Saturday, January 31, 2009

Senyumlah Pada Tuhan


Senyumlah Pada Tuhan

Banyak orang tak mau banyak-banyak tersenyum karena hidup di kota besar bukan perlu senyum, tapi punya banyak uang baru bisa tersenyum. Walau uang bisa tersenyum pada orang, senyum perlu uang agar orang tetap bisa tersenyum pada kemiskinan. Maka di kota, orang tersenyum untuk dapat uang agar orang bisa punya uang dan kemiskinan tak lagi tersenyum padanya.

"Tersenyumlah, Bu," begitu kata seorang ibu setengah baya pada seorang ibu yang lebih muda di sebelahnya, yang senyumnya belum datang seperti juga ibu di depannya, di belakangnya; seperti juga bapak-bapak di samping kiri, kanan bahkan seperti yang tua-tua yang duduk bersila, bersandar pada dinding joroknya; juga yang di sudut-sudut ruangan sempit dan pengap malam itu. Senyum semua orang seolah sembunyi pada gelapnya malam. Hanya beberapa anak kecil yang duduk dan tidur-tiduran di bagian depan, tertawa-tawa seolah tertawa pada miskinnya tempat itu, miskinnya mereka sendiri. Hujan sudah reda. Gerimis masih ada dari sisa deras hujan sebelumnya, tapi banyak air membasahi lantai yang terbawa dari baju lusuh basah orang-orang yang datang, duduk bersila di basahnya lantai di sesaknya ruangan itu.

"Tersenyumlah, Bu," kata ibu setengah baya itu lagi. Ibu yang disapa belum juga tersenyum. Bau tak sedap bercampur pada lusuh wajah selusuh basah bajunya. Ibu muda itu, seperti orang lain di tempat itu adalah para pemulung. Kebaktian belum dimulai, namun sebagian dari mereka bukan datang untuk kebaktian, tapi untuk makan; kadang untuk uang walau sering tak ada makan dan tak ada uang di tempat sempit dan pengap itu. "Saya sudah sering senyum, pada pagi, pada kehidupan, pada kemiskinan, juga pada malam hujan seperti ini," katanya. Hujan memang selalu membuat, bukan saja diri dan bajunya menjadi basah selusuh-lusuhnya, tetapi juga rumah kardusnya di pinggir rel kereta di seberang sana itu, pastilah sudah menjadi rusak sebasah-basahnya; dan pastilah juga ia harus menatap langit tanpa bulan di atas sana

pada tidur malamnya sehabis hujan malam itu. Dan siapakah yang berani berkata padanya, "Sudah, hujan sudah kehabisan airnya, jadi tidurlah saja dengan tenang di pinggir jalan sambil berharap-harap pada hujan, agar hujan tak lagi mendatangkan basah air hujannya." Biasanya hujan memang datang lagi tengah malamnya atau pagi-paginya. Sebelumnya atau sesudahnya, sama saja, basahlah pasti tidurnya.

"Oh, kapan aku bisa berlindung dari basahnya hujan, atau berharap pada hujan agar tak hujan?" lanjutnya. "Tenang, Bu. Tuhan pasti mendengar kesusahan ibu karena Tuhan itu baik," kata ibu setengah baya yang penuh senyum tadi dengan sabar. "Yesus telah memberikan keselamatan kekal itu pada kita dengan rela mati di atas kayu salib. Pastilah Ia

sangat mengasihi kita semua. Maka, tersenyumlah pada Tuhan," lanjutnya. "Bagaimana bisa? Aku hidup dalam lusuh basah bajuku, sementara banyak orang hanya senyum untuk uang. Dan sementara aku senyum untuk baju basah lusuhku, aku juga harus senyum bukan untuk uang tapi untuk Tuhan?" sergah ibu muda itu. Kebaktian hampir dimulai, percakapan masih jauh dari sepakat. Ibu muda itu semakin membatu sementara ibu setengah baya itu dengan sabar menjatuhkan setetes demi setetes air kerinduan akan Tuhan dalam bait-bait senyumnya. Ada kesedihan dalam getir gentar jiwanya melihat keras membatu hati di hadapan matanya, tetapi senyum itu tetap di jiwanya, mengalir dan mengalir tak habis-habis seolah-olah di sanalah tempatnya Sumber Kehidupan.

Malam makin jauh malamnya. Gerimis belum berhenti gerimisnya. Masih basah baju mereka, hujan kecil-kecil menyanyikan pujian bagi Tuhan dalam rintik-rintiknya. Tuhan para pemulung di ruang sempit dan pengap. Tuhan atas 'senyum yang belum juga datang'.

Kebaktian selesai. Percakapan dimulai lagi. Percakapan semakin jauh dari sepakat. Ibu muda itu kini benar-benar sudah membatu, meski baru saja ia menyanyi Haleluya. Ibu setengah baya itu akhirnya menghentikan kata-katanya demi kesabarannya dalam tetap senyumnya, "Andai suatu saat nanti ibu muda ini mau tersenyum untuk Tuhan dan bukan untuk malam, untuk hujan dan untuk uang...," pikirnya. Tetapi ibu muda itu tetap menggerutu pada basah lusuh bajunya, pada
malam hujan basah rumah kardusnya, pada Tuhan atas hujan malam itu.

Ibu setengah baya itu diam seperti malam, namun senyum masih ada di jiwanya dan mengalir di hatinya, terlihat di bibirnya dan terpancar di matanya. Namun angin malam itu telah membawa senyumnya pergi menjauh dari seorang ibu muda
yang membatu, juga dari sebagian besar orang lusuh dalam lusuh basah baju mereka di tempat itu, yang hanya mau tersenyum pada uang tak juga pada Tuhan. Tak hanya orang yang banyak uang yang tak mau senyum pada Tuhan. Hanya
sedikit yang tersenyum untuk Tuhan dan bukan untuk uang - senyum itu memang hanya hidup di sana, pada sedikitnya mereka yang senyum pada Tuhan.

Sebelum ia tahu bahwa kanker tengah merongrong kesehatannya, sebelum semua tahu bahwa kanker itu bertahun-tahun telah ia bawa pergi sampai ke tempat sempit dan pengap, ibu setengah baya itu dulu pernah bilang, "Bukan aku yang tersenyum padamu, tapi Tuhan memang tersenyum padaku, padamu; maka tersenyumlah juga pada Tuhan."

Dan ketika tahu bahwa kehidupan tak lagi berpihak padanya, ia tetap berkata, "Tersenyumlah selalu pada Tuhan, maka engkau akan tersenyum pada kematian."

Ibu setengah baya itu, Ibu Mien, kukenal memang dengan senyumnya. Senyum yang datang dari Sumber Kehidupan. Senyum yang telah memberi terang pada malam. Ia baru saja pergi, meninggalkan sedih yang dalam di hatiku dan basah
di mataku, tapi ia sendiri telah menyambut kematian itu dengan senyum sukacitanya. Bukan karena kematian itu diam-diam seperti diamnya malam, tapi karena sempat ia diberi waktu mengabarkan Injil, sampai hari di ujung hari-harinya, meski harus ke tempat sempit dan pengap.

"Karena Tuhan itu baik," katanya.
Masih dapat kuingat senyumnya, pada malam, pada kehidupan, pada kematian, pada Tuhan. Senyum dari Sumber Kehidupan yang dibawanya pergi, telah ditinggalkannya pula bagiku.

Salam,
Dalam cinta kasih Tuhan Yesus Kristus, Chandra Wirapati.

Wednesday, January 28, 2009

Arti Penting Kebangkitan Kristus


ARTI PENTING KEBANGKITAN KRISTUS


Semua agama, kecuali 4 agama besar, berdasar kepada filsafat. Dari 4 agama besar yang berdasar kepada kepribadian pendirinya, hanya agama Kristen yang menyatakan kubur kosong bagi pendirinya.

Tanpa kebangkitan, iman Kristen tidak mungkin muncul. Murid-murid-Nya hanyalah simbol kekalahan dan kehancuran. Mungkin mereka akan mengingat Yesus sebagai guru terkasih mereka, dan penyaliban hanya akan melenyapkan harapan akan mesias. Salib akan kelihatan menyedihkan dan memalukan sebagai akhir karir Yesus. Kekristenan mula-mula sangat bergantung kepada kepercayaan murid-murid-Nya bahwa Tuhan telah membangkitkan Yesus dari kematian.


Jika ditanya mengapa kebangkitan Yesus Kristus disebut sebagai bukti diri-Nya adalah Anak Allah?

Jawabnya:

1. Dia bangkit dengan kuasa-Nya sendiri. Dia mempunyai kuasa untuk memberikan nyawa-Nya dan untuk mengambilnya kembali (Yohanes 10:18). Ini tidak bertentangan dengan pasal lain yang menyatakan Yesus dibangkitkan oleh kuasa Bapa, karena Bapa dan Anak bekerja bersama-sama, seperti halnya penciptaan, tiga pribadi Allah, yaitu: Bapa, Anak dan Roh Kudus bekerja sama secara harmonis.

2. Secara jelas Yesus telah menyatakan bahwa Ia adalah Anak Allah, kebangkitan-Nya dari kematian merupakan materai/persetujuan dari Allah Bapa akan kebenaran pernyataan-Nya. Jika Allah tidak menyetujui pernyataan Yesus sebagai Anak Allah, maka Allah tidak akan membangkitkan Yesus dari kematian. Kenyataannya Allah membangkitkan Yesus dari kematian, seolah Allah Bapa mengatakan: "Engkaulah Anak-Ku, hari ini Aku menegaskan sejelas-jelasnya."


Khotbah Rasul Petrus saat hari Pentakosta juga berdasar kepada Kebangkitan Kristus (Kisah Para Rasul 2:14-40). Tidak sekedar tema khotbah, tetapi menekankan pentingnya kebangkitan. Kalau ajaran kebangkitan dihilangkan, maka semua ajaran kekristenan akan hilang.

Kebangkitan merupakan:

  1. Penjelasan kematian Yesus
  2. Penggenapan nubuat dalam Perjanjian Lama tentang Mesias
  3. Sumber kesaksian murid-murid
  4. Alasan pencurahan Roh Kudus
  5. Menegaskan posisi Yesus sebagai Mesias dan Raja.

Tanpa kebangkitan, posisi Yesus sebagai Mesias dan Raja tidak akan terjelaskan.

Tanpa kebangkitan, pencurahan Roh Kudus akan meninggalkan misteri yang tidak dapat dijelaskan. Tanpa kebangkitan, sumber kesaksian murid-murid hilang.

Kebangkitan adalah penggenapan dari nubuat mengenai Mesias yang akan bangkit di dalam Mazmur 16:10, 'tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan.'

Jelaslah bahwa khotbah pertama kekristenan berdasar kepada Yesus yang telah bangkit.

Perjanjian Baru bergaung kepada fakta Kebangkitan Yesus. Injil-injil mencatat pernyataan Yesus bahwa Ia akan dikhianati, dibunuh dan bangkit lagi. Mereka menyaksikan bahwa kubur telah kosong dan Ia menampakkan diri kepada murid-murid-Nya seperti yang telah dikatakan-Nya.

Kisah Para Rasul mencatat Kebangkitan Kristus sebagai fakta dan membuatnya menjadi pusat pengajaran.

Surat-surat dalam Perjanjian Baru dan Kitab Wahyu menjadi tak berarti tanpa kebangkitan Yesus.

Kebangkitan diterima baik oleh:

  • - Keempat Injil yang terpisah
  • - Sejarah kekristenan mula-mula (Kisah Para Rasul)
  • - Surat-surat: Paulus, Petrus, Yohanes, Yudas, dan Surat Ibrani.

Ada banyak kesaksian yang dapat dipercaya. Dan karena Perjanjian Baru adalah kesaksian sejarah yang dapat dipercaya, maka Kebangkitan Kristus adalah fakta obyektif yang dapat dipercaya.

