PERNIKAHAN DAN KELUARGA KRISTEN : “ CERAI ! BOLEHKAH ? “
“Dan sekarang tentang hal-hal yang kamu tuliskan kepadaku. Adalah baik bagi laki-laki, kalau ia tidak kawin, tetapi mengingat bahaya percabulan, baiklah setiap laki-laki mempunyai isterinya sendiri dan setiap perempuan mempunyai suaminya sendiri. Hendaklah suami memenuhi kewajibannya terhadap isterinya, demikian pula isteri terhadap suaminya. Isteri tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi suaminya, demikian pula suami tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi isterinya. Janganlah kamu saling menjauhi, kecuali dengan persetujuan bersama untuk sementara waktu, supaya kamu mendapat kesempatan untuk berdoa. Sesudah itu hendaklah kamu kembali hidup bersama-sama, supaya Iblis jangan menggodai kamu, karena kamu tidak tahan bertarak “ ( 1 Korintus 7:1-5 )
Apa jalan keluar terbaik bagi pasangan suami istri yang konfliknya sudah memuncak ? Firman Tuhan dalam Matius 19:6 “….mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia “ ( Mat 19:6).
Kalau begitu tidak perlu menikah, hidup bersama saja tanpa ikatan perkawinan, tanpa komitmen.
Ingatkah dulu waktu anda belum punya pacar, setiap hari khawatir kapan mendapat pacar ? Waktu anda sedang pacaran, anda selalu mennatikan kabar dari dia dan hati anda selalu berbunga-bunga. Anda selalu menantikan saat bertemu si dia.
Lalu setelah menikah, masakan anda berkata : “ Ia sudah terlalu menyakiti hatiku. Aku tak tahan lagi hidup bersama dia. Aku mau cerai saja ! “
Siapa yang berhak memutuskan ikatan perkawinan ? Suami ? Atau istri ? Tidak ada! Tak ada satupun manusia yang berhak memutuskan ikatan perjanjian perkawinan. Rasul Paulus dalam 1 Kor 7:5 dengan tegas menulis, “ Janganlah kamu saling menjauhi,….” Tentunya hal ini berlaku untuk pasangan yang diberkati di gereja yaitu bagi suami dan istri yang sudah mengucapkan janji pernikahan di hadapan Allah dan di hadapan jemaat.
Pernikahan kudus adalah ikatan perjanjian ( covenant ) seperti perjanjian Allah dengan umat-Nya. Salah satu penyataan Allah kepada umat
Hanya oleh karena anugerah-Nya pasangan suami istri (pasutri) dapat saling memberi diri, saling menerima apa adanya, saling mengampuni, dan saling menguduskan. Kalau anda sedang mengalami konflik dengan pasangan hidup anda, berdoalah ! Mintalah kasih setia Allah memenuhi kembali hati anda. Ingatlah Tuhan Yesus sudah memberi diri-Nya untuk anda dan pasangan hidup anda. Anda dan dia adalah satu di dalam Tuhan. Hai pasutri Kristen, janganlah sedetikpun berpikir untuk cerai. Tidak ada kata “cerai” dalam kamus pernikahan Kristen !
Pernikahan diciptakan sebagai hubungan yang permanen ( Bdk Kej 2;24, Mat 19:4). Alkitab juga berkata bahwa perceraian adalah dosa dan dibenci Tuhan ( Mal 2:16 ).
Cobalah kita baca dan renungkan ayat Firman Tuhan dibawah ini :
“Sebab Aku membenci perceraian, firman TUHAN, Allah Israel -- juga orang yang menutupi pakaiannya dengan kekerasan, firman TUHAN semesta alam. Maka jagalah dirimu dan janganlah berkhianat!” ( Maleakhi 2:16 )
Perceraian tidak berasal dari Allah dan tidak pernah direstui Allah baik melalui para nabi maupun melalui para rasul. Perceraian terjadi oleh buatan manusia dan karena kedegilan hati manusia. Umat
Membuat pernikahan menjadi lebih baik itu berarti menjauhkan diri dari pemikiran perceraian dari setiap pasangan Kristen. Perceraian bukan jalan yang terbaik dalam pemecahan permasalahan suami istri, melainkan penyelesaian dengan cinta kasih dari Kristus, dengan perdamaian dan usaha keras dari pasutri untuk menjaga pernikahan. Suami-istri harus berusaha menyelamatkan pernikahan dengan sedalam-dalam dan sesempurnanya. Pernikahan yang tetap berdasarkan Firman Allah akan tetap diberkati Allah. Kasih, kesetiaan dan ketaatan terhadap Firman Allah akan melindungi pernikahan Kristen dari segala pengaruh buruk dan kehancuran dari dunia yang berdosa dimana orang percaya diutus. Oleh sebab itu keluarga Kristen harus menolak perceraian dan pernikahan kembali.