Memahami Isi Hati Tuhan Melalui Jawaban Doa : “ Kesaksian Tim Misi GKI Kayu Putih “
Sikap Orang Percaya dalam Membangun Komunikasi dengan Tuhan Melalui Doa-doanya.
Dalam membangun komunikasi yang hidup dengan Tuhan dibutuhkan sikap iman sebagai berikut:
a. Rendah hati.
Artinya kita harus menempatkan diri sebagai pemohon dan Tuhan adalah Penjawab permohonan kita. Menyadari bahwa kita sedang mengkomunikasikan diri dengan Tuhan yang Mahakuasa tetapi yang begitu akrab untuk dihampiri sebagai Bapa di dalam Yesus Kristus, Tuhan kita.
b. Mempercayai Tuhan
Kita datang bukan kepada ilah yang asing, dan menakutkan, tetapi kepada Tuhan Penyelamat dan Penolong hidup kita. Kemahakuasaan Tuhan tidak membuat manusia menjadi ketakutan dengan kekuatan asing yang tak dikenalnya, tetapi berjumpa dengan Tuhan yang perduli dan mengasihi serta memahami kenyataan diri kita.
c. Keterbukaan hati untuk mengenal kasih sayang Tuhan melalui jawaban doa-doa kita kepada-Nya.
Terbuka untuk mengenal Tuhan dengan lebih dalam lagi melalui jawaban-jawaban doa yang kita terima. Melalui jawaban Tuhan terhadap doa-doa kita, kita pun diasah menjadi lebih peka untuk mengenali kebaikan, tuntunan, pembentukan dan hikmat Tuhan. Oleh karena itu apapun jawaban doa kita, di
Sikap yang perlu dipersiapkan orang percaya pada saat menunggu jawaban doa yang bisa saja merupakan proses panjang yang mesti dijalani sebelum kita memahami jawaban Tuhan terhadap permohonan kita adalah:
- Jangan pernah menjadi tawar hati.
- Menjalani seluruh proses dengan sepenuh hati walaupun itu bukan yang kita maui.
- Terbuka kepada rancangan-Nya melalui seluruh proses beriman kita kepada Tuhan.
Memahami Isi Hati Tuhan Melalui Jawaban doa
Pertama :
Melalui jawaban doa kita bertemu dengan rencana Allah yang hendak dijelaskan-Nya dalam hidup kita. Kadang kita sendiri terpana takjub ketika pada akhirnya kita melihat bahwa apa yang sedang kita lakukan atau orang lain lakukan merupakan bagian dari rancangan Allah yang mengenal dan mempedulikan kita.
Salah satu contoh yang sungguh menakjubkan adalah apa yang dialami oleh Tim Misi GKI Kayu Putih waktu perjalanan ke Merdey di Papua pada tgl. 18-21 Maret 2007 yang lalu. Segenap anggota tim sebenarnya sudah mempunyai tiket seminggu sebelum berangkat. Rencananya tim akan menginap semalam di Manokwari sebelum besoknya (tgl.19/3) berangkat ke Merdey dengan pesawat MAF. Tetapi 3 hari sebelum berangkat seorang anggota Tim mendapat sms dari Dr. Eka Widrian bahwa pesawat MAF baru bisa berangkat tgl. 21/3/07. Ia tertegun membacanya sebab itu berarti mereka akan berada 3 hari tanpa kerja di Manokwari. Mau merubah tanggal tidak bisa sebab tiket yang dibeli dengan harga promo tidak bisa ditukar ataupun ganti nama. Dengan perasaan bingung tim harus menerima kenyataan ini. Tetapi kemudian datang tawaran untuk melawat ke MOMI sebagai pengisi waktu luang sekaligus studi banding terhadap sekolah yang dibangun oleh Yayasan PESAT di
Ketika sampai di
Jadi kedatangan Tim GKI Ka-Put bagi mereka merupakan jawaban Tuhan atas doa-doa mereka karena waktu Tim Misi GKI Ka-Put melakukan perjalanan ke pedalaman ada beberapa donatur yang menitipkan dukungan dana dan sebagian dari dukungan dana tersebut itulah yang disampaikan oleh tim kepada mereka.
