Wednesday, July 27, 2011

Kesaksian Dan Kisah Nyata Mantan Terroris Dan Militan Islam PLO Palestina Walid Shoebat Masuk Kristen : “Islam Menghasilkan Kekerasan”


Kesaksian Dan Kisah Nyata Mantan Terroris Dan Militan Islam PLO Palestina Walid Shoebat Masuk Kristen : “Islam Menghasilkan Kekerasan”
“Walid Shoebat: Mengapa Saya Meninggalkan Jihad ?”

Kesaksian Walid Shoebat..
“Saya teringat pada satu kesempatan di Betlehem ketika para penonton yang penuh sesak di sebuah bioskop bertepuk-tangan dengan sukacita saat menonton film 21 Hari di Munich. Saat kami melihat orang-orang Palestina …membunuh atlet-atlet Israel, kami…berteriak,’Allahu Akbar!’Sebuah slogan sukacita”.
Salah-satu kekuatan yang paling dahsyat di dunia adalah kesaksian yang mengubah hidup. Sebagaimana Parvin dan Homa Darabi, Walid Shoebat juga mengalami jahatnya terorisme karena ia pernah menjalaninya – pada kenyataannya, ia mempraktekkannya. Sewaktu remaja, ia membom sebuah bank di Tanah Suci dan turut serta memukuli seorang tentara Israel. Ketika istrinya yang beragama Katolik menantangnya untuk mempelajari Alkitab, hatinya yang keras kemudian menjadi lembut saat ia belajar tentang anugerah, rekonsiliasi, dan kasih yang diberikan melalui pengorbanan Yesus Kristus. Sekarang Walid menyerukan perlunya toleransi beragama dan kebebasan pribadi. Dan ia berusaha keras, berjalan dari seorang teroris menjadi seorang yang anti teroris.
Kisah Walid Shoebat dengan tajam menunjukkan pada kita apa yang akan terjadi di lingkungan kita jika kita tidak menghentikan terorisme Islam. Ia meninggalkan Islam dengan alasan yang jelas: Islam menghasilkan kekerasan. Ia takut jika kita yang hidup di dunia Barat dan negara-negara non-Muslim lainnya tidak bersatu sekarang, kita akan menghadapi kekerasan Islam yang lebih dahsyat di kemudian hari. Saat itu terjadi, itu tidak terjadi di suatu tempat di seberang lautan – itu akan terjadi di dalam komunitas kita sendiri.
Mengapa Saya Meninggalkan Islam ?
Saya lahir dan dibesarkan di Beit Sahour, Betlehem, di Tepi Barat, dalam sebuah keluarga berada. Kakek dari pihak ayah saya adalah seorang mukhtar, atau kepala suku, di desa itu. Ia adalah sahabat dari Haj-Ameen Al-Husseini, Mufti Agung Yerusalem dan sahabat dekat Adolf Hitler. Kakek dari pihak ibu saya, F.W.Georgeson, di sisi lain, adalah sahabat dekat Winston Churchill, dan pendukung keras terbentuknya negara Israel, walau saya tidak terlalu menyadari akan hal ini sampai bertahun-tahun kemudian dalam hidup saya. Saya dilahirkan pada salah satu hari raya penting Islam, yaitu hari kelahiran Nabi Muhammad. Ini adalah suatu kehormatan besar untuk ayah saya. Untuk merayakan hari itu, ia menamai saya Walid, yang berasal dari kata bahasa Arab mauled, yang artinya “kelahiran”. Itu adalah cara ayah saya untuk mengingat kenyataan bahwa putranya dilahirkan pada hari yang sama dengan kelahiran nabi terakhir dan terbesar dari semua nabi.
Ayah saya adalah seorang Muslim Palestina yang mengajar bahasa Inggris dan studi Islam di Tanah Suci. Ibu saya adalah seorang Amerika yang menikahi ayah saya pada tahun 1956 ketika ayah saya sedang studi di Amerika. Karena mereka takut akan pengaruh dari gaya hidup Amerika terhadap anak-anak mereka, saat ibu saya sedang mengandung saya, orang-tua saya pindah ke Betlehem, yang pada waktu itu adalah bagian dari Yordania. Itu terjadi pada tahun 1960.Tak lama setelah orang-tua saya tiba di Betlehem, saya dilahirkan. Ketika ayah saya berganti pekerjaan, kami pindah ke Arab Saudi dan kemudian kembali ke Tanah Suci – kali ini ke dataran terendah di muka bumi: Yerikho.Saya dibesarkan dan belajar bagaimana membenci namun diselamatkan melalui teladan mengasihi yang ditunjukkan oleh ibu saya yang adalah orang Amerika, yang paham soal belas kasih, keadilan, dan kebebasan.
Saya tidak pernah melupakan lagu pertama yang saya pelajari di sekolah.Judulnya adalah : “Orang-orang Arab Kekasih Kami dan Orang-orang Yahudi Anjing-anjing Kami”. Waktu itu saya baru berumur 7 tahun. Saya ingat waktu itu saya bertanya-tanya siapakah orang Yahudi itu, namun bersama dengan teman-teman sekelas saya, saya mengulangi kata-kata itu tanpa benar-benar memahami apa arti yang sebenarnya.
Saya dibesarkan di Tanah Suci, saya mengalami beberapa pertempuran antara Arab dan Yahudi. Pertempuran pertama, ketika kami masih tinggal di Yerikho, adalah Pertempuran Enam Hari, ketika orang Yahudi menaklukkan Yerusalem tua dan sisa “Palestina”. Sulit sekali menggambarkan betapa hal ini sangat mengecewakan dan mempermalukan orang Arab dan kaum Muslim di seluruh dunia.
Konsul Amerika di Yerusalem datang ke desa kami tidak lama sebelum perang itu terjadi untuk mengevakuasi semua orang Amerika di wilayah itu. Oleh karena ibu saya adalah orang Amerika, mereka menawarkan bantuan kepada kami, tapi ayah saya menolak bantuan apapun dari mereka, karena ia mencintai negerinya. Saya masih ingat banyak hal selama perang itu – suara ledakan bom yang berlangsung berhari-hari dan bermalam-malam selama 6 hari, penjarahan toko-toko dan rumah-rumah oleh orang-orang Arab di Yerikho, orang-orang mengungsi menyeberangi Sungai Yordan karena takut terhadap orang Israel.
Perang itu dinamai demikian karena hanya berlangsung dalam 6 hari. Orang Israel memperoleh kemenangan atas pasukan multi-nasional Arab yang menyerang dari banyak front. Hanya pada hari ke-7 peperangan ini, Rabbi Shalom Goren, ketua rohaniwan pasukan Pertahanan Israel, mengeluarkan pernyataan yang bergema dishofar, mengumumkan kontrol Yahudi atas Tembok Barat dan kota tua Yerusalem. Banyak orang Yahudi menghubungkan peristiwa ini paralel dengan kejadian yang dicatat dalam Alkitab ketika Yosua dan bangsa Israel menaklukkan Yerikho. Yosua dan orang Israel mengelilingi tembok Yerikho selama 6 hari, dan pada hari yang ke-7, mereka mengelilingi tembok itu 7 kali. Para imam membunyikan shofar bersamaan dengan orang-orang Israel berteriak dengan satu suara. Tembok pun roboh dan orang Israel menguasai kota itu.
Seusai perang, bagi ayah saya di Yerikho, seakan-akan tembok itu telah roboh langsung menimpanya. Selama perang, ia duduk lengket dengan radio mendengarkan stasiun radio Yordan. Ia selalu berkata bahwa orang-orang Arab akan memenangkan perang itu – tapi ia mendengarkan stasiun radio yang salah. Stasiun radio Israel mengabarkan kebenaran mengenai kemenangan telak mereka. Namun ayah saya memilih untuk mempercayai orang Arab yang mengklaim bahwa orang-orang Israel – selalu – berbohong, mengumumkan propaganda palsu. Banyak diantara kita sekarang yang tentunya masih ingat menteri informasi Saddam, yang dikenal dengan “Baghdad Bob”, dan semua klaim liar dan laporan palsu yang diteriakkannya beberapa hari setelah kejatuhan Baghdad? Dalam dunia Islam, nampaknya ada hal-hal yang tidak pernah berubah.
Kemudian, pindah kembali ke Betlehem, dan ayah saya memasukkan kami ke sebuah sekolah Anglikan-Lutheran agar dapat menguasai pelajaran-pelajaran bahasa Inggris. Saudara saya laki-laki dan perempuan, dan saya sendiri adalah satu-satunya orang Muslim di sekolah itu. Kami bertiga dibenci. Terutama bukan karena kami orang Muslim, tetapi karena kami setengah Amerika. Walaupun itu adalah sekolah Kristen, sekolah itu masih memiliki jejak kekristenan yang berwarna Islam yang mempengaruhi banyak orang Kristen Palestina hingga saat ini. Agar dapat diterima – dan kadangkala hanya supaya bisa tetap hidup – banyak orang Kristen di negara-negara yang didominasi Islam mengadopsi sikap benci yang dimiliki orang Muslim di sekeliling mereka terhadap Israel, Amerika dan dunia Barat. Karena kami separoh Amerika, guru-guru seringkali memukuli kami sementara murid-murid Kristen menertawakan hal itu.
Akhirnya, ayah saya memindahkan saya ke sekolah pemerintah dimana saya mulai bertumbuh kuat dalam Islam. Saya diajari bahwa suatu hari penggenapan sebuah nubuat kuno oleh Nabi Muhammad akan terjadi. Nubuat ini menceritakan suatu peperangan dimana Tanah Suci akan kembali ditaklukkan Islam dan eliminasi orang Yahudi akan terjadi dalam sebuah pembantaian massal. Nubuat ini ditemukan dalam banyak buku suci tradisi Islam yang dikenal dengan Sahih Hadith. Tradisi ini berbunyi sebagai berikut, dan merupakan pola pikir semua pengikut Islam radikal”
“[Muhammad berkata:] Saat terakhir tidak akan datang kecuali orang Muslim memerangi orang Yahudi dan orang Muslim akan membunuh mereka hingga orang Yahudi menyembunyikan diri di balik batu atau pohon dan berkata: Muslim, atau hamba Allah, ada orang Yahudi di belakang saya; datang dan bunuhlah dia; tetapi pohon Gharqad tidak akan berkata, karena itu adalah pohon orang Yahudi”. (Sahih Muslim Buku 041, Nomor 6985). Jika ditanya dimana pembantaian itu akan dilaksanakan, tradisi mengatakan bahwa itu akan terjadi di “Yerusalem dan daerah sekelilingnya”.
Selama masa remaja saya, seperti ayah, saya selalu menyesuaikan diri dengan Islam dan apa saja yang diajarkan guru-guru Muslim kepada kami. Saya, seperti halnya teman-teman sekelas saya pada umumnya, sangat terinspirasi oleh visi Muhammad yang gelap dan penuh darah. Saya menyerahkan hidup saya untuk jihad, atau perang suci, untuk memenuhi penggenapan nubuat ini. Saya ingin menjadi bagian dari tercapainya rencana Muhammad, ketika Islam akan memperoleh kemenangan terakhir atas orang Yahudi dan akhirnya – tanpa halangan lagi – memerintah dunia. Ini adalah ideologi para mentor saya, dan ketika saya telah meninggalkan paham fanatik ini, jutaan orang di Timur Tengah masih mempercayainya, dan mereka masih berjuang untuk menjadikannya sebuah realita.
Selama masa remaja saya, sering ada kerusuhan di sekolah menentang apa yang kami sebut sebagai pendudukan Israel. Sedapat-dapatnya saya berperan sebagai penghasut dan penggerak. Saya bersumpah untuk memerangi musuh Yahudi, percaya bahwa dengan melakukannya saya sedang melakukan kehendak Tuhan di atas bumi. Saya tetap setia pada sumpah saya saat saya memerangi tentara Israel dalam setiap kerusuhan. Saya menggunakan berbagai alat yang ada untuk menghasilkan kerusakan dan sakit yang sebesar-besarnya. Saya berunjuk rasa di sekolah, di jalanan, dan bahkan di Temple Mount di Yerusalem. Selama sekolah menengah, saya adalah pemimpin aktivis yang memperjuangkan Islam. Saya akan mempersiapkan pidato-pidato, slogan-slogan, dan menulis grafiti anti Israel sebagai usaha untuk memprovokasi murid-murid lain untuk melempari tentara-tentara Israel yang bersenjata dengan batu. Gema bergemuruh teriakan-teriakan kami masih jelas dalam ingatan saya:
Tidak ada damai atau negosiasi dengan musuh!
Darah dan jiwa kami kurbankan untuk Arafat!
Darah dan jiwa kami kurbankan untuk Palestina!
Matilah Zionis!
