Menjadi Prajurit Tuhan Yesus Yang Tangguh
Renungan Firman Tuhan
diambil dari bacaan 2 Timotius 2 :3-4 sebagai berikut :
"
Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus.
Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan
soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya
"(II Timotius 2 : 3 - 4)
Menjadi pengikut Kristus merupakan suatu panggilan yang
begitu indah, karena kita tidak hanya menjadi jemaat-Nya yang hadir setiap
ibadah hari Minggu saja, tetapi kita juga dipersiapkan untuk menjadi prajurit
Yesus yang tangguh yang siap menderita bagi Dia dan untuk siap menghadapi berbagai macam
peperangan rohani dalam kehidupan kita.Mengikut Tuhan Yesus bukan melewati
jalan bebas hambatan,tetapi jalan-Nya sempit,berkerikil tajam,naik turun dan
penuh onak duri.Kita harus memikul salib dan menyangkal diri.
Dalam Efesus 6:10-20 jelas sekali dikatakan bahwa hidup kita
tidak hanya hidup secara jasmani saja (darah dan daging) tetapi hidup secara
rohani dimana ada roh-roh jahat yang harus dilawan dan dipatahkan pekerjaannya
yaitu dengan mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah. Iblis selalu
menjalankan siasat jahatnya melalui berbagai macam tipu daya, masalah dan
cobaan bahkan melalui kenikmatan duniawi untuk dapat menjatuhkan umat Tuhan.
Tanpa ada perlawanan dari umat Tuhan, maka umat-Nya akan terseret jatuh dalam
dosa. Oleh karena itu kita harus menjadi prajurit Yesus yang tangguh agar dapat
memenangkan pertempuran rohani ini. Tentunya ada harga yang harus dibayar untuk
menjadi prajurit yang tangguh. Harus ada usaha yang kuat dan tindakan yang
harus kita jalankan agar dapat menjadi prajurit yang baik.
Berikut 3 rahasia untuk menjadi prajurit Yesus yang tangguh:
1. Fokus Kepada Tuhan
“Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.” (2 Tim 2:4)
Prajurit yang berjuang memfokuskan dirinya kepada peperangan yang sedang dihadapinya. Dia tidak boleh kehilangan fokus pada saat peperangan, karena begitu kehilangan fokus sesaat saja, maka dia bisa kehilangan nyawanya dan merugikan seluruh pasukan. Apa yang diperintahkan oleh komandannya akan dijalankannya dengan sepenuh hati tanpa pertanyaan ataupun keraguan sedikitpun. Prajurit akan fokus kepada perintah dan misi yang sedang dijalankan hingga misi itu dapat berhasil. Demikian juga dengan kehidupan rohani kita, kita harus bisa memfokuskan diri kita kepada Tuhan dengan menyingkirkan segala keraguan, ketakutan, kekuatiran dan segala pertanyaan yang muncul dalam diri kita.
Tuhan kita adalah komandan/pahlawan perang yang tahu persis
tujuan dari perintah yang diberikan kepada kita. Dia tidak akan menjerumuskan
kita dengan perintah-perintah yang diberikan-Nya bagi kita. Ketika kita fokus
untuk melakukan segala perintah-Nya dan percaya kepada-Nya dengan segenap hati
kita, maka kita akan dapat menyelesaikan ‘misi’ yang Tuhan sedang berikan bagi
kita. Kita dapat menyelesaikan segala masalah yang kita hadapi. Ketika kita
mulai kuatir dengan kebenaran dari Firman-Nya dan segala janji Tuhan bagi kita,
maka musuh (si iblis) akan dapat dengan mudah mengalahkan kita dengan berbagai
masalah yang menekan kita, sehingga kita tidak bisa mendapat jalan keluar dari
masalah yang kita hadapi. Hiduplah dalam kebenaran dan berkenan kepada Tuhan,
maka kita akan menjadi prajurit yang baik di hadapan-Nya.
·
“Sebab mataku tertuju pada kasih
setia-Mu, dan aku hidup dalam kebenaran-Mu.” (Mazmur 26:3)
2. Disiplin
“Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga.” (2 Tim 2:5)
Olahragawan tidak akan memperoleh mahkota sebagai juara jika dia tidak berlatih dengan sungguh-sungguh. Jika dia bermalas-malasan dalam berlatih, hari ini berlatih, besok tidak berlatih, kemudian hari berikutnya berlatih dan hari berikutnya lagi tidak berlatih, maka dia tidak akan menjadi juara. Tingkat kompetisi dalam suatu perlombaan/pertandingan/kejuaraan sangatlah tinggi. Semakin bergengsi suatu event pertandingan, maka semakin tinggi pula tingkat kompetisi yang ada. Dan tentunya intensitas latihan yang harus dilakukan juga harus lebih tinggi lagi.
Untuk itu diperlukan yang disebut dengan kedisiplinan.
Kedisiplinan dalam berlatih akan memacu keterampilan dan kekuatan sang
olahragawan sehingga dapat bersaing dengan ketat pada saat pertandingan.
Kedisiplinan dalam berlatih juga akan meningkatkan stamina dalam bertanding.