Sejak awal, kekristenan mula-mula secara bersama-sama memberikan kesaksian mengenai kebangkitan Kristus. Ini merupakan dasar pengajaran dan iman gereja dan telah masuk ke dalam literatur Perjanjian Baru. Jika semua pasal yang berhubungan dengan Kebangkitan dihilangkan, maka akan didapatkan Perjanjian Baru yang kacau, yang tidak dapat dijelaskan. Kebangkitan secara kuat masuk ke dalam kehidupan orang Kristen mula-mula. Ini muncul dalam kubur, lukisan-lukisan dinding, muncul dalam himne, dan menjadi tema yang kuat dalam penulisan-penulisan pembelaan iman Kristen pada empat abad pertama.

Jika kebangkitan bukan peristiwa sejarah, maka kuasa kematian tetap tidak dikalahkan; Kematian Kristus menjadi tidak ada artinya, dan umat yang percaya kepada-Nya tetap mati dalam dosa. Keadaannya akan tidak berbeda dengan sebelum mendengar nama-Nya.

Sulit untuk menggambarkan depresi yang hebat akibat penyaliban Yesus yang dialami para murid. Mereka tidak memiliki konsep bahwa kebangkitan lebih berarti daripada kematian. Mereka berpikir bahwa Mesias akan memerintah selamanya (Yohanes 12:34). Tanpa percaya kepada kebangkitan Yesus, tidak mungkin para murid percaya kepada Yesus yang hanya mati saja.

Kebangkitan mengubah bencana menjadi kemenangan. Karena Tuhan telah membangkitkan Yesus, maka Yesus secara tegas dinyatakan sebagai Mesias. Dengan demikian makna penyaliban, oleh karena kebangkitan, kematian yang memalukan itu berubah menjadi kematian yang berperan dalam penyelamatan umat manusia.

Tanpa kebangkitan, maka kematian Yesus hanyalah kutukan Tuhan, tetapi dengan kebangkitan, maka kematian Yesus sekarang dilihat sebagai suatu peristiwa dimana pengampunan dosa umat manusia sudah terjadi. Tanpa kebangkitan, kekristenan tidak pernah terjadi, para murid hanya melihat Yesus sebagai guru yang baik dan tidak akan pernah percaya bahwa Yesus adalah mesias.

Kebangkitan adalah fakta penting, karena kebangkitan menggenapkan keselamatan kita. Yesus datang untuk menyelamatkan kita dari dosa, dan sebagai akibatnya menyelamatkan kita dari kematian.

Kebangkitan juga membuat perbedaan yang tajam antara Yesus dengan semua pendiri agama. Tulang-tulang dari semua pendiri agama, selain Yesus, masih berada di bumi, tetapi kubur Yesus kosong. Dampak dari kebangkitan, besar. Hidup menjadi memiliki harapan, kehidupan lebih berkuasa daripada kematian, kehidupan pada akhirnya menang.

Tuhan telah menyentuh kita di sini, Tuhan telah mengalahkan kematian, musuh terakhir kita.

Kebangkitan telah mengubah hidup para murid sebelum dan sesudah kebangkitan. Sebelum melihat kebangkitan, mereka lari, menyangkal Gurunya. Mereka berkumpul dan bersembunyi dalam ketakutan dan kebingungan. Setelah melihat kebangkitan, mereka diubah dari ketakutan menjadi rasul yang berani dan percaya diri, menjadi penginjil yang mempengaruhi dunia, bersedia mati martir dan bersukacita sebagai utusan Kristus.

Kepada siapakah Saudara mempercayakan hidupmu? Apakah yang engkau percayai mempunyai kuasa kebangkitan? Apakah yang engkau percayai mempunyai kuasa terhadap kematian?

Jika engkau belum mempercayai Yesus, percayakan hidupmu sekarang juga kepada Yesus yang telah bangkit dan mengalahkan kuasa kematian.

Jika engkau mau percaya kepada Yesus, kematian bukan hal yang menakutkan Saudara lagi dan kebangkitan maupun hidup yang kekal akan Saudara terima. Maukah Saudara?


Sumber:


Josh McDowell, The New Evidence that Demands a Verdict, Thomas Nelson Publisher



Monday, January 26, 2009

Pernyataan Kristus Sendiri Bahwa Dia Adalah Allah Dan Tuhan





“PERNYATAAN KRISTUS SENDIRI

BAHWA DIA ADALAH ALLAH DAN TUHAN


Di dalam kitab Wahyu yang diberikan oleh-Nya sendiri..Kristus sudah menyatakan bahwa Dia mempunyai sifat Ilahi. Sebenarnya..mengenai hal ini saja kita memerlukan uraian yang panjang lebar. Namun, salah satu yang paling penting tercantum di dalam Yohanes 8:56-59..sebagaimana kita baca dan uraikan :

“Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita." Maka kata orang-orang Yahudi itu kepada-Nya: "Umur-Mu belum sampai lima puluh tahun dan Engkau telah melihat Abraham?"Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada." Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah”.(Yohanes 8: 56-59)

Didalam ayat ini terjadi suatu diskusi Kristologis yang sangat penting antara Kristus.., yang berinkarnasi menjadi manusia..,dengan mereka yang menganggap diri mengenal Alkitab. Di dalam percakapan itu..Yesus mengatakan..”Nenek moyangmu..pernah bertemu dengan Aku dan ia bersukacita..” Sama halnya jika ada seorang di Indonesia.., misalnya..berkata : “Pada waktu saya bertemu dengan Gajah Mada dan Hayam Wuruk…kami bersama-sama makan di restoran…”. Orang yang berkata demikian tentu akan dianggap gila oleh orang-orang yang mendengarnya. Menurut logika manusia..bagaimana orang yang umurnya belum mencapai lima puluh tahun..dapat mengatakan bahwa Dia sudah hidup sebelum Abraham…? Namun Yesus tetap menjawab dengan tegas.., dengan kalimat yang paling agung yang pernah keluar dari mulut manusia…,” Sesungguhnya Aku berkata kepadamu..sebelum Abraham ada..,Aku sudah ada”. Kalimat ucapan Yesus itu di dalam bahasa aslinya (Yunani) sangat jelas. Di dalam salah satu terjemahan bahasa Inggris dikatakan…, “ Verily, verily.., I say unto you..”Before Abraham was..,I am..” (King James Version). Sebelum Abraham ada (Before Abraham was-past tense), Aku sudah ada ( I am-present tense). Maksudnya : “ Saya ada sekarang…,tetapi keberadaan Saya sekarang ini mendahului keberadaan Abraham. Abraham adalah suatu eksistensi yang pernah terjadi di dalam sejarah, tetapi keberadaan Abraham adalah keberadaan yang bisa lewat…dan memang sudah lewat. Namun.., keberadaan-Ku adalah keberadaan sebelum Abraham, dan sesudah keberadaan Abraham lewat dan sampai sekarang keberadaan-Ku tetap ada..”. Ini suatu kesinambungan yang menunjukkan keberadaan yang transenden…yang tidak digeser oleh waktu dan yang melampaui proses waktu. Ini adalah suatu “ousia” yang hanya pada Allah. Jadi apa artinya ucapan Yesus ini..? Jawab: “Aku adalah Allah..sudahkah kamu mengerti dengan jelas..bahwa Aku adalah ..Allah?” Karena mereka tidak bisa mengasosiasikan Allah berdaging (inkarnasi)..maka mereka tidak bisa mengerti bahwa yang sedang berkata mengucapkan kalimat seperti itu adalah Allah yang keberadaan-Nya melampaui..keberadaan Abraham.

Selain itu, konsep “I am” hanya ada pada diri Allah dan tidak mungkin ada di luar diri Allah. Hanya Allah yang pernah memperkenalkan diri-Nya dengan : “AKU ADALAH AKU” (Ibrani : Eheyeh..asher Eheyeh ).., Inggris..: “ I AM THAT I AM”..(Keluaran 3:14). Maksudnya…” Aku adalah yang berada pada..diri-Ku sendiri, dan “Aku adalah Yang Ada Dari Kekal Sampai Kekal” Artinya Allah yang hidup dan benar, yang kekal dan yang keberadaan-Nya bergantung pada diri-Nya sendiri…” ( The self dependent God,..The self existent God). Allah adalah Allah yang berada pada diri-Nya sendiri, dan yang bergantung pada diri-Nya sendiri. Ini adalah ousia Allah, dan ini dimiliki oleh..Kristus.

Orang Israel sangat peka mendengar dan menangkap istilah I AM.., sebab mereka tahu jelas bahwa itu adalah suatu pernyataan diri Allah.. Selain Allah tidak ada pribadi lain yang boleh mengatakan I AM THAT I AM…, karena ini berarti : “ Aku adalah Yang Ada itu sendiri. Aku berada pada diri-Ku sendiri, sehingga semua keberadaan bersumber dari keberadaan-Ku yang berada pada diri-Ku sendiri ini” Dengan demikian Dia adalah Pencipta, Sumber dari segala sesuatu yang berada, Dia bisa menciptakan dari tidak ada menjadi ada, karena Dia ada dari kekal sampai kekal. Dan Allah yang berada pada diri sendiri, bergantung pada diri sendiri, dan yang bereksistensi dari kekal sampai kekal. Dan Allah yang berada pada diri sendiri, bergantung pada diri sendiri, dan yang bereksistensi dari kekal sampai kekal pada diri-Nya sendiri itu adalah Allah yang benar. Kristus adalah Allah ; bagi Allah, apa sulitnya melihat Abraham?

Pada waktu Tuhan Yesus berbicara dengan orang-orang Saduki (yang tidak percaya akan kebangkitan orang mati), Dia berkata…, “ Allah adalah Allah Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub. Allah bukanlah Allah orang mati. Allah adalah Allah orang hidup.” (Matius 22-23-32). Ini berarti : Ketiga nenek moyang mereka akan menerima kuasa kebangkitan dan hidup di hadapan Allah, sehingga Allah disebut Allah orang hidup. Ini sejajar dengan perkataan Yesus mengenai diri-Nya sendiri, I AM (AKU adalah ADA). Ini menunjukkan ousia, esensi, atau sifat dasar Allah itu sendiri. Semua ungkapan Yesus mengenai diri-Nya itu dianggap melawan pikiran (anti rasio) atau tidak logis, bertentangan dengan segala epistemologi manusia. Maka bagaimana tidak, para pendengar-Nya itu melempari Yesus dengan batu. Mereka tidak sadar..,bahwa pada waktu itu mereka sedang menolak suatu pengumuman yang paling penting dan agung di sepanjang sejarah manusia.

Selanjutnya, kita akan melihat Yesus menyatakan diri bahwa Dia adalah yang disebut oleh orang Yahudi sebagai TUHAN. Di dalam Alkitab Indonesia terjemahan baru, semua sebutan YEHOVAH atau YAHWEH ( YHWH) diganti dengan TUHAN. Demikian pula dengan terjemahan Inggris ( misalnya, King James Version), diganti dengan LORD, YAHWEH adalah nama dimana Allah menyatakan diri. “ Aku adalah YAHWEH.” YAHWEH adalah Allah yang mengadakan perjanjian yang kekal dengan manusia ; Dialah Allah Yang Kekal, yang tidak akan memungkiri janji-Nya sendiri, karena Dia setia sampai selama-lamanya. Orang Israel demikian menghormati dan mengagungkan Allah, sehingga setiap kali mereka bertemu dengan sebutan atau nama YHWH, mereka tidak berani menyebut YAHWEH atau YEHOVAH, dan mereka langsung mengganti sebutan itu dengan ADONAI (TUHAN). Alkitab adalah satu-satunya buku yang ditulis dengan demikian teliti, ketat, dan serius. Penulis Alkitab menuliskan setiap titik, huruf dan kata dengan mengukirnya satu per satu diatas kulit hewan. Setelah mereka menuliskan (mengukirnya), mereka memeriksa kembali, apakah ada kesalahan atau tidak. Apabila ada kesalahan, sekalipun hanya satu titik, harus diperbaiki. Kalau kurang bisa ditambah, tetapi kalau kelebihan tidak bisa dikoreksi lagi, maka seluruh kulit yang sudah ditulis penuh itu harus dibakar dan dimusnahkan, lalu diulangi sekali lagi, supaya Firman Tuhan yang murni tetap terpelihara, tidak ada kesalahan sedikitpun.

