapinya dan segala miliknya telah datang dari tanah Kanaan, dan sekarang mereka ada di tanah Gosyen." Dari antara saudara-saudaranya itu dibawanya lima orang menghadap Firaun.Firaun bertanya kepada saudara-saudara Yusuf itu: "Apakah pekerjaanmu?" Jawab mereka kepada Firaun: "Hamba-hambamu ini gembala domba, baik kami maupun nenek moyang kami." Lagi kata mereka kepada Firaun: "Kami datang untuk tinggal di negeri ini sebagai orang asing, sebab tidak ada lagi padang rumput untuk kumpulan ternak hamba-hambamu ini, karena hebat kelaparan itu di tanah Kanaan; maka sekarang, izinkanlah hamba-hambamu ini menetap di tanah Gosyen." Lalu berkatalah Firaun kepada Yusuf: "Ayahmu dan saudara-saudaramu telah datang kepadamu. Tanah Mesir ini terbuka untukmu. Tunjukkanlah kepada ayahmu dan kepada saudara-saudaramu tempat menetap di tempat yang terbaik dari negeri ini, biarlah mereka diam di tanah Gosyen. Dan jika engkau tahu di antara mereka orang-orang yang tangkas, tempatkanlah mereka menjadi pengawas ternakku." Yusuf membawa juga Yakub, ayahnya, menghadap Firaun. Lalu Yakub memohonkan berkat bagi Firaun. Kemudian bertanyalah Firaun kepada Yakub: "Sudah berapa tahun umurmu?" Jawab Yakub kepada Firaun: "Tahun-tahun pengembaraanku sebagai orang asing berjumlah seratus tiga puluh tahun. Tahun-tahun hidupku itu sedikit saja dan buruk adanya, tidak mencapai umur nenek moyangku, yakni jumlah tahun mereka mengembara sebagai orang asing." Lalu Yakub memohonkan berkat bagi Firaun, sesudah itu keluarlah ia dari depan Firaun. Yusuf menunjukkan kepada ayahnya dan saudara-saudaranya tempat untuk menetap dan memberikan kepada mereka tanah milik di tanah Mesir, di tempat yang terbaik di negeri itu, di tanah Rameses, seperti yang diperintahkan Firaun.
Dan Yusuf memelihara ayahnya, saudara-saudaranya dan seisi rumah ayahnya dengan makanan, menurut jumlah anak-anak mereka.” ( Kejadian 47:1-12 )
Yusuf membawa keluarganya bertemu dengan Firaun. Sikap hidup Yusuf yang penuh hormat dan santun ini tidak terlepas dari sikap imannya. Disinilah kita melihat bahwa iman bukan hanya soal hati dan pikiran. Iman seharusnya juga menjadi masalah sikap hidup. Orang yang menyatakan dirinya percaya kepada Tuhan adalah orang yang menyatakan imannya melalui sikap hidup keseharian dalam interaksi sosialnya di tengah masyarakat, bukan hanya pada waktu ibadah.
Yakub sebagai anak Tuhan memberkati Firaun. Menghadap raja yang adalah dipertuan agung bukanlah hal yang mudah. Pada waktu Yakub diijinkan Tuhan untuk bertemu dengan Firaun, Yakub tidak melihat Firaun sebagai yang maha besar yang harus disembah. Akan tetapi justru Yakub memperlihatkan kewibawaannya sebagai hamba Allah. Bukan Firaun yang memberi berkat, tetapi Yakub yang memberkati Firaun. Seharusnya sebagai orang yang dipimpin oleh Roh Allah, kita memiliki kewibawaan yang membuat kita bersikap sebagai pribadi yang bernilai. Jangan sampai sebagai orang percaya kita dikenal sebagai pribadi yang suka meminta-minta, suka memohon belaskasihan orang, selalu merasa kurang dan kalau ini yang terjadi, kita perlu mengevaluasi kepercayaan kita.
Ditengah kelimpahannya, Yusuf membagi berkat dengan keluarganya. Orang percaya adalah orang yang dimampukan Allah untuk menjadi berkat Tuhan. Menjadi berkat bukan hanya menyalurkan materi saja. Yakub pun menjadi berkat dengan memberkati Firaun. Artinya Yakub menjadi alat berkat dalam bentuk permohonan kepada Allah.
Roh Kudus yang telah memimpin kita untuk percaya dan memampukan kita menyebut dan memanggil Allah “ya Abba, ya Bapa” adalah Roh yang memampukan kita juga untuk bersikap sopan dan santun. Dan di manapun kita berada kita selalu menjadi berkat.
Soli Deo Gloria