Impian saya adalah untuk mati sebagai sahid, seorang martir untuk Islam. Pada saat berunjuk rasa saya akan membuka baju saya berharap untuk ditembak, tetapi karena orang Israel tidak pernah menembaki tubuh, saya tidak pernah berhasil. Ketika gambar-gambar sekolah diambil, saya dengan sengaja berpose dengan wajah yang cemberut mengantisipasi bahwa pada koran berikut wajah sayalah yang akan dimuat sebagai martir berikutnya. Banyak kali saya hampir terbunuh waktu unjuk rasa siswa dan kerusuhan dengan tentara Israel. Jantung saya berdebam; tak ada yang dapat menyingkirkan keinginan saya –kebencian dan kemarahan saya – selain dari mujizat. Saya adalah salah seorang dari orang-orang muda yang mungkin anda lihat di CNN melempar batu dan bom molotov pada hari-hari Intifada atau “kebangkitan”. Pada waktu itu, saya akan membenci label itu; tapi sebenarnya saya adalah seorang teroris muda. Pencucian otak dengan paham Islam-Nazi oleh para guru dan imam – dalam keseluruhan budaya saya – mencapai pengaruh yang dicita-citakannya.
Apa yang saya ketahui sekarang adalah bahwa saya tidak hanya meneror orang lain, tetapi dalam banyak hal, saya sedang meneror diri saya sendiri dengan apa yang saya percayai. Perjuangan utama saya adalah untuk mendapatkan nilai yang cukup – untuk membangun catatan teror yang hebat – agar disukai Allah. Saya hidup dengan takut akan penghakiman dan neraka dan berpikir bahwa hanya dengan bersikap jahat seperti itu saya mempunyai kesempatan untuk masuk janna(surga, atau nirwana). Saya tidak pernah yakin bahwa semua “perbuatan baik” saya dapat melebihi perbuatan-perbuatan jahat saya jika ditimbang pada Hari Penghakiman. Saya tidak hanya digerakkan oleh kemarahan dan kebencian, tetapi juga oleh rasa tidak aman dan ketakutan secara spiritual. Saya percaya pada apa yang telah diajarkan pada saya: cara yang paling pasti untuk meredakan kemarahan Allah terhadap dosa-dosa saya adalah dengan mati memerangi orang Yahudi. Mungkin, jika saya berhasil, saya akan diberi pahala tempat khusus di Surga dimana wanita-wanita cantik bermata besar akan memenuhi hasrat saya yang terdalam.
Sulit untuk menggambarkan sampai pada tahap seperti apa pencucian otak yang dialami orang seperti saya, yang dibesarkan di bawah sistem pendidikan Palestina. Semua pihak berotoritas menyuarakan pesan yang sama: pesan Islam –jihad atau kebencian terhadap orang Yahudi – dan hal-hal yang seharusnya tidak berkuasa atas pikiran orang muda.
Saya teringat satu kejadian di Sekolah Menengah Dar-Jaser di Betlehem saat sedang studi tentang Islam, ketika salah seorang teman kelas saya bertanya kepada guru apakah seorang Muslim diijinkan memperkosa wanita Yahudi setelah mengalahkan mereka. Jawabannya adalah, ”Wanita yang ditangkap dalam pertempuran tidak mempunyai pilihan dalam hal ini, mereka adalah gundik-gundik dan mereka harus menaati tuannya. Berhubungan seks dengan budak tawanan bukanlah “sebuah pilihan bagi para budak”. Ini bukanlah pendapat guru itu semata-mata, tetapi jelas sekali diajarkan di dalam Qur’an:
“Dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak yang kamu miliki (Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas kamu”. Surah 4:24
Dan juga dikatakan dalam Qur’an:
“Hai Nabi, sesungguhnya kami telah menghalalkan bagimu istri-istrimu yang telah kamu berikan mas kawinnya dan hamba sahaya yang kamu miliki yang kamu peroleh dalam peperangan yang dikaruniakan Allah untukmu, dan (demikian pula) anak-anak perempuan dari saudara laki-laki bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara perempuan bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara laki-laki ibumu dan anak-anak perempuan dari saudara perempuan ibumu yang turut hijrah bersama kamu dan perempuan mukmin yang menyerahkan dirinya kepada Nabi kalau Nabi mau mengawininya, sebagai pengkhususan bagimu, bukan untuk semua orang Mukmin”. Surah 33:50.
Kami tidak mempermasalahkan soal Muhammad mengambil keuntungan dari hak istimewa ini saat ia menikahi sekitar 14 istri dan mempunyai beberapa budak wanita yang dikumpulkannya sebagai rampasan beberapa perang yang dimenangkannya. Kami tidak benar-benar tahu berapa banyak istri yang dimilikinya dan pertanyaan itu senantiasa merupakan hal yang kami perdebatkan.Salah seorang dari istri-istrinya diambil dari anak angkatnya sendiri, yaitu Zayd. Setelah Zayd menikahi wanita itu, Muhammad tertarik padanya. Zayd memberikannya kepada Muhammad, tetapi Muhammad tidak menerima pemberian Zayd itu hingga turunlah wahyu dari Allah. Istri-istri Muhammad yang lainnya adalah para tawanan Yahudi yang dipaksa menjadi budak setelah Muhammad memenggal kepala para suami dan keluarga mereka. Inilah hal-hal yang kami pelajari dalam studi kami mengenai Islam di sekolah menengah. Inilah orang yang harus kami teladani dalam segala hal. Inilah nabi kami, dan dari dia dan perkataannyalah kami belajar untuk membenci orang Yahudi.
Saya teringat pada satu kesempatan di Betlehem ketika para penonton yang penuh sesak di sebuah bioskop bertepuk tangan dengan sukacita saat mereka menyaksikan film 21 Hari di Munich. Saat kami menyaksikan orang-orang Palestina melempar granat ke dalam helikopter dan membunuh para atlet Israel, kami semua – ratusan penonton – berteriak, “Allahu akbar!” sebuah slogan sukacita.
Dalam suatu usaha untuk mengubah hati orang Palestina, stasiun televisi Israel menayangkan film dokumentasi mengenai Holocaust. Saya duduk dan menonton, menyoraki orang Jerman sambil makan pop corn. Hati saya begitu keras, mustahil bagi saya untuk mengubah sikap saya terhadap orang Yahudi, kecuali melalui “pencangkokan hati”.
Oleh karena kemurahan Tuhan, saya memiliki sesuatu yang hanya dimiliki oleh sedikit dari teman-teman sekelas saya. Saya mempunyai seorang ibu yang berbelas kasih dan memiliki suara yang lembut – dengan sabar berusaha menggapai saya di tengah-tengah hiruk pikuk suara kebencian yang menulikan di sekitar saya. Ia berusaha mengajari saya di rumah tentang apa yang disebutnya dengan “rencana yang lebih baik”. Namun demikian, pada waktu itu apa yang diajarkannya hanya berdampak sedikit pada saya, karena tekad saya sudah teguh – saya akan hidup atau mati memerangi orang Yahudi. Tetapi seorang ibu tidak pernah menyerah.
Saya tidak menyadarinya waktu itu, tetapi ibu saya telah dipengaruhi oleh sepasang misionaris Amerika. Ia bahkan telah dengan diam-diam meminta mereka untuk membaptisnya. Namun, ketika ia menolak untuk dibaptis di kolam yang penuh dengan ganggang hijau, pendeta misionaris itu harus meminta YMCA di Yerusalem untuk mengosongkan kolam yang dikhususkan untuk pria, dan kemudian ibu saya dibaptis disana. Tak seorang pun anggota keluarga kami mengetahuinya.
Seringkali ibu mengajak saya mengunjungi berbagai museum di Israel. Ini berdampak positif pada saya dan saya jatuh cinta pada arkeologi. Saya terpesona pada arkeologi. Dalam banyak argumentasi saya dengan ibu, secara langsung saya katakan padanya bahwa orang Yahudi dan orang Kristen telah berubah dan memalsukan Alkitab. Ia menanggapinya dengan membawa saya ke Museum Gulungan Kitab di Yerusalem dimana ibu menunjukkan pada saya gulungan kuno kitab Yesaya – masih utuh. Ibu saya berhasil menyampaikan argumennya tanpa berkata-kata. Walaupun ibu berusaha mencapai saya dengan sabar dan lembut, saya tidak tergoyahkan. Saya akan menyiksanya dengan hinaan. Saya menyebutnya seorang “kafir” yang mengklaim bahwa Yesus adalah Anak Tuhan dan saya menyebut ibu “seorang penjajah terkutuk Amerika”. Saya menunjukkan padanya gambar-gambar di suratkabar tentang semua remaja Palestina yang telah menjadi “martir” sebagai akibat dari perselisihan dengan tentara Israel dan saya menuntut ibu untuk memberikan jawaban. Saya membencinya dan meminta ayah untuk menceraikannya dan menikahi seorang wanita Muslim yang baik.
Di samping semua hal ini, ibulah – ketika saya dijebloskan ke Penjara Muscovite di Yerusalem – yang pergi ke konsulat Amerika di Yerusalem dan berusaha untuk mengeluarkan saya. Penjara Muscovite dulunya adalah kamp Rusia yang digunakan sebagai penjara pusat di Yerusalem bagi mereka yang kepergok menghasut orang untuk melakukan kekerasan terhadap Israel. Ibuku yang kekasih sangat kuatir akan arah hidup yang saya ambil sehingga rambutnya mulai rontok. Kekuatirannya bukannya tanpa alasan. Selama saya di penjara saya menjadi anggota kelompok teror Fatah milik Yasser Arafat. Tak lama kemudian, saya direkrut oleh seorang pembuat bom yang sangat terkenal dari Yerusalem yang bernama Mahmoud Al-Mughrabi.
Sudah tiba saatnya bagi saya untuk melakukan yang lebih besar daripada sekadar protes dan membuat kerusuhan. Al-Mughrabi dan saya berencana untuk bertemu di Jalan Bab-El-Wad di Klub Bela Diri Judo-Star yang dikelola ayahnya di dekat Temple Mount di Yerusalem. Ia memberi saya bahan peledak yang rumit yang telah dirakitnya sendiri. Saya harus menggunakan bom – bahan peledak yang disembunyikan dalam seketul roti – untuk meledakkan cabang Bank Leumi di Betlehem. Mahmoud menolong saya menyelundupkan bom itu, seperti halnya Wakf Muslim – polisi agama di Temple Mount. Dari Temple Mount, saya berjalan keluar menuju podium dengan bahan peledak dan pengatur waktunya di tangan saya. Kami berjalan di sepanjang Dinding Ratapan dan menghindari semua titik pemeriksaan. Dari sana, saya berjalan ke stasiun bis dan naik bis ke Betlehem. Saya sudah sangat siap untuk menyerahkan hidup saya jika memang harus demikian. Saya berdiri di depan bank itu dan tangan saya sudah benar-benar siap untuk meledakkan bom di pintu depan, ketika saya melihat beberapa anak Palestina berjalan di dekat bank.
Pada saat terakhir, saya malah melemparkan bom itu ke atap bank. Dan saya berlari. Ketika saya sampai di Church of the Nativity (gereja yang dibangun di tempat Yesus dilahirkan-Red), saya mendengar ledakan. Saya sangat ketakutan dan sangat depresi sehingga saya tidak dapat tidur berhari-hari. Saya hanyalah seorang remaja berusia 16 tahun. Saya bertanya-tanya apakah saya telah membunuh orang hari itu. Itulah kali pertama saya mengalami bagaimana rasanya memiliki tangan yang berlumuran darah. Saya tidak menikmati apa yang telah saya perbuat, tetapi saya merasa harus melakukannya karena itu adalah tugas saya.