Di dalam Lukas 20:41-44 kita membaca perkataan Tuhan Yesus yang menyatakan diri-Nya adalah Allah :

“ Tetapi Yesus berkata kepada mereka: "Bagaimana orang dapat mengatakan, bahwa Mesias adalah Anak Daud? Sebab Daud sendiri berkata dalam kitab Mazmur: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuh-Mu menjadi tumpuan kaki-Mu. Jadi Daud menyebut Dia Tuannya, bagaimana mungkin Ia anaknya pula?" ( Bandingkan Mazmur 110:1)

Sebutan Tuan di dalam ayat 44 diatas sebenarnya adalah TUHAN di dalam kepercayaan Daud. Jadi, TUHAN telah berfirman kepada Tuan dari Daud. Siapakah Tuan Daud ? Karena Daud adalah raja yang berkuasa atas seluruh bangsa Israel, maka Siapakah Tuan dari sang raja itu? “Tuanku” disini sebenarnya adalah Tuhan Yesus, Pribadi kedua dari Allah, yang menerima perintah dari Pribadi Pertama : “ Duduklah di sebelah kanan-Ku.” Hal ini menjadi lebih jelas jika dibandingkan dengan apa yang tertulis di dalam Filipi 2:9-11 :

“Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa! ( Fil 2:9-11)

Setelah Yesus Kristus naik kesorga, maka Dia duduk di sebelah kanan Allah Bapa, dan disana kelak Dia menerima sembah sujud dari segala mahluk, dan semua lidah akan mengaku dan memanggil Dia Tuhan. Yesus menantang orang-orang Yahudi : Mengapa Mesias disebut Anak Daud? Apakah karena Dia adalah keturunan Daud ? Namun, kalau Dia keturunan Daud, mengapa Daud menyebut Dia Tuanku ? Kepada Siapakah pula dikatakan Allah, “ Duduklah di sebelah kanan-Ku ?

Didalam seluruh Alkitab, kita melihat, di dalam kekekalan, khususnya setelah kebangkitan Kristus, hanya kepada satu Pribadi Allah Bapa mengatakan, “ Duduklah di sebelah kanan-Ku !” sebutan itu hanya ditujukan kepada Kristus. Ini sesuai dengan Pengakuan Iman Rasuli yang setiap minggu dibacakan di gereja-gereja : “ Yesus Kristus…duduk disebelah kanan Allah, Bapa Yang Mahakuasa.” Hanya mengenai satu Nama, yaitu Yesus Kristus, Pribadi Kedua dari Allah Tritunggal, dikatakan “ Duduk di sebelah kanan Allah.” Dialah yang disebut Tuhan atau Tuan oleh Daud. Dialah Yesus Kristus, Mesias yang kepada-Nya kelak seluruh mahluk akan bersembah sujud dan menyebut-Nya, “ Tuhan ! “ Dia adalah Allah.

Jadi, di dalam ayat diatas ini Yesus Kristus memberikan suatu rangsangan, inspirasi, untuk mencerahkan mereka dengan iluminasi yang sangat besar, yaitu “ “Tahukah, bahwa Aku adalah Allah ?” Di sinilah sekali lagi kita melihat Wahyu yang bersifat maju ( Progressive Revelation), yaitu Wahyu Allah yang makin lama makin jelas, memberikan arah panah dan menunjukkannya kepada suatu realita yang akan datang.

Pada waktu Yesus Kristus berada di dalam dunia, dengan susah payah Dia berusaha memberikan penjelasan kepada orang-orang sejaman-Nya, bahwa Dia adalah Allah, namun mereka sulit mengerti semua penjelasan-Nya, sebab yang mereka lihat adalah tubuh Yesus yang bersifat daging yang kelihatan. Sangat sedikit diantara meraka yang dapat melihat dengan jelas ke-Allahan-Nya di balik sifat kemanusiaan-Nya itu. Karena itu, terkadang Yesus Kristus mengucapkan kata-kata seperti, “ Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat dimana Ia sebelumnya berada?” ( Yoh 6:62). Artinya : “ Biarlah pengertian dan imanmu terhadap Aku menerobos batas sifat kemanusiaan-Ku yang bertubuh fisik, sehingga kamu semua melihat sifat keilahian-Ku dalam kekekalan diri-Ku.”

Orang yang mengenal Yesus Kristus dari Betlehem sebagai titik awal sampai Golgota sebagai titik akhir saja, akan melihat Dia hanya sebagai moralis yang agung, seorang pemimpin agama yang besar, pahlawan yang penuh pengorbanan yang hidup-Nya dapat dijadikan contoh sepanjang jaman, seorang yang karena kasih-Nya rela menyerahkan diri-Nya bagi orang lain. Pengenalan demikian tidaklah cukup mengenal Dia yang sesungguh-Nya. Itulah sebabnya Kristus menantang kita, “ Bagaimana kalau engkau melihat Aku pergi ke tempat asal-Ku ? Ini berarti : “ Akulah yang akan duduk disebelah kanan Allah Bapa.” Disini kita melihat keilahian Kristus sebelum inkarnasi ( Beyond the incarnation) dan sesudah penyaliban-Nya (beyond the crucifixon). Sebelum Dia lahir bukan berarti hanya di dalam jaman Perjanjian Lama, tetapi sejak dalam kekekalan-Nya dan sesudah penyaliban bukan berarti hanya di dalam jaman Perjanjian Baru, tetapi selama-lamanya ( kekekalan), disitulah sudah menunjukkan keilahian-Nya.

Sumber : Seri Pembinaan Iman Kristen “ Allah Tritunggal “ oleh : Pdt. DR. Stephen Tong ( Lembaga Reformed Injili Indonesia)

KEILAHIAN YESUS KRISTUS


Keilahian Yesus Kristus


PENGANTAR

Orang Kristen menyatakan bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan yang menjelma menjadi manusia. Pengajaran ini sangat penting. Jika pengajaran ini benar maka kekristenan unik dan otoritatif, jika tidak maka kekristenan tidak berbeda dengan agama-agama yang lain.

Prinsip dasar apologetika kekristenan mengenai keilahian Yesus Kristus adalah :
  1. Perjanjian Baru yang mencatat kehidupan, pengajaran, kematian dan kebangkitan Yesus Kristus adalah dokumen yang dapat diandalkan (lihat artikel Keotentikan Naskah Perjanjian Baru).
  2. Yesus menyatakan bahwa Dia adalah Tuhan yang menjelma menjadi manusia.
  3. Yesus membuktikan bahwa Dia adalah Tuhan dengan menggenapi nubuat(ramalan) Perjanjian Lama, dengan hidup tanpa dosa, dengan mujizat-mujizat yang Dia lakukan, dan dengan kebangkitan-Nya dari kematian.
Dengan demikian Yesus Kristus adalah Tuhan.


Dalam artikel Keotentikan Naskah Perjanjian Baru kita mempelajari bahwa naskah Perjanjian Baru dapat diandalkan secara historis. Perjanjian Baru tidak hanya berisi sejarah secara garis besar, tetapi juga terbukti akurat secara mendetil. Pendengar dan saksi mata kehidupan Yesus meneruskan kisah dari perkataan dan hal-hal yang dikerjakan Yesus. Perkataan-perkataan Yesus tidak hanya diingat tetapi juga ditulis oleh saksi mata yang dapat diandalkan (Lukas 1:1-3).

PENYELIDIKAN PERNYATAAN YESUS SEBAGAI TUHAN

Ada banyak bukti yang mengungkapkan pernyataan Yesus mengenai keilahiannya, yaitu :

  1. Yesus menyatakan dirinya sebagai Jehovah (Tuhan dalam Perjanjian Lama)
  2. Yesus menyatakan sebagai mesias
  3. Yesus menerima penyembahan
  4. Otoritas perkataan-perkataan Yesus
  5. Yesus memerintahkan berdoa dalam nama-Nya

Yesus menyatakan diri sebagai Jehovah

Dalam Perjanjian Lama, Tuhan menyatakan nama-Nya sebagai JHWH atau Jehovah. Dalam bahasa Indonesia ditulis sebagai TUHAN (kata 'tuhan' dengan huruf besar semua). Misal dalam Keluaran 6: 2-3,
'Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: "Akulah TUHAN.
Aku telah menampakkan diri kepada Abraham, Ishak dan Yakub sebagai Allah Yang Mahakuasa, tetapi dengan nama-Ku TUHAN Aku belum menyatakan diri.'

Orang Yahudi menganggap nama Jehovah (TUHAN) begitu suci, sehingga mereka tidak berani mengucapkannya. Jehovah adalah satu-satunya Tuhan, selain itu adalah berhala atau tuhan yang palsu. Jehovah adalah Tuhan yang cemburu, yang tidak akan membagikan nama maupun kemulian-Nya kepada yang lain.
Yesaya menulis,
'Beginilah firman TUHAN, Raja dan Penebus Israel, TUHAN semesta alam: "Akulah yang terdahulu dan Akulah yang terkemudian; tidak ada Allah selain dari pada-Ku."'(Yesaya 44:6).
'Aku ini TUHAN, itulah nama-Ku; Aku tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain atau kemasyhuran-Ku kepada patung. '(Yesaya 42:8).
'Aku tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain'. (Yesaya 48:11).

TUHAN(Jehovah) tidak akan membagikan nama, hormat dan kemuliaan-Nya kepada yang lain. Yang menarik adalah perkataan-perkataan Yesus dan tindakan-tindakan-Nya membuat orang Yahudi abad pertama mengambil batu menuduh Yesus menghujat(menyamakan diri-Nya dengan TUHAN).

Beberapa perkataan Yesus yang menarik dipelajari:

  • Yesus mengatakan, ' Akulah gembala yang baik'(Yohanes 10:11), sedangkan Perjanjian Lama mengatakan, 'TUHAN adalah gembalaku'(Mazmur 23:1).
  • Yesus menyatakan Dia adalah hakim atas segala bangsa (Yohanes 5:27; Matius 25:31), Perjanjian Lama mengatakan TUHAN adalah hakim segala bangsa (Yoel 3:12).
  • Yesus mengatakan, 'Akulah terang dunia' (Yohanes 8:12), Perjanjian Lama mengatakan ''TUHAN akan menjadi penerang abadi bagimu" (Yesaya 60:19).
  • Yesus berdoa kepada Bapa untuk berbagi kemuliaan kekal-Nya, "Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada" (Yohanes 17:5)
  • Yesus mengatakan Dia adalah yang pertama dan yang akhir (Wahyu 1:17), sama seperti Yehovah dalam Perjanjian Lama (Yesaya 44:6).

Pernyataan keilahian Yesus sangat jelas di Yohanes 8:58,
'Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada' (Yohanes 8:58). Orang Yahudi tanpa ragu-ragu mengerti maksud perkataan ini . Mereka tahu bahwa Yesus tidak hanya menyatakan keberadaan-Nya sebelum Abraham, tetapi Yesus juga menyatakan sama dengan Tuhan. Ini menyebabkan mereka mengambil batu hendak melempari Yesus.

Dalam beberapa peristiwa Yesus menyatakan diri-Nya sama dengan Tuhan dengan cara yang lain misal dalam memberikan pengampunan dosa, suatu pekerjaan yang hanya bisa dilakukan Tuhan.
Dalam Markus 2:10-11, Yesus melakukan mujizat sekaligus memberikan pengampunan dosa:
'Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa'.