Ketika Tim Misi keluar dari MOMI rasa takjub itu masih terus membayangi diri mereka. Betapa rancangan Tuhan itu menakjubkan dan melampaui pemikiran manusia. Sesuatu yang tampaknya unplanned ternyata suatu perjumpaan yang luar biasa indah dan meneguhkan syukur kita kepada Tuhan akan kebesaran dan kasih setia-Nya. Bayangkan, bagaimana bisa sebuah Tim Misi GKI KAYU PUTIH bertemu dengan pelayanan Tim PESAT tanpa direncanakan dan justru di
Kedua :
Jawaban doa menuntun kita untuk tidak memakai doa dan jawaban-Nya sebagai alat pemuas kebutuhan kita. Kita dituntun melalui doa dan jawabannya untuk makin menghargai keleluasaan Tuhan untuk memperkenalkan diri-Nya.
Doa Tuhan Yesus di Taman Getsemani merupakan sebuah doa kepercayaan sempurna. Walau dengan gentar dan takut, Yesus mempercayai bahwa kehendak Bapa-Nya adalah yang terbaik bagi hidup-Nya. Banyak kali kita membangun kehidupan doa sebagai jalan keluar dari permasalahan kita dengan cara meminjam tangan kuasa Tuhan untuk membereskan problema hidup kita. Salahkah memohon apa-apa yang menjadi kebutuhan diri kita? Tentu saja tidak, setiap orang boleh memohon apa yang ingin disampaikannya kepada Tuhannya. Tetapi melalui jawaban doa kita mengalami pembelajaran yang indah untuk mengenal siapa Tuhan,Bapa yang kepada-Nya kita datang sebagai pemohon.
Ketiga :
Kita diajar untuk mengenali dan mensyukuri sebuah hubungan kasih sayang dari seorang Bapa dengan anak-Nya. Karena itu doa adalah komunikasi aktif dan dialogis antara kita dengan Bapa kita yang di surga. Matius 7:7-11, Lukas 18:1-8 menekankan betapa sebuah upaya yang sungguh-sungguh dari seorang pemohon merupakan sikap Kristiani yang sesungguhnya dalam membangun hubungan dengan Tuhannya. Tetapi perikop ini jangan disalahartikan sebagai cara agar Tuhan menuruti kemauan kita melainkan menekankan tentang sikap proaktif dari orang percaya dalam membawa permohonannya kepada Tuhan dimana ia mesti datang dengan sebuah ketekunan serta keyakinan dan bukan datang dengan sikap pasif atau rasa ketakutan.Yohanes 15: 7 dan Yoh 15:9-16 dengan sangat jelas menyatakan bahwa doa merupakan permohonan yang akan diungkapkan secara benar dan sesuai dengan keinginan Tuhan apabila kita membangun rasa mencintai dan mentaati kehendak Tuhan.
Kita datang sebagai sahabat dan permohonan kita mengikuti petunjuk perintah-Nya yang kita renungkan, gumuli dan taati dalam kehidupan kita. Dengan hubungan seperti ini maka permintaan kita pastilah tidak mengarah kepada keinginan kita sendiri tetapi pada apa yang Tuhan ingini. Maka pengabulan doanya pun pasti dikarenakan kita sudah dituntun untuk memohon apa yang sesuai dengan isi hati Tuhan. Namun yang sulit adalah ketika kita harus belajar mencari, menemukan dan mencintai Tuhan dalam seluruh perjalanan hidup beriman kita. Tuhan kiranya selalu menolong dan memampukan kita untuk membangun hubungan doa yang akrab dan penuh penyerahan diri kepada-Nya.
Penutup
Besar harapan kami bahwa melalui tulisan dan kesaksian ini kita kembali diingatkan untuk membangun hubungan yang indah dengan Tuhan melalui permohonan doa kita dan respon iman kita terhadap jawaban doa dari Tuhan. Kita diajak untuk lebih menyadari bahwa doa merupakan sebuah pembelajaran bagi orang percaya untuk secara aktif dan terbuka belajar lebih mengenal Dia yang sudah mengenal kita dengan sempurna. Mari berjalan dan bertumbuh terus dalam iman kepada-Nya. Sebab setiap pembelajaran pertumbuhan iman melalui doa dan jawabannya, kita akan makin memiliki sukacita sebagai anak-anak yang dikasihi Bapa di surga, yang tidak akan memberikan batu kalau anak-Nya meminta roti dan tak akan memberikan ular bagi yang meminta ikan sebab Dia tahu apa yang kita perlukan dan yang baik bagi hidup kita.
Amin.
Soli Deo Gloria