Kisah yang akan saya ceritakan pada anda berikut ini juga merupakan pergumulan. Itulah kali pertama saya berusaha untuk membunuh seorang Yahudi. Seperti jutaan belalang, batu-batu beterbangan dimana-mana saat kami bertikai dengan tentara Israel. Sekelompok orang dari pihak kami telah menyalakan api dengan cara membakar ban untuk digunakan sebagai blokade. Seorang tentara terluka kena lemparan batu. Ia mengejar anak yang telah melemparinya. Namun kami berhasil menangkap tentara itu. Bagaikan segerombolan binatang liar, kami menyerangnya dengan apa saja yang ada di tangan kami. Saya memegang pentungan dan saya menggunakan pentungan itu untuk memukuli kepalanya sampai pentungan itu patah. Seorang remaja lain memegang tongkat dengan paku-paku yang mencuat keluar. Ia terus memukuli kepala tentara yang masih muda itu hingga ia berlumuran darah. Kami hampir saja membunuhnya. Ajaibnya, seakan-akan dengan didorong ledakan adrenalin yang terakhir, dia lari sekencangnya menyeberangi blokade ban-ban berapi dan berhasil lolos ke seberang dimana para tentara Israel menggotong dan menyelamatkannya. Saya tidak tahu dari mana ia mendapatkan kekuatan itu. Tapi sekarang saya merasa senang karena ia berhasil melarikan diri. Sekarang, setelah bertahun-tahun berlalu, sulit sekali bagi saya mengekspresikan bagaimana saya sangat menyesal dan pedih jika mengingat bahwa saya pernah melakukan hal-hal seperti itu. Sekarang saya bukan orang yang sama seperti waktu itu.
Setelah saya menyelesaikan sekolah menengah atas, orang-tua saya mengirim saya ke Amerika untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi. Saya masuk di sekolah yang kemudian dikenal dengan Loop College, yang terletak di jantung kota Chicago. Ketika saya tiba disana, saya langsung terlibat dengan banyak acara sosial politik yang anti Israel. Saya masih benar-benar percaya bahwa akan datang harinya dimana seluruh dunia akan tunduk kepada Islam dan kemudian dunia akan menyadari betapa dunia sangat berhutang kepada orang-orang Palestina yang telah mengalami banyak kehilangan oleh karena mereka adalah barisan terdepan dalam perang Islam melawan Israel.
Loop College dipenuhi oleh berbagai organisasi Islam. Ketika saya berjalan ke kantin, rasanya seperti masuk ke sebuah kafe Arab di Timur tengah. Berbagai kelompok Islam beroperasi di luar jam sekolah pada waktu itu, tiap kelompok bersaing untuk merekrut siswa lain. Dengan segera saya mengabdikan tenaga saya untuk melayani sebagai seorang aktifis PLO – Organisasi Pembebasan Palestina. Secara resmi saya harus bekerja sebagai penerjemah dan konselor bagi siswa-siswa Arab melalui sebuah program Amerika yang disebut CETA (Comprehensive Employment and Training Act) dimana saya dibayar dengan bantuan dari pemerintah Amerika Serikat. Namun, sebenarnya, apa yang saya lakukan, meliputi menerjemahkan iklan-iklan untuk acara-acara yang bertujuan memenangkan simpati orang Amerika atas perjuangan Palestina. Kenyataannya, “memenangkan simpati” adalah ekspresi yang palsu. Kami berusaha untuk mencuci otak orang-orang Amerika – semua yang kami pandang sangat mudah tertipu. Dalam bahasa Arab, iklan-iklan untuk acara-acara semacam itu dengan terang-terang menggunakan jihadist, sebuah deskripsi anti semitis seperti: “Akan ada sungai darah…Datang dan dukunglah kami untuk mengirim siswa-siswa ke Selatan Libanon untuk memerangi orang Israel…” Di lain pihak, dalam versi bahasa Inggris, kami akan menggunakan deskripsi yang halus dan tidak merusak, seperti: “pesta budaya Timur tengah, datanglah dan bergabung dengan kami, kami akan menyajikan domba gratis dan baklava…” Waktu itu tahun 1970.
Kemudian terjadilah Septembar Hitam.September Hitam adalah bulan yang dikenal di seluruh Timur Tengah sebagai saat ketika Raja Hussein dari Yordania bergerak menggagalkan sebuah usaha PLO di Yordania meruntuhkan kekuasaannya sebagai Raja. Banyak orang Palestina terbunuh dalam konflik yang berlangsung hampir setahun lamanya itu hingga bulan Juli 1971. Hasil akhir dari semua ini adalah pengusiran PLO dan ribuan orang Palestina dari Yordania masuk ke Lebanon.
Tentu saja, konflik itu berkembang dan mempengaruhi berbagai organisasi siswa Arab di Loop College. Saya sangat kecewa dan frustrasi menyaksikan hal ini, karena saya menyadari bahwa tanpa persatuan, tujuan jihad di Amerika tidak akan berhasil. Pada saat itulah saya bergabung dengan Al-Ikhwan – Persaudaraan Muslim.
Persaudaraan Muslim adalah organisasi yang membawahi sejumlah oraganisasi teroris lainnya di seluruh dunia. Saya tidak sendirian saat bergabung dengan Persaudaraan ini; ada ratusan siswa Muslim lain dari seluruh penjuru Amerika yang juga bergabung ketika itu. Saya percaya bahwa bekerja sebagai seorang aktifis untuk Persaudaraan Muslim adalah cara yang terbaik untuk membawa kesatuan diantara orang Muslim; bukan Muslim Palestina atau Muslim Yordania, melainkan satuummah Muslim – satu komunitas Muslim universal – di bawah satu payung Islam. Hingga akhirnya, seorang sheikhYordania bernama Jamal Said datang ke Amerika untuk merekrut siswa-siswa. Pertemuan perekrutan itu diadakan di gudang bawah tanah atau dengan menyewa kamar hotel. Para siswa Muslim berkumpul dari seluruh penjuru Amerika untuk menghadiri pertemuan itu dan mendengarkan Sheikh Jamal Said. Jamal memiliki status dan reputasi yang legendaris. Dia adalah sahabat Abdullah Azzam, yang terkenal di seluruh Timur tengah sebagai mentor dari Osama Bin Laden.
Orang seringkali bertanya pada saya apakah menurut saya ada kelompok-kelompok sel teroris yang beroperasi di Amerika.Tidak diragukan lagi bahwa kelompok-kelompok itu memang ada. Sementara banyak mahasiswa Amerika di tahun 70-an bereksperimen dengan narkoba, memprotes pemerintah mereka, dan berpartisipasi dalam melahirkan gerakan “anak bunga”, mereka tidak memperkirakan adanya revolusi bawah tanah lainnya yang dilahirkan oleh para siswa Muslim radikal di seluruh negeri itu. Di dalam Islam, diajarkan bahwa jika seorang Muslim memasuki sebuah negara untuk menaklukkannya bagi Allah, ada beberapa tahapan sebelum mencapai “invasi” itu jika anda menginginkannya. Itu adalah tahap-tahap awal dari gerakan paling subversif yang akan dialami oleh negara itu. Itulah kelahiran gerakan jihadis di Amerika.
Akhirnya saya pindah ke California, dimana saya bertemu dengan istri saya, seorang Katolik dari Meksiko. Saya ingin mentobatkannya kepada Islam. Saya mengatakan padanya bahwa orang Yahudi telah memalsukan Alkitab dan ia meminta saya untuk menunjukkan beberapa contoh pemalsuan itu. Ia menantang saya: ia menantang saya untuk mempelajari Alkitab itu sendiri supaya saya sendiri melihat apakah semua yang telah diajarkan kepada saya mengenai Alkitab dan orang Yahudi itu benar atau tidak. Itu membuat saya memulai sebuah perjalanan yang mengubah hidup saya secara radikal. Pada saat itu saya harus pergi membeli Alkitab dan saya mulai membacanya dan ada banyak sekali kata “Israel” di dalamnya. Kata yang paling saya benci itu ada dimana-mana di dalam kitab itu. Saya berpikir, bagaimana ini harus dijelaskan ? Saya mulai berpikir bahwa orang-orang Yahudi sesungguhnya tidak menyakiti kami tetapi kami membenci mereka dan menuduh mereka melakukan hal-hal yang mengerikan ini.
Ini adalah sebuah perjalanan, yang dalam beberapa waktu lamanya hingga saya menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan saya, lebih merupakan sebuah obsesi. Saya akan begadang sampai larut malam dan membaca dengan tekun kitab suci orang Yahudi dan Kristen ini. Saya membaca Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Saya mempelajari sejarah Yahudi. Saya berdoa dan menggumuli hal-hal yang saya temukan. Banyak hal dalam kepercayaan saya yang membentuk dasar-dasar cara berpikir saya yang Islami mulai bertumbangan. Karena dikonfrontasi dengan konflik yang jelas terlihat antara cara saya memandang dunia ini dan agama saya semenjak remaja dan kebenaran Alkitab yang menusuk, lalu saya berdoa mohon bimbingan Tuhan. Pada pertengahan tahun 1990, saya pergi ke reuni keluarga di selatan California, disana terjadi pertengkaran setelah saya membela tokoh Alkitab Rahel, yang disebut oleh paman saya sebagai “pelacur Yahudi”.
“Kamu layak dimusuhi”, kata paman saya, dan mereka melemparkan saya keluar dari rumah.
Saya sadar mereka tidak tahu apa-apa soal sejarah; apa yang mereka ketahui hanyalah propaganda yang dulu selalu diajarkan pada saya.
Pertobatan saya membawa saya untuk meninggalkan kekerasan dan menjadi orang Kristen, tetapi untuk itu ada harga yang harus saya bayar: keluarga saya tidak mau mengakui saya lagi dan saudara saya sendiri mengancam akan membunuh saya karena telah meninggalkan Islam. Sekarang saya berharap bahwa dengan mengatakan kebenaran saya akan membuka mata orang banyak.
Sekarang, saya adalah pendiri Yayasan Walid Shoebat. Misi hidup saya dan cita-cita saya adalah membawa kebenaran tentang orang Yahudi dan Israel ke seluruh dunia, sambil mengijinkan Kristus untuk menyembuhkan jiwa saya melalui pertobatan dan mengupayakan rekonsiliasi. Saya telah berketetapan untuk dengan tidak berlelah berbicara tentang Israel kepada ratusan ribu orang di dunia. Saya bersyukur kepada Tuhan karena Ia memberikan saya kesempatan untuk meminta pengampunan dan berekonsiliasi dengan orang Yahudi dimana pun di seluruh penjuru dunia. Kepada siapa pun yang mau mendengarkan, saya akan menceritakan kisah saya. Sebagai tambahan, walau ada banyak ancaman terhadap hidup saya – termasuk imbalan 10 juta Dollar untuk menangkap dan membunuh saya – saya terus berbicara menentang kebohongan-kebohongan Islam-Nazi yang dulu mengindoktrinasi saya. Jika mereka menangkap saya, saya akan terus bersuara.
Ya, hari ini saya mengatakan pada dunia, Saya mengasihi orang Yahudi! Dan saya sangat percaya bahwa orang Yahudi adalah umat pilihan Tuhan yang bertujuan untuk memberi terang kepada orang-orang Arab dan juga seluruh dunia – jika mereka mengijinkan orang Yahudi menerangi mereka.
Mengetahui kebenaran ini telah mengubah cara berpikir saya dari menjadi seorang pengikut Muhammad dan yang mengidolakan Adolf Hitler menjadi seorang yang percaya kepada Yesus Kristus, dari mempercayai kebohongan menjadi mengenal kebenaran, dari sakit secara spiritual menjadi dipulihkan, dari hidup dalam gelap menjadi melihat terang, dari terkutuk menjadi diselamatkan, dari keraguan kepada iman, dari benci menjadi kasih, dari perbuatan-perbuatan jahat kepada anugerah Tuhan di dalam Kristus.
Inilah saya hari ini. Terpujilah Tuhan! Saya berharap dengan membaca kesaksian saya dan yang lainnya dalam buku ini anda mulai menyadari bahwa ada peperangan antara yang baik dan yang jahat, dan antara damai dengan terorisme, perselisihan antara kebebasan dan neo-fasisme. Sebagaimana yang saya katakan saya berbicara di Universitas Columbia: Hari ini saya berjuang untuk hak semua orang; saya berjuang untuk orang kulit hitam agar dibebaskan dari perbudakan, bagi orang Muslim agar bebas untuk bertobat kepada kekristenan, bagi orang-orang Yahudi yang menolak untuk menjadi Kristen, dan bagi orang-orang atheis untuk mendapatkan haknya menjadi orang atheis. Dan saya akan mati untuk hak kebebasan berbicara bagi semua orang di Amerika Serikat.
Walid Shoebat
Pendiri Yayasan Walid Shoebat
Pengarang Mengapa Saya Meninggalkan Jihad dan Mengapa Kami Ingin Membunuh Anda.