Yesus juga menyatakan bahwa Dia mempunya kuasa kehidupan, kuasa yang hanya dimiliki TUHAN saja.
'Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendaki-Nya.' (Yohanes 5:21)
'Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup.' (Yohanes 5:25)

Yesus mengatakan bahwa 'supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa' (Yohanes 5:23). Dalam kategori yang sama Yesus mendorong murid-murid-Nya, 'percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku' (Yohanes 14:1). Yesus tanpa meninggalkan keraguan, menyatakan diri-Nya sejajar dengan Allah.

Pernyataan Yesus sebagai mesias yang dijanjikan

Perjanjian Lama memberikan janji kedatangan mesias. Mesias berarti yang diurapi, seseorang yang diurapi Tuhan untuk melakukan penggenapan rencana keselamatan bagi umat manusia. Perjanjian Lama memberikan gambaran keilahian mesias. Ketika Yesus menyatakan bahwa Dia menggenapkan nubuat tentang mesias, secara langsung menyatakan keilahian-Nya.

Sebagai contoh Yesaya berbicara mengenai Mesias
'Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.' (Yesaya 9:5)
'Hai Sion, pembawa kabar baik, naiklah ke atas gunung yang tinggi! Hai Yerusalem, pembawa kabar baik, nyaringkanlah suaramu kuat-kuat, nyaringkanlah suaramu, jangan takut! Katakanlah kepada kota-kota Yehuda: "Lihat, itu Allahmu!"' (Yesaya 40:9)

Dalam Daniel 7:13-14 dikatakan,
'Dalam penglihatanku pada malam itu, kulihat sesuatu yang seperti manusia. Ia datang dengan dikelilingi awan lalu pergi kepada Dia yang hidup kekal dan diperkenalkan kepadanya.
Ia diberi kehormatan dan kekuasaan sebagai raja, sehingga orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya akan bertahan selama-lamanya, pemerintahannya tidak akan digulingkan'.

Ayat ini yang dikutip Yesus ketika imam besar menanyakan apakah Dia mesias.
'Imam Besar itu bertanya kepada-Nya sekali lagi, katanya: "Apakah Engkau Mesias, Anak dari Yang Terpuji?"
Jawab Yesus: "Akulah Dia, dan kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di tengah-tengah awan-awan di langit." '(Markus 14:61-62).

Ketika Perjanjian Lama berbicara mengenai mesias, Perjanjian Lama juga berbicara mengenai keilahiannya. Ketika Yesus menyatakan Dia adalah kegenapan Perjanjian Lama mengenai mesias (Lukas 24:27,44; Matius 26:54), Yesus mengkaitkan diri-Nya sebagai Mesias yang menggenapkan apa yang telah tertulis di dalam Perjanjian Lama. Ini sekaligus menegaskan keilahian-Nya.

Yesus menerima penyembahan

Perjanjian Lama melarang penyembahan kepeda siapapun kecuali kepada Tuhan (Keluaran 20:1-5; Ulangan 5:7-9). Yesus tercatat menerima penyembahan paling sedikit sembilan kali:

  1. Sebelum disembuhkan, seorang sakit kusta menyembah Dia (Matius 8:2).
  2. Sebelum anaknya dibangkitkan Yesus, seorang kepala rumah ibadat menyembah Dia (Matius 9:18).
  3. Setelah Yesus melakukan mujizat berjalan di atas air, orang-orang yang berada di dalam perahu menyembah Dia (Matius 14:33).
  4. Sebelum anaknya yang kerasukan setan disembuhkan, seorang perempuan Kanaan menyembah Dia (Matius 15:25)
  5. Sebelum seorang kerasukan setan disembuhkan, ia menyembah Yesus (Markus 5:6).
  6. Seorang buta yang telah disembuhkan menyembah Yesus (Yohanes 9:38)
  7. Anak-anak Zebedeus dan ibu mereka menyembah Yesus (Matius 20:20)
  8. Setelah kebangkitan-Nya, murid-murid menyembah Dia (Matius 28:9)
  9. Sebelum memberikan perintah untuk mengabarkan Injil, murid-murid menyembah Dia (Matius 28:17)

Yesus tidak menolak penyembahan, dengan demikian Yesus tidak menolak orang-orang memperlakukan Dia sebagai Tuhan, ini menyatakan keilahian-Nya.

Otoritas perkataan-perkataan Yesus

Yesus memperlakukan perkataan-perkataan-Nya sejajar dengan perkataan-perkataan Tuhan yang mempunyai otoritas.

Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.
Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Matius 28: 18-20).

Tuhan telah memberikan 10 Perintah Allah kepada Musa, tetapi Yesus menambahkan,'Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi.' (Yohanes 13:34) .

Yesus memperlakukan perkataan-perkataan-Nya sebagai perkataan yang kekal,' Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu' (Matius 24:35).

Berbicara kepada yang menolak Dia, Yesus berkata,'Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman'. (Yohanes 12:48).

Yesus mengakui mempunyai segala kuasa di sorga dan di bumi, Yesus memperlakukan perkataan-Nya sejajar dengan Firman Tuhan, perkataan-Nya kekal, perkataan-Nya akan menjadikan hakim. Siapakah yang berani melakukan hal ini kecuali Tuhan sendiri? Jelas-jelas Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Tuhan.

Yesus memerintahkan berdoa dalam nama-Nya

Yesus tidak hanya memerintahkan supaya manusia percaya kepada Dia (Yohanes 14:1) dan taat pada perintah-Nya (Yohanes 14:15), tetapi juga berdoa di dalam nama Yesus.
'Apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya.' (Yohanes 14:13).
Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya.' (Yohanes 14:14).
'Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.' (Yohanes 15:7)

Yesus juga menegaskan, 'Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.' (Yohanes 14:6).

Manusia manakah yang bisa dan berani menyatakan diri menjadi pengantara manusia dengan Tuhan? Hanya Yesus yang bisa dan berani menyatakan, karena dia adalah Tuhan yang menjelma menjadi manusia.

PEMBUKTIAN KEILAHIAN YESUS KRISTUS

Keilahian Yesus Kristus dibuktikan dalam:

  1. Penggenapan nubuatan/ramalan mengenai mesias di Perjanjian Lama
  2. Ketidakberdosaan Yesus
  3. Mujizat-mujizat Yesus
  4. Kebangkitan Yesus dari kematian

Penggenapan nubuatan mengenai mesias di Perjanjian Lama

Banyak sekali nubuat tentang mesias/Kristus dalam Perjanjian Lama. Berikut nubuat-nubuat yang secara jelas berbicara tentang kedatangan mesias:

  1. Mesias akan lahir dari seorang perempuan
    Nubuat: Kejadian 3:15. Penggenapan : Galatia 4:4.
  2. Mesias akan dilahirkan dari seorang perawan
    Nubuat: Yesaya 7:14. Penggenapan: Matius 1:18-25.
  3. Mesias merupakan keturunan Abraham
    Nubuat: Kejadian 12:1-3;Kejadian 22:18. Penggenapan: Matius 1:1; Galatia 3:16.
  4. Mesias dari suku Yehuda
    Nubuat: Kejadian 49:10. Penggenapan: Lukas 3:23,33; Ibrani 7:14.
  5. Mesias merupakan keturunan Daud
    Nubuat: 2 Samuel 7:12. Penggenapan: Matius 1:1,6
  6. Mesias akan lahir di Betlehem
    Nubuat: Mikha 5:1-2. Penggenapan: Matius 2:1; Lukas 2:4-7.
  7. Mesias akan diurapi oleh Roh Kudus
    Nubuat: Yesaya 11:1-2. Penggenapan: Matius 3:16,17.
  8. Ada yang mempersiapkan jalan bagi mesias
    Nubuat: Yesaya 40:3; Maleakhi 3:1. Penggenapan: Matius 3:1-3.
  9. Mesias akan mengadakan mujizat-mujizat
    Nubuat: Yesaya 35:5,6. Penggenapan: Matius 9:35
  10. Mesias akan ditolak oleh orang Yahudi
    Nubuat: Mazmur 118:22. Penggenapan: I Petrus 2:7
  11. Mesias akan ditolak oleh kerabat-Nya sendiri
    Nubuat: Yesaya 53:3. Penggenapan: Yohanes 1:10,11; Yohanes 7:5,48
  12. Mesias akan dielu-elukan waktu menunggang keledai memasuki Yerusalem
    Nubuat: Zakharia 9:9. Penggenapan: Matius 21:1-7
  13. Mesias akan mati dengan kematian yang mengenaskan
    Nubuat: Mazmur 22; Yesaya 53. Penggenapan: Matius 27.
    • Diam dihadapan penuduh-Nya
      Nubuat: Yesaya 53:7. Penggenapan: Matius 27:12-14
    • Dihina
      Nubuat: Mazmur 22:7,8. Penggenapan: Matius 27:31.
    • Dipaku tangan dan kaki-Nya.
      Nubuat: Mazmur 22:17. Penggenapan: Lukas 23:33.
    • Disalib di antara penjahat-penjahat
      Nubuat: Yesaya 53:12. Penggenapan: Matius 27:38
    • Lambung-Nya ditikam
      Nubuat: Zakaria 12:10. Penggenapan: Yohanes 19:34
    • Tak ada tulang yang dipatahkan
      Nubuat: Keluaran 12:46.Penggenapan: Yohanes 19:36
    • Jubah-Nya akan diundi
      Nubuat: Mazmur 22:18. Penggenapan: Yohanes 19:23,24
    • Mesias menderita karena dosa kita.
      Nubuat: Yesaya 53:5-6. Penggenapan: 1 Petrus 2:24
  14. Mesias akan bangkit dari kematian
    Nubuat: Mazmur 16:10.
    Penggenapan: Kisah Para Rasul 2:31; Markus 16:6.
  15. Mesias akan naik ke surga
    Nubuat: Mazmur 68:19. Penggenapan: Kisah Para Rasul 1:9.
  16. Mesias akan duduk di sebelah kanan Allah Bapa
    Nubuat: Mazmur 110:1. Penggenapan: Ibrani 1:3.

Nubuat-nubuat ini ditulis ratusan tahun sebelum Yesus lahir ke dalam dunia. Tidak ada alasan bahwa nubuat-nubuat itu adalah 'tebakan yang sangat cerdas', atau 'merupakan trend kecenderungan sejarah', atau 'pikiran kreatif pembaca Alkitab'. Bahkan para kritikus sendiri mengakui bahwa nubuat-nubuat tersebut selesai ditulis lengkap 400 tahun sebelum Yesus lahir. Nubuat-nubuat tersebut secara sempurna digenapkan oleh Yesus.

Tuhan tidak pernah membuat kesalahan. Tuhan mengendalikan sejarah dan jika Tuhan membuat nubuat/ramalan lebih dari 400 tahun sebelumnya mengenai rencana keselamatan bagi manusia maka tidak ada penggenapan yang terjadi secara kebetulan, semua penggenapan yang dilakukan terjadi karena kedaulatan-Nya atas sejarah umat manusia. Jika Yesus, yang menyatakan bahwa Dia menggenapkan apa yang tertulis ratusan tahun sebelum kelahiran-Nya, dan benar-benar Yesus menggenapinya, maka diambil kesimpulan bahwa Yesus adalah mesias, Yesus adalah Tuhan.

Ketidakberdosaan Yesus

Semua orang berdosa, Tuhan dan kita mengetahui hal ini. Jika seseorang hidupnya sangat baik, sempurna, berusaha tidak berdosa sebisa mungkin, tidak membuktikan ia Tuhan. Tetapi kalau seseorang melakukan 2 hal tersebut yakni mengakui dirinya Tuhan kemudian menawarkan hidupnya yang tanpa dosa sebagai bukti, kita harus serius memperhatikannya.

Saat Pilatus mengadili Yesus, Pilatus menyimpulkan, 'Aku tidak mendapati kesalahan apapun pada orang ini' (Lukas 23:4). Kepala pasukan yang melihat penyaliban Yesus mengatakan,'Sungguh, Orang ini adalah orang benar!' (Lukas 23:47). Penjahat yang disalib bersama Yesus mengatakan, 'Orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah' (Lukas 23:41).