Hal ini serupa dalam kerohanian. Kedisiplinan secara rohani juga sangat mutlak
diperlukan agar kita sanggup melawan si ‘musuh’,si ‘jahat’ yaitu iblis.
Ketika kita bermalas-malasan dalam membaca Firman Tuhan, doa
pribadi, mengikuti ibadah/persekutuan dan lainnya, maka kekuatan tubuh rohani
kita akan melemah. Kita dapat dengan mudah dikalahkan oleh tipu daya si iblis.
Tetapi ketika kita melatih tubuh rohani kita dengan rutin dan disiplin setiap
hari-nya, maka tubuh rohani kita akan semakin kuat, semakin tangguh, semakin
besar dan semakin tangkas dalam menghadapi ‘lawan’ kita yaitu iblis dengan
segala siasatnya. Disiplin dalam beribadah akan memacu kehidupan rohani kita
sehingga kita dapat menjadi prajurit Yesus yang tangguh dan kuat.
“Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” (Ibr 10:25)
3. Ketekunan
“Seorang petani yang bekerja keras haruslah yang pertama menikmati hasil usahanya.” (2 Tim 2:6)
Petani selalu menjalani pekerjaannya tanpa jemu-jemu. Mulai dari menyiapkan lahan untuk bertani, kemudian membajaknya, menanami dengan bibit tanaman, mengairi lahan pertaniannya, memberi pupuk, merawat, mengusir hama yang menggangu, hingga pada akhir musim dia akan menuai hasilnya. Sebelum hasil panen dijual, sang petani akan menikmati terlebih dahulu hasil yang dia dapat. Dia layak menikmati hasil kerja kerasnya selama satu musim tersebut.
Pekerjaan yang dia lakukan ini tidak membuat dia bosan,
karena dari pekerjaan inilah dia mendapatkan penghidupan bagi dirinya dan
keluarganya. Dia senantiasa tekun menjalankan pekerjaannya walau ditempa dengan
panas terik tiap harinya, atau bahkan hujan yang tak menentu, mungkin juga
gangguan hama yang dapat merusak tanaman dan lain sebagainya. Sang petani yakin
bahwa apa yang yang dikerjakannya akan membuahkan hasil pada akhirnya.
Hubungan kita dengan Tuhan yang kita bangun setiap harinya,
Firman Tuhan yang kita baca dan renungkan tiap hari dan kita praktekkan, doa
yang kita naikkan tiap hari, ibadah yang senantiasa kita ikuti baik pada hari
Minggu maupun ibadah penyegaran rohani,ibadah keluarga, semuanya itu adalah
sama dengan lahan pertanian yang sedang kita olah dan kita tanami dengan
tanaman, yang kemudian kita pelihara hingga akhirnya kita panen hasil buahnya.
Mungkin ada waktunya pembacaan Firman Tuhan menjadi sangat membosankan atau
bahkan doa-doa yang kita panjatkan terasa tidak terdengar oleh Tuhan. Mungkin
juga kita merasa sia-sia datang ke ibadah atau persekutuan. Tetapi ketika kita
tetap tekun melakukan semuanya itu, tanpa menghiraukan kejenuhan dan kelelahan
yang kita rasakan, maka pada akhirnya kita akan menuai hasilnya. Dengan tekun
membina hubungan dengan Tuhan, maka kita sedang membangun kehidupan rohani yang
kuat dan bertumbuh terus hingga pada akhirnya hidup kita akan menghasilkan buah
pada waktunya.
Hidup kita pasti akan menjadi berkat bagi orang lain. Kita
akan terbentuk menjadi prajurit Tuhan yang kuat dan handal, yang siap menolong
dan membantu setiap orang yang kesusahan atau sedang dalam masalah.
·
“Karena
itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan
giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan
dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.” (1 Kor 15:58).
Menjadi prajurit Yesus yang tangguh merupakan suatu hal yang luar biasa. Kita akan sanggup mematahkan segala tipu daya si iblis, memenangkan setiap masalah yang kita hadapi dan bahkan menjadi berkat bagi banyak orang. Dengan memfokuskan kehidupan kita kepada Tuhan, mendisiplinkan diri di hadapan-Nya dan tekun membina hubungan dengan-Nya, maka kita dapat menjadi prajurit yang tangguh bagi kemuliaan nama Tuhan Yesus. Haleluya!
·
“Tetapi TUHAN menyertai aku seperti pahlawan yang gagah, sebab itu orang-orang yang mengejar aku akan tersandung jatuh dan mereka tidak dapat berbuat apa-apa.” Yer 20:11
“Tetapi TUHAN menyertai aku seperti pahlawan yang gagah, sebab itu orang-orang yang mengejar aku akan tersandung jatuh dan mereka tidak dapat berbuat apa-apa.” Yer 20:11
·
“Tempalah mata bajakmu menjadi pedang dan pisau-pisau pemangkasmu menjadi tombak; baiklah orang yang tidak berdaya berkata: “Aku ini pahlawan!” ” Yoel 3:10
“Tempalah mata bajakmu menjadi pedang dan pisau-pisau pemangkasmu menjadi tombak; baiklah orang yang tidak berdaya berkata: “Aku ini pahlawan!” ” Yoel 3:10
Soli Deo Gloria