Saturday, July 23, 2011

"Apakah Yang Dimaksud Dengan Perlengkapan Senjata Allah ?"



“APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN PERLENGKAPAN SENJATA ALLAH ?”
“Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya. Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis; karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu. Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan, kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera; dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah, dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,” ( Efesus 6: 10-18 )

Praktek Okultisme belakangan ini semakin banyak dipraktekkan orang, bukan saja dari kalangan orang-orang atau masyarakat tertinggal, terasing dan terbelakang di pedesaan yang kurang berpendidikan. Tetapi juga dari kalangan masyarakat yang berlabel “ modern, intelektual (berpendidikan tinggi), dan tinggal di kota-kota besar hingga metropolitan. Sebenarnya praktek-praktek okultisme sudah berumur sangat tua, sejak manusia pertama Adam dan Hawa yang telah jatuh kedalam dosa, manusia cenderung mempercayai adanya kuasa-kuasa gelap, di luar suara Allah yakni bisikan dan suara iblis yang merupakan benih-benih awal yang membawa manusia kepada praktek-praktek kuasa gelap. Hal itu terjadi karena adanya ketidakpuasan manusia terhadap “pemerintahan” Allah atas dirinya sehingga mencari kepuasan itu dari luar diri Allah. Iblis menawarkan segala kepuasan yang dinginkan oleh manusia itu dengan cara yang sangat menarik dan menggiurkan yang sebenarnya hanyalah tipuan belaka. Manusia terperdaya oleh tipuan iblis dan melakukan apa yang dikehendakinya. Itulah Okultisme. “Okultisme adalah suatu praktek penyembahan/kepercayaan kepada kuasa gaib (kuasa gelap) yang bukan Allah Sang Pencipta, yang mampu memberikan kuasa, kekuatan, kekayaan, kebahagiaan, kesembuhan, perlindungan kepada yang mencarinya dan yang mempraktekkannya. Dalam prakteknya sepanjang jaman, manusia dapat mencari berbagai kuasa dan kekuatan dari alam semesta dan isinya seperti : “ Manusia mencari kekuatan dari benda-benda hidup, benda-benda mati, pohon, batu-batuan, angin, mahluk-mahluk halus, roh, arwah, binatang dan organ-organ tubuh yang dimilikinya ( seperti misalnya : kumis atau bulu harimau, kuku atau taring bintang buas, dll).
Melawan Iblis dan Kuasa Gelap dengan perlengkapan senjata Allah.

Kekuatan untuk dapat menggunakan perlengkapan senjata Allah supaya dapat melawan Iblis dan semua kuasa kegelapan, ialah hidup di dalam Tuhan dan di dalam kekuatan kuasa-Nya. Itulah kekuatan Allah sendiri, yaitu senjata Roh Kudus, kekuatan sorgawi, kekuatan dari tempat Yang Maha Tinggi, kekuatan rohani, kekuatan yang kekal, dan merupakan kekuatan yang tidak bisa dilawan oleh kekuatan apapun yang ada di dalam dunia ini. Hanya orang yang di dalam Tuhan yang memiliki kekuatan ini, karena dia di dalam Tuhan dan Tuhan ada di dalam dia. Inilah kekuatan yang paling ditakuti oleh Iblis dan semua roh jahat yang ada di dalam dunia ini.
Kita diperintahkan untuk mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah. Senjata itu sudah ada dan siap untuk dipakai, bukan dibuat sendiri. Senjata ini bukan produksi dalam negri, bukan produksi luar negri, tetapi berasal dari sorga, dari Tuhan Yang Kekal. Allah telah menyiapkannya bagi orang beriman agar supaya dikenakan untuk melawan semua kuasa kegelapan yang mengacaukan hidup manusia. Dengan menggunakan perlengkapan senjata Allah ini, kita bersama Tuhan sanggup untuk mengalahkan semua kuasa kegelapan.