Kesaksian yang paling penting terhadap karakter seseorang adalah dari orang terdekat. Petrus, murid yang paling dekat dengan Yesus mengatakan bahwa Kristus tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya (1 Petrus 2:22). Yohanes berkata 'Kristus adalah benar' (1 Yohanes 3:7). Rasul Paulus mengatakan ' Dia tidak mengenal dosa' (2 Korintus 5:21). Penulis kitab Ibrani berkata 'Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa' (Ibrani 4:15).
Yesus sendiri memberikan tantangan kepada lawan-lawan-Nya, 'Siapakah di antaramu yang membuktikan bahwa Aku berbuat dosa?' (Yohanes 8:46).

Yesus menyatakan diri-Nya Tuhan dan membuktikannya dengan kehidupannya yang tanpa dosa, memberikan kesimpulan bahwa Yesus benar-benar Tuhan.

Mujizat-mujizat Yesus

Hidup Yesus penuh mujizat sejak awal dia berada di bumi. Dia lahir dari seorang perawan (Matius 1:18,20-21), Yesus mengubah air menjadi anggur (Yohanes 2:1-11), berjalan di atas air (Matius 14:25), melipat gandakan roti (Yohanes 6:11), memelekkan mata orang buta (Yohanes 9:7), membuat orang lumpuh bisa berjalan (Markus 2:1-12), mengusir setan (Markus 5:1-20), menyembuhkan berbagai penyakit (Matius 9:35), dan beberapa kali membangkitkan orang dari kematian (Matius 9:23-26;Lukas 7:11-17;Yohanes 11:38-44).

Ketika murid-murid Yohanes Pembaptis menanyakan kepada-Nya apakah Dia mesias, Yesus menjawab mujizatnya sebagai bukti bahwa Dia mesias:
'Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.' (Matius 11:4,5).
Mujizat-mujizat seperti ini merupakan tanda adanya persetujuan Tuhan kepada orang yang melakukan mujizat.
Mujizat-mujizat ini merupakan penggenapan dari apa yang ditulis Yesaya 700 tahun sebelum Yesus lahir ke bumi:
'Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang tuli akan dibuka.
Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa, dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai.'(Yesaya 35:5,6).

Adalah seorang Farisi yang bernama Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi. Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata: "Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorangpun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya. (Yohanes 3:1-2).

Pada waktu Yesus dibaptis, muncul suatu suara dari sorga 'Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.' (Matius 3:17). Ini merupakan tanda dukungan Allah Bapa terhadap pekerjaan dan keilahian Yesus.

Mujizat adalah suatu bentuk konfirmasi/persetujuan ilahi atas suatu kebenaran/pekerjaan yang dikerjakan seseorang yang diutus Tuhan. Mujizat yang dihubungkan dengan pernyataan Yesus tentang keilahian diri-Nya, mengkonfirmasi bahwa Dia benar-benar Tuhan.

Kebangkitan Yesus dari kematian

Hanya Tuhan yang hanya memberi kehidupan (Ulangan 32:39; 1 Samuel 2:6). Di sini kebangkitan Yesus dari kematian merupakan bukti adanya persetujuan dari Tuhan terhadap siapa yang diutus-Nya. Perjanjian Lama dan Yesus sendiri menubuatkan kebangkitan-Nya. Mazmur 16:10 berbicara tentang kebangkitan mesias.

Perjanjian Lama menubuatkan bahwa
1. Mesias akan datang dan mati (Yesaya 53; Mazmur 22)
2. Mesias akan memerintah selamanya( Yesaya 9:6; Daniel 2:44;).
Satu-satunya jalan supaya mesias bisa memenuhi keduanya adalah mati kemudian bangkit.

Yesus sejak awal pelayanan-Nya telah menubuatkan kebangkitan-Nya sendiri. (Yohanes 2:19,21).
Setelah pengakuan Petrus bahwa Yesus adalah Mesias, Yesus berkata
'Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari.' (Markus 8:31).
Yesus mengulangi perkataan ini saat dalam perjalanan melewati Galilea (Markus 9:30-31), dan dalam perjalanan ke Yerusalem (Markus 10:32-34).
Yesus juga mengatakan 'Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. Tidak seorangpun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali.' (Yohanes 10:18).

Kematian dan kebangkitan Yesus:

  1. Kehilangan besar darah menyebabkan Yesus mati (Lihat artikel Apakah Yesus benar-benar mati?). Dia mempunyai 5 luka dan berada di atas kayu salib mulai jam 9 pagi (Markus 15:25) hingga jam 3 sore (Markus 15:42).
  2. Yesus menyerahkan nyawa-Nya (Yohanes 19:30).
  3. Ketika lambungnya ditusuk tombak keluar darah dan air (Yohanes 19:34). Secara medis membuktikan bahwa Yesus sudah mati.
  4. Tentara Roma yang berpengalaman dalam menangani kematian menyatakan Yesus mati (Yohanes 19:33)
  5. Pilatus memastikan bahwa Yesus mati sebelum diserahkan mayat-Nya ke Yusuf dari Arimatea.(Markus 15:42-47)
  6. Mayat Yesus dikapani dengan kain lenan dan dibubuhi dengan rempah-rempah menurut adat orang Yahudi bila menguburkan mayat.(Yohanes 19:40)
  7. Hari Minggu kubur Yesus kosong, Yesus telah bangkit (Matius 28; Markus 16;Lukas 24;Yohanes 20,21)
  8. Penampakan Yesus setelah kebangkitan:
    • Kepada Maria Magdalena (Markus 16:9; Yohanes 20:11-14)
    • Kepada perempuan sekembalinya dari kubur (Matius 28:9,10)
    • Kepada Petrus (Lukas 24:34; 1 Korintus 15:5)
    • Kepada murid-murid di Emaus (Lukas 24:13-32)
    • Kepada rasul-rasul kecuali Tomas (Lukas 24:36-43;Yohanes 20:19-24)
    • Kepada rasul-rasul, Tomas hadir (Yohanes 20:26-29)
    • Kepada 7 orang di danau Tiberias (Yohanes 21:1-23)
    • Kepada lebih dari 500 orang percaya di bukit Galilea (1 Korintus 15:6)
    • Kepada Yakobus (1 Korintus 15:7)
    • Kepada murid-murid (Matius 28:16-20;Lukas 24:33-52;Kisah Para Rasul 1:3-12)
    • Saat kenaikan Yesus ke surga (Kisah Para rasul 1:3-12)
    • Kepada Stefanus (Kisah Para Rasul 7:55)
    • Kepada Paulus (Kisah Para Rasul 9:3-6; 1 Korintus 15:8)
    • Kepada Paulus saat di Bait Allah (Kisah Para Rasul 22:17-21;23:11)
    • Kepada Yohanes di pulau Patmos (Wahyu 1:9-20)

Kebangkitan Yesus secara tubuh fisik dibuktikan bahwa setelah kebangkitannya :
- Yesus dilihat lebih dari 500 orang (1 Korintus 15:6)
- Yesus menyatakan mempunyai daging dan tulang (Lukas 24:39) ,
- Yesus makan ikan (Lukas 24:42,43)
Bagi yang meragukan kebangkitan-Nya secara fisik, Yesus menantang:
'Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.' (Yohanes 20:27).

Yesus menyatakan diri-Nya Tuhan. Yesus bangkit dari kematian, ini menggenapi apa yang Dia dan Perjanjian Lama katakan. Yesus benar-benar Tuhan.

KESIMPULAN

Berdasarkan kehandalan naskah Perjanjian Baru kita memiliki catatan tentang pengajaran Yesus mengenai keilahian-Nya. Yesus menggenapi nubuat Perjanjian Lama mengenai mesias yang ditulis beratus-ratus tahun sebelum kelahiran-Nya, Yesus menerima penyembahan dari manusia, Yesus tidak berdosa, Yesus hidup penuh dengan mujizat-mujizat, dan Yesus bangkit dari kematian membuktikan bahwa Yesus adalah benar-benar Tuhan yang menjelma menjadi manusia.

Dengan jelas Yesus menyatakan diri dan membuktikan diri-Nya Tuhan.
Apakah engkau sudah menerima Yesus sebagai Tuhan?
Jika engkau belum menerima Yesus sebagai Tuhan, terimalah Dia sekarang.
Terimalah Dia sebagai Tuhan, terima juga Yesus sebagai juruselamat yang telah mati menanggung hukuman dosa yang seharusnya engkau tanggung.
Jika engkau mau menerima Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat, maka dosa-dosamu akan diampuni karena hukumannya sudah lunas ditanggung oleh Tuhan Yesus.
Maukah saudara?


Sumber:
Geisler, Norman L., Christian Apologetics, Baker Book House, Grand Rapids, Michigan 49516.

Josh McDowell, The New Evidence that Demands a Verdict, Thomas Nelson Publisher.

Miriam Santoso, Bibliologi - Pengantar Alkitab, Seminari Alkitab Asia Tenggara, Malang.

Kenneth Barker, The NIV Study Bible, Zondervan Publishing House, Grand Rapids, MI 49530, USA

Apa itu doa? Dan mengapa kita harus berdoa? (Teologi Doa)



Refleksi Teologis

“TEOLOGI DOA : APA ITU DOA ? DAN MENGAPA KITA HARUS BERDOA?

A. Makna doa

Doa adalah sesuatu yang sangat biasa dan sesehari. Seumpama udara yang kita hirup. Setiap orang tahu apa itu doa. Tetapi kenyataannya tidak sedikit orang yang salah memahami tentang doa, lantas tersandung karena doa. Maka, mari kita bicara tentang makna doa.

Apa itu doa?

Pertama, doa bukan alot untuk memaksakan kehendak kita kepada Tuhan. Doa bukan mantera. Betul, Tuhan Yesus dalam Matius 7:7 mengatakan, "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu." Tetapi ayat itu tidak terhenti sampai di situ. Pada ayat 11 Tuhan Yesus juga mengatakan, "Bapamu yang di sorga akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta-Nya." Yang baik tidak selalu itu yang kita minta, dan yang kita minta belum tentu itu yang baik. Jadi memang tidak selalu doa kita dikabulkan. Dalam Alkitab juga ada beberapa doa yang tidak terkabul. Musa yang meminta supaya bisa memasuki tanah perjanjian, tetapi Tuhan hanya mengijinkannya melihat dari jauh (Ul. 34:4). Paulus yang berdoa supaya disembuhkan dari penyakitnya, tetapi Tuhan menjawab: "Cukuplah kasih karunia-Ku kepadamu" (2 Kor. 12:9). Dan Tuhan Yesus sendiri yang di Getsemani memohon agar cawan penderitaan berlalu daripada-Nya, tetapi yang terjadi Dia harus meminumnya juga (Mat. 26:42).


Kedua, doa seringkali tidak melepaskan kita dari masalah, tetapi doa dapat memberi kita kekuatan untuk menghadapi masalah itu. Paulus tetap harus hidup dengan penyakit dan kelemahan fisiknya, tetapi ia mampu menjalaninya dengan tegar, tidak
tenggelam atau hanyut dalam keputusasaan. Tuhan Yesus tetap harus melewati jalan perderitaan, via dolorosa, tetapi berkat doa Dia dapat melaluinya dengan hati teguh dan dalam penyerahan diri kepada Allah Bapa-Nya di Sorga.

Kalau diibaratkan, begini: kita sedang berjalan, lalu di depan kita menghadang sebuah gunung yang tinggi. Doa seringkali tidak membuat gunung itu lari dari hadapan kita. Tetapi doa dapat memberi kita kekuatan untuk mendakinya.
Ada cerita tentang seorang tua yang sedang naik pesawat terbang. Di sebelahnya duduk seorang pemuda. Ketika sudah berada di angkasa, pesawat yang mereka tumpangi terbakar. Orang tua itu serta merta melipat tangannya dan berdoa. Tetapi si pemuda mengejeknya, "Apa artinya doa dalam keadaan seperti ini? Apa dengan berdoa kita ini lantas selamat?" Orang tua itu tersenyum dan menjawab, "Anak Muda, doa barangkali tidak mengubah apa-apa dan kita tetap akan terhempas ke bumi.

Tetapi dengan berdoa, paling tidak saya tahu kepada siapa saya pergi."

Ketiga, doa adalah landasan hidup kita. Doa bukan jalan terakhir. Doa harus menjadi yang pertama dan utama, langkah awal ketika kita hendak memulai sesuatu di mana pun dan kapan pun.Jadi keliru kalau kita baru ingat berdoa hanya selagi butuh atau kepepet. Juga keliru, kalau kita baru berdoa setelah usaha lain-lain tidak berhasil. Itu sama saja dengan memperlakukan Tuhan sebagai penjaga gudang. Tempatnya di pojok, dipanggil sesekali kalau lagi membutuhkan. Tetapi kalau ada apa-apa yang tidak sesuai dengan harapan dan keinginan, kita langsung memprotes dan marah.
Oleh karena itu, sebelum kita menyalahknn Tuhan, kecewa dan menyesali Tuhan, baiknya tanyakan dulu pada diri sendiri:

Apakah kita sudah memperlakukan Tuhan dengan semestinya?

Keempat, doa bukan sekedar soal kata-kata, tetapi juga soal tindakan. Terwujudnya sebuah doa seringkati merupakan kerja sama antara anugerah Tuhan dan usaha kita. Percuma, misalnya, kita berdoa supaya terhindar dari pencobaan, tetapi kita terus nyerempet-nyerempet bahaya. Percuma kita berdoa supaya mendapat pekerjaan, tetapi kita tidak mau mencarinya. Percuma kita berdoa supaya orang-orang miskin ditolong, tetapi kita sendiri tidak mau menolong orang yang di depan jelas-jelas membutuhkan bantuan. Ada seorang pemuda yang protes kepada Tuhan, kelika melihat seorong anak gelandangan yang tengah kelaparan di pinggir jalan.

"Tuhan, kenapa Engkau membiarkan kemalangan menimpa anak itu?" serunya. Lalu Tuhan menjawab,"Tetapi Aku sudah mengirimkan kamu."

Berdoa dan berusaha ibarat dua sisi dalam satu mata uang yang sama; dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan. Terkabulnya sebuah doa kerapkali merupakan gabungan antara anugerah Allah dan upaya kita.Seperti kalau kita sakit, kita pergi ke dokter. Dokter memberi nasihat ini dan itu. Tetapi kalau kita tidak melaksanakannya, ya percuma saja. Itulah doa.

Berdoa berarti mempercayakan seluruh pergumulan dan hidup kita kepada Tuhan. Karena itu doa harus dilandasi dengan penyerahan diri kepada Tuhan, dan keyakinan bahwa Tuhan mengetahui apa yang terbaik buat kita. Doa juga harus diiringi dengan upaya.

B. Bagaimana Berdoa ?


Doa artinya komunikasi dengan Tuhan. Pengertian ini sudah umum kita ketahui. Sejak Sekolah Minggu kita sudah diajar begitu. Hanya apa maknanya kerap kurang kita sadari dan hayati. Sehingga pengertian itu menjadi sekadar hafalan di luar kepala. Tanpa makna apa-apa. Lalu apa yang harus kita pahami dengan pengertian tersebut?

Pertama, komunikasi tidak selalu berupa untaian kata-kata yang diucapkan. Kita dapat menjalin komunikasi dengan orang-orang yang dekat dengan kita - misalnya suami, istri, orang tua, atau anak kita - tanpa harus ngomong. Ketika sama-sama berdiam diri dalam suasana tertentu kita tetap dapat saling berkomunikasi. Karena doa adalah komunikasi dengan Tuhan, maka itu berarti berdoa kita tidak selalu berarti berbicara; mengutarakan ini dan itu.
Ada saatnya kita kehabisan kata-kata. Kita tidak tahu harus ngomong apa lagi dalam doa kita. Dalam keadaaan seperti itu daripada kita memaksakan diri bicara padahal tidak tulus, lebih baik kita berdiam diri saja dalam suasana hening. Rasakan kehadiran Tuhan; betapa dekat-Nya Dia. Hayati penyertaan dan kasih Tuhan; betapa baiknya Dia. Tidak usah ngomong apa pun. Itu sudah doa.

Mengenai kebutuhan kita, tidak usah kuatir karena Tuhan juga tahu (Mat. 6;8).

Baik juga kalau sambil diiringi dengan lagu rohani dari kaset. Lalu alami sungguh-sungguh lagu itu. Kita renungkan syairnya. Resapi melodinya. Doa kita akan terasa sangat berbeda. Kerap karena kita menganggap berdoa berarti berbicara, lalu kita jadi sibuk ngomong. Kita lupa untuk "mendengarkan" Tuhan.

Kedua, berkomunikasi adalah kebutuhan kita. Bayangkan kalau kita sama sekali tidak diperbolehkan berkomunikasi dengan orang lain; betapa akan sangat menderitanya kita. Di Afrika konon ada sebuah suku yang melaksanakan hukuman mati bagi warganya dengan cara mengusir dan mengucilkan ia dari komunitasnya; tidak boleh seorang pun melakukan kontak dengannya.

Apa yang akan terjadi? Si terhukum akan merana sendiri dan mati kesepian.

Jadi doa bukanlah sekadar kewajiban, panggilan atau undangan. Doa merupakan kebutuhan kita. Seperti kita membutuhkan udara untuk hidup jasmani, begitu juga kita membutuhkan doa untuk hidup rohani. Tidak salah kalau dikatakan doa adalah napas orang kristiani. Tanpa napas tubuh jasmani kita mati, tanpa doa tubuh rohani kita kering dan mati

pula. Maka, kalau kita merasa hidup ini hampa, kosong, jangan- jangan kita memang kurang berdoa.

Ketiga, karena doa adalah komunikasi dengan Tuhan, maka alamat atau tujuan doa itu adalah Tuhan. Ini penting disadari, sebab kerap sadar atau tidak sadar sekalipun kita berdoa kepada Tuhan, tetapi pikiran dan hati kita malah terarah kepada orang-orang di sekeliling. Contoh, kadang-kadang ada orang yang mengaku tidak bisa berdoa di depan umum. Alasannya grogi, takut kata-katanya tidak bagus nanti ditertawakan. Tetapi kalau berdoa sendiri atau dalam hati dia bisa. Kenapa begitu? Karena pikirannya lebih terarah kepada orang-orang yang di sekitar dia. Bukan kepada Tuhan. Padahal doa bukan soal kata-kata bagus atau puitis. Doa soal ketulusan dan kesungguhan.
Ada cerita, seorang anak sangat dimanjakan oleh neneknya. Apa yang dia minta selalu diberi. Sekali waktu anak itu berdoa di kamarnya, "Tuhan, berikanlah kepada saya mobil-mobilan yang kemarin saya lihat di toko mainan." Suaranya sangat keras sampai kedengaran ke halaman depan.
Ibunya yang mendengar menegur dia. "Nak, kalau berdoa jangan keras-keras begitu. Cukup dalam hati, Tuhan pasti mendengar kok "
"Iya, bu, berdoa dalam hati Tuhan mendengar," jawab si anak kalem, "Tetapi bagaimana nenek bisa mendengarnya juga."
Contoh lain, orang Yahudi mempunyai aturan doa yang ketat dam kaku. Mereka memiliki waktu-waktu khusus untuk berdoa. Biasanya sehari lima kali; dua kali sebelum dan sesudah matahari terbenam. Lalu tiga kali Iainnya pk. 9.00, pk. 12.00, dan pk. 15.00. Sikap mereka berdoa juga sangat atraktif: berdiri dengan kedua tangan direntangkan ke atas kepala.
Dengan cara dan aturan serupa ini maka doa mudah beralih tujuannya. Bukan untuk berkomunikasi dengan Tuhan, tetapi supaya dipuji orang. Banyak dari mereka yang pada waktu-waktu itu secara sengaja berada di tempat ramai; pasar atau ujung-ujung jalan. Sehingga pas waktunya berdoa, mereka bisa berdoa dan orang-orang lain bisa melihatnya. Lalu memuji mereka sebagai orang saleh.
Karena itu Tuhan Yesus pun berkata ” Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan ,jalan raya, supaya mereka dilihat orang" (Mat. 6:5). Lalu lanjut-Nya, "Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi" (Mat. 6:6). Maksudnya di sini tentu bukan harafiah, kalau berdoa harus di dalam kamar yang terkunci rapat. Bukan begitu. Tetapi biarlah doa kita betul-betul menjadi sebuah komunikasi pribadi dengan Tuhan.

C. Mengapa kita harus berdoa ? atau mengapa kita harus meminta Tuhan supaya mengajarkan doa kepada kita? Dan mengapa doa kita tidak di jawab? Marilah kita mempelajari beberapa alasannya.

  1. Firman Allah Memerintahkan Kepada Anda untuk Berdoa

Firman Tuhan mengatakan, "Carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!" Yesaya 55:6. Tuhan Yesus juga mengatakan suatu perumpamaan supaya murid-murid-Nya tidak jemu- jemu berdoa. Lukas 18:1. 1 Tesalonika 5:17 berkata, "Tetaplah berdoa." Kemudian bacalah Lukas 21:36 dan Filipi 4:6. Setelah Anda membaca petunjuk-petunjuk ini dari Tuhan, bacalah Yohanes 14:15. Jadi, mengapa kita harus berdoa karena Firman Allah yang memerintahkan kita untuk berdoa. Doa adalah perintah Allah dan disertai janji Allah. Allah yang memerintahkan kita berdoa adalah Allah yang berjanji akan mengabulkan doa dan permohonan kita. Coba kita baca dan renungkan ayat-ayat firman Tuhan ini : (Mazmur 50 : 15): “Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan,Aku akan meluputkan engkau,dan engkau akan memuliakan Aku”. Dalam ( Matius 7 : 7-8 ): “Mintalah,maka akan diberikan kepadamu; carilah maka kamu akan mendapat;ketoklah,maka pintu akan dibukakan kepadamu. Karena setiap orang yang meminta, menerima,dan setiap orang yang mencari, mendapat,dan setiap orang yang mengetok,baginya pintu dibukakan.”

  1. Allah Menginginkan Anda untuk Berdoa

Yesus telah mengajarkan kepada para murid-Nya agar mereka berbicara kepada Bapa di surga saat mereka berdoa. Berdoa ialah berbicara dengan Bapa yang di surga. Ini merupakan persekutuan dengan Allah. "Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu" Yakobus 4:8a. Bukankah itu janji yang sangat indah? Tuhan sangat tersanjung dan senang saat melihat Anda berbicara dengan Dia dalam doa. Inilah Alasan utama mengapa kita harus berdoa karena Allah menginginkan kita untuk berdoa.

  1. Pertumbuhan Rohani Anda Menuntut Anda untuk Berdoa

Yesus berkata bahwa Anda dapat meminta kepada Bapa Surgawi segala sesuatu yang Anda butuhkan, termasuk pada saat di mana Anda dicobai oleh Iblis dan jatuh ke dalam dosa. Anda harus berdoa dan meminta Tuhan agar melepaskan kita dari pencobaan tersebut. Jika Anda berdosa, Anda hanya bisa diampuni jika Anda mau mengakui dosa Anda kepada Tuhan lewat doa. "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan." 1 Yohanes 1:9. Sudahkah Anda melihat bahwa sangat penting bagi Anda untuk berdoa? Anda tidak dapat bertumbuh sebagai seorang Kristen tanpa berdoa.