Kuasa kegelapan menggunakan metode-metode yang paling hebat dengan sistim yang paling rapi, maka orang beriman ditantang untuk menghadapinya dengan pengetahuan Firman Allah yang menyeluruh, yang luas, sehingga kuasa-kuasa jahat ini bisa dicegat dan dikalahkan dengan sebaik-baiknya. Jangan masuk medan perang rohani, tanpa perlengkapan senjata Allah. Hal semacam ini sangat berbahaya dan mematikan. Karena orang-orang beriman berhadapan dengan musuh-musuh yang mematikan. Musuh-musuh kita bukanlah darah dan daging, melainkan roh-roh gelap ( Bdk. Efesus 6:12 ).
Rasul Paulus ketika berada di penjara oleh bimbingan Roh Tuhan (Roh Kudus) ,ia menuliskan suratnya kepada jemaat Efesus tentang perlengkapan senjata Allah. Orang-orang Kristen yang sudah dilahir barukan oleh Roh Kudus mau tidak mau,suka atau tidak suka akan terlibat dalam peperangan rohani (spiritual battle). Dan Rasul Paulus mendapat hikmat dari Roh Kudus untuk melihat perlengkapan perang serdadu (tentara) Romawi. Mengapa mereka bisa selalu menang dalam pertempuran (dalam peperangan)? Rasul Paulus menuliskan ada 7 (tujuh) perlengkapan senjata Allah untuk mengalahkan semua kuasa kegelapan yaitu sebagai berikut :
  1. Berikatpinggangkan kebenaran ( Efesus 6:14 ).
  2. Berbajuzirahkan keadilan (Efesus 6:14 ).
  3. Kerelaan untuk memberitakan Injil Damai Sejahtera ( Efesus 6:15).
  4. Perisai Iman ( Efesus 6:16).
  5. Ketopong Keselamatan ( Efesus 6:17 ).
  6. Pedang Roh yaitu Firman Allah ( Efesus 6:17 ).
  7. Berdoa setiap waktu di dalam Roh dan juga berdoa untuk orang-orang Kudus ( Efesus 6:18 ).
Penjelasan :
  • Berikatpinggangkan Kebenaran. Istilah kebenaran ( Bahasa Yunani : aletheia ) diilustrasikan sebagai ikat pinggang. Ini adalah perlengkapan seragam militer seorang serdadu Romawi yang masuk dalam medan perang. Baju seragam perang harus ada ikat pinggangnya sehingga serdadu itu tidak kedodoran. Dua tangan memegang perisai dan pedang. Kalau tidak ada ikat pinggang, maka dia menjadi repot dengan diri sendiri dan tidak bisa berkonsentrasi untuk melawan musuh, dan kalau demikian keadaannya tentu hal ini sangat menyulitkan dia dalam medan pertempuran dan dia bisa mati konyol. Kebenaran adalah perlengkapan senjata yang sangat penting sehingga kita dapat bebas berperang melawan kuasa-kuasa kegelapan ( Iblis, roh-roh jahat, begu ganjang). Oleh kasih karunia dan anugerah Allah, kita yang hidup tidak benar dapat hidup dengan benar, jujur, tulus, dan dalam kebenaran. Apabila kita hidup dengan benar, dengan jujur, dengan tulus, menjauhi dusta, tipu daya dan kebohongan, maka kita dapat melawan dan menang atas bapa pendusta, yaitu Iblis bersama dengan roh-roh jahat pengikutnya.
  • Berbajuzirahkan Keadilan. Kalau kita mengamati istilah ini, hal ini sangat menarik, karena istilah keadilan (Bahasa Yunani : dikaiosune ) secara khusus bersangkut paut dengan proses hukum. Apabila seorang terdakwa terbukti kejahatannya, maka ia harus dan pasti dihukum. Bagaimana caranya supaya ia bisa bebas? Harus ada seorang pembela atau advokat yang mau membela si terdakwa dan kalau perlu mau dihukum ganti si terdakwa dalam penghakiman dan penghukuman. Apabila si pembela mau mati mengganti si penjahat yang seharusnya dihukum, maka hakim yang adil pasti menjatuhkan hukuman atas si pembela yang rela mengganti si terdakwa. Dengan proses penggantian ini, maka si terdakwa bebas dari hukuman. Si terdakwa dibenarkan oleh hakim, karena ada yang rela menggantikan si terdakwa. Proses ini namanya pembenaran dan si terdakwa tadi yang seharusnya menerima hukuman, berubah menjadi seorang yang dibenarkan dan ia menerima kebenaran. Inilah yang Tuhan Yesus perbuat bagi kita orang berdosa yang terdakwa berat di hadapan pengadilan Allah Yang Mahasuci. Kristus datang sebagai Penebus dosa-dosa kita dan Pembela kita di hadapan Mahkamah Pengadilan Allah (Bdk. Roma 8:31-39). Dia dihukum secara memalukan, digantung di tiang gantungan, di salib, sebagai ganti kita yang seharusnya di hukum mati dalam api neraka. Dengan percaya kepada Kristus, bertobat dan memberi diri dibaptis, serta mengikut Dia, kita yang dulunya orang yang berdosa, menjadi orang benar karena kita telah menerima anugerah Allah ini ( karena dibenarkan Allah di dalam Kristus). Kebenaran Kristus menjadi milik kita. Sebagaimana Rasul Paulus katakan : “ Karena kamu semua yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus “ ( Galatia 3:27 ). Pengalaman rohani ini adalah dasar yang luar biasa kuatnya, dan inilah senjata kedua untuk melawan Iblis dan semua kuasa kegelapan. Kuasa kegelapan tidak bisa melawan orang yang percaya dan menerima kebenaran atau keadilan Allah. Keadilan diilustrasikan sebagai baju zirah. Ini adalah perlengkapan yang dipakai oleh seorang serdadu Romawi, untuk melindungi dada khususnya, sehingga terlindung dari bahaya yang dari depan khususnya.
  • Kerelaan Untuk Memberitakan Injil Damai Sejahtera. Untuk dapat mengalahkan kuasa-kuasa kegelapan, orang beriman harus memakai senjata Allah ini, yaitu kerelaan untuk memberitakan Injil Damai Sejahtera. Kerelaan memberitakan Injil Damai Sejahtera ini diilustrasikan sebagai kasut. Kasut adalah perlengkapan seorang serdadu (tentara) Romawi, sehingga ia dapat dengan aman bergerak, berjalan, dan berlari dengan leluasa. Kita tidak boleh diam. Kuasa kegelapan harus disesak, dilawan dan diusir dengan cara terus-menerus, siap rela memberitakan Injil Damai Sejahtera. Tentunya dengan hikmat dan pimpinan Allah. Orang beriman yang telah diubah hatinya, akan terbeban, dan tidak bisa diam untuk memberitakan Injil, karena dia sendiri sudah mengalami damai sejahtera itu. Iblis dikalahkan karena orang beriman memberitakan “kabar sukacita” (Injil) yang mendatangkan damai sejahtera besar dan kekal, lalu tawanan Iblis dilepaskan dari kekacauan, kegelisahan, ketakutan, tekanan, beban berat dari hidup yang buruk. Karena mendengar Injil Damai Sejahtera, maka tawanan Iblis beramai-ramai menerima Kristus. Inilah senjata kita yang ke tiga. Rasul Paulus menuliskan dua hal mengenai Injil sebagai berikut :
    1. Injil adalah “ kabar baik” tentang kemuliaan dan rahmat Allah yang inti isi beritanya adalah “ pertobatan,pengampunan dosa dan hidup yang kekal di dalam Tuhan Yesus Kristus”.Allah telah menyerahkan Yesus karena pelanggaran kita, dan membangkitkan Dia karena pembenaran kita ( Roma 4:25).Dengan demikian Tuhan telah mengalahkan kuasa dosa dan maut, dan membukakkan kita jalan menuju kehidupan baru (Roma 8:1-4). Karena itu, kita memperoleh pengampunan dosa ( Kol 1:13), kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah ( Roma 5:1), dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah ( Roma 5:2)
    1. Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan. Injil mengandung kekuatan Ilahi. Sebab Injil adalah Firman Allah. Kalau yang berbicara ialah Allah Yang Maha Kuasa, Firman-Nya mempunyai kekuatan. Firman itu berkumandang lalu terciptalah apa yang sebelumnya tidak ada ( Kej 1:3). Firman yang keluar dari mulut Tuhan Allah tidak akan kembali kepada-Nya dengan sia-sia, tetapi akan melaksanakan apa yang dikehendaki-Nya ( Yer 23:29, Yes 55:11, Bdk Roma 4:21). Firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya ( Yes 40:8). Sebab Tuhan sendiri yang menjamin pelaksanaannya.
  • Perisai Iman. Untuk mengalahkan kuasa kegelapan kita harus memakai iman, kepercayaan, keyakinan pada Tuhan. Kita harus meminta pertolongan Roh Kudus ( Bdk 1 Kor 12:9 ) dan oleh Firman Tuhan ( Roma 10:17), beriman dan percaya pada Tuhan, hidup dari karunia Allah dan setia pada Tuhan. Inilah senjata yang keempat yang ditakuti kuasa kegelapan. Senjata yang keempat yaitu iman harus dipakai dalam segala keadaan, ketika menghadapi bermacam-macam tantangan dari kuasa kegelapan. Orang benar hidup oleh sebab iman ( Bdk Roma 10:17 ). Setiap saat dan dalam segala keadaan, kita harus hidup dengan senjata ini, yaitu iman.Tuhan Panglima Perang kita, memerintahkan supaya kita langsung mempergunakan senjata ini yaitu : iman. Pergunakanlah atau ambillah, menunjuk kepada perintah tegas dari Sang Komandan, supaya kita sungguh-sungguh mempergunakannya dalam peperangan rohani. Iman diilustrasikan sebagai perisai. Perisai adalah perlengkapan perang serdadu Romawi untuk menangkis anak panah musuh yang datang melayang secara mendadak. Dengan adanya perisai maka serdadu itu terlindung dan dapat menangkis anak panah musuh. Iman sangat melindungi kita terhadap serangan kuasa kegelapan yang mendadak. Dengan iman kita dapat memadamkan tembakan anak panah berapi dari si jahat. Anak panah dari kuasa kegelapan berupa : kekuatiran, kebimbangan, keragu-raguan, ketakutan yang menyerang kita secara luar biasa, dan serangan itu hanya bisa dipadamkan dengan iman, yaitu kepercayaan kepada Tuhan dan kepada semua Firman-Nya. Kita percaya dan beriman bahwa Allah sangat mengasihi kita, memelihara, melindungi, menjamin, menjawab doa, menguatkan, menjaga dan mengawal kita ( Bdk Mazmur 23 ). Memang hanya orang beriman yang dapat mengalahkan semua kuasa kegelapan. Pengalaman ketika penulis sedang mengalami ketakutan akan ancaman musuh yaitu iblis pernah berkata kepada penulis dalam satu penglihatan dan dia berkata : “ Aku akan membunuhmu“ ! sahutnya. Penulis sempat takut tetapi Roh Tuhan memberikan penulis damai sejahtera dan keberanian dan penulis berkata: “ Pergi kau Iblis di dalam nama Tuhan Yesus, aku tidak takut bahaya sebab Tuhan Yesus menjaga dan melindungiku. Dia Gembalaku yang baik. Tidak ada sesuatupun yang terjadi dalam hidupku tanpa seijin dan sepengetahuan-Nya....“. Dan Iblis itu pergi meninggalkan penulis. Iblis itu tinggi besar, tetapi memakai jubah hitam gelap. Penulis sebenarnya orang penakut, tetapi karena ada Tuhan Yesus Gembala Yang Agung penulis menjadi pemberani melawan Iblis dan kuasa kegelapan.
  • Ketopong Keselamatan. Ini berbicara tentang kepastian keselamatan, keyakinan akan hidup kekal yang utuh, bahwa kalaupun nanti mati pasti masuk sorga rumah Bapa Yang Mulia. Keyakinan ini, yaitu kepastian keselamatan hanya terdapat di dalam Kristus. Iblis gampang sekali menghancurkan orang yang tidak mempunyai kepastian keselamatan, sedangkan orang beriman yang mempunyai kepastian keselamatan ini sangat sulit diombang-ambingkan apalagi dikacaukan dan dibinasakan oleh Iblis, karena dia tahu dia pasti selamat. Keselamatan yang dari Tuhan ini bersifat sangat besar, abadi dan kekal,sempurna, tidak akan berakhir, tidak dapat dihitung, sangat luas dan selama-lamanya. ( Bdk . Ibr 2:3, Ibr 5:9, Ibr 7:25, Yes 51:6, Mzm 71:15, Yes 45:17). Keselamatan ini, diilustrasikan sebagai ketopong. Ketopong adalah perlengkapan serdadu Romawi kuno untuk melindungi kepala, sehingga selamat terhadap anak panah atau senjata mematikan dari pihak musuh. Kepala kita, pikiran, otak, angan-angan, rencana, cita-cita, cara berpikir, filsafat kita harus dilindungi Tuhan secara khusus, sehingga semuanya ini hanya berpikir sesuai dengan kehendak dan pikiran Tuhan. Iblis dan kuasa gelap bisa memberikan pikiran-pikiranya kepada kita. Sehingga kita perlu menaklukkannya dengan pikiran Kristus. Kuasa kegelapan sangat takut kepada orang yang pikirannya di dalam perlindungan Tuhan Allah dengan keselamatan yang dari pada Tuhan. Otak kita, pikiran kita harus dibawah perlindungan keselamatan dari Tuhan, sehingga kita berpikir seperi Tuhan Yesus berpikir. Hal itu berarti bahwa pikiran kita dipenuhi dengan keselamatan dan dengan demikian kita merindukan keselamatan orang lain juga.
  • Pedang Roh Yaitu Firman Allah. Senjata yang keenam yaitu Firman Allah, diilustrasikan sebagai pedang. Istilah makaira, diterjemahkan pedang, yaitu sejenis pedang pendek yang dipakai untuk pertempuran jarak dekat, oleh seorang serdadu romawi. Ini adalah senjata penting untuk perkelahian pada waktu perang antara dua orang secara langsung. Dalam peperangan melawan kuasa kegelapan kita harus mengenal suara Roh Tuhan yang memberikan Firman Tuhan yang khusus, dan menjadi pedang bagi kita untuk melawan Iblis secara langsung, dalam jarak dekat. Kita harus peka terhadap suara Tuhan yang berbicara kepada kita waktu peperangan secara langsung dengan kuasa kegelapan. Senjata ini disebut sebagai pedang Roh. Roh Tuhan yang akan berperang bagi kita dan membatu kita dalam peperangan rohani/spiritual battle. ( Zakaria 4 :6 ). Karena orang beriman setia membaca Kitab Suci, saat teduh (renungan pagi dan malam), maka pada saat peperangan rohani, Roh Tuhan mengingatkan Firman Allah yang pernah kita baca, menjadi reema, diberikan oleh Roh Kudus sebagai pedang-Nya lalu kita dapat melawan Iblis. Kewaspadaan rohani, pergaulan dengan Tuhan serta kepekaan terhadap suara Tuhan sangat dibutuhkan dalam peperangan rohani. Kuasa kegelapan sangat ngeri terhadap orang beriman yang peka terhadap suara Tuhan, yang hidup dalam Tuhan, yang setia membaca Alkitab dan yang bergaul akrab dengan Tuhan.Dalam peperangan rohani melawan penguasa-penguasa kerajaan angkasa dan roh-roh gelap,Firman Allah (Alkitab) memberitahukan kepada kita bahwa ada kuasa di dalam nama Tuhan Yesus untuk mengusir setan-setan (roh-roh jahat,jin,tuyul,begu ganjang,iblis ). Dan juga ada kuasa di dalam darah Tuhan Yesus (darah Anak Domba Allah) untuk mengalahkan satan,iblis,naga (setan,roh-roh jahat,jin,tuyul,begu ganjang) . Firman-Nya berkata : “ Lalu Yesus berkata kepada mereka : Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka,mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh." ( Markus 16:17-18). Dan dalam Wahyu Yohanes Firman-Nya berkata :Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba,  dan oleh perkataan kesaksian mereka.  Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut.” (Wahyu 12:11)
  • Berdoa setiap waktu di dalam Roh dan juga berdoa untuk orang-orang kudus. Senjata yang ke tujuh adalah : doa (berdoa). Rasul Paulus mengilustrasikan berdoa sebagai senjata Allah. Jadi apabila serdadu Romawi berada dalam kancah peperangan mereka harus dapat menyusun strategi dan menambah kekuatan phisik mereka dengan mengambil waktu berjaga-jaga. Sehingga mereka dapat menyusun kekuatan kembali dan dapat mendengar perintah dan petunjuk komandan untuk menyerang atau bertahan. Kita harus melindungi diri kita dan keluarga kita supaya berjaga-jaga dengan doa dan firman Tuhan serta mengingatkan mereka supaya tidak lalai, tetapi berdoa terus. Tuhan Yesus mengingatkan kita supaya bertekun senantiasa dalam doa. Rasul Yakobus menuliskan bahwa “ ....doa orang benar bila dengan yakin didoakan sangat besar kuasanya“ ( Yakobus 5 :16). Berarti ada kuasa di dalam doa. Ketika Nabi Elia berdoa supaya hujan turun maka hujan pun turun. Dan ketika dia berdoa supaya hujan tidak turun, maka hujanpun tidak turun.(Bdk 1 Raja-raja 17, 1 Raja-raja 18).Dan begitu juga ketika bangsa Israel berperang melawan musuh-musuhnya, ketika Musa menaikkan tongkat dan tangannya ke langit, maka menanglah bangsa Israel. Dan ketika Musa menurunkan tangannya karena kelelahan, maka kalahlah bangsa Israel, sehingga tangannya harus ditopang oleh Harun. Doa adalah perlengkapan senjata Allah yang mempunyai kuasa di alam rohani. Dengan berdoa maka kita sedang meminta Allah untuk berperang bagi kita.Dengan kata lain kalau kita berdoa, maka Tuhanlah yang bekerja. Dalam doa yang diajarkan Tuhan Yesus yaitu : “ Doa Bapa Kami“ kita melihat adanya permohonan dan permintaan kiranya Tuhan Allah menopang dan melepaskan kita dari si jahat (Iblis)....“..janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat...“. Musuh kita turun temurun yaitu : tabiat daging kita sendiri, dunia yang jahat ini dan Iblis senantiasa ingin menjatuhkan dan membinasakan kita. Dengan berdoa berarti kita mengandalkan Tuhan dan bukan kekuatan kita sendiri. Dan doa-doa syafaat kita untuk orang-orang kudus, hamba Tuhan perlu kita naikkan karena mereka terlibat dalam peperangan rohani, sehingga kita bisa bersatu di dalam doa. Ketika kita pergi pelayanan ke tempat persekutuan doa, ke kantor bekerja, pergi berbelanja ke pasar, pindah rumah ke suatu daerah, kita perlu berdoa dan mendoakan kesejahteraan kota dimana kita ditempatkan (berdomisili).
Kita bersyukur kepada Allah Bapa kita, yang telah mengaruniakan kepada kita Tuhan Yesus Kristus, Alkitab Firman Allah, Roh-Nya yang Kudus, para malaikat-Nya serta hamba-hamba-Nya yang benar. Sehingga dengan demikian kita bisa mengalahkan semua kuasa kegelapan (begu ganjang, santet, guna-guna, iblis, roh-roh jahat), dan terlepas dari belenggu okultisme. Kita tidak perlu takut kepada Iblis dan kuasa kegelapan karena Alkitab menyaksikan bahwa dia ( Iblis dan roh-roh jahat) telah dikalahkan dan dilucuti oleh Allah diatas kayu salib. Rasul Paulus mengatakan bahwa oleh kematian dan kebangkitan Kristus, kita terpelihara di dalam kasih karunia Allah. Dan kita adalah orang-orang yang lebih dari pada pemenang oleh Dia yang telah mengasihi kita.
  • “Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.” ( Roma 8 :37 ).
  • “ Semoga Allah, sumber damai sejahtera, segera akan menghancurkan Iblis di bawah kakimu. Kasih karunia Yesus, Tuhan kita, menyertai kamu!” ( Roma 16:20 ).

Soli Deo Gloria

Daftar Pustaka :

  1. “Antara Kuasa Gelap Dan Kuasa Terang ( Okultisme Ditinjau Dari Segi Iman Kristen)” Oleh : Pondsius & Susanna Takaliuang – YPPII Batu, Jawa Timur 2000.
  2. “Buku Penuntun Menghadapi Bahaya Laten Okkultisme Di Kalangan Masyarakat Batak” Oleh : Pdt. Rudolf M. Pasaribu, S. Th - Jakarta 2005
  3. “Rahasia Mengalahkan Begu Ganjang “ Oleh : Pdt. Jaharianson Saragih, S,Th. M.Sc. Ph.D. ( Artikel Surat Kabar SIB Kamis 3 Juni 2010 ). Penulis adalah Direktur Paska Sarjana STT Abdi Sabda Medan. Konselor dan Praktisi Pelayanan Pelepasan bersama Tim Okult STT Abdi Sabda.
  4. “Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid A-L ( The New Bible Dictionary)” Published by Inter-Varsity Press, Leicester LEI 7GP, England @ 1988 Inter-Varsity Press.
  5. “Adu Kuasa Dengan Penghulu Kegelapan ( Menuju Pemahaman Lebih Dalam Mengenai Kekuatan-Kekuatan Supernatural Dalam Peperangan Rohani)” Oleh : DR. C. Peter Wagner- Regal Books California USA-1990.

Sunday, July 3, 2011

“Kesaksian Dr.Maurice Sklar seorang Yahudi Russia dalam kujungannya melihat penglihatan tentang sorga”




“Kesaksian Dr.Maurice Sklar seorang Yahudi Russia dalam kujungannya melihat penglihatan tentang sorga”

Ini adalah pengalaman penglihatan dan pewahyuan spiritual dari Maurice Sklar, seorang pemusik rohani (Praise and worship violinist and psalmist) yang diceritakan dan ditulis oleh Maurice Sklar untuk memberkati umat Tuhan dengan pengharapan surga yang mulia dan memperingatkan bahwa kedatanganNya sudah sangat dekat!. Demikian ceritanya:

Pada hari Rabu, tanggal 4 Agustus 2010, sekitar pukul 10.30 AM, seorang malaikat datang di kamar tidurku, saya baru saja terbangun. Dia berkata padaku, “Aku dikirim oleh Tuhan untuk membawamu ke surga. Engkau harus ikut bersamaku sekarang. Pegang tanganku.” Jadi aku melakukannya. Tiba-tiba, saya berada di dunia roh. Kami keluar dan naik melewati langit-langit rumah dan ke atas ke udara seperti roket. Saat saya melihat ke bawah, rumahku menjadi semakin kecil dan kecil, sampai saya hanya bisa melihat kawasannya, kemudian kota dan kemudian area dari pantai barat California.