  1. Penghasilan Buah Anda Bergantung pada Doa Anda

Pada suatu saat Yesus mengajarkan kepada para murid-Nya untuk "tinggal tetap di dalam Dia" Yohanes 15:5-7. Sebuah cabang hanya dapat tetap hidup dan berbuah jika ia tetap bersatu pada batangnya. Demikian pula dengan orang Kristen, kita telah disatukan dengan Kristus. Inilah yang dimaksud dengan tinggal di dalam Kristus. Berbuah artinya hidup dalam suatu cara sehingga orang-orang datang untuk mengenal Kristus sebagai Juru Selamat dan mereka dikuatkan saat Anda melayani mereka. Salah satu cara untuk melakukan hal ini adalah dengan berdoa. Bacalah lagi Yohanes 15; Yohanes 15:7 dan Yohanes 15:16.

  1. Orang-orang lain Membutuhkan Doa-doa Anda

Perhatikan kembali bacaan Alkitab kita dalam Lukas 11:1-13. Tuhan Yesus menggunakan cerita ini untuk mengajar kita agar tidak menyerah atau tidak jemu-jemu saat kita berdoa. Ia memberi janji yang indah kepada kita di dalam Lukas 11:9-10 "Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan."

  1. Anda Harus Memenuhi Syarat-syarat Allah untuk Berdoa

Bacalah 1 Timotius 2:1-2 dan Efesus 6:18. Sekarang berdoalah untuk orang-orang yang belum percaya supaya mereka diselamatkan. Berdoalah untuk teman-teman yang terkena pencobaan supaya menjadi kuat dan setia kepada Yesus. Berdoalah untuk orang-orang yang sakit supaya mereka disembuhkan. Berdoalah untuk para pemimpin pemerintahan supaya mereka dapat memimpin dengan bijaksana. Alkitab mengatakan, "Doa orang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya" Yakobus 5:16.

7. Anda harus mengetahui bahwa Allah pasti menjawab doa kita, karena jawaban doa ada 3 yaitu : ya, tunggu dan tidak.

Ketika TuhanYesus datang kedunia ini, akhir dari pelayanan-Nya adalah melakukan kehendak Allah untuk menggenapi nubuat kitab para nabi dan menggenapi kitab Taurat Musa. Ketika Ia berdoa di taman Gestsemani, Ia sudah melihat apa yang akan terjadi dan Ia akan mengalami penderitaan untuk menebus umat manusia dari dosa, iblis,maut,murka dan hukuman Allah. Dan Ia berdoa memohon kepada Allah Bapa-Nya, agar cawan penderitaan itu berlalu dari-Nya dan menyerahkannya kepada Allah. Tetapi Akitab mencatat bahwa doa Tuhan Yesus dijawab “tidak” oleh Allah dan Ia harus melalui penderitaan jalan salib untuk menanggung dosa dunia sebelum masuk ketempat kemuliaan. Dan sebagai hasil jawaban doa-Nya, Yesus rela disalibkan untuk menebus dosa-dosa kita manusia. Begitu juga halnya dengan raja Daud. Ketika ia jatuh kedalam dosa dan berbuat kejahatan dengan membunuh Uria dan berjinah dengan Betseyba, istri Uria,panglima perang raja Daud, dosanya diampuni oleh Allah. Dan ketika Tuhan mengatakan bahwa anak hasil hubungannya dengan Batseyba akan mati, raja Daud berdoa dan berpuasa memohon kepada Allah, agar anaknya tidak mati. Tetapi Allah menjawab doa raja Daud dengan jawaban “tidak”, dan anaknya itupun mati. Dari cerita Alkitab ini, kita belajar bahwa kita tidak perlu takut bahwa doa kita tidak di jawab oleh Allah. Allah Bapa kita disorga adalah Allah Yang Maha Bijaksana dan Allah Yang Maha Tahu. Dia tahu apa yang terbaik buat anak-anak-Nya walaupun kadangkala kita salah berdoa dan memohon kepada-Nya. Doa kita pasti dijawab-Nya, walaupun hasilnya kadangkala tidak sesuai dengan keinginan, kehendak dan rencana kita.

Dalam Kisah Para Rasul pasal 12, kita melihat bagaimana strategi iblis untuk menentang dan menjatuhkan Gereja Tuhan. Ia memakai Herodes untuk membunuh Yakobus, seorang tokoh gereja mula- mula. Kemudian menahan dan memasukkan Petrus ke dalam penjara. Iblis ingin menghancurkan orang percaya. Hal ini mengajarkan kepada kita bahwa jika kita mulai melakukan sesuatu untuk Tuhan atau terlibat dalam pelayanan, bersiap-siaplah untuk mendapat serangan iblis. Karenanya pastikanlah bahwa kita memiliki kuasa Allah. Hanya dengan kuasa Allah kita dapat mematahkan serangan iblis. Dan kuasa Allah ini tercipta lewat doa-doa yang kita naikkan kepada Allah.

Dalam ayat-ayat yang sama kita juga melihat tentang dasyatnya kuasa doa. Waktu Petrus ditahan dalam penjara, ada anak-anak Tuhan yang dengan tekun berdoa kepada Allah baginya. Inilah yang melatarbelakangi terjadinya mujizat. Doa-doa mereka mengguncangkan surga. Sehingga Tuhan mengirimkan malaikatNya untuk melepaskan Petrus. Rantai-rantai besar yang kuat membelenggu Petrus terputus begitu saja. Petrus dilepaskan! Mengapa? Karena ada anak- anak Tuhan yang berdoa tak putus-putusnya bagi Petrus. Sungguh, ada kuasa dalam doa kita. Doa dapat menyelamatkan kita dari dilema yang kita hadapi.

Doa sanggup membebaskan kita dari penjara masalah dan badai kehidupan kita.

Sekarang masalahnya adalah bagaimana kita berdoa. Apakah kita berdoa dengan benar? Apakah salurannya bersih? Sehingga doa tersebut dapat langsung menghubungkan kita dengan takhta Allah. Alkitab menyatakan bahwa doa orang benar bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya (Yakobus 5:16b). Artinya pertama-tama jadilah orang yang benar dihadapan Allah dengan melakukan semua kehendak Allah. Kemudian saat kita berdoa yakinlah bahwa Allah mendengar dan menjawab doa-doa kita.

Doa merupakan tindakan menggerakan tangan Tuhan untuk mengerjakan mujizat. Benteng-benteng iblis akan dihancurleburkan lewat doa-doa yang dinaikkan. Iblis akan sangat gemetar dan ketakutan jika ada orang-orang yang berdoa kepada Tuhan. Sekalipun doa itu dinaikkan oleh anak-anak Tuhan yang paling lemah. Sebab pada saat kita berlutut dan berdoa, kita memiliki kuasa untuk menyerang iblis dan menghancurkan benteng-bentengnya. Itu sebabnya kita menjadi ancaman yang serius bagi kerajaan kegelapan.

Jadi Sahabat sekalian berdoalah! Karena ada kuasa yang dasyat dalam doamu. Doamu mampu menghancurkan kuasa iblis. Jika Saudara banyak berdoa, maka kuasa yang besar akan mengalir. Sebaliknya jika sedikit berdoa maka hanyalah kuasa yang kecil yang bisa dilihat. Doa-doa yang dinaikan dengan sungguh-sungguh dalam skala yang besar telah mengerjakan banyak mujizat. Kebangunan-kebangunan rohani terjadi karena ada orang-orang yang mau bayar harga untuk berdoa.

Doa mampu menciptakan kuasa Allah yang dasyat untuk terjadinya mujizat demi mujizat.

Sekali lagi mulailah berdoa dan teruslah berdoa! Baik secara pribadi maupun kolektif. Iblis akan gemetar dan lari ketakutan karena doamu yang sungguh- sungguh. Sahabat,engkau akan melihat tangan Tuhan yang ajaib turun menolongmu, karena ada kuasa di dalam doa orang benar. Haleluya!

Syarat-syarat bagi doa yang dikabulkan oleh Allah:

    1. Anda harus berdoa dengan iman. (Ibrani 11:6.)
    2. Anda harus memiliki hati yang bersih. (Mazmur 66:19).
    3. Anda harus kudus dalam kehidupan sehari-hari Anda. (2 Tawarikh 7:14.)
    4. Anda harus berdoa menurut kehendak Allah. (1 Yohanes 5:14-15).
    5. Anda harus tinggal tetap di dalam Kristus. (Yohanes 15:7).
    6. Anda harus orang benar di hadapan Allah ( Yak 5:16b)

“TUHAN itu jauh dari pada orang fasik, tetapi doa orang benar didengar-Nya”.(Amsal 15:29)

“Kutuk TUHAN ada di dalam rumah orang fasik, tetapi tempat kediaman orang benardiberkati-Nya. (Amsal 3:33).

Penghalang sehingga doa kita tidak didengar dan dijawab oleh Allah :

  1. Dosa-dosa kita
  2. Kejahatan dan kefasikan kita

Dosa dan kejahatan kitalah yang menjadi tembok pemisah diantara kita dengan Allah. Dosa dan kejahatan kitalah yang menyebabkan Allah tidak menjawab dan mengabulkan doa kita. Cobalah kita baca,uraikan dan renungkan ayat firman Tuhan ini :

“ Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu. Sebab tanganmu cemar oleh darah dan jarimu oleh kejahatan; mulutmu mengucapkan dusta, lidahmu menyebut-nyebut kecurangan.” (Yesaya 59:1-3).

Apakah dosa itu ? Alkitab Firman Allah mengatakan dosa adalah pelanggaran Hukum Allah. Dan semua kejahatan adalah dosa. Jadi kalau kita tidak melakukan dan menaati (melanggar) segala perintah-Nya dan melakukan apa yang tidak berkenan kepada-Nya, berarti kita berbuat dosa dan melakukan kejahatan.

“Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah.”( 1 Yoh 3:4).

“Semua kejahatan adalah dosa, tetapi ada dosa yang tidak mendatangkan maut”. (1 Yoh 5:17).

Supaya doa kita dijawab dan didengar oleh Allah, kita harus menjadi orang benar, karena hanya doa orang benar yang didengarkan dan dijawab oleh Allah. Hanya orang benar yang dikasihi-Nya, dan diselamatkan-Nya. Kita yang dibaptis,percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat adalah orang benar. Tuhan Yesus dapat membuat kita benar dan berkenan kepada Allah melalui karya Roh Kudus.Tuhan Yesus adalah pendamaian untuk segala dosa kita. Pengakuan Iman Rasuli dan Doa Bapa Kami membuat kita benar dihadapan Allah, membuat kita berkenan kepada-Nya, dan membawa rahmat Allah bagi kita. Karena dalam pandangan Allah imanlah yang membuat kita suci dan kudus dan imanlah yang membuat kita berkenan kepada-Nya ( Bdk Ibr 11:16, Kis 26:18 ).

Sebuah kesaksian:

Ada seorang tentara Amerika yang melayani Tuhan berdiri di pinggir jalan untuk mencari tumpangan ke kota Chicago di Illinois.

Sebenarnya perbuatan "hitchhiking" ini melanggar hukum dan sangat berbahaya, tetapi tidak ada alternatif lain bagi tentara ini kecuali melakukan hal itu.

Tiba-tiba sebuah limousine warna hitam menghampiri tentara itu dan memberikan tumpangan. Tentara dan pemilik limousine tersebut saling berkenalan (siapa namanya, asalnya dari mana, kerja di mana, dsb) dan tiba-tiba Roh Kudus membisikkan dalam hati tentara ini untuk membagikan berita mengenai keselamatan di alam Kristus kepada pemilik limousine ini. Tentara itu menolak bisikan Roh tersebut, karena pikirnya, masakan saya habis melanggar hukum tiba2 memberitakan Kristus, dan terlebih lagi karena tentara ini TAKUT dipukuli pemilik limousine ini dan diturunkan di tengah jalan.

Tapi bisikan Roh Kudus tersebut sedemikian kuat sehingga tentara ini tidak tahan lagi dan berkata kepada pemilik limousine ini, "Pak, boleh nggak saya menanyakan masalah pribadi?" "Oh, boleh saja," jawab Bapak ini, "Pertanyaan apa?" "Kalau misalnya Bapak meninggal dunia besok pagi, Bapak kira-kira akan masuk surga atau masuk neraka?" "Kamu tahu nggak?" jawab Bapak ini, "Sesaat sebelum saya memberimu tumpangan, saya juga tiba-tiba memikirkan hal itu, dan saya pikir kalau saya mati besok, saya akan masuk neraka." "Bapak mau nggak saya beritahu caranya masuk surga?" tanya tentara ini.

“Oh tentu saja mau, “ jawab Bapak itu.

Tentara itu lalu mulai membagikan berita keselamatan mengenai Yesus Kristus dan menantang Bapak ini untuk menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya. Bapak itu bersedia menerima Yesus, dan ia menghentikan mobilnya di pinggir jalan dan mengajak tentara itu membimbing dia berdoa untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Air mata meleleh di pipi Bapak ini. Ia mengatakan, "Kamu tahu nggak? Malam ini kamu sudah melakukan hal yang sangat besar bagi hidup saya, saya nggak akan pernah melupakan apa yang kamu sudah lakukan bagi hidup saya Chicago, ketika tentara ini mohon diri (turun dari mobil). Bapak itu memberikan satu kartu nama sambil berkata, "Ketahuilah, hari ini anda sudah melakukan hal yang sangat penting dalam hidup saya. Kapan- kapan kalau main ke Chicago
Waktu lima tahun sudah berlalu dan tentara ini kemudian kembali berkunjung ke kota Chicago, dan ia ingat akan kartu nama yang diberikan oleh Bapak pemilik limousine ini kepadanya. Tentara ini ingin tahu kabar mengenai Bapak tersebut, dan ia datang ke alamat yang tertera di kartu nama tersebut, dan ia sampai ke sebuah gedung pencakar langit kantor pusat sebuah perusahaan raksasa di Amerika Serikat. Ia memberikan kartu tersebut kepada satpam, dan satpam itu sangat terkejut dan bertanya, "Dari mana kamu dapatkan kartu ini?" Tentara itu menjawab, "Yang empunya kartu itu sendiri yang memberikannya kepada saya." sehingga satpam itu menjawab, "Kamu naik ke lantai paling atas, sampai sana belok kiri dan kamu tanya pada sekretaris yang ada di sana."

Tentara itu naik ke lantai paling atas dan memberikan kartu nama itu kepada sekretaris yang ada di sana yang juga sangat terkejut, "Dari mana Anda dapatkan kartu ini?" Jawab tentara itu, "Wah panjang ceritanya tetapi beliau sendiri yang memberikannya kepada saya." "Bapak ini sekarang tidak ada di sini, apakah Anda ingin bertemu dengan istrinya?" "Boleh," jawab tentara itu, dan ia dipertemukan dengan istri Bapak itu yang adalah Presiden Direktur dari perusahaan raksasa tersebut.

"Dari mana kamu peroleh kartu ini?" tanya ibu (istri) tersebut. Tentara itu menceriterakan ihwal pertemuannya dengan Bapak itu dan bagaimana Bapak itu menerima Yesus sebagai penyelamatnya. Mendengar itu semua meledaklah tangis Ibu tersebut. Ia menceriterakan bahwa tak lama sesudah menurunkan tentara itu, limousine tersebut mengalami kecelakaan yang sangat fatal yang menewaskan Bapak tersebut.
hubungilah saya di alamat ini. "Dan tak lama kemudian mereka berpisah.

Ibu itu mengatakan bahwa bertahun- tahun ia berdoa supaya suaminya diselamatkan, dan ia mengira bahwa suaminya meninggal tanpa diselamatkan, sehingga ia begitu marah kepada Tuhan dan meninggalkan gereja dan pelayanannya.

Apa yang dilakukan oleh tentara itu adalah hal yang paling penting yang pernah terjadi dalam hidup Bapak itu, tetapi hal yang tidak kalah penting lagi ialah CARA Allah mengabulkan doa ibu itu.

Ibu itu sadar bahwa Allah BEKERJA di dalam doa-doa yang disampaikannya TANPA memberitahu Ibu tersebut bahwa doanya TELAH DIKABULKAN TUHAN.

Dari kisah ini kita bisa belajar; HARUSKAH Tuhan itu memberitahu kita apabila Ia bekerja dalam rangka mengabulkan doa-doa kita? TIDAKKAH mata iman kita bisa melihat bahwa di balik doa yang SEPERTINYA tidak dikabulkan oleh Tuhan itu TERNYATA Tuhan bekerja untuk mengabulkan doa-doa kita? Sedemikian cepatnyakah kita MENUDUH bahwa Tuhan itu tidak setia, Tuhan itu berbohong, Tuhan itu tidak menjawab doa-doa kita, dan Tuhan itu tidak berkenan atas doa-doa kita?

HARUSKAH Allah mengabulkan doa kita dengan cara yang SESUAI dengan cara yang kita sodorkan kepada Tuhan? Apakah kita sudah sedemikian "dijangkiti" oleh "doa instan" yang "harus dikabulkan hari ini juga," "harus dikabulkan tahun ini juga" dan lain sebagainya?

Kehidupan orang kristen tidak terlepas dari hidup didunia ini. Masalah dan persoalan selalu mendatangi kita. Terkadang sampai membuat kita putus asa dan frustasi. Mungkin saat ini anda sedang dalam kesukaran dan himpitan hidup, mungkin saat anda membaca ini anda tengah frustasi dan putus asa. Ingatlah selalu bahwa bukan hanya anda yang mengalami hal ini tapi semua penduduk dunia ini. Kekecewaan, keputus asaan dan ketidak berdayaan adalah milik manusia. Tapi lain halnya dengan Allah. Dialah yang mempunyai segala jalan keluar atas setiap persoalan dan problem didalam hidup umat manusia. Namun sayang, walaupun demikian sering kali orang kristen lupa untuk berdoa dan berharap akan pertolongan-Nya.

Kelebihan orang beriman dengan orang dunia adalah terletak pada iman itu sendiri. Mereka memiliki Allah yaitu Tuhan kita Yesus Kristus yang setiap saat selalu siap menolong kita. Dalam setiap persoalan Tuhan janji untuk memberikan kelepasan kepada kita, tapi sayangnya tidak ada yang mau berdoa dan memohonkannya kepada-Nya. Keinginan kita tidak pernah terpenuhi dan kita menjadi semakin dingin terhadap Tuhan dan juga terhadap orang-orang lain yang hidupnya lebih ‘enak’, tapi itu salah mereka sendiri. Dalam kitab Yakobus 4:2 dikatakan sebagai berikut, “Kamu mengingini sesuatu, tapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa.” Garis bawahi kata-kata terakhir itu. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa. Banyak orang Kristen bingung hanya dengan caranya sendiri dan dengan rencananya sendiri tanpa melibatkan Allah didalamnya. Mereka akan putus asa dan putus asa terus, sebab Firman Tuhan mengatakan bahwa mereka tidak berdoa !

Doa itu bukan suatu hal yang remeh dan merupakan nomer dua atau sekedar ritual untuk memperkuat keyakinan atas motivasi kita. Atau kalau saya menyebutnya jampi-jampi barang kali akan lebih tepat. Bukan! Doa itu besar kuasanya. Dalam Yakobus 5:16b dikatakan, “…Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.” Dengan doa yang penuh keyakinan maka apapun dapat terjadi. Ingatlah bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah dan juga bagi orang yang percaya (baca: Markus 9:23).

Jangan meremehkan campur tangan Allah dalam mengatasi persoalan atau mewujudkan impian atau keinginan kita. Didalam tangan Allah segala sesuatunya yang ada maupun yang tiada. Tanpa Allah tidak mungkin keinginan dan rencana kita tercapai. Amsal 19:21 mengatakan, “Banyaklah rencangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana.” Ini menunjukan bawa manusia tidak berkuasa untuk mencapai apa yang diingini. Dalam Amsal 16:3 dikatakan, “Serahkanlah perbuatanmu kepada Tuhan, maka terlaksanalah segala rencanamu.” Jelas sekali hubungan kedua ayat ini. Rancangan kita tanpa diserahkan kepada Tuhan tidak akan terlaksana. Apapun itu keinginan saudara utarakanlah kepada Allah didalam doa-doamu pasrahkan semuanya dalam tangan kuasa Allah, maka Tuhan akan mengabulkannya. Jangan hanya bingung dengan rencana dan cara kita sendiri.

Tuhan itu pemurah dan panjang sabar. Janganlah takut. Ia lebih baik dan sabar dibanding dengan gambaran kita selama ini. Jangan bodoh, Ia sendiri yang menyebut diri-Nya sebagai Bapa dan kita semua disebut-Nya sebagai anak. Bapa mana yang memberi ular kepada anaknya yang meminta ikan? Tuhan lebih dari bapa orang dunia (baca: Matius 7:9-11) Ia tidak akan menjahati atau mempermainkan keyakinan kita pada-Nya. Tuhan tahu apa yang menjadi keperluan dan keinginan kamu sebelum kamu berdoa kepada-Nya (baca: Matius 6:8)

Tapi ingatlah satu hal… Dalam Yakobus 5:16b diatas dikatakan bahwa “Doa orang benar” bukan orang berdosa. Tuhan hanya mendengarkan doa-doa orang benar. Jika ada dosa dan kesalahan bereskanlah semua itu dan bertobatlah. Dalam Mazmur 34:18 dan Mazmur 66:17-20 diceritakan bagaimana doa Daud itu didengar Tuhan selalu, karena tidak ada niat jahat didalam diri Daud. Juga dalam Yohanes 9:31 dikatakan, “Kita tahu, bahwa Allah tidak mendengarkan orang-orang berdosa, melainkan orang-orang yang saleh dan melakukan kehendakNya.” atau dalam Yesaya 1:15 jelas sekali dikatakan bahwa doa orang yang tanggannya berdosa tidak akan pernah didengarNya.

Memang tidak semua doa yang kita panjatkan akan dikabulkan oleh Tuhan. Ada doa-doa yang tidak akan pernah terkabulkan. Yaitu jika kita masih hidup didalam dosa dan jika kita meminta kepada Tuhan atas hal-hal yang salah. Dalam Yakobus 4:3 dikatakan, “Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.” Sebelum kita berdoa kepada Tuhan selidikilah apakah keinginan dan permohonan kita itu merupakan hal yang salah dan hanya demi hawa nafsu kita. Jika bukan, yakinlah akan kebaikan Tuhan, doa kamu akan dikabulkan dan kamu akan menerima sesuai dengan iman kamu (baca: Matius 21:22).

Tuhan sendiri yang menyuruh kita berdoa padaNya dalam Filipi 4:6 yang bunyinya sebagai berikut, “Jangalah hendaknya kamu kawatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.” Dengan doa maka umat Tuhan yang didalam kebutuhan dan persoalan dapat memperoleh jalan lepas dan mendapatkan apa yang diinginkannya. Tuhan sendiri yang mengatakan kepada kita supaya jangan kita kawatir, berdoa saja maka Tuhan akan menolong dan menjawab doa kita dengan dasyat. Asalkan seperti yang kita bahas tadi diatas, tidak hidup dalam dosa dan memohon hal yang digunakan untuk memuaskan hawa nafsu kita.

Sebagai akhir dari renungan ini maka saya tambahkan satu ayat sebagai penutupnya. Dalam Yohanes 16:23 dikatakan, “…Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikanNya kepadamu dalam namaKu (nama Tuhan Yesus)”. Dalam pandangan Allah imanlah yang membuat kita suci,kudus dan berkenan kepada-Nya(Bdk Kis 26:18,Ibrani 11:6).Berdoalah dengan iman didalam nama Tuhan Yesus Kristus bahwa Tuhan Yesus dapat membuat kita benar dan berkenan kepada Allah melalui karya Roh Kudus, mohonkan semua doa-doa kamu didalam nama Perantara dan Penebus kita kepada Bapa di Surga, maka doa kita akan dikabulkanNya.

Soli Deo Gloria