Sebentar kami berada di luar angkasa dan melihat bumi menjadi semakin kecil dan kecil. Kemudian saat saya melihat ke depan, kami bergerak sangat cepat sehingga bintang-bintang menjadi semacam kilasan panjang cahaya yang mengilang ke satu titik di cakrawala di depan kami. Kemudian, saya melihat sebuah planet mendekat yang tampak mirip dengan bumi. Malaikat berkata, ”Ini adalah planet Surga”. 

Kami turun ke dalam atmosfer dan sebentar saya bisa melihat bahwa kami berada di atas rangkaian gunung raksasa. Gunung ini ditutupi sepenuhnya oleh salju untuk beberapa jarak ke utara dari kami. Kami akhirnya mendarat di lembah yang spektakuler yang dikelilingi oleh gunung-gunung tertutup salju di tiap sisi dari lokasi kami.
Udara sangat bersih dan segar dan saya menghirup bau harum dari gentle breeze di bawah matahari yang terang dan nyaman.

Saya melihat sekitarku dan pada sisi dari gunung kami berada di bagian terbawah yang ditutupi oleh bunga-bunga berwarna violet, merah, merah muda dan kuning. Ini sungguh breathtaking! (sungguh mempesonakan). Warna-warnanya sungguh cerah dan jelas. Alam sungguh cantik sampai saya hampir-hampir jatuh berlutut di depan malaikat.
Tapi, melihatnya, saya menyadari bahwa hal ini tidak sewajarnya terjadi.
Dia menunjuk ke arah barat dari kami, dan berkata, ”Ayo berangkat dan lihat apa yang sudah dipersiapkan.”
Kami berjalan seberapa jauh kemudian saya berada dalam ketakjuban saat kami bergerak mendekati danau besar yang diairin dari salju gunung-gunung di atasnya oleh air terjun raksasa.
Saat mendekat, suara raungan air seperti memekakkan telinga, tapi juga terdengar seperti orkestra dan paduan suara yang bernyanyi bersamaan di bawah suara raungan air. Itu adalah yang bisa saya gambarkan sesuai aslinya. Suara itu membuat musik! Saat matahari mencapainya, air itu akan memantulkan semua warna yang pernah saya lihat seperti pelangi di air yang disemprotkan ke matahari, tapi lebih banyak warna lain yang belum pernah saya lihat.

Saya terdiam dalam ketakjuban. Tetapi, malaikat membuat kami menjauh dan melanjutkan perjalanan kami. Sebentar saya melihat sebuah tenda ”kota” yang besar. Kota ini terletak pada dataran tingggi dari pinggir danau yang dapat melihat pada gunung. Pada awalnya kota ini tidak tampak besar, tapi saat mendekat, saya menyadari bahwa kota ini sangat besar.
Kota ini memiliki 12 paviliun tenda, masing-masing dengan corong putih menjulang ke atas sedikitnya setinggi 10 lantai gedung. Pada puncak corong tersebut ada bendera yang menurut malaikat adalah bendera dari 12 suku Israel. Malaikat berkata, ”Ini sudah disiapkan untuk mereka yaitu Mempelai Mesias dari 12 suku Israel yang akan dilepaskan untuk melayani pada jam terakhir.
Ini adalah bagian dari jamuan pernikahan yang diperuntukkan bagi yang layak datang. Mereka yang tidak menyayangkan nyawa mereka sampai mati.

Saat kami memasuki tenda Benyamin, saya melihat banyak meja yang sedikitnya 100 kaki panjangnya. Masing-masing set peralatan makan dari emas yang tak tanggung-tanggung , gelas minum crystal berkaki dan piring-piring yang tampak dibuat dari ibu mutiara.
Tiap meja diatur demikian rupa sehingga semua bisa melihat ada 1 meja yang lebih tinggi di bagian tengah. Pada tengah-tengah meja tersebut, ada semacam kursi “tahta”. Saya tahu begitu saja bahwa itu pasti milik Tuhan Yeshua di mana Dia akan duduk.
Pada tiap setting ada tampak nama-nama mereka yang diundang pada plat nama berbentuk kotak kecil dari emas.
Beberapa tampak rumit dibanding lainnya dan dikelilingi oleh batu mulia dan permata. Seluruh pavilun tenda dibentuk seperti bintang Daud dengan 12 suku mengelilingi meja tengah yang lebih tinggi yang sedikitnya juga berukuran 100 kaki panjangnya.
Saya diperbolehkan melihat beberapa plat nama yang duduk di meja Tuhan.
Abraham, Daud, Musa, Elia dan nama lain dari Alkitab memiliki tempat di situ. Rasul-rasul dari Domba Allah juga ada di situ. Tetapi ada nama-nama lain yang tidak kukenali juga ada di meja tersebut. Kita tidak dapat mengetahuinya pada saat ini.
Malaikat yang gagah perkasa yang bersamaku ditutupi pakaian berwarna putih dan sangat terang untukku untuk melihat secara langsung saat dia berdiri di sampingku. Dia menangis, ”Diberkatilah mereka yang akan duduk di sini. Tuhan pasti memberi penghargaan bagi semua yang setia padaNya. Mereka adalah kesayanganNya. Mereka adalah MempelaiNya. Beritahukan pada mereka yang masih di bumi.
 
SEMUANYA SUDAH SIAP! DOMBA ALLAH BERDIRI DI PINTU UNTUK MENAMPAKKAN DIRI PADA YANG DIKASIHINYA, MEMPELAINYA!
BERJAGA DAN BERDOA SUPAYA ENGKAU DIANGGAP LAYAK UNTUK LEPAS DARI MURKA YANG AKAN DATANG YANG SEBENTAR LAGI DICURAHKAN KE BUMI.

Sembunyikan dirimu di tempat rahasia dengan pelitamu menyala terang.
LIHAT, MEMPELAI PRIA DATANG! Saat dia berbicara, malaikat Allah mulai bersinar lagi sangat terang sehingga saya menyembunyikan wajahku dan jatuh tertunduk di depanNya.
Sebentar, saya dapat bangkit lagi. Dia menarikku ke atas dan saya dapat melihat padanya lagi. Dia berkata, sekarang saya akan membawamu mendengar beberapa musik surga. Kemudian, secara tiba-tiba, kami berdiri di luar dari apa yang tampak seperti ruang konser, tetapi lebih agung dari apa yang pernah saya lihat. Kami naik bertahap ke pintu masuk yang dikelilingi oleh tiang-tiang besar. Ada yang lain yang datang ke konser, baik malaikat maupun manusia. Beberapa menunduk kepadaku dan menyambut ku saat masuk, tetapi saya tidak mengenali mereka.

Kami duduk di tempat duduk kotak di tengah di bagian depan dari orkestra simfoni yang besar. Saya sangat terkejut saat melihatnya hampir sama dengan konser di bumi. Bahkan saya bisa mengenali beberapa dari musisi, beberapa saya ketahui dari pewahyuan bahwa mereka adalah musisi besar di masa lalu, dan beberapa saya kenali dari hidupku bahwa mereka telah meninggal dan telah berada di surga.

Malaikat secara pelan berkata di telingaku. Ini adalah konser untuk menghormatimu. Komposer, Gustav Mahler di sini di surga. Dia telah menggubah sebuah simfoni untukmu. Kemudian Tuhan datang di panggung dan memimpin konser. Saat Dia masuk, semua audiens berlutut menyembah dan menghormati kehadiranNya.
Kemudian, saat musik mulai, saya masuk dalam dunia ”ekstaksi” di mana saya tidak bisa menggambarkannya dalam kata-kata. Musik ini memang jelas dalam gaya Mahler, tetapi tanpa ada unsur kesedihan atau keputusasaan. Saya menjadi rendah hati dan takjub melampaui kata-kata.
Ini adalah musik paling cantik yang pernah aku dengar. Saya tertawa. Saya menangis. Saya jatuh prostrate di hadapan tahta Allah dan menyembah (Bagaimana saya melakukan hal ini saat mendengar musik, saya tidak tahu). Saat mendengar, sesuatu di dalam diriku yang ada dalam sakit parah disembuhkan dan tidak sakit lagi. Saat selesai, saya meminta dengan sangat pada malaikat untuk membiarkanku tinggal di sana dan tidak pergi atau kembali ke bumi lagi.
Tetapi, malaikat berkata, ”Ini belumlah waktunya. Tetapi,saya akan menunjukkan padamu satu dari rumah-rumahmu.” Tiba-tiba, kami berada di luar di gunung-gunung lagi. Saya tidak tahu, tapi mungkin ini berada di lokasi yang sama. Kami berada di samping gunung. Kami berjalan ke atas di jalan berangin yang tampak seperti ”shimmer” seperti plate dari paviliun tenda.

Ini tampak seperti marble, ibu mutiara, emas dan kaca, semua pada saat bersamaan. Akhirnya, kami sampai pada dataran tinggi datar yang tampak seperti Alps Swiss atau Bavarian. Ini dipenuhi dengan rumput-rumput yang terpotong secara sempurna.Kami berdiri di depan gerbang emas yang memiliki ukiran cantik. Pada bagian atas adalah namaku, “Maurice Sklar” yang terukir pada piringan kotak dari batu/kaca/emas. Ini ditutupi oleh batu-batu berharga dan shimmered dan berkilau-kilau pada matahari sore.

Saya dalam ketakjuban! Dua pintu gerbang terbuka dengan sendirinya saat kami memasuki semacam taman bergaya Jepang dengan aliran air melaluinya.

Taman ini memiliki jalan berliku yang dikelilingi oleh bunga-bunga mawar paling indah, bunga-bunga lain dan pohon yang dipotong rapi seperti ala Jepang di sela-selanya.
Ada juga ikan berwarna warni yang berenang di aliran air tersebut.
Kami berjalan melalui jembatan kayu melengkung yang melalui aliran air saat kami mendekati mansion/rumah besar. Ada juga hutan kecil di sekitar taman, dan saat aku melihat ke arah kiri saat melwati jembatan, saya dapat melihat air terjun dari formasi batu dari ketinggian 40 kaki di atas. Air terjun ini mengalirkan air dan datang dari gunung saya.Malaikat memberitahukanku bahwa seluruh gunung tersebut adalah milikku, bersama dengan artis-artis dan musisi yang hidup di dalamnya.
Kami akhirnya sampai ke pintu depan, dan rumah tersebut tersembunyi dalam semacam hutan kecil. Tetapi, sekarang aku bisa melihat pemandangan yang lebih jelas setelah melewati jembatan kayu dan ini memakan waktu hanya satu kali napas saja! Ini tampak seperti rumah kayumerah dan kaca yang modern.
Ada lantai untuk jendela langit-langit depan untuk melihat ke arah taman.
Rumah ini memiliki banyak sudut dengan jendela miring yang tampak seperti kristal murni dan bukan kaca biasa.

Pintu-pintunya lebih dari 25 kaki tingginya dan dibuat dari kayu berukir seperti dari kayu jati.Pintu ini memiliki bintang Yahudi besar yang terpasang di sebagian pintu satu dan sebagian kali di satunya dari bahan batu kaca dari karang mutiara.
Tetapi bintang ini bersinar dari dirinya sendiri. Ada knop pintu besar, tapi pintu ini juga akan membuka dirinya sendiri saat kami masuk.
Saat saya melihat di bagian depan, sinar terang menyeruak masuk ke rumah dari setiap sisi dan langit-langit seperti kristal yang diselang seling dengan kayu redwood besar seperti balok yang pergi dari satu dinding ke dinding lain.

Kemudian saya memasuki ruang tamu dan sungguh menakjubkan! Seperti setiap rumah impian yang pernah saya pikirkan, ini memiliki furnitur kontemporer, langit-langit yang memiliki ketinggian 2 sampai tiga tingkat, sungguh-sungguh terbuka lapang.
Dinding seluruh punggung adalah lantai untuk kaca kristal langit-langit. Saya memiliki pemandangan tampak seperti lukisan Gunung Fuji di tengah danau gunung yang sangat bagus/agung, yang setiap sisinya dikelilingi oleh gunung-gunung yang tampak seperti Himalaya.

Saya tidak pernah berpikir pemandangan semacam itu. Saya hanya terkesiap takjub.Ada perapian besar di tengah tembok belakang, tapi entah mengapa aku bisa melihat melalui nya.
Pada bagian kiri belakang, ada pintu kristal yang terbuka ke dek kayu merah.
Ada juga kolam yang sepertinya terhilang ke pemandangan gunung. Tidak ada pinggiran/batas yang saya perhatikan juga diairin dari air terjun dan aliran yang mengalir ke halaman depan.
Saya kemudian menuju ke ruang tidur yang sungguh indah. Rumah terbaik adalah ”ruang musik” tentunya. Ruang ini memiliki karpet beludru tebal yang berwarna ungu tua, dan saat saya masuk, ini tampak menjadi semacam ruang pertunjukkan kecil atau ruang konser.

Saya dapat memberitahukan bahwa ruangan ini akan mengembang atau mengecil tergantung pada siapa atau seberapa banyak orang di sana. Pada satu sisi, ada pintu seperti kubah dan di dalamnya ada puluhan instrumen berdawai besar. Sebagian dibuat untukku dan satu tempat kosong di mana Tuhan menjanjikan akan membuat violin untukku dan saya dapat melihatnya, setelah saya masuk Surga!
Ada kotak-kotak berisi busur yang berkualitas dengan disisipin batu-batu berharga dan harta musikal lain yang tidak saya sebutkan saat ini.
Kemudian, malaikat yang telah mendampingi saya, mengatakan, “Ada tempat lain ke mana saya harus membawa Anda”.

Aku mengambil tangannya lagi, dan kami tiba-tiba di depan sebuah bangunan yang tampak seperti gudang besar.

Kami masuk ke dalam dan aku merasa seperti aku berada di bangunan gudang terbesar yang pernah kulihat. Aku nyaris tak bisa melihat dinding yang jauh jaraknya.

Itu tampak seperti lemari pakaian terbesar yang pernah ada!Ada dua belas deret panjang jubah dengan tali bahu yang besar di puncak mereka. (Itu cara terbaik yang saya bisa menggambarkannya. Aku belum pernah melihat pakaian tampak seperti itu. Seperti ada bar atau papan kayu kecil di bagian atas masing-masing seperti tongkat tirai kecil tempat jubah itu tergantung).

Jubah digantung sepanjang rak pakaian yang membentang sejauh yang saya bisa melihat. Kami tiba-tiba di atas pada platform seperti catwalk dan aku bisa melihat semua jubah. Ada dua belas barisan panjang yang tampak seperti ribuan jubah identik yang pergi sejauh yang saya bisa melihat. Lalu malaikat itu berkata padaku, “Ini mantel untuk satu jam terakhir yang datang atas bumi. Ini adalah untuk pelayanan akhir zaman nabi Elia. Akan ada dua belas ribu dari masing-masing suku Israel yang akan membawa salah satu mantel.

Lalu, kami masuk ke ruangan lain yang lebih kecil dari gudang yang sama. Ada mantel lainnya yang tergantung di dinding di setiap sisi. Ini semua tampak berbeda dari satu sama lain. Aku tahu entah bagaimana bahwa mereka telah dipakai oleh orang-orang kudus yang besar dan pelayanan di masa lalu. Aku terkejut melihat beberapa dari abad pertengahan, maupun yang dikenakan oleh para rasul gereja mula-mula, dan bapa-bapa gereja.

Pada panggung di ujung ruangan ini adalah tiga jubah yang digantung berdampingan, dengan yang menengah atas lebih tinggi daripada yang lain. Di sisi kiri adalah jubah yang tergantung di bawah skala jenis kuno dengan dua mangkuk yang seimbang bersama. Aku segera menyadari bahwa kedua ini mewakili simbol untuk keadilan dan hukum.

Malaikat itu tampaknya tahu apa yang saya berpikir dan berkata, “Ya, itulah yang mantel yang dikenakan Musa . Ini adalah mantel dari pemberian Taurat kepada umat Israel “Lalu. Aku melirik ke kanan. Aku melihat rambut rompi kulit kasar yang memiliki sabuk di tengah. Malaikat berkata, “Itu adalah jubah Nabi Elia. Keduanya akan dikenakan lagi pada jam terakhir, seperti yang sudah tertulis.
Lalu, aku melihat di tengah jubah yang terletak lebih tinggi daripada yang lain. Warnanya putih. Pada awalnya ia terlihat sangat polos, tapi kemudian saat aku terus melihat, menjadi terang dan terang sampai akhirnya itu begitu menyilaukan bahwa aku tidak dapat tahan melihat itu lagi. Ketika saya berbalik mata saya jauh, malaikat itu berkata, “Ini adalah jubah disediakan untuk Yeshua Mesias ketika dia kembali ke bumi dengan semua orang kudus. Ini akan dicelup dalam darah. Firman Allah akan dilihat oleh semua! “

”Apakah Anda tahu apa yang telah Anda lihat?”, Malaikat bertanya padaku. Aku berkata, “Tidak, Sir. tidak sepenuhnya. Tapi kau tahu “Dia menjawab.,” Anda telah melihat ruangan tempat mantel yang disediakan untuk penghakiman terakhir pada jam yang segera datang atas dunia.Beberapa orang telah melihatnya. Para malaikat telah selesai semuanya. Semua ini sekarang sudah siap!Engkau harus menulis apa yang telah kau lihat sehingga umatku bisa tahu seberapa dekat DiriKu pada jam terakhir! AKU DATANG SEGERA! “

Selagi malaikat itu berbicara, tiba-tiba aku menyadari bahwa itu adalah Tuhan sendiri yang telah bersama dengan saya. 

Dia telah mengambil bentuk malaikat itu. Dia tampak tumbuh dan tumbuh sampai aku kewalahan dan sekali lagi cahaya itu membutakan saya yang datang dari wajah-Nya. Saya kemudian jatuh tertelungkup lagi dan menyembah Dia. Untuk Dia adalah Raja segala raja dan Tuhan segala Tuhan!
Kemudian, terang dan kemuliaan terangkat, dan Dia muncul kembali dalam jubah biru dan putih. Dia tampak seperti manusia sekarang, meskipun aku tahu bahwa Dia adalah TUHAN. Dia berkata padaku, “Maury, Aku ingin Engkau melihat Balai Besar Mahkota” dan tiba-tiba kita berada di sebuah benteng besar dengan bentuk gabungan dari beberapa macam bangunan.

 Gedung ini tampak seperti Buckingham Palace, Versailles, dan Taj Mahal, semuanya pada waktu yang sama. (Aku tahu kedengarannya aneh, tapi itu adalah apa yang tampak seperti saya)
Saya terpesona pada keagungan bangunan ini.. Kami berjalan di pintu-pintu gothic ini dan kami berada di sebuah lorong, serambi besar seperti meja panjang yang kecil di kedua sisi. Mereka tertutup dalam materi seperti beludru hitam, hanya lebih mewah. Di atas setiap meja kecil adalah sebuah mahkota. Masing-masing berbeda, tetapi semua itu begitu indah sehingga aku melihat mereka dan menangis! Sepanjang dinding dan langit-langit adalah lukisan halus dan jenis ukiran seperti yang di Vatikan, hanya jauh lebih besar. Foyer atau lorong ini terjulur ke depan kami sejauh yang saya bisa melihat di kejauhan.

Setiap sepuluh kaki di setiap sisi sebuah mahkota emas tampak di atas meja terbungkus beludru hitam. Masing-masing punya nama di bawahnya. Beberapa dipenuhi ribuan batu mulia. Ada yang tercakup dalam berlian, dimana Tuhan berkata mewakili jiwa. Batu-batu lain merupakan tindakan besar cinta dan pengorbanan bagi Kerajaan Allah. Beberapa memiliki perbatasan merah di sekitar dasar mahkota mewakili kemartiran. Beberapa seperti tiara kecil berlian. Ada yang begitu besar bahwa mereka telah berlian solid naik dua dan tiga kaki. 

Semuanya seperti karya seni terbaik yang pernah kulihat! Seperti sebuah patung Michelangelo, atau lukisan Raphael, masing-masing hanya menambah kekaguman dalam diriku.
Beberapa mahkota kurang hiasan adalah untuk para gembala – gembala kawanan yang telah hidup benar dan setia, tapi kecantikan mereka bahkan lebih bergerak entah bagaimana. Aku menangis dan menyembah Tuhan seperti yang kita berjalan di bagian yang besar dari Ruangan Mahkota.
Kemudian, tiba-tiba, aku kembali di kamarku lagi. Hampir setiap saat telah berlalu. Aku merasa aku sudah di surga selama berjam-jam atau bahkan beberapa hari, tapi itu hanya saat waktu yang sebentar untuk ukuran bumi.

Ini adalah tulisan benar yang bisa aku tulis sesuai apa yang saya alami. Harap mengerti bahwa saya tidak menganjurkan doktrin atau menambah Alkitab dengan cara apapun. Ini adalah sebuah visi, dan karena semuanya merupakan wahyu supernatural, itu harus dinilai sesuai dengan otoritas yang lebih tinggi yaitu Kitab Suci. Meskipun demikian, saya harus patuh dan merekam apa yang saya lihat dan dengar dalam pengalaman surgawi, seperti firman Allah untuk saya lakukan.

Semoga Tuhan terus memberkati Anda berlimpah, teman-teman yang terkasih!

Sumber: http://gazette.kingedwardltd.com/?p=2067

Soli Deo